Anda di halaman 1dari 15

Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif

dan Sehat di Sekolah

PENERAPAN TUJUH LANGKAH MENYUSUN RENCANA DISIPLIN KELAS PROAKTIF


KARYA COLVIN DALAM PEMBUDAYAAN HIDUP AKTIF DAN SEHAT DI SEKOLAH

IMPLEMENTATION OF THE 7 STEPS OF DEVELOPING A PROACTIVE


SCHOOLWIDE DISCIPLINE PLAN BY COLVIN INTO THE ACCULTURATION OF
ACTIVE AND HEALTHY LIFE AT SCHOOL

Widodo
Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang, Kemdikbud
email: wido_wida@yahoo.com

Diterima tanggal: 15/04/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 19/08/2013; Disetujui tanggal: 02/09/2013

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk menciptakan bentuk-bentuk kegiatan sebagai suplemen
untuk mewujudkan kondisi sekolah yang kondusif bagi pembudayaan hidup aktif dan sehat
dan mengetahui hasil dari penerapan bentuk-bentuk kegiatannya. Penelitian dilakukan melalui
penelitian tindakan sekolah hingga empat siklus selama empat bulan di salah satu sekolah
menengah atas, sekolah menengah pertama, dan sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) bentuk-bentuk kegiatan yang diciptakan dapat dijadikan suplemen dalam
pembudayaan hidup aktif dan sehat di sekolah; 2) larangan berperilaku salah yang terlanjur
dibiarkan sebelumnya perlu diterapkan dengan toleransi yang longgar kemudian semakin
diperketat; 3) pembelajaran melalui kompetisi merupakan cara efektif untuk menanamkan
perilaku positif; 4) penghargaan secara berjenjang dapat mempertahankan perilaku positif;
5) pembinaan secara berjenjang dapat memperbaiki perilaku bermasalah; 6) pemasukan data
dilakukan setiap hari dan publikasinya setiap empat bulan; 7) peran instansi lain diperlukan
untuk mempertahankan program jangka panjang; 8) hasil penerapan telah menunjukkan: (a)
peningkatan kegemaran bergerak bagi siswa dan guru, kegiatan ekstrakurikuler olahraga,
kepedulian siswa terhadap kesehatan diri, kesehatan bersama, dan lingkungan; (b) perubahan
lingkungan sekolah ke arah positif; dan (c) penurunan kasus siswa tidak hadir karena sakit dan
peningkatan kebugaran.

Kata kunci: hidup aktif dan sehat, gemar bergerak, peduli kesehatan diri, peduli kesehatan
bersama, peduli lingkungan.

Abstract: This study aimed to create new forms of activities as a supplement to create the
school conditions that conducive to the cultivation of Active and Healthy Live and to know the
result of the application of forms activities. Research conducted by up to four cycles of action
research for four months in one of high schools, secondary schools, and elementary schools.The
results shown that: 1) the forms of designed activities can be used as a supplement in the
acculturation of an active and healthy life at school, 2) prohibition of misconduct that were
previously already left is necessary to be applied by loose tolerances then progressively tightened;
3) teaching learning through competition is an effective way to instill positive behavior; 4)
providing tiered reward can be maintained as a positive behavior; 5) providing tiered guidance
to improve problem behavior; 6) the data entry is done every day and it is published every four
months; 7) the existence of other institutions is necessary to sustain the long-term program; 8)
the results of the application have shown: (a) increasing penchant to move for students and
teachers, sports extracurricular activities, students awareness of self-health, collective health,
and the environment, (b) the school environment changed in a positive direction, and (c) cases
of student absence due to illness is also reduced and increasing the number of students who are
categorized fitness Good

Keywords: active and healthy living, likes to move, personal health care, health care to the
others, environmental care.

331
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

Pendahuluan anak usia di bawah lima tahun yang besarnya


Rendahnya tingkat kebugaran siswa pada semua 18,4%. Pendataan yang dilakukan oleh Pusat
tingkat satuan pendidikan di Indonesia dapat Pengembangan Kualitas Jasmani, Kemdiknas
dijadikan gambaran umum bahwa mutu program pada tahun 2009 menunjukkan adanya 14,2%
Pendidikan Jasmani (Penjas) di Indonesia masih anak laki-laki dan 10,5% anak perempuan di SD
rendah. Nuruddin (2011) menjelaskan bahwa dari yang berstatus gizi lebih. Untuk SMP, anak laki-
hasil survai yang dilakukan oleh Pusat Kesegaran laki 10,2% dan anak perempuan sebesar 6,7%.
Jasmani Depdiknas diperoleh informasi bahwa Untuk SMA, anak laki-laki 5% dan anak perempuan
hasil pembelajaran Penjas di sekolah secara umum sebesar 3,4% (Pusjas, Depdiknas 2009).
hanya mampu memberikan efek kebugaran 15 Dalam laporan penyusunan peta kemampuan
persen dari keseluruhan populasi siswa. Nuruddin gerak dasar murid SD yang dilakukan oleh Pusjas
juga mengatakan bahwa dalam penelusuran Kemdiknas (2001) dinyatakan bahwa 9,6% murid
sederhana yang dilakukan oleh Ditjen Olahraga SD tidak aktif, 54,1% kurang aktif, 34,3% aktif, dan
pada tahun 2002 melalui test Sport Search dalam 2,1% sangat aktif.
aspek yang berkaitan dengan kebugaran, siswa Survai kualitas jasmani pelajar oleh Pusjas,
SMU di Indonesia rata-rata hanya mencapai Kemdiknas pada tahun 2003 dalam Widodo (2004)
kategori Rendah menyatakan bahwa sebanyak 0,1% siswa memiliki
Ancama n pe nyak it a kiba t kurang ger ak kategori kebugaran sangat baik, 7,3% kategori
sedang dihadapi anak-anak dan remaja di dunia, baik, 39,9% kategori sedang, 44,8% kategori ku-
Asia, dan Indonesia. Ancaman tersebut sepertinya rang, dan 7,9% kategori kurang sekali. Banyaknya
dapat berlangsung dalam beberapa tahun ke siswa yang mempunyai tingkat kebugaran kurang
depan mengingat aktivitas fisik yang dilakukan dan kurang sekali merupakan suatu kondisi yang
oleh anak dan remaja juga cenderung menurun. sangat tidak diharapkan.
David dan Bassett, (2008) mengatakan bahwa Sebagai upaya meningkatkan kebugaran dan
prevalensi anak-anak yang mengalami kelebihan kesehatan anak dan remaja, perilaku hidup aktif
berat badan menunjukkan peningkatan yang dan sehat harus ditanamkan dalam diri mereka.
cukup tinggi. Hasil survai di Taiwan dan Hongkong Perilaku hidup aktif dan sehat para siswa dapat
ditemukan bahwa satu dari empat anak me- dibentuk dengan menciptakan kondisi lingkungan
ngalami masalah kegemukan (Gill, 2007). Epidemi sekolah yang mendukung perubahan perilaku.
obesitas ini paling tinggi terjadi di negara-negara Ke nyat aannya, belum b anya k se kola h ya ng
yang perkembangan ekonominya termasuk tinggi melakukan perubahan perilaku hidup aktif dan
seperti Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura. sehat atau mewujudkan sekolah yang sehat. Hasil
International Diabetes Federation (2006) meng- Pemetaan sekolah sehat menyatakan bahwa
estimasi jumlah individu yang menderita diabetes hanya 28,2% sekolah yang berstatus sebagai SD
menjelang tahun 2025 sekitar 380 juta, dan sehat (Rahmah, 2009).
setengahnya tinggal di Asia. Dari sekolah sehat yang sudah adapun juga
Indonesia yang pertumbuhan ekonominya belum menerapkan perilaku hidup aktif dan sehat
berada pada kondisi transisi juga mengalami secara baik. Pada masa-masa awal menghadapi
masalah obesitas (Gill, 2007). Sebuah survai perlombaan sekolah sehat, memang terlihat
terhadap anak-anak pra sekolah di Jakarta yang adanya budaya hidup sehat yang secara fisik
ber asal dar i ke luar ga d enga n st atus sosial dapat dilihat adanya lingkungan sekolah yang
ekonomi tinggi menemukan 16% anak mengalami bersih dan rapih. Namun, setelah menjadi juara
kegemukan (Droomers, et al. 1995). atau beberapa tahun sesudah mengikuti lomba,
Departemen Kesehatan RI (2008) berdasar- di beberapa sekolah suasana tersebut tidak
kan hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 terlihat lagi. Bahkan Model Sekolah Sehat (MSS)
menyatakan bahwa terdapat 19,1% kasus berat yang sudah dirintis pendiriannya sejak tahun 2007
badan lebih atau obesitas pada penduduk berusia belum sepenuhnya memiliki konsep dan petunjuk
di atas 15 tahun. Angka tersebut lebih tinggi dari ope rasi onal yang ba ku d alam penanam an
angka kekurangan gizi dan gizi buruk pada anak- perilaku hidup aktif dan sehat.

332
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

Hasil monitoring dan evaluasi oleh Pusjas, bentuk- bent uk k egia tan yang mendukung
Kemdiknas (2008) di beberapa model sekolah terjadinya budaya hidup aktif dan sehat. Jika
sehat (MSS) ditemukan beberapa fakta, yaitu 1) dilihat dari hukum sebab-akibat, maka masalah
belum banyak siswa yang berpartisipasi di dalam yang bersifat output tersebut merupakan akibat
ekstra kurikuler, khususnya Penjasorkes; 2) dari masalah proses yang belum kondusif untuk
banyak siswa yang memiliki daya tahan yang mewujudkan output yang sesuai dengan harapan.
rendah sehingga sering terjadi anak yang pingsan Mengingat penyusunan rencana disiplin kelas
ketika upacara bendera; 3) banyak siswa yang proaktif yang dihasilkan oleh Colvin telah berhasil
tingkat kebugarannya rendah; 4) kepedulian mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang
siswa untuk wewujudkan kebersihan lingkungan kondusi f untuk tega knya disipli n, sehingga
masih kurang; dan 5) keterlibatan siswa dalam re ncana te rseb ut d apa t di tera pkan unt uk
mewujudkan lingkungan yang teduh dan asri juga mewujudkan kondisi lingkungan yang kondusif
masih kurang. Selain itu, 1) sekolah belum memiliki unt uk p embudayaa n hi dup aktif dan sehat.
program pembudayaan hidup aktif dan sehat Na mun, unt uk m ener apka nnya masih a da
unt uk m enci ptak an siswa yang ak tif dan masalah yang perlu dipecahkan, yaitu mengenai
lingkungan sekolah yang sehat; 2) tidak tersedia bentuk kegiatan sebagai suplemen dalam setiap
rambu-rambu bagi siswa, guru, dan seluruh warga langkah tersebut. Sebab bentuk kegiatan di dalam
sekolah untuk berperilaku hidup aktif dan sehat pe nega kan disi plin ti dak dapa t la ngsung
dan hidup aktif dan sehat hanya menjadi program diterapkan di dalam pembudayaan hidup aktif dan
bagi sebagian pengurus sekolah; dan 3) tidak sehat. Untuk hal ini, menyusun bentuk kegiatan
terdapat upaya yang sistematis dalam meng- sebagai suplemen perlu dilakukan.
up ayak an b uday a hi dup akti f da n se hat di Mengacu pada latar belakang, masalah yang
sekolah. dirumuskan yaitu Bentuk kegiatan seperti apakah
Penerap an t ujuh langkah penyusunan yang dapat dijadikan suplemen agar kondisi
rencana disiplin kelas proaktif karya Colvin (2008) lingkunga n sekolah me njadi kondusif untuk
diduga dapat dijadikan alat pemecah masalah di pembudayaan?
atas, sebab karya di atas mengandung langkah Tujuan penelitian ini, yaitu untuk: 1) men-
yang sistematis dan menyeluruh meliputi seluruh ci ptak an b entuk-be ntuk ke giat an sebag ai
unsur yang ada guna mengubah perilaku siswa suplemen agar kondisi sekolah menjadi kondusif
dan warga sekolah. Oleh karena itu, dilakukanlah untuk pembudayaan hidup aktif dan sehat; dan
penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan 2) mengetahui hasil dari penerapan bentuk-
Tujuh Langkah Rencana Penegakan Disiplin Kelas bentuk kegiatan yang diterapkan dalam pembu-
yang Proaktif karya Colvin guna menanamkan dayaan hidup aktif dan sehat.
perilaku hidup aktif dan sehat terhadap siswa
pada khususnya dan masyarakat sekolah pada Kajian Literatur dan Kerangka Berpikir
umumnya. Penanaman perilaku hidup aktif dan sehat pada
dasarnya merupakan upaya pendidikan yang
Identifikasi dan Rumusan Masalah bertujuan untuk mengubah perilaku siswa dari
Dar i la tar bela kang masalah di atas dap at yang sebelumnya cenderung pasif dan berperilaku
di identifi kasi bahwa perm asal ahan dal am kurang sehat menjadi lebih aktif dan sehat. Melalui
pembudayaan hidup aktif dan sehat di sekolah penanaman atau praktik berperilaku HAS itulah
meliputi dua hal, bersifat output (produk) dan pribadi yang terlatih akan terbentuk dan akhirnya
bersifat proses. Masalah yang bersifat output menjadi kebiasaan yang positif. Hal ini sesuai
terkait dengan kondisi lingkungan yang belum dengan definisi pendidikan yang dikemukakan oleh
sepenuhnya memenuhi kriteria sehat dan perilaku Barlett, et al. (2004) Education is an activity we all
siswa yang belum mencerminkan budaya hidup feel that we know something about, having had
aktif dan sehat. Masalah yang bersifat proses practical experience. Tirtarahardja dan Sulo (2005)
terkait dengan upaya manajemen sekolah yang juga mengatakan apabila dipandang sebagai
belum optimal dalam menciptakan dan mengelola proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan

333
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

sebagai kegiatan yang sistematis dan sistemik Penanaman perilaku hidup aktif dan sehat di
mengarah kepada terbentuknya kepribadian sekolah melalui upaya pendidikan yang dilakukan
peserta didik. Berarti penanaman perilaku hidup secara bersama-sama oleh seluruh warga sekolah
aktif dan sehat melalui praktik kehidupan sehari- merupakan upaya memengaruhi siswa untuk
hari di sekolah merupakan upaya pendidikan berperilaku HAS dengan memanfaatkan dukungan
guna membentuk pribadi siswa yang aktif dan sosial, yaitu dukungan seluruh warga sekolah.
sehat. Dukung an sosia l me rup akan var iabe l ya ng
berpengaruh kuat terhadap perilaku. Penelitian
Pentingnya Pembudayaan Hidup Aktif dan terhadap para remaja wanita di Amerika Utara
Sehat Secara Proaktif menemukan bahwa dukungan sosial mempe-
Proses belajar mengajar pendidikan jasmani ngaruhi aktivitas fisik secara langsung dan juga
olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) sebanyak tidak langsung melalui variabel efikasi diri (Motl
dua jam pelajaran setiap minggunya belum et.al, 2007). Hasil yang sama juga ditemukan
menjamin terwujudnya perilaku hidup aktif dan dalam penelitian terhadap para remaja di Carolina
sehat bagi siswa secara menyeluruh. Kebugaran Selatan (Sallis, et.al., 2000; Dowda, et.al., 2007).
hanya dapat dicapai dengan melakukan aktivitas Temuan di atas mendukung teori kognisi sosial
jasmani sesuai prinsip-prinsip latihan jasmani, yang dikembangkan oleh Bandura yang menje-
yait u ov erload, spe cif ity, re ver sibi lit y, d an laskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
maintenance (Skinner, 1993), yang semua itu tidak dan menentuk an peril aku (Bandura, 19 97),
dapat dipenuhi dengan waktu yang tersedia bagi termasuk di dalamnya perilaku sehat (Bandura,
Penjasorkes. 2004). Teori kognisi sosial meliputi tiga konstruk,
Hidup aktif dan sehat merupakan syarat yaitu konstruk personal (efikasi diri, strategi
utama tercapainya warga sekolah yang bugar re gula si d iri, dan har apa n te rhad ap hasil ),
dan sehat; warga sekolah yang sudah terbiasa konstruk lingkungan (lingkungan fisik, lingkungan
dalam suasana aktif dan sehat menjadi tidak sosial, dan d ukung an sosial ), da n konstr uk
nyaman jika lingkungan sosialnya tidak mene- perilaku (kemampuan perilaku dalam bentuk
rapkan perilaku aktif dan sehat. Dengan aktivitas pengetahuan dan keterampilan).
jasmani yang berulang-ulang dan selalu mengikuti Dari teori dan beberapa temuan di atas dapat
kaida h-kaidah kesehat an, tubuh dapat ber- dimaknai bahwa untuk menanamkan perilaku
ada ptasi da lam kond isi siap ber tind ak d an ter tent u te rhad ap p ara sisw a pe rlu adanya
bekerja sehingga lebih produktif. lingkungan fisik dan sosial serta dukungan sosial
Penerapan perilaku hidup aktif dan sehat juga untuk menarik minat agar para siswa terlibat di
di lakukan di K anad a m elal ui p rogr am C SH dalamnya. Oleh karena itu, penanaman perilaku
(comprehensive school health) atau Sekolah Sehat hidup aktif dan sehat harus melibatkan banyak
Paripurna. CSH merupakan kerangka kerja yang pihak, baik secara proaktif di internal sekolah
diakui secara internasional dalam membantu maupun eksternal.
mengembangkan dan mendukung masyarakat Jika pelibatan berbagai pihak adalah kata
sekolah yang sehat. Konsorsium Bersama untuk kunci untuk keberhasilan program pembudayaan
Kesehat an Sekol ah a tau JCSH menyata kan hiduip aktif dan sehat, maka upaya manajemen
bahwa CSH merupakan framework untuk men- untuk mengatur berbagai pihak tersebut mutlak
duk ung perb aika n ha sil pend idik an m elal ui diperlukan. Tanpa upaya manajemen yang baik,
kesehatan sekolah secara terencana, terpadu dan pelibatan berbagai pihak dan koordinasi yang baik
holistik. Dari penelitiannya telah teridentifikasi tiga tidak akan terwujud.
bidang fokus utama dalam kerangka CSH, yaitu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
1) maka n se hat, 2) akti vita s fi sik, dan 3) upaya pembudayaan hidup aktif dan sehat perlu
kesejahteraan mental (www.education. gov.ab. dilakukan sebagai penguat program penjasorkes
ca/educationguide/PDF files/GuidetoEd.pdf.p.44, yang tid ak cukup waktu dan metode untuk
diunduh 21 Oktober 2013). mewujudkan peserta didik yang bugar dan sehat.
Selain itu, pembudayaan hidup aktif dan sehat

334
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

merupakan program yang berskala internasional Proses pembudayaan harus menyeluruh dan
se pert i ya ng t erja di d i Ka nada , se hing ga merupakan langkah dalam suatu kontinum untuk
Indonesia akan tertinggal jika tidak menerapkan memberikan dukungan perilaku kepada seluruh
hal tersebut. murid. Namun perlu diingat, karena populasi murid
memiliki ciri khas, yaitu membentuk kurna normal
Karakteristik Pembudayaan Hidup Aktif dan yang terdiri atas 80% kelompok berhasil, 10-15%
Sehat yang Proaktif kelompok beresiko, dan 5% kelompok khusus
Penegakan disiplin kelas proaktif karya Colvin maka rencana pembudayaan HAS sudah berhasil
(2008) merupakan usaha untuk menciptakan secara menyeluruh jika mampu mengintervensi
lingkungan sekolah guna mendukung tercapainya terhadap dua kelompok murid terakhir (kelompok
tujuan dan mengubah perilaku siswa dan seluruh 5% dan 10-15%).
warga sekolah melalui pendekatan yang menye- Untuk mencapai keberhasilan penanaman
luruh dan proaktif. Lebih lannjut, Colvin (2008) perilaku diperlukan pendekatan kepemimpinan
menyatakan bahwa sifat-sifat mendasar rencana yang m enguatkan berbasis t im, yaitu perlu
penegakan disiplin sekolah proaktif adalah: 1) dibentuk tim kepemimpinan kolektif yang unsurnya
fokus utama ; 2) pendekatan sist ematis; 3) mew akil i se luruh ke lomp ok utama dengan
pendekatan pengajaran; 4) kontinuum perilaku pembagian tugas yang jelas sejak awal. Selain
positi f; 5 ) pe ndek atan kep emim pina n ya ng itu, komitmen yang kuat dalam bentuk kese-
menguatkan berbasis tim; 6) komitmen yang kuat; pakatan dan perjanjian antaranggota kepemim-
7) proses pembuatan keputusan berdasarkan pinan perlu diwujudkan, yaitu kesepakatan bahwa
data; 8) pelestarian sistem; 9) pengembangan pembudayaan hidup aktif dan sehat merupakan
profesional yang sistematis dan berkelanjutan. prioritas utama di sekolah. Tanpa komitmen yang
Berdasarkan sifat-sifat di atas, fokus utama kuat, pembudayaan hidup aktif dan sehat tidak
dalam pembudayaan hidup aktif dan sehat adalah akan berjalan dengan lancar. Operasional yang
penanaman perilaku dan penciptaan lingkungan efektif berdasarkan tim merupakan kunci ke-
yang kondusif. Hal ini sesuai dengan kesimpulan berhasilan pelaksanaan rencana sekolah secara
Zins dan Ponti (1990) yang mengatakan bahwa menyeluruh. Untuk itu, pembagian tugas yang
seberapa pun kuatnya suatu program tidak akan je las menj adi kunciny a. D emik ian temuan
be rhasil j ika ling kungan induknya tid ak beberapa peneliti (Colvin et al., 1993; OSEP Center
mendukung. on Positive and Behavioral Interventions an Support,
Penanaman perilaku juga harus dilakukan 2004; Sprick, Sprick, & Garrison, 1992; Todd,
dengan pendekatan sistematis, yaitu dirancang Horner, Sugai, Sprague, 199) dalam Colvin (2008)
untuk menangani kebutuhan sekolah secara Pembudayaan hidup aktif dan sehat juga
menyeluruh yang mencakup murid, guru, staf , dan mem erlukan proses p embuatan kep utusan
seluruh setting yang ada. Asumsi bahwa seluruh berdasarkan data. Data dalam pembudayaan
sifat-sifatnya adalah penting, saling berinteraksi, hidup aktif dan sehat diperlukan sebagai bahan
dan berfungsi sebagai sistem yang dinamis dan evaluasi dan sekaligus menjadi alat kontrol atas
organis perlu dijadikan acuan. keterlaksanaan program.
Penanaman perilaku sebagai upaya pendi- Pembudayaan hidup aktif dan sehat juga me-
dikan memerlukan pendekatan pengajaran yang merlukan upaya pelestarian sistem sebab dalam
sistematis dan dilanjutkan dengan strategi untuk perjala nannya terjadi perubahan-pe rubahan
mendorong dan memelihara perilaku tersebut. seperti mundurnya anggota tim, masuknya siswa
Untuk itu, pendekatan experiental education ba ru, dan seba gainya. Unt uk p elestari an
(pendidikan melalui pengalaman) yang meyakini diperlukan: 1) dukungan administrasi dan birokrasi
ba hwa seluruh peng eta huan har us d imul ai pendidikan, dan 2) pengembangan profesional
dengan hubungan individu terhadap topik yang yang sistematis dan berkelanjutan.
dipelajari harus diterapkan (Laura Joplin dalam Selain dari apa yang telah diuraikan di atas,
Warren K, 1995). satu hal yang paling penting adalah peran utama
ke pala sek olah. Be bera pa p enel itia n ya ng

335
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

dirangkum oleh Colvin mengatakan bahwa apabila Peduli Kesehatan Bersama, yaitu kesediaan
kepala sekolah tidak berperan kuat dalam rencana setiap siswa untuk berperilaku hidup sehat dan
pengembangan sekolah maka proses perkem- menjaga kesehatan lingkungan di sekitarnya,
bangannya akan terseok-seok dan terpecah- sehingga tidak menyebabkan orang lain dan
pecah (Colvin,2008). Selain itu, hasil penelitian dirinya terserang penyakit. Indikator kepedulian
tentang pemeliharaan pembaruan sekolah juga terhadap kesehatan bersama dapat dilihat dari
menyimpulkan bahwa peningkatan yang ter- peran setiap siswa untuk selalu menciptakan
pelihara bergantung pada keberhasilan kepe- lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
mimpinan (Hargreaves dan Fink, 2006). Peduli Lingkungan, yakni merupakan kese-
Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan diaan setiap siswa untuk mewujudkan kelestarian
bahwa pembudayaan hidup aktif dan sehat di dan keseimbangan lingkungan. Dalam hal ini
sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) kepedulian lingkungan dapat dilihat dari peran
terfokus pada penanaman perilaku dan pen- setiap siswa menggunakan air secara hemat,
ciptaan lingkungan sekolah yang kondusif; 2) menjaga kebersihan lingkungan dan memelihara
diterapkan dengan cara yang sistematis dan atau tidak merusak tanaman.
menyeluruh; 3) meng guna kan pend ekat an Masing-masing variabel di atas, selanjutnya
pengajaran; 4) lebih menekankan pada dukungan perlu diuraikan secara operatif dalam bentuk
perilaku positif dari pada pemberian hukuman perilaku-perilaku yang diharapkan muncul atau
terhadap perilaku negatif; 5) terdapat kepe- dilakukan oleh siswa. Uraian tersebut sekaligus
mimpinan kolektif dengan pembagian tugas yang dapat menjadi rambu-rambu bagi siswa dan
jelas; 6) penanam komitmen yang kuat bagi seluruh warga sekolah untuk melakukannya.
seluruh tim kepemimpinan; 7) pembuatan kepu-
tusan berdasarkan data; 8) memiliki upaya Langkah-langkah Penegakan Disiplin Kelas
pelestarian sistem; dan 9) terdapat pengem- Proaktif Karya Colvin
bangan profesionalisme yang sistematis dan Langkah-langkah penegakan disiplin kelas proaktif
berkelanjutan. karya Colvin (2008) yang hendak dijadikan
rujukan dan diaplikasikan dalam penerapan
Indikator Keberhasilan Pembudayaan Hidup perilaku hidup aktif dan sehat di dalam penelitian
Aktif dan Sehat ini terdiri atas: 1) Pernyataan Tujuan; 2) Menyusun
Rencana pembudayaan hidup aktif dan sehat Perilaku yang Diharapkan; 3) Mengajarkan Perilaku
ditujukan untuk mencapai perilaku hidup aktif dan yang Diharapkan; 4) Mempertahankan Perilaku
sehat. Di dalam penelitian ini, perilaku hidup aktif yang Diharapkan; 5) Perbaikan Perilaku Ber-
dan sehat dibatasi pada 4 (empat) variabel yaitu: masalah (yang tidak diharapkan); 6) Mengguna-
1) gemar bergerak; 2) peduli kesehatan diri; 3) kan Data; dan 7) Mempertahankan Rencana untuk
pe duli kesehat an b ersama; dan 4) peduli Jangka Panjang. Dari langkah-langkah pokok di
lingkungan. atas, untuk selanjutnya perlu disusun bentuk
Gemar Bergerak; dimaknai sebagai kondisi kegiatannya, sehingga dapat memberdayakan
pada setiap siswa untuk menyukai aktivitas fisik sel uruh war ga sekol ah d alam mew ujud kan
yang indikatornya terlihat dari peran aktif para perilaku hidup aktif dan sehat.
siswa mengikuti aktivitas jasmani yang dilaksa-
nakan di sekolah.
Peduli Kesehatan Diri; diartikan sebagai
ke sedi aan sisw a da lam mewujudk an d an
memelihara kesehatan pribadi yang indikatornya
dapat dilihat dari ke biasaan siswa menjaga
kebersihan diri dan pakaian.

336
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

Kerangka Berpikir

PERMASALAHAN
PERMASALAHANDALAM PEMBUDAYAAN
DALAM PEMBUDAYAAN
HASIL ANTARA
HASIL ANTARA
HIDUP AKTIF DAN SEHAT (HAS) DISEKOLAH
HIDUP AKTIF DAN SE HAT (HAS) DI SEKOLAH
Diberdayakann ya seluru h warga
PERMASALAHAN
PERMASAL YANG
AHAN BERSIFAT
YANG PROSES:
BERSIFAT PROSES: Diberdayakannya seluruh warga
sekolah dalam mewujudkan peri-
Upaya
Upaya manajemen
manajemen sekol ah yang
sekolah b elubelum
yang m opt imal dalam dalam
optimal men- sekolah dalamdan sehat
mewujudkan
laku hidup aktif
c iptakan dan mengelola bentuk-bentuk kegiatan yang mendu-
menciptakan dan mengelola bentuk-bentuk kegiatan yang perilaku hidup aktif dan sehat.
kung terjadinya budaya HAS.
mendukung terjadinya budaya HAS.
PERMASALAHAN YANG BERSIFAT OUTPUT:
PERMASAL AHANyang
Kondisi lingkungan YANG BERSIFAT
belum OUTPUT:
sepenuhnya memenuhi kriteria
Kondisi lingkungan
s ehat dan perilaku yang
sis wabelum
yang sepenuhnya
belum mencmemenuhi
erminkan kriteria
budaya
HAS.
sehat dan perilaku siswa yang belum mencerminkan budaya
HAS. DAMPAK
DAMPAK (OUTCOME)
(OUTCOME)
1. Pen
1. urunan kasus
Penurunan kasus
MENERAPKAN LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN siswa yang tidak
MENERAPKAN LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN siswa yang tidak
PEMBUDAYAAN HAS MENGGUNAKAN
MENGGUNAKANPENEGAKAN
PENEGAKAN mas uk sekolah
PEMBUDAYAAN HAS masuk sekolah
karena sakit
DISIPLIN KELAS PROAKTIF KARYA COLVIN BESERTA
DISIPLIN KELAS PROAKTIF KARYA COLVIN BESERTA karena
2. Pen sakit.
ingkatan
HIPOTESIS BENTUK-BENTUK KEGIATANNYA 2. Peningkatan
keb ugaran s iswa
HIPOTESIS BENTUK-BENTUK KEGIATANNYA
3. Lin gkungansiswa
kebugaran sekolah
.
3. yan g bers ih, indah
Lingkungan
dan rapih
KELUARAN (OUTPUT) sekolah yang
KELUARAN (OUTPUT)
bersih, indah dan
1. Ditemukannya bentuk-bentuk kegiatan
kegiatanyang
yangtepat
tepatdalam
dalamsetiap rapih
setiap
langkahlangkah manajemen
manajemen pembudayaan
pembudayaan hidudan
hidup aktif p aktif dan
sehat.
sehat.
2. Terjadinya perubahan perilaku warga sekolah yang meliputi:
2. Terjadinya perub ahan perilaku warga sekolah yang meliputi:
(a) gemar bergerak; (b) peduli kesehatan diri; (c) peduli
(a) gemar berg erak; (b) peduli kesehatan diri; (c) peduli
kesehatan
kes ehatan bersama;
bersama;(d)
(d)peduli
pedulilingkungan
li ngkungan

Gambar1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Penerapan 7 Langkah Menyusun Rencana


Penegakan Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat (HAS)
di Sekolah

Dari Gambar 1 dapat dilihat adanya 2 (dua) pr ibad i), kepe duli an terhadap kesehat an
permasalahan di dalam pembudayaan hidup aktif bersama, dan kepedulian terhadap lingkungan.
dan sehat (HAS) di sekolah, yaitu permasalahan Dengan adanya perubahan perilaku tersebut
yang bersifat proses dan bersifat output. Untuk diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas
mengatasi permasalahan tersebut dilakukan hal- kesehatan siswa, sehingga kasus ketidakhadiran
hal sebagai berkut: 1) diterapkan7 Langkah siswa karena menderita sakit semakin berkurang,
Penegakan Disiplin Kelas Proaktif karya Colvin; kebugaran jasmani siswa semakin meningkat, dan
2) diciptakan bentuk-bentuk kegiatan pada setiap lingkungan sekolah menjadi bersih, indah, dan
la ngka h; 3) di tera pka nnya bentuk- bent uk rapih.
kegiatan yang telah diciptakan dalam kehidupan
sehari-hari di sekolah sebagai hipotesis tindakan. Metode Penelitian
Penerap an hipot esis tindaka n di lakukan Penelitian dilakukan dengan metode penelitian
melalui 4 (empat) siklus tindakan sehingga akan tindakan, tepatnya penelitian tindakan sekolah
did apat kan hasi l be rupa : 1) bentuk- bent uk (PTS) melalui empat siklus selama empat bulan
kegiatan yang tepat untuk terjadinya budaya HAS; (Fe brua ri-M ei 2 009) dengan meng guna kan
dan 2) terjadinya perubahan perilaku pada diri pendekatan kualitatif. Digunakannya pendekatan
peserta didik yang meliputi kegemaran bergerak, kualitatif karena penelitian ini hendak menyelidiki
kepedulian terhadap kesehatan diri (kesehatan suatu fenomena sosial dan masalah manusia pada

337
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

situasi yang alami. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian
Creswell (1998). Bentuk-bentuk Kegiatan sebagai Suplemen
Hipotesis tindakan yang diterapkan adalah Bentuk kegiatan pada langkah I (pernyataan
bentuk-bentuk kegiatan yang melibatkan seluruh tujuan) ini terdiri atas: 1) membuat pernyataan
siswa dan warga sekolah agar berperilaku hidup tujuan sebagai bentuk komitmen sekolah dalam
aktif dan sehat dengan mengikuti tujuh langkah pembudayaan hidup aktif dan sehat dibuat dalam
penyusunan rencana penegakan disiplin kelas bentuk SK kepala sekolah, mencantumkan tema
proaktif karya Colvin. Langkah-langkah tersebut hidup aktif dan sehat ke dalam visi dan misi
meliputi: 1) pernyataan tujuan; 2) menyusun se kola h, spand uk, nask ah p idat o pi mpinan
perilaku yang diharapkan; 3) mengajarkan perilaku upacara; dan 2) menyampaikan pernyataan
yang diharapkan; 4) mempertahankan perilaku melalui pengiriman SK pembudayaan hidup aktif
yang diharapkan; 5) perbaikan perilaku ber- dan sehat kepada instansi terkait, ceramah dalam
masalah; 6) menggunakan data; dan 7) memper- setiap upacara bendera, dan memasang spanduk
tahankan rencana untuk jangka panjang (Colvin, yang bertemakan budaya hidup aktif dan sehat
2008). di sisi depan sekolah.
Penentuan sampel sekolah dilakukan secara Bentuk kegiatan di atas dapat dilakukan pada
purposive sampling (sampling bertujuan, yaitu seluruh sekolah yang menjadi objek penelitian,
sekolah yang sedang dikembangkan menjadi meskipun sedikit mengalami kendala ketika
Model Sekolah Sehat (MMS). Sekolah tersebut dilakukan di sekolah menengah atas (SMA).
adalah: 1) satu SMAN di Kabupaten Majalengka, Kendala terjadi di SMAN dikarenakan kepala
2) satu SMPN di Kabupaten Lebak dan 4) satu sekolah belum siap untuk berkomitmen terhadap
SDN di Kota Kediri. pembudayaan hidup aktif dan sehat. Hal ini wajar
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: mengingat kepala sekolah tersebut masih baru
1) observasi terhadap kejadian setiap hari di dan belum mengetahui kesepakatan awal antara
sekolah selama penerapan tindakan berlangsung; kepala sekolah yang lama dengan Pusat Pe-
2) pemeriksaan dokumen tingkat kebugaran ngembangan Kualitas Jasmani untuk menjadikan
kehadiran dan jumlah siswa yang sakit sebelum sekolah tersebut sebagai sekolah yang mene-
penerapan tindakan; 3) melakukan tes dan peng- rapkan budaya hidup aktif dan sehat. Dengan
ukuran kebugaran siswa pada akhir tindakan. kejadian ini justru menguatkan pendapat yang
Te knik observa si d ila kuka n da lam bent uk dianut selama ini, bahwa pemahaman yang utuh
observasi partisipasi (participant observation) dan ter hada p suatu prog ram akan menguat kan
observasi kelompok; yaitu peneliti bersama para komitmen pimpinan terhadap program tersebut.
guru terlibat langsung dalam aktivitas sehari-hari Bentuk kegiatan pada langkah 2 (menyusun
selama empat bulan. H al ini sesuai dengan perilaku yang diharapkan) adalah menyusun
pendapat Bungin (2007) bahwa beberapa bentuk daftar perilaku positif dalam hidup aktif dan sehat
observasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan membuat poster atau pointer-pointer perilaku
kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi untuk dipasang pada tempat-tempat yang sesuai
tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak dengan isi peri laku (mi salnya, guna kan air
terstruktur. seperlunya dipasang dekat dengan kran air).
Data diolah dan dianalisis secara kualitatif dan Penyusunan perilaku di atas ternyata tidak
dijadikan bahan refleksi pada setiap siklus. Pada mudah, terutama terkait dengan kesepakatan
siklus terakhir dilakukan penetapan atas tindakan antaranggota tim kepemimpinan dan kemung-
yang diterapkan dan juga dilakukan pengukuran kinan untuk dapat diwujudkannya. Bagi sekolah
se cara kua ntit atif te rhad ap d ampa k da ri yang sebelumnya telah terbiasa dengan pem-
penerapan tindakan. biaran terhadap perilaku yang tidak aktif dan
sehat, pembahasannya menjadi panjang (misal-
kan, larangan merokok bagi seluruh penghuni dan
tamu sekolah). Namun, karena komitmen bersama
untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang

338
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

kondusif untuk pembudayaan hidup aktif dan kemampuan yang tidak seimbang. Akhirnya
sehat sudah dibangun sebelumnya, akhirnya diputuskan bahwa untuk membiasakan siswa
di sepa kati bahwa p eril aku tersebut per lu bergerak setiap hari, dilakukan dalam bentuk
diwujudkan dengan menerapkan toleransi yang bermain bebas pada saat jam istirahat dengan
longgar pad a ta hap awal nya dan sema kin cara menyediakan alat permainan dalam jumlah
diperketat pada tahap-tahap selanjutnya. yang cukup.
Bentuk kegiatan pada langkah 3 (meng- Penilaian KOLITA dilakukan sekali dalam
ajarkan perilaku yang diharapkan) terdiri atas: 1) sebulan dan hasilnya diumumkan melalui majalah
instruksi melalui pengeras suara setiap hari; 2) dinding dan pada saat upacara. Kegiatan ini tidak
ceramah umum dalam setiap upacara; 3) kom- banyak mengalami kendala; kunci kesuksesannya
petisi harian (KOHAR) , kompetisi mingguan ada pada kemauan wali kelas atau guru kelas
(KOMING), kompetisi bulanan (KOLAN), kompetisi dalam mengingatkan dan memotivasi kelasnya
lingkungan dan tanaman (KOLITA); 4) membawa untuk terus menyediakan dan memelihara tana-
sapu tangan atau tisu setiap hari; 5) keluar kelas man, taman, dan menjaga kebersihan kelas.
pada saat jam istirahat; 6) GEMES (gerakan Bentuk kegiatan lain seperti kewajiban mem-
meniru semut) dalam bentuk memungut sampah bawa sapu tangan, keluar kelas pada saat jam
pada akhir upacara bendera; 7) Keke Apek (kerja istirahat, GEMES, dan Keke Apek dapat langsung
bakti kebersihan kelas pada akhir pekan). diterapkan tanpa mengalami kendala yang berarti.
Dari bentuk-bentuk kegiatan di atas, pem- Namun, semuanya tetap memerlukan peran satu
belajaran melalui kompetisi merupakan metode orang guru sebagai penang-gungjawab.
yang paling efektif untuk menanamkan perilaku Bentuk kegiatan pada langkah 4 (memper-
hidup aktif dan sehat. Dengan kompetisi, para tahank an perilak u yang diharapkan) a dalah
siswa terlibat langsung secara aktif. Hingga dengan memberikan penghargaan kepada siswa
minggu kedua pada siklus pertama, KOHAR masih yang berperilaku positif. Bentuk kegiatannya,
belum berjalan dengan lancar, suasana semra- yai tu: 1) p embe rian penghar gaan secara
wut dan terkesan kurang terkoordinir. Hal ini berjenjang; yaitu pemberian kupon HAS terhadap
terjadi di seluruh jenjang pendidikan (SD, SMP, siswa yang berperilaku hidup aktif dan sehat
dan SMA). Namun, pada minggu keempat KOHAR secara ekstrim positif, siswa yang telah mendapat
telah berlangsung dengan lancar dan tertib, 10 Kup on d iber ikan sa tu p iaga m HAS, d an
kecuali untuk SD. penghargaan kelas diberikan terhadap kelas
Untuk KOMING dapat berjalan dengan lancar ya ng siswa nya mend apat kan piag am H AS
pada pelaksanaan/minggu ketiga bagi semua terbanyak; 2) pengumuman pemenang atau
jenjang pendidikan. Kompetisi mingguan ini dapat pemeroleh kupon dan piagam HAS dan pengu-
diterapkan untuk semua jenjang, namun untuk kuhan kelas berbudaya HAS terbaik pada setiap
SD KOMING tidak dilakukan antarkelas melainkan upacara bendera.
antarregu yang anggotanya gabungan dari kelas Pemberian penghargaan pada dasarnya tidak
3 s.d. 6. mengalami kendala, namun bentuk kupon hidup
Untuk KOLAN ternyata tidak bisa dilaksanakan aktif dan sehat dan piagam untuk SMP dan SMA
sekali dalam sebulan, melainkan sekali dalam tiga akhirny a di sera hkan kep ada sisw a untuk
bulan. Hal ini lebih terkait dengan koordinasi, menampung kreasi dan kemandirian siswa.
sebab di dalam KOLAN harus melibatkan sekolah Bentuk kegiatan pada langkah 5 (perbaikan
lain sebagai mitra tanding. perilaku bermasalah) dilakukan pembinaan secara
Khusus unt uk K OHAR di SD tida k bi sa ber jenj ang. mul ai d ari pemb eria n te gura n,
diterapkan; banyak kendala yang harus dihadapi peringatan sampai dengan pemanggilan. Teguran
dan sulit dipecahkan. Kendala tersebut adalah dilakukan oleh semua pihak terhadap siswa yang
kemandirian siswa untuk mengatur sendiri pelak- berperilaku negatif kategori ringan dan dilakukan
sanaan kompetisi dan pembentukan tim yang oleh setiap warga sekolah. Peringatan dilakukan
har us m elib atka n se luruh ke las. Kom peti si oleh wali kelas untuk SMP dan SMA dan oleh guru
antark elas tid ak d apa t di lakukan kare na kelas untuk SD, peringatan diberikan terhadap

339
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

siswa yang telah tiga kali mendapat teguran atau Hasil dari penerapan bentuk-bentuk kegiatan
berperilaku negatif kategori sedang. Pemanggilan; di atas adalah adanya perubahan perilaku siswa,
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling (BK) perubahan lingkungan sekolah, dan terjadinya
terhadap siswa yang telah mendapat peringatan dampak lebih lanjut (outcomes) sebagai akibat dari
tiga kali atau berperilaku negatif kategori berat. perubahan tersebut.
Berdasarkan rencana, pembinaan tertinggi Perubahan perilaku siswa terdiri dari gemar
untuk masalah yang berat diberikan kepala bergerak, peduli kesehatan diri, peduli kesehatan
sekolah. Namun, kenyataan hingga siklus terakhir bersama dan peduli lingkungan. Gemar bergerak;
ti dak terj adi kasus ya ng b erat , se hing ga (a) kegemaran bergerak pada diri siswa telah
diputuskan pembinaan tertinggi hanya dilakukan meningkat dengan adanya program harian dan
pada guru BK untuk SMP dan SMA, sedangkan mingguan yang diterapkan sekolah melalui sebuah
untuk SD cukup dengan guru kelas. kompetisi harian dan mingguan bagi siswa SMP
Bentuk kegiatan pada langkah 6 (menggu- dan SMA, dan bermain bebas pada jam istirahat
nakan data), yaitu pencatatan dan pemasukan di SD; (b) kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SMP
data ke program pengolah data di komputer dan dan SMA berlangsung lebih baik yang meliputi bola
publikasi data dan informasi HAS ke seluruh voli, futsal, pencak silat, bola basket, dan pecinta
sta kehold er. Kendala ut ama da lam tahap alam. Bahkan para guru pun terpengaruh untuk
penggunaan data adalah ketersediaan petugas melakukan olahraga bersama pada setiap hari
untuk memasukkan data ke dalam komputer dan Sabtu untuk SMA dan hari Jumat untuk SMP dan
ketepatan waktu petugas lapangan memberikan SD.
data ke petugas. Untuk publikasi data, waktu Peduli kesehatan diri; kepedulian siswa
yang paling sesuai dengan kondisi yang ada te rhad ap k esehatan di ri d apat dik atak an
adalah empat bulan sekali. meningkat. Hal ini terbukti dari: a) tidak ada lagi
Bentuk kegiatan pada langkah 7 (memperta- siswa SMA yang merokok di WC yang terletak di
ha nkan rencana jangka panj ang) dil akuk an belakang sekolah; b) air kran dimanfaatkan untuk
kegi atan me ningka tkan pr ofesionalisme tim cuci muka dan tangan ketika selesai beraktivitas
kepemimpinan, menyusun proposal pengajuan fisik, dan keti ka a kan meny anta p ja jana n,
dana untuk melanjutkan program, dan mela- meskipun masih ditemukan beberapa siswa yang
porkan keberhasilan program kepada instansi tidak melakukannya; dan c) pada minggu terakhir
terkait. siklus pertama seluruh siswa telah membawa
Bentuk kegiatan tersebut dapat secara efektif tissue atau sapu tangan, sehingga tidak terlihat
mempertahankan rencana untuk jangka panjang anak SD yang ingusnya dibiarkan terurai, dan
ketika terdapat instansi atau lembaga yang siswa pada umumnya (SD, SMP dan SMA) mukanya
mendukung program tersebut. Keberadaan PT menjadi bersih dan kering (bebas dari air atau
Sosro dan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani keringat yang mengalir).
merupakan dua lembaga yang menaruh perhatian Peduli kesehatan bersama; kepedulian siswa
terhadap program tersebut dan sangat diha- terhadap kesehatan bersama juga menunjukkan
rapkan perannya dalam mendukung kelang- adanya peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya:
sungan program. Dukungan dari Disdikpora a) kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
kabupaten terhadap program ini ternyata tidak (PMR) di SMP dan SMA dan dokter kecil di SD ber-
muncul, meskipun dampak positif dari program langsung le bih baik ; b) lom ba k eber siha n,
tersebut telah diketahuinya. ke inda han, dan ker apihan k elas (K3 ) ya ng
Komite sekolah yang menjadi mitra sekolah dilakukan di SD, SMP, dan SMA diikuti oleh seluruh
dal am m enge mbangkan pendidi kan seca ra kelas dan menghasilkan kelas yang lebih bersih,
konsep sangat mendukung program tersebut. indah, dan rapih; c) jarang terjadi siswa yang
Na mun, ket ika meny ang kut dana unt uk membuang ingus dan meludah di sembarang
mendukung la ngkah-langkah pembudaya an, tempat, (d) kebersihan WC/kamar kecil mulai
dukungan tersebut tidak signifikan. terjaga. Kalaupun pernah ditemukan bau pesing
di SMA dan SMP, ternyata bukan dikarenakan tidak

340
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

disiram oleh siswa, melainkan karena keter- kelas bersih setiap hari, rapi, dan indah hasil
sediaan air yang terganggu. penataan dan pengecatan siswa sesuai dengan
Peduli lingkungan; kepedulian siswa terhadap kreasi mereka. WC/kamar kecil lebih bersih dan
lingkungan meningkat terlihat atas: a) berku- tidak tercium bau pesing selagi persediaan air
rangnya sampah/hampir tidak ada sampah yang tercukupi, dan tidak digunakan untuk merokok.
ber sera kan; b) tida k te rjad i ke gaduhan di Dampak lebih lanjut (oucomes) dari kondisi
sepanjang teras sekolah ketika PBM berlangsung; yang te rcip ta sebag ai hasil dar i pe nera pan
c) dengan adanya KOLITA tanaman tambahan/ tindakan dapat dilihat dari kondisi siswa kelompok
tanaman pot di teras sekolah dan tanaman per- beresiko (kelompok 15%) dan kelompok khusus
manen pada taman sekolah semakin bertambah; (kelompok 5%). Jumlah kasus berupa siswa tidak
d) berkurangnya jumlah dan frekuensi kerusakan masuk karena sakit menunjukkan penurunan dari
pad a sa rana keb ersi han/ kran air ; e) tid ak semester ganjil 2008 hinggaakhir semester genap
terdapat siswa yang menginjak rumput pada (Juli 2008 s.d. Mei 2009). Hal ini terjadi di SD, SMP
taman; dan f) tidak terdapat coretan pada dinding maupun SMA seperti yang tercantum pada Diagram
sekolah dan kelas kecuali gambar yang sengaja 1.
dibuat untuk menghias dinding kelas di SMA. Dari Diagram 2 dapat dilihat bahwa tingkat
Perubahan lingkungan sekolah; terjadinya kebugaran bagi siswa kelompok beresiko dan
perubahan lingkungan sekolah meliputi sarana kelompok khusus menunjukkan adanya pening-
olahraga, ruang UKS, ruang kelas, dan WC/kamar katan setelah diberikan tindakan, meskipun tidak
kecil. Sarana Olahraga: a) halaman SD menjadi ada di antara mereka yang tingkat kebugarannya
lebih kondusif untuk bermain bagi anak-anak, Baik Sekali. Meskipun tidak ada yang kebu-
lapangan olahraga SMP menjadi lebih baik sebagai garannya berkategori baik sekali, namun untuk
kepedulian sekolah dan komite sekolah untuk kategori Baik terjadi peningkatan dari 3%
mewujudkan sarana olahraga yang baik, dan menjadi 18% untuk SD, dari 6% menjadi 22%

Diagram1. Jumlah Kasus Siswa Sakit dari Bulan Juli 2008 Mei 2009

lapangan olahraga SMA menjadi lebih baik sebagai untuk siswa SMP, dan dari tidak ada menjadi 25%
hasil pengecatan para siswa secara swadaya; untuk SMA. Selain meningkat jumlah siswa yang
dan b) tersedia alat olahraga yang disediakan memiliki kebugaran dengan kategori Baik, jumlah
siswa di SD dan SMP (raket dan bola), dan matras sisw a yang memili ki kate gori K urang dan
alternatif buatan siswa SMA; 4) alat olahraga yang Kurang Sekali juga menurun. Hal ini menun-
standar menjadi terpelihara. Ruang UKS; (a) ruang jukkan adanya kemajuan, yang berarti penerapan
UKS bersih dan rapi setiap hari terjadi di SD, SMP perilaku hidup aktif selama empat bulan mem-
dan SMA; (b) alat-alat yang tersedia di ruang UKS punyai dampak yang positif.
berfungsi dengan baik. Ruang kelas; seluruh ruang

341
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

Diagram 2. Persentase Tingkat Kebugaran Sebelum Tindakan (November 2008)


dan Sesudah Tindakan (Juni 2009) Bagi Siswa Kelompok Beresiko dan Khusus

Simpulan dan Saran Be ntuk keg iata n pa da lang kah keti ga


Simpulan (mengajarkan perilaku yang diharapkan) berupa
Bentuk-bentuk Kegiatan sebagai Suplemen pengajaran melalui instruksi setiap hari melalui
dalam Pembudayaan HAS pengeras suara, ceramah umum dalam setiap
Bentuk-bentuk kegiatan dalam langkah pertama upacara, kompetisi, membawa sapu tangan atau
(pernyataan tujuan) berupa pembuatan surat tisu setiap hari, keluar kelas pada saat jam
kep utusan ( SK) kepa la sekol ah d an m em- istirahat, gerakan meniru semut (GEMES), dan
pub lika sika n ke pada instansi te rkai t, p en- kerja bakti kebersihan kelas pada akhir pekan
cantuman tema hidup aktif dan sehat ke dalam (Keke Apek).
visi dan misi sekolah, pembuatan dan pema- Pembelajaran melalui kompetisi merupakan
sangan spanduk di sisi depan sekolah, dan penyu- metode yang paling efektif untuk menanamkan
sunan naskah pidato upacara dan disampaikan perilaku hidup aktif dan sehat. Kompetisi harian
dalam setiap upacara bendera. Seluruh bentuk (KOHAR) dapat berlangsung secara lancar dan
kegiatan ini secara umum dapat diterapkan di tertib setelah tiga minggu diterapkan bagi siswa
jenjang SD, SMP, dan SMA dengan syarat terdapat SMP dan SMA, namun untuk siswa SD hal ini tidak
pemahaman yang memadai bagi kepala mengenai dapat diterapkan, sehingga harus digantikan
pentingnya pembudayaan HAS. dengan bermain bersama di halaman sekolah.
Bentuk-bentuk kegiatan pada langkah kedua Kompetisi mingguan (KOMING) dapat berjalan
(menyusun perilaku yang diharapkan) berupa dengan lancar setelah dua kali diterapkan dan
penyusunan daftar perilaku positif dalam HAS dan dapat diberlakukan bagi siswa SD, SMP, dan SMA.
pembuatan poster atau pointer-pointer perilaku namun untuk SD tidak dilakukan antarkelas
untuk dipasang pada tempat-tempat yang sesuai melainkan antarregu yang anggotanya gabungan
dengan isi perilaku. Poster dan pointer yang berisi dari kelas 3 s.d. 6. Kompetisi bulanan (KOLAN) sulit
larangan terhadap perilaku salah yang sebe- untuk dila ksanakan sek ali dala m se bula n,
lumnya dibiarkan seperti larangan merokok bagi melainkan sekali dalam tiga bulan. Kompetisi
penghuni dan tamu sekolah, perlu diwujudkan pemeliharaan tanaman (KOLITA) penilaiannya
dengan menerapkan toleransi yang longgar pada dilakukan sekali dalam sebulan dan hasilnya
tahap awalnya dan semakin diperketat pada diumumkan melalui majalah dinding dan pada
tahap-tahap selanjutnya. saat upacara.

342
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

Pembelajaran dalam bentuk lainnya seperti Per ubahan l ain yang ter jadi ada lah
kewajiban membawa sapu tangan, keluar kelas perubahan lingkungan sekolah ke arah yang lebih
pada saat jam istirahat, GEMES, dan Keke Apek positif; halaman sekolah menjadi lebih kondusