Anda di halaman 1dari 13

MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING (CBT)

BERBASIS KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA MESIN


DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Sunarso dan Paryanto


Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: sunarsofisuny@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjabarkan tahapan dalam pengembangan model pem-
belajaran Competence Based Training (CBT) berbasis karakter untuk pembelajaran praktik kerja mesin
di SMK; (2) menjabarkan tahapan kegiatan dalam model pembelajaran; dan (3) mengetahui kelayakan
model pembelajaran. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Research and Develop-
ment dengan tahapan: (1) studi pendahuluan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pe-
ngembangan; (2) penyusunan model konseptual; (3) melakukan validasi model melalui kegiatan FGD;
(4) merevisi model konseptual; (5) uji coba model konseptual. Hasil penelitian menunjukkan: (1) tahap
pendahuluan berupa perumusan kompetensi akademik, perumusan karakter kerja pembelajaran prak-
tik, penyusunan model konseptual, proses validasi model konseptual, revisi model konseptual, uji coba
model konseptual; (2) tahap model pembelajaran adalah eksplorasi aspek karakter terkait dengan ka-
rakter kerja praktik pemesinan, grouping, diskusi penyusunan work preparation sheet, pelaksanaan prak-
tik disertai pendampingan dan pembimbingan, proses self assessment; (3) berdasarkan hasil FGD dan
uji coba dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CBT berbasis karakter untuk pembelajaran
praktik kerja mesin di SMK layak untuk diterapkan.

Kata Kunci: pembelajaran competence based training berbasis karakter, pembelajaran praktik kerja
mesin, SMK

CHARACTER-BASED COMPETENCE-BASED TRAINING (CBT) MODEL


FOR MECHANICAL WORK PRACTICE INSTRUCTION
AT VOCATIONAL HIGH SCHOOL

Abstract: This research aimed to: (1) describe the steps in developing charater-based Competence-Based
Training (CBT) model for mechanical work practice instruction at SMK (vocational high school); (2)
describe the steps of activities in the teaching and learning model; and (3) describe the appropriate-
ness of the the teaching and learning model. This study used Research and Development approach
with the following steps: (1) preliminary study to collect information on the needs for development;
(2) drafting the conceptual model; (3) validating the model through focus group discussion (FGD); (4)
revising the conceptual model; (5) trying out the conceptual model. The results of the study show: (1)
the preliminary study constitutes formulating the academic competencies, formulating the character
of work practice instruction, drafting the conceptual model, the process of validating the conceptual
model, revising the conceptual model, trying out the conceptual model; (2) the stage of the instruct-
tional model constitues exploring the character aspects related to the character of mechanical work
practice, grouping, discussion on writing work preparation sheet, the implementation of practice follow-
ed by providing support and guidance, self assessment process; (3) based on the results of FGD and
try-out, it can be concluded that the character-based CBT instruction for mechanical work practice in-
struction at SMK is worth implementing.

Keywords: character-based competence-based training instruction, mechanical work practice instruction,


vocational high school

PENDAHULUAN juta orang. Berdasarkan tingkat pendidikan


Data Badan Statistik Nasional (BPS) tertingi yang ditamatkan, secara rinci ting-
tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat kat pengangguran tersebut adalah lulusan
pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 SD sebesar 3,64%, lulusan SMP sebesar

281
282

7,76%, lulusan SMA sebesar 9,60%, lulusan nilai karakter atau akhlak yang baik ke-
SMK sebesar 9,87%, serta lulusan perguru- pada peserta didik. Permasalahan tersebut
an tinggi sebesar 5,91%. Berdasarkan data membutuhkan renungan sehingga dirasa-
tersebut jelas terlihat bahwa tingkat pe- kan perlunya paradigma baru berkaitan
ngangguran tertinggi pada tahun 2012 ber- dengan pendidikan, akhir-akhir ini banyak
asal dari lulusan SMK. hal yang patut menjadi bahan renungan
Sementara itu, akhir-akhir ini kita di- mendalam. Misalnya, masalah akhlak atau
hadapkan berbagai permasalahan penu- karakter lulusan, kesesuaian lulusan de-
runan moral anak bangsa, dan yang lebih ngan lapangan kerja, masalah nasionalisme
memprihatinkan hal itu terjadi pada anak di tengah masa globalisasi, dan lain-lain.
usia sekolah khususnya setingkat SMA/K Mengapa lulusan pendidikan kita masih
dan mahasiswa. Fenomena kurang meng- menghasilkan lulusan yang sebagian masih
gembirakan tersebut di antaranya banyak- sanggup korupsi? Sebenarnya jiwa korup
nya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a- inilah yang menurunkan sifat berkolusi,
susila dikalangan pelajar dan mahasiswa, nepotisme, monopoli, ketidakadilan dan
pornografi, penyalahgunaan narkoba, pen- sebagainya. Akar permasalahan tersebut
curian dan pembunuhan yang dilakukan adalah rendahnya karakter individu.
oleh orang yang berstatus sebagai pelajar. Untuk menjawab tantangan sekaligus
Hal ini diperparah oleh pengaruh budaya peluang kehidupan global, Tilar (2000:19)
barat berbentuk sensate-culture dan gaya hi- mengemukakan diperlukan aktualisasi pen-
dup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, didikan nasional yang baru dengan prin-
pergaulan bebas, individualistik, kebebas- sip-prinsip: (1) partisipasi masyarakat di
an salah arah, lepas dari nilai-nilai agama dalam mengelola pendidikan (community
dan adat luhur. based education); (2) demokratisasi proses
Melihat begitu memprihatinkannya pendidikan; (3) sumber daya pendidikan
permasalahan tersebut, peran dunia pendi- yang profesional; (4) sumber daya penun-
dikan sangatlah penting dan utama dalam jang yang memadai, dan (5) membangun
usaha mengatasinya. Khususnya pendidik- pendidikan yang berorientasi pada kualitas
an vokasi sudah seharusnya ikut bertang- individu berbasis karakter. Hal tersebut se-
gung jawab untuk menciptakan lulusan jalan dengan pernyataan yang dikeluarkan
yang selain memiliki kompetensi akademik pihak Kemendiknas (2010:10), bahwa fokus
juga berkarakter unggul. Oleh karena itu, pendidikan terdiri dari tiga aspek, yaitu
menjadi keharusan untuk mengintegrasi- membangun pengetahuan, membangun ke-
kan nilai-nilai karakter dalam setiap proses terampilan (skill), dan membangun karak-
pembelajaran, tidak terkecuali dalam pem- ter.
belajaran praktik berbasis kompetensi. Berkaitan dengan kenyataan tersebut
Pembelajaran berbasis kompetensi di atas, pendidikan kejuruan yang memi-
sangat relevan untuk dilaksanakan dalam liki tujuan untuk memberikan kompetensi
pendidikan vokasi, terutama dalam meng- khususnya kompetensi produktif kepada
atasi dampak globalisasi. Namun dalam peserta didik sehingga menjadi lulusan
mengatasi dampak globalisasi tersebut, ti- yang siap pakai atau siap kerja, sudah se-
dak cukup hanya dengan memberikan kom- mestinya memiliki tanggung jawab juga
petensi akademis saja, akan tetapi yang ti- dalam menanamkan akhlak atau nilai ka-
dak kalah pentingnya adalah penanaman rakter kepada peserta didiknya. Untuk itu,

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


283

agar pembelajaran yang diselenggarakan nya: (1) membiasakan peserta didik untuk
dapat berjalan dengan efektif, baik dalam mengamalkan nilai-nilai karakter dalam
memberikan kompetensi akademis mau- segala lini kehidupan; (2) kompetensi yang
pun dalam menanamkan nilai karakter, diharapkan dalam proses pembelajaran da-
maka diperlukan inovasi pengajar dalam pat dikuasai oleh peserta didik secara mak-
menerapkan dan mengembangkan metode simal; (3) penyampaian kompetensi dalam
atau model pembelajarannya sehingga tu- proses pembelajaran dapat dilakukan de-
juan pembelajaran dapat tercapai secara ngan efektif dan efisien dalam rangka men-
maksimal, yaitu dikuasainya kompetensi ciptakan lulusan yang siap pakai dan ber-
akademis dan dimilikinya karakter yang karakter; (4) membentuk budaya akademik
baik oleh peserta didik. di lingkungan SMK; (5) meningkatkan pres-
Untuk menghasilkan lulusan yang tasi belajar peserta didik.
siap pakai sekaligus memiliki akhlak atau Pengembangan model pembelajaran
karakter yang unggul, maka sangat urgen CBT berbasis karakter diharapkan dapat
dilakukan pengembangan model pembela- memberikan sumbangan yang positif ter-
jaran CBT berbasis karakter untuk pembe- hadap output dan outcome dalam pembe-
lajaran praktik kerja mesin. Pengembangan lajaran. Oleh karena itu, penelitian ini sa-
yang dimaksud adalah pengembangan pada ngat penting untuk dilakukan dalam upa-
pembelajaran praktik berbasis kompetensi ya meningkatkan kualitas pembelajaran
(CBT) dengan mengintegrasikan nilai-nilai untuk menghasilkan lulusan yang benar-
karakter atau berbasis karakter. Dalam pro- benar sesuai dengan tuntutan pasar kerja
ses pembelajaran praktik, peserta didik di- dan memiliki karakter yang unggul.
tuntut memiliki sikap teliti, telaten, disi- Permasalahan yang akan dibahas da-
plin, peduli, mandiri, percaya diri, kemam- lam penelitian ini adalah pengembangan
puan kerja sama, jujur, dan sebagainya. Si- model pembelajaran CBT berbasis karakter
kap-sikap tersebut merupakan nilai-nilai untuk pembelajaran praktik kerja mesin
karakter yang unggul. SMK bidang teknologi dan rekayasa. Ber-
Pengembangan model pembelajaran dasarkan batasan masalah tersebut, maka
CBT berbasis karakter ini dipandang layak rumusan masalah yang akan dibahas da-
dan penting untuk dilakukan karena me- lam penelitian ini seperti berikut. Pertama,
miliki kelebihan di antaranya: (1) tersedia- bagaimanakah tahapan dalam pengem-
nya perangkat pembelajaran, antara lain: bangan model pembelajaran Competence
RPP, Silabus, materi pembelajaran atau ba- Based Training (CBT) berbasis karakter
han ajar, lembar kegiatan belajar (handout/ untuk pembelajaran praktik kerja mesin di
jobsheet), strategi pembelajaran, dan model SMK. Kedua, bagaimanakah tahapan ke-
evaluasi pembelajaran praktik, yang meng- giatan dalam model pembelajaran Compe-
implementasikan nilai karakter; (2) mem- tence Based Training (CBT) berbasis karakter
berikan arah yang jelas bagi pengajar da- untuk pembelajaran praktik kerja mesin di
lam strategi implementasi nilai karakter SMK. Ketiga, bagaimanakah kelayakan mo-
dalam pembelajaran praktik; dan (3) mem- del pembelajaran Competence Based Training
perluas wawasan dalam kaidah-kaidah (CBT) berbasis karakter untuk pembelajar-
pembelajaran. Di samping hal tersebut, pe- an praktik kerja mesin di SMK yang telah
laksanaan pembelajaran CBT berbasis ka- dikembangkan?
rakter memiliki keutamaan lain di antara-

Model Pembelajaran Competence Based Training (CBT) Berbasis Karakter untuk Pembelajaran Praktik Kerja
284

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 ten- Dengan demikian, penyusunan standar


tang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Me- kompetesi yang sesuai dengan bidang-bi-
nengah, dalam lampirannya diperlihatkan dang keahlian tertentu sangat dibutuhkan
bahwa tujuan pendidikan kejuruan/vokasi sebagai refleksi atas kompetensi yang di-
secara spesifik adalah untuk meningkatkan harapkan dimiliki oleh setiap lulusan pen-
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akh- didikan kejuruan.
lak mulia, serta keterampilan peserta didik Berkaitan dengan penguasaan kom-
untuk hidup mandiri, dan mengikuti pen- petensi, kurikulum pembelajaran pada le-
didikan lebih lanjut sesuai program kejuru- vel pendidikan kejuruan masih menggu-
annya agar dapat bekerja secara efektif dan nakan kurikulum pembelakaran berbasis
efisien, mengembangkan keahlian dan ke- kompetensi. Pembelajaran berbasis kompe-
terampilannya, menguasai bidang keahlian tensi adalah pembelajaran yang dilakukan
dan dasar-dasar ilmu pengetahuan serta dengan orientasi pencapaian kompetensi
teknologi, memiliki etos kerja tinggi, berko- peserta didik. Dengan tolok ukur pencapai-
munikasi sesuai dengan tuntutan pekerja- an kompetensi, maka dalam kegiatan pem-
annya, serta memiliki kemampuan dalam belajaran peserta didik akan terhindar dari
mengembangkan diri. mempelajari materi yang tidak perlu, yaitu
Wardiman (1998:4) mengemukakan materi yang tidak menunjang tercapainya
bahwa karakteristik pendidikan vokasi me- penguasaan kompetensi. Lebih lanjut da-
miliki ciri: (1) diarahkan untuk mempersiap- lam aspek pembelajaran, dinyatakan bah-
kan peserta didik memasuki lapangan ker- wa pembelajaran berbasis kompetensi me-
ja; (2) didasarkan atas demand-driven (ke- miliki lima karakteristik: (1) menekankan
butuhan dunia kerja); (3) ditekankan pada pada ketercapaian kompetensi peserta
penguasaan pengetahuan, keterampilan, si- didik baik secara individu maupun klasikal;
kap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh (2) berorientasi pada hasil belajar dan ke-
dunia kerja; (4) penilaian terhadap kesuk- ragaman; (3) penyampaian dalam pembe-
sesan peserta didik harus pada hands-on lajaran menggunakan pendekatan dan me-
atau performa dunia kerja; (5) hubungan tode yang bervariasi; (4) sumber belajar bu-
yang erat dengan dunia kerja merupakan kan hanya dosen tetapi juga sumber belajar
kunci sukses pendidikan vokasi; (6) bersi- lainnya yang memenuhi unsur edukatif;
fat responsif dan antisipatif terhadap kema- dan (5) penilaian menekankan pada proses
juan teknologi; (7) lebih ditekankan pada dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
learning by doing dan hands-on experience; atau pencapaian kompetensi (Depdiknas,
(8) memerlukan fasilitas yang mutakhir un- 2002).
tuk praktik; (9) memerlukan biaya investasi Karakteristik pembelajaran berbasis
dan operasional yang lebih besar daripada kompetensi menuntut pendidik untuk sela-
pendidikan umum. lu berinovasi dan berimprovisasi dalam me-
Berdasarkan pendapat di atas, jelas nentukan metode dan strategi pembelajar-
titik berat pendidikan kejuruan adalah an yang sesuai. Di samping itu, pendidik
membekali peserta didik dengan seperang- juga dituntut agar mampu menggunakan
kat keterampilan dan kemampuan (kom- strategi dalam mengintegrasikan aspek ka-
petensi) yang dapat digunakan untuk be- rakter dalam pembelajaran sehingga siswa
kerja dalam bidang tertentu atau mengem- di samping menguasai kompetensi juga me-
bangkan diri sesuai bidang keahliannya. miliki karakter kepribadian yang baik.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


285

Suyanto (2010:2) mengemukakan bah- ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidik-


wa karakter adalah cara berpikir dan ber- an karakter peserta didik sangat penting
perilaku yang menjadi ciri khas tiap indi- untuk ditingkatkan.
vidu untuk hidup dan bekerja sama, baik Hasanah (2009:2) berpendapat bahwa
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bang- pendidikan karakter seharusnya membawa
sa dan negara. Individu yang berkarakter peserta didik ke pengenalan nilai secara
baik adalah individu yang bisa membuat kognitif, penghayatan nilai secara afektif,
keputusan dan siap mempertanggungja- dan akhirnya ke pengamalan nilai secara
wabkan setiap akibat dari keputusan yang nyata. Pendidikan karakter bertujuan un-
ia buat. Karakter merupakan nilai-nilai pe- tuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
rilaku manusia yang berhubungan dengan dan hasil pendidikan di sekolah yang me-
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama ngarah pada pencapaian pembentukan ka-
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang rakter dan akhlak mulia peserta didik se-
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, cara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
perkataan, dan perbuatan berdasarkan nor- standar kompetensi lulusan. Melalui pen-
ma-norma agama, hukum, tata krama, bu- didikan karakter diharapkan peserta didik
daya, dan adat istiadat. Harefa (2008:3) me- mampu secara mandiri meningkatkan dan
nyatakan bahwa dirinya melihat karakter menggunakan pengetahuannya, mengkaji
sebagai dua hal, yaitu pertama, sebagai se- dan menginternalisasi serta mempersona-
kumpulan kondisi yang telah diberikan be- lisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
gitu saja, atau telah ada begitu saja, yang sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
lebih kurang dipaksakan dalam diri kita. hari.
Karakter yang demikian ini dianggap se- Pendidikan karakter pada tingkatan
bagai sesuatu yang telah ada dari sananya institusi mengarah pada pembentukan bu-
(given). Kedua, karakter juga bisa dipahami daya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melan-
sebagai tingkat kekuatan melalui mana se- dasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian,
orang individu mampu menguasai kondisi dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
tersebut. Karakter yang demikian ini dise- semua warga sekolah, dan masyarakat se-
butnya sebagai sebuah proses yang dike- kitar sekolah. Budaya sekolah merupakan
hendaki (willed). ciri khas, karakter atau watak, dan citra
Berdasarkan penelitian di Harvard sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
University Amerika Serikat sebagaimana Pendidikan karakter akan menumbuhkan
dinyatakan oleh Nurokhim (2007:2), ter- kecerdasan emosi siswa yang meliputi ke-
nyata kesuksesan seseorang tidak ditentu- mampuan mengembangkan potensi diri dan
kan semata-mata oleh pengetahuan dan ke- melakukan hubungan sosial dengan manu-
mampuan teknis (hard skill) saja, tetapi le- sia lain. Karakter yang berkualitas perlu di-
bih oleh kemampuan mengelola diri dan bentuk dan dibina sejak di bangku sekolah.
orang lain (soft skill). Penelitian ini meng- Sebuah sistem pendidikan yang berhasil
ungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan adalah yang dapat membentuk manusia-
sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya manusia berkarakter yang sangat diperlu-
80 persen oleh soft skill. Bahkan, orang- kan dalam mewujudkan sebuah negara ke-
orang tersukses di dunia bisa berhasil di- bangsaan yang terhormat.
karenakan lebih banyak didukung oleh ke- Zuchdi, dkk (2009:16) menegaskan
mampuan soft skill daripada hard skill. Hal bahwa ada enam aspek karakter atau nilai

Model Pembelajaran Competence Based Training (CBT) Berbasis Karakter untuk Pembelajaran Praktik Kerja
286

yang dapat diintegrasikan dalam proses memberikan kasih sayang kepada anak
pembelajaran, yaitu ketaatan beribadah, ke- didik dengan menunjukkan dan mengajar-
jujuran, tanggung jawab, kepedulian, kerja kan karakter yang bagus. Hal itu merupa-
sama, dan hormat pada orang/pihak lain. kan usaha intensional dan proaktif dari se-
Sejalan dengan pendapat tersebut menurut kolah, masyarakat dan negara untuk meng-
Suyanto (2010:2) terdapat sembilan pilar isi pola pikir dasar anak didik, yaitu nilai-
karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur nilai etika seperti menghargai diri sendiri
universal, yaitu: (1) karakter cinta Tuhan dan dan orang lain, sikap bertanggung jawab,
segenap ciptaan-Nya; (2) kemandirian dan integritas, dan disiplin diri. Hal itu mem-
tanggung jawab; (3) kejujuran/amanah, di- berikan solusi jangka panjang yang meng-
plomatis; (4) hormat dan santun; (5) derma- arah pada isu-isu moral, etika dan akade-
wan, suka tolong-menolong dan gotong ro- mis yang merupakan concern dan sekaligus
yong/kerja sama; (6) percaya diri dan pe- kekhawatiran yang terus meningkat di da-
kerja keras; (7) kepemimpinan dan keadil- lam masyarakat.
an; (8) baik dan rendah hati, dan; (9) karak-
ter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. METODE
Manullang (2009:3) secara lebih rinci Penelitian ini menggunakan pende-
menyebutkan ciri-ciri karakter SDM yang katan Research and Development yang di-
kuat meliputi: (1) religious, yaitu sikap hi- kembangkan oleh Borg and Gail (1998). Pe-
dup dan kepribadian yang taat beribadah, nelitian pada tahun pertama adalah fokus
jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong pada kegiatan eksplorasi, yaitu tahapan
menolong, dan toleran; (2) moderat, yaitu pengembangan model. Lokasi untuk ke-
memiliki sikap hidup yang tidak radikal giatan penelitian tahun I adalah industri
dan tercermin dalam kepribadian yang manufaktur (CV. Karya Hidup Sentosa/
tengahan antara individu dan sosial, ber- Kubota) untuk kegiatan studi banding da-
orientasi materi dan rohani serta mampu lam rangka analisis kebutuhan. Sedangkan
hidup dan kerja sama dalam kemajemuk- lokasi untuk uji coba model dilaksanakan
an; (3) cerdas, yaitu memiliki sikap hidup di SMK Muh. 3 Yogyakarta.
dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, Pengumpulan data penelitian ini di-
terbuka, dan berpikiran maju; dan (4) man- bagi menjadi dua bagian. Untuk penelitian
diri, yaitu memiliki sikap hidup dan ke- kualitatif data dikumpulkan dengan meng-
pribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, gunakan dokumentasi, observasi, dan wa-
menghargai waktu, ulet, wirausaha, kerja wancara mendalam kepada sejumlah nara-
keras dan memiliki cinta kebangsaan yang sumber. Untuk mengumpulkan data dari
tinggi tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai kalangan industri berupa kompetensi dan
kemanusiaan universal dan hubungan an- nilai karakter yang dibutuhkan digunakan
tarperadaban bangsa-bangsa. lembar observasi dan wawancara. Lembar
Pada intinya, bentuk karakter apa observasi juga digunakan untuk meng-
pun yang dirumuskan tetap harus berlan- amati aktivitas peserta didik selama pe-
daskan pada nilai-nilai universal. Oleh ka- laksanaan proses pembelajaran dengan
rena itu, pendidikan yang mengembang- model pembelajaran CBT berbasis karakter.
kan karakter adalah bentuk pendidikan Analisis data dilakaukan secara kualitatif
yang bisa membantu mengembangkan si- dan kuantitatif serta kemudian dipaparkan
kap etika, moral dan tanggung jawab, secara deskriptif.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


287

HASIL DAN PEMBAHASAN Input


Hasil Penelitian Input atau masukan adalah peserta di-
Penelitian diawali dengan kegiatan dik atau siswa SMK yang akan meng-
studi pendahuluan yaitu dengan mengkaji ikuti pembelajaran praktik pemesinan.
berbagai literatur dan hasil penelitian yang Model pembelajaran ini dapat diterap-
mendukung penelitian ini, peraturan dan kan dalam setiap pembelajaran praktik
pedoman penyelenggaraan pembelajaran pemesinan tanpa membedakan tingkat
praktik bengkel berdasar Kurikulum Ber- atau kelas berapa.
basis Kompetensi, identifikasi kompetensi Eksplorasi aspek/nilai karakter
yang akan dicapai, serta analisis kebutuhan Tahapan selanjutnya adalah proses eks-
terhadap pengembangan model. Kemudi- plorasi aspek/nilai karakter disesuaikan
an, tahap selanjutnya adalah observasi ke dengan karakter kerja proses pemesin-
industri manufaktur untuk menggali infor- an, yaitu kemampuan membaca gambar
masi tentang kompetensi dan aspek karak- kerja, memilih alat kerja dengan cerdas,
ter yang dibutuhkan di industri serta iklim menentukan langkah/prosedur kerja,
atau sistem kerja di industri untuk tenaga menentukan kriteria kerja, mengguna-
kerja tingkat SMK. Hasil dari kegiatan ini kan alat kerja dengan terampil, merawat
dapat dilihat dalam Tabel 1. alat kerja, menjaga sikap kerja, menjaga
lingkungan kerja, mentaati keselamatan
Tabel 1. Persentase Tingkat Kebutuhan kerja, disiplin kerja, mampu sebagai tim
Kompetensi kerja, dan kepatuhan akan peraturan
Jenis Keterangan (%) kerja. Pada proses eksplorasi ini dilaksa-
No.
Kompetensi TP CP P SP nakan dengan metode diskusi dengan
1. Akademik 1.15 7.68 34.72 56.45 bimbingan guru, dimana siswa diminta
2. Aspek karakter 0 6.78 34.42 58.80 untuk mengidentifikasi aspek atau nilai
Rerata 0.575 7.23 34.57 57.625 karakter apa saja yang harus dijalankan
bilamana mereka melaksanakan praktik
Keterangan: pemesinan. Hal ini dimaksudkan apa-
TP : Tidak Penting bila siswa sudah mampu menggali atau
P : Penting mengidentifikasi nilai karakter yang di-
CP : Cukup Penting perlukan dalam proses pembelajaran
SP : Sangat Penting praktik pemesinan, maka tentunya me-
reka telah memiliki kesadaran untuk
Hasil dari kegiatan di atas menjadi melaksanakan nilai-nilai karakter terse-
acuan dalam menyusun draf model kon- but dalam proses pembelajaran praktik
septual yang akan dikembangkan. Berda- pemesinan. Dengan demikian, apabila
sarkan draf yang telah disusun, kemudian siswa melaksanakan praktik dengan
dilakukan proses validasi melalui kegiatan prosedur yang benar, maka dengan sen-
FGD dengan melibatkan stake holders. Ber- dirinya siswa tersebut telah melaksana-
dasarkan hasil kegiatan ini, didapatkan kan nilai karakter. Pada tahapan ini,
model konseptual sebagaimana dapat di- peran guru adalah membantu meng-
lihat pada Gambar 1. arahkan dan menjelaskan setiap nilai
Tahapan model pembelajaran terse- karakter yang dapat diintegrasikan da-
but dapat dijelaskan sebagai berikut. lam pembelajaran praktik pemesinan.

Model Pembelajaran Competence Based Training (CBT) Berbasis Karakter untuk Pembelajaran Praktik Kerja
288

Grouping Penyusunan Work Preparation Sheet (Pe-


Pembentukan grup dilaksanakan oleh rencanaan Kerja)
guru dengan keanggotaan kelompok di- Sebelum melaksanakan praktik, maka
ambil secara acak. Hal ini dilaksanakan setiap siswa diwajibkan menyusun Work
sesuai dengan kaidah pembelajaran ko- Preparation Sheet (WPS) atau perencana-
laboratif sehingga siswa saling bekerja an kerja dari setiap job praktik. Secara
sama, terutama dalam proses penyusun- umum WPS berisikan urutan langkah
an Work Preparation Sheet (perencanaan kerja, alat dan mesin yang digunakan,
kerja). Maksud pembentukan grup ini perhitungan parameter pemotongan,
adalah mambiasakan siswa untuk me- prediksi waktu pekerjaan, alat dan tin-
miliki rasa toleran dan kerja sama dalam dakan keselamatan kerja. Dalam hal ini,
sebuah tim. Setelah dibentuk kelompok, WPS disusun secara berkelompok de-
maka guru dapat membagi job kerja ngan harapan siswa mampu bekerja
masing-masing kelompok, untuk selan- sama dalam tim. WPS harus disusun se-
jutnya dipelajari terlebih dahulu oleh cara runtut dan benar sehingga mampu
siswa, kemudian disusun Work Prepara- menjadi pedoman siswa dalam melak-
tion Sheet. sanakan praktik. Setelah WPS selesai
disusun oleh setiap kelompok, kemudian

Dimensi
Benda
Kerja

Self
Assessment

1. Diskusi penyusunan
Work Preparation
Sheet
2. Presentasi Output
3. Penyempurnaan Proses (Lulusan Kompeten
Guru Work Preparation Assessment & Berkarakter)
Sheet

Hasil observasi
Eksplorasi Pelaksanaan
proses dan sikap
Aspek Praktik
Input kerja
Karakter (collaborative skill)
(Siswa) Grouping

Observasi pro- Proses


ses dan sikap Pendampingan
kerja
Siswa

Gambar 1. Model Konseptual Hasil Revisi

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


289

dipresentasikan dalam kelas sehingga reka menemui kendala dalam melak-


kelompok lain dapat memberikan ma- sanakan praktik.
sukan terhadap WPS yang dipresentasi- Proses Assessment
kan oleh kelompok lain tersebut, demi- Tahapan terakhir adalah proses assess-
kian juga sebaliknya. Dalam tahapan ini, ment, yang dalam hal ini terdiri dari be-
guru berperan sebagai fasilitator dalam berapa komponen penilaian, yaitu peni-
diskusi yang dilaksanakan, dan bersama laian proses kerja, dimensi benda kerja
siswa menyempurnakan WPS yang me- dan hasil pengamatan aspek karakter
reka susun. Dalam tahapan ini nilai ka- siswa. Untuk menanamkan rasa kejujur-
rakter yang diintegrasikan adalah mam- an pada siswa, maka proses assessment
pu bekerja sama dalam tim, berani meng- dilakukan secara self assessment yaitu sis-
ungkapkan pendapat, dan toleransi. For- wa dipersilahkan memberikan point pe-
mat WPS terlampir. ngukuran terhadap dimensi benda kerja
Pelaksanaan Pembelajaran Praktik yang telah mereka kerjakan dengan
Tahapan selanjutnya adalah masuk da- menggunakan lembar assessment (terlam-
lam proses pembelajaran praktik. Siswa pir). Meskipun demikian guru juga me-
melaksanakan praktik dengan berpedo- lakukan pengukuran terhadap dimensi
man pada langkah kerja atau prosedur benda kerja yang telah dikerjakan oleh
kerja sesuai dengan WPS yang telah siswa, sehingga dapat mengecek kebe-
disusun. Sebagai salah satu alternatif job naran dari pengukuran yang telah dila-
yang dapat dipraktikan adalah job yang kukan oleh siswa. Kemudian, guru mem-
bersifat collaborative skill, artinya sebuah berikan penilaian atas hasil pembelajar-
job praktik yang terdiri dari beberapa an praktik siswa.
komponen yang kemudian dipasangkan Setelah model pembelajaran disusun,
satu dengan lainnya. Job ini dapat diker- tahapan selajutnya adalah uji coba model.
jakan secara berkelompok dimana ma- Uji coba model dilaksanakan di Jurusan
sing-masing siswa mendapatkan tugas Teknik Mesin SMK Muh. 3 Yogyakarta,
untuk mengerjakan satu komponen. Da- yaitu pada mata pelajaran praktik mesin
lam hal ini, di samping siswa harus bubut dan frais. Pada proses uji coba ini
bekerja sama, juga harus memiliki rasa tidak merubah job praktik yang sudah ada,
(sense) untuk saling menyesuaikan atau namun hanya menyesuaikan prosedurnya
toleransi sehingga komponen yang me- dengan prosedur model pembelajaran CBT
reka kerjakan dapat dipasangkan de- berbasis karakter yang telah dikembang-
ngan baik menjadi satu unit sebuah pro- kan dan mengidentifikasi terlebih dahulu
duk. Dalam pelaksanaan kegiatan prak- aspek karakter yang dapat diintegrasikan
tik ini, dapat diamati proses kerja siswa dalam pembelajaran praktik yang akan di-
dan proses integrasi nilai karakter yang laksanakan. Aspek karakter tersebut ada-
dilaksanakan oleh setiap siswa dengan lah disiplin, kerja keras, bekerja sama, jujur
menggunakan lembar observasi (terlam- dan peduli. Proses uji coba dilaksanakan
pir). Peran guru dalam kegiatan praktik dengan menggunakan metode quasi ekspe-
adalah selalu memberikan pembimbing- rimen pada dua kelas yaitu kelas TM1 dan
an dan pendampingan, sehingga siswa TM2, dimana kelas TM1 sebagai kelas kon-
segera mendapatkan solusi apabila me- trol dan kelas TM2 sebagai kelas ekspe-
rimen.

Model Pembelajaran Competence Based Training (CBT) Berbasis Karakter untuk Pembelajaran Praktik Kerja
290

Data hasil observasi terhadap tingkah pada Tabel 3. Data kecepatan kerja praktik
laku atau aktivitas siswa terkait dengan pe- dan prestasi yang dicapai siswa pada kelas
nerapan aspek karakter pada kelas ekspe- eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
rimen, dapat dilihat dalam Tabel 2. pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Data hasil observasi penerapan aspek
karakter pada kelas kontrol dapat dilihat

Tabel 2. Data Observasi Penerapan Aspek Karakter Kelas Eksperimen

Keterangan (dalam %)
Belum Terlaksana Terlaksana
No. Aspek Karakter
Terlaksana belum secara Membudaya
Konsisten Konsisten
1. Jujur 0 10 20 70
2. Disiplin 10 15 25 50
3. Kerja keras 10 20 20 50
4. Kerja sama 0 20 30 50
5. Peduli 0 15 25 60
Rata-rata 4 16 24 56

Tabel 3. Data Observasi Penerapan Aspek Karakter Kelas Kontrol


Keterangan (dalam %)
Terlaksana Terlaksana
No. Aspek Karakter Belum
belum secara Membudaya
Terlaksana
Konsisten Konsisten
1. Jujur 20 10 25 45
2. Disiplin 20 20 45 15
3. Kerja keras 10 15 40 35
4. Kerja sama 20 20 30 30
5. Peduli 10 25 20 45
Rata-rata 16 18 32 34

Tabel 4. Kecepatan Kerja dan Prestasi Siswa Kelas Eksperimen


Pertemuan Jumlah Job yang Selesai Nilai Rata-rata
4 1 85
8 3 87
10 4 87

Tabel 5. Kecepatan Kerja dan Prestasi Siswa Kelas Kontrol


Pertemuan Jumlah Job yang Selesai Nilai Rata-rata
4 1 78
8 2 76
10 3 76

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


291

Pembahasan rakter juga masih sangat dibutuhkan oleh


Penelitian tahun pertama ini telah di- pihak industri.
selesaikan dengan baik sesuai dengan pro- Hasil kegiatan studi pendahuluan
sedur dan target waktu yang telah ditetap- menjadi bahan untuk menyusun draft kon-
kan. Berdasarkan hasil penelitian dapat di- septual. Kegiatan penyusunan draft konsep-
berikan pembahasan sebagai berikut. tual diawali dengan mengidentifikasi kom-
Pada tahapan studi pendahuluan di- petensi, baik kompetensi akademik mau-
lakukan beberapa kegiatan pokok, yaitu pun aspek karakter yang akan diintegrasi-
penelusuran sumber pustaka terkait de- kan. Identifikasi aspek karakter yang akan
ngan tema penelitian yang diangkat. Sum- diintegrasikan disesuaikan dengan karak-
ber tersebut dapat berupa buku, penelitian ter kerja pembelajaran praktik kerja mesin.
baik yang pernah dilakukan orang lain Draf model konseptual awal terdiri dari ta-
maupun diri sendiri, sumber dari jurnal hapan: penjelasan aspek karakter, grouping,
dan internet, dan sebagainya. Dalam tahap- diskusi penyusunan work preparation sheet,
an ini, telah didapatkan beberapa sumber pelaksanaan praktik, proses assessment.
terkait dengan tema penelitian, yang terdiri Draf model konseptual awal tersebut,
dari 7 buku dan 8 penelitian. Hasil dari kemudian dilakukan proses validasi de-
studi pendahuluan ini adalah bahan untuk ngan melalui kegiatan FGD. FGD dilaksa-
menyusun instrumen need assessment ter- nakan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
kait dengan kompetensi yang masih rele- dengan mengundang beberapa guru bi-
van/dibutuhkan oleh pihak industri manu- dang keahlian teknik mesin dan praktisi
faktur, baik kompetensi akademik maupun dari industri serta melibatkan dua pakar
aspek karakter. Setelah instrumen tersebut (guru besar). Berdasarkan hasil kegiatan
selesai disusun, kegiatan selanjutnya ada- FGD, draf model konseptual awal men-
lah studi banding ke industri manufaktur, dapat beberapa revisi, yaitu pada proses
yaitu CV. Karya Hidup Sentosa (Kubota), penjelasan aspek karakter diganti menjadi
untuk menggali informasi terkait dengan proses eksplorasi aspek karakter dari siswa
kebutuhan keterampilan atau kompetensi dengan disertai penjelasan guru. Hal ini di-
yang masih relevan. lakukan mengingat apabila siswa sudah
Berdasarkan kegiatan studi banding mengerti dan memahami aspek karakter
diperoleh data kebutuhan industri terkait apa saja yang harus diterapkan dalam pro-
kompetensi akademik bahwa (1) 1,15% me- ses pembelajaran praktik kerja mesin, maka
nyatakan tidak penting; (2) 7,68% menyata- besar kemungkinan siswa tersebut akan
kan cukup penting; (3) 34,72% menyatakan melaksanakan aspek karakter tersebut da-
penting; dan (4) 56,45% menyatakan sangat lam proses pembelajaran. Dengan demiki-
penting. Dengan demikian, dapat disim- an, proses integrasi nilai karakter akan ter-
pulkan bahwa kompetensi akademik masih jadi secara natural apa adanya. Poin revisi
sangat dibutuhkan oleh pihak industri. yang kedua adalah pada tahapan assess-
Pada aspek karakter diperoleh data ment, sebaiknya dilakukan secara self assess-
(1) 6.78% menyatakan cukup penting; (2) ment, yang dilakukan oleh setiap siswa.
34,42% menyatakan penting; dan (3) 58,80% Hal ini dilakukan dengan maksud di sam-
menyatakan sangat penting. Dengan demi- ping membiasakan siswa dalam menggu-
kian, dapat disimpulkan bahwa aspek ka- nakan alat ukur secara benar, juga melatih
kejujuran siswa, khususnya dalam mem-

Model Pembelajaran Competence Based Training (CBT) Berbasis Karakter untuk Pembelajaran Praktik Kerja
292

berikan assessment terhadap dimensi benda Tahapan dalam mengembangkan model


kerja yang mereka hasilkan selama proses pembelajaran CBT berbasis karakter un-
pembelajaran praktik. tuk pembelajaran praktik kerja mesin di
Setelah revisi dilaksanakan, draft kon- SMK adalah studi pendahuluan, peru-
septual dilakukan proses uji coba. Uji coba musan kompetensi akademik, perumus-
dilaksanakan di SMK Muh. 3 Yogyakarta an karakter kerja pembelajaran praktik,
Jurusan Teknik Mesin pada mata pelajaran penyusunan model konseptual, proses
Proses Bubut. Uji coba dilaksanakan meng- validasi model konseptual, revisi model
gunakan desain penelitian quasi eksperi- konseptual, uji coba model konseptual.
men dengan melibatkan dua kelas sebagai Tahapan dalam pembelajaran CBT ber-
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Aspek basis karakter untuk pembelajaran prak-
pengamatan dalam tahapan uji coba ini tik kerja mesin di SMK adalah eksplo-
adalah pelaksanaan aspek karakter dan rasi aspek karakter terkait dengan ka-
prestasi belajar yang dicapai siswa. Berda- rakter kerja praktik pemesinan, group-
sarkan hasil pengamatan yang telah dida- ing, diskusi penyusunan work prepara-
patkan, terlihat bahwa pada kelas eksperi- tion sheet, pelaksanaan praktik disertai
men, siswa yang telah membudaya dalam dengan pendampingan dan pembim-
melaksanakan aspek karakter sebanyak bingan, proses assessment secara self
56%, sedangkan pada kelas kontrol hanya assessment.
sekitar 34% saja. Bila dilihat dari kecepatan Berdasarkan hasil FGD dan uji coba
kerja, pada kelas eksperimen telah menye- yang telah dilaksanakan, model pembe-
lesaikan seluruh job praktik (4 job) pada lajaran CBT berbasis karakter untuk
pertemuan ke-10, sedangkan pada kelas pembelajaran praktik kerja mesin di
kontrol pada pertemuan ke-10 baru mam- SMK layak untuk diterapkan.
pu menyelesaikan job yang ketiga. Dari sisi
prestasi, pada kelas eksperimen mendapat- UCAPAN TERIMA KASIH
kan nilai rata-rata 87, sedangkan pada ke- Ucapan terima kasih disampaikan ke-
las kontrol mendapatkan nilai rata-rata ha- pada sponsor dan seluruh pihak yang telah
nya 76. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, membantu terselenggaranya penelitian ini
terlihat jelas bahwa kelas yang menerap- hingga selesai, baik secara langsung mau-
kan model konseptual yang telah dikem- pun tidak langsung. Mudah-mudahan se-
bangkan mengalami peningkatan yang le- muanya mendapat balasan yang setimpal
bih tinggi, baik dari segi pelaksanaan aspek dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
karakter maupun prestasi pembelajaran
siswa. Dengan demikian, model pembela- DAFTAR PUSTAKA
jaran yang telah dikembangkan tersebut Badan Statistik Nasional (BPS). 2012. Data
memang efektif dalam mengintegrasikan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Badan
nilai karakter dalam proses pembelajaran Statistik nasional.
praktik kerja mesin (manufaktur).
Borg, W.R., & Gall, M. D. 1998. Educational
PENUTUP Research, an Introduction. New York:
Berdasarkan hasil penelitian yang te- Longman.
lah dilaksanakan, dapat diambil beberapa
Depdiknas. 2002. Konsep Pendidikan Berorien-
simpulan seperti berikut.
tasi Kecakapan Hidup (Life skill) melalui

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


293

Pendekatan Pendidikan Berbasis Kelas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


(Broad Base Education-BBE). Jakarta: Nomor 22 Tahun 2006 tentang Stan-
Depdiknas. dar Isi Pendidikan Dasar dan Mene-
ngah.
Harefa, Andrias. 2008. Membangun Ka-
rakter. Diambil dari: http://www.- Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karak-
goodreads.com, pada tanggal 20-01- ter. Diambil dari: http://waskita-
2010. mandiribk.wordpress.com, Tanggal
20-01-2010.
Hasanah, Aan. 2009. Pendidikan Berbasis
Karakter. Diambil dari: http://- Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan Kebudayaan
www.mediaindonesia.com, pada dan Masyarakat Madani Indonesia. Ban-
tanggal 13-01-2010. dung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kemendiknas. 2010. Pendidikan Karakter: Teo- Wardiman. 1998. Pengembangan Sumberdaya


ri dan Aplikasi. Jakarta: Kemendiknas. Manusia melalui SMK. Jakarta: PT. Ja-
yakarta Agung Offset.
Manullang, Marihot. 2009. Grand Design
Pendidikan Karakter Bangsa. Diam- Zuchdi, Darmiyati dkk. 2009. Pendidikan
bil dari: http://hariansib.com, pada Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai
tanggal 13-01-2010. Target. Yogyakarta: UNY Press.

Nurokhim, Bambang. 2007. Membangun


Karakter dan Watak Bangsa Melalui
Pendidikan Mutlak Diperlukan. Di-
ambil dari: http://www.tnial.mil.-
id/Majalah/Cakrawala, pada tanggal
20-01-2010.

Model Pembelajaran Competence Based Training (CBT) Berbasis Karakter untuk Pembelajaran Praktik Kerja

Anda mungkin juga menyukai