Anda di halaman 1dari 10

PENILAIAN KINERJA

(PERFORMANCE ASSESSMENT)

A. Pengertian Performance Assessment


Taxonomy tujuan pendidikan domain psychomotor (Simpson, 1971)
1. Persepsi (Perception), berhubungan dengan penggunaan indera untuk
mengarahkan kegiatan motorik. Mulai dari kesadaran ada stimulus sampai
kepada memilih tugas yang relevan untuk menterjemahkannya ke dalam suatu
kegiatan (performance) tertentu.
2. Kesiapan/Set, yaitu kesiapan (mental, fisik, emosi) untuk melakukan kegiatan
khusus.
3. Respon terpimpin (Guided respons), merupakan langkah permulaan dalam
mempelajari keterampilan yang kompleks, meliputi: menirukan, trial and
error. Ketetapan dari performance ditentukan oleh instruktur atau oleh kriteria
yang sesuai.
4. Mekanisme (Mechanism), merupakan performance yang menunjukkan bahwa
respons yang dipelajari telah menjadi kebiasaan dan gerakan- gerakan dapat
dilakukan dengan penuh kepercayaan dan kemahiran. Ini merupakan
performance dari bermacam-macam keterampilan.
5. Complex Overt Respons, yaitu performance yang sangat terampil dan gerakan
motorik yang memerlukan pula gerakan kompleks. Kemahiranya ditunjukkan
dengan cepat, lancar, dan tepat dengan energi minimum, tanpa ragu-ragu dan
otomatis (dilakukan dengan mudah dan terkontrol baik). Hasil ini meliputi
kegiatan motorik yang koordinasinya tinggi.
6. Penyesuaian (Adaptation), keterampilan yang telah berkembang dengan baik
sekali sehigngga individu dapat merubah pola gerakannya untuk disesuaikan
dengan persyaratan khusus untuk situasi yang bermasalah.
7. Originasi (Origination), yaitu penciptaan pola-pola gerakan yang baru untuk
menyesuaikan dengan situasi/masalah yang khusus. Hasil belajarnya
ditekankan pada kreativitas yang didasarkan pada keterampilan tingkat tinggi.

1
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

Berdasarkan taksonomi psikomotor, dapat dilihat bahwa tes performance


termasuk dalam salah satu taksonomi tujuan pendidikan domain psikomotor
tersebut.
Menurut Trespeces (1999) performance assesstement adalah berbagai
macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan kriteria-kriteria yang diinginkan. Popham (1995: 139) mendeskripsikan
performance assesstement sebagai Penilaian kinerja adalah pendekatan untuk
mengukur status siswa berdasarkan cara siswa menyelesaikan tugas yang telah
ditentukan.
Berk (1986: ix) mendeskrepsikan penilaian kinerja sebagai proses
pengumpulan data dengan pengamatan sistematis untuk pengambilan keputusan
tentang individu. Dapat ditarik pengertian bahwa, tes performa merupakan bentuk
tes yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan/perbuatan,
unjuk kerja atau keterampilan melakukan tugas-tugas tertentu. Siswa bertindak
atau mempraktekkan dan mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang
diperintahkan atau ditanyakan.

B. Karakteristik Performance Assessment


Berk (1986: ix) menjelaskan lima elemen kunci dari pengertian performance
assessment yaitu:
1. Performance assessment adalah sebuah proses, bukan tes atau perangkat
pengukuran tunggal.
2. Fokus prosesnya adalah pada pengumpulan data, dengan menggunakan
berbagai jenis instrumen dan strategi.
3. Pengumpulan data dengan observasi sistematik, dimana penekannannya adalah
pada teknik observasi dari pada menggunakan teknik paper and pencil test,
terutama pada pilihan ganda.
4. Data diintegrasikan untuk tujuan membuat keputusan yang spesifik, dimana
keputusan harus dapat memandu bentuk dan substansi penilaian
5. Subjek pembuat keputusan adalah individual

2
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

Performance Assessment memiliki dua karakteristik dasar yaitu sebagai


berikut:
1. Dalam performance assessment, peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan
kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu
aktivitas (perbuatan).
2. Produk dari performance assessment lebih penting daripada perbuatan
(performance)-nya.

Dalam hal memilih apakah yang akan dinilai itu produk atau performance
(perbuatan) tergantung pada karakteristik domain yang akan diukur. Misalnya
dalam bidang seni, seperti acting dan menari, perbuatan dan produknya sama
penting, tetapi dalam creative writing mengukur produk merupakan fokus yang
paling utama.

C. Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat
keterampilan Aspek yang dinilai pada tes performa dapat menekankan pada
proses, hasil, dan atau kombinasi dari keduanya.
1. Penilaian pada proses (bagaimana cara yang ditempuh siswa dalam
memperoleh/melakukan sesuatu secara baik, benar, dan efektif).
2. Penilaian pada hasil, misal pada pelajaran menggambar/melukis, keterampilan,
kerajinan tangan, menjahit, dll. Guru bisa saja tidak menilai prosesya, tetapi
menilai pada hasil akhir/karya siswa.

3. Proses dan hasil, di sini guru menilai setiap langkah (proses) yang dilakukan
peserta tes beserta hasil yang diperoleh. Misalnya pada tata boga, dimana
proses (mulai dari kehigienisannya) sampai dengan rasa dari produk yang
dihasilkan siswa dinilai semua.

D. Bentuk-Bentuk Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Pelaksanaan penilaian kinerja dapat dilakukan dalam beberapa alternatif,
tahapan/tingkatan realitas mulai dari yang terendah sampai tingkatan tinggi. Hal
ini bergantung pada tujuan pengajaran, maupun pertimbangan praktis (waktu,

3
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

biaya, sarana, ketersediaan perlengkapan, dsb). Adapun bentuk-bentuk penilaian


kinerja (performance assessment) adalah sebagai berikut.
1. Test tertulis (Paper and pencil Performance), bentuk ini menekankan kepada
aplikasi pengetahuan dan keterampilan dalam latar simulasi. Contoh dalam
mata pelajaran Konstruksi Tes : buatlah seperangkat kisi-kisi tes dari suatu
unit pengajaran atau buatlah daftar cek untuk mengevaluasi suatu tes prestasi,
dll.
2. Tes Identifikasi, mencakup kedalaman variasi dari situasi tes yang
mereprsentasikan derajat kenyataan lapangan yang beragam. Umumnya ini
dilakukan dalam lapangan pendidikan/lembaga industri.
Misalnya idetifikasi mengenai bagian performa tugas (misal: menemukan
konsleting pada suatu jaringan listrik) ia akan mengidentifikasi: alat-alat,
perlengkapan dan prosedur yang diperlukan untuk menangani tugas tersebut.
Contoh lain mengidentifikasi berbagai kemungkinan faktor penyebab
ketidakberfungsian suatu mesin (miisal: mobil, motor, dsb). Dalam Biologi,
mengidentifikasi perlengkapan dan prosedur yang diperlukan untuk
membimbing/melakukan suatu eksperimen, koreksi pengucapan, koreksi
prosedur pemecahan masalah, identifikasi berbagai aturan kepemimpinan yang
akan dipraktekkan dalam kelas.

3. Simulasi, lebih menekankan kepada prosedur, yaitu bagimana siswa dapat


menampilkan tingkah laku (suatu tugas) yang sama dalam situasi nyata
sebagaimana ditampilkan dalam simulasi. Misalnya: mendemonstrasikan
berenang dengan gaya dan teknik tertentu, shadowboxing, mensimulasikan
wawancara antara instruktur (perusahaan) dengan pelamar kerja suatu
pekerjaan. Ini digunakan dalam pengajaran untuk mengevaluasi tujuan. Dalam
beberapa situasi, simulasi performa siswa digunakan sebagai penilaian akhir
dari suatu keterampilan tertentu (misal: performa laboratorium kimia, latihan

4
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

menyetir).
4. Sampel kerja (work sample), ini merupakan tingkatan realisasi tertinggi. Di
sini mengharuskan siswa untuk menampilkan tugas secara aktual yang
merepresentasikan performa keseluruhan yang hendak diukur. Meliputi elemen
yang krusial dan penampilan yag terkontrol dengan standard tertentu. Setiap
performa siswa pada suatu standard kemudian digunakan sebagai bukti dari
abilitas individual (mengenai suatu tugas) dalam suatu kondisi khusus/tertentu.
Contoh dalam bidang industri, misalya, siswa diharuskan untuk melengkapi
suatu proyek dari pekerjaan tukang logam atau pekerjaan tukang kayu yang
melibatkan semua tahapan-tahapan sebagaimana dalam situasi pekerjaan
sebenarnya (menentukan, memilih/mengurutkan material, dan
mengkonstruksi).

E. Langkah-Langkah Penyusunan Performance Assessment


Salah satu alternatif pengukuran selain "paper and pencil test" adalah ujian
praktik atau penilaian keterampilan/kinerja (performance assessment). Seperti
yang telah diuraikan pada karakteristiknya, performance assessment lebih bersifat
authentic daripada paper and pencil test, karena bentuk tugas-tugasnya biasanya
lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam praktek kehidupan
sehari-hari. Berikut ini langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat
performance assessment.
1. Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja beserta
indikator indikatornya.
2. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan yang akan
memmempengaruhi hasil akhir (output).
3. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output)
yang terbaik.
4. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak
terlalu banyak, sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa

5
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

melaksanakan tugas.
5. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau
karakteristik produk yang dihasilkan.
6. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
akan diamati.
7. Jika ada, periksa kembali danbandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

Selain poin-poin di atas, hal yang perlu juga diperhatikan dalam


performance assessment adalah cara mengamati dan memberikan skor pada
kemampuan keterampilan/kinerja peserta didik yang diukur. Untuk meminimalisir
faktor subjektivitas dan memaksimalkan faktor keandalan dalam menilai atau
menskor kemampuan keterampulan atau kinerja peserta tes, dapat dilakukan
dengan memperbanyak rater. Hal itu diharapkan hasil penilaian akan menjadi lebih
reliabel.

F. Permasalah dalam Performance Assessment


Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja peserta tes (performance
assessment) sering terjadi permasalahan. Permasalah tersebut diuraikan sebagai
berikut.
1. Validitas
Karakteristik dan kompleksitas dari penilaian kinerja (performance
assessment) seringkali menimbulkan masalah dalam hal penskoran dan
keterwakilan domain yang hendak diukur. Suatu tugas dalam penilaian kinerja
(performance assessment) yang sepertinya terlihat kompleks tidak memerlukan
proses penilaian yang kompleks, sebaliknya, ada pula tugas yang terlihat
sederhana namun memerlukan lebih dari satu kemampuan dan memerlukan
proses penilaian yang kompleks.
2. Reliabilitas
Yang dimaksud permasalahan tentang reliabilitas dalam performance

6
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

assessment di sini adalah sejauh mana skor siswa dapat merefleksikan


kemampuan siswa yang sebenarny (true ability) dan bukan akibat dari
kesalahan pengukuran. Hal-hal yang dapat mempengaruhi reliabilitas pada
penilaian kinerja antara lain adalah penskoran (rating) dan pemberi skor pada
penilaian kinerja. Kesalahan yang disebabkan oleh penskor (rater) dapat
diminimalkan apabila pedoman penskoran pada penilaian kinerja (performance
assessment) dibuat dan didefinisikan sebaik mungkin. Alangkah lebih baik
dilakukan pelatihan penskoran terhadap rater sebelum penilaian kinerja
(performance assessment) dilakukan.

G. Penyusunan dan Contoh Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan
alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check
list) dan skala penilaian (rating scale). Berikut penjelasan kedua alat sebagai
penilaian unjuk kerja tersebut .
1. Daftar Cek (Check List)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(baik atau tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta
didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria
tersebut. Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua cara
mutlak, misalnya benar-salah, mampu-tidak mampu, terampil-tidak terampil
dan kategori sejenisnya. Dengan demikian, skor yang diperoleh peserta didik
bersifat rigit atau kaku dan tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih
praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.

7
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

Contoh instrumen penilaian kinerja (performance assessment) bentuk checklist


untuk penilaian praktik bengkel
Petunjuk:
Tuliskan centang pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan
terhadap kinerja siswa!
atau X Item yang dinilai Aktivitas dan Indikator (Kriteria)
..... 1. Radiator/Selang A. Mengecek radiator
B. Mengecek selang apakah ada yang
..... bocor atau pecah
..... C. Memastikan tutupnya
D. Memastikan rantai terpasang di
..... kedua ujungnya
2. Level Oli A. Cek banyaknya oli (apakah kurang
..... atau penuh)
B. Pastikan tutup oli ditutup dengan
..... rapat
C. Pastikan rantai pengisian minyak \
..... terpasang di kedua ujungnya
..... 3. Belts A. Memeriksa tegangan yang tepat
B. Periksa apakah ada keretankan atau
..... tidak
4. Generator/ A. Pastikan generator / alternator
..... Alternator yang terpasang di kendaraan
B. Goyangkan semua sambungan
..... kabel untuk merenggangkan
5. Oli filter/ Oli A. Periksa segel sekitar filter untuk
..... pendinginn kebocoran
6. Starter/ A. Pastikan mesin starter
..... Karburator
B. Pastikan semua selang terpasang
..... dengan baik
Diambil dari Berk (1986: 111)

CONTOH INSTRUMEN LABORATORIUM

2. Skala Penilaian (rating scale)


Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

8
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna.


Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 =
sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan
penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil lebih akurat.

CONTOH INSTRUMEN LABORATORIUM DAN BENGKEL

H.

DAFTAR PUSTAKA

Berk, R., A. (1986). Performance Assessment Methods & Applications. London: The
John Hopskins University Press.

Popham, W., J. (1995). Classroom Assessment What Teacher Need to Know. Boston:
Allyn anda Bacon.

Setiadi, H. (2008). Penilaian Kinerja. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan


Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional.

Simpson, E. (1971). The classification of educational objectives in the psychomotor


domain: The psychomotor domain. Vol. 3. Washington, DC: Gryphon House.

9
PENILAIAN KINERJA
(PERFORMANCE ASSESSMENT)

10

Anda mungkin juga menyukai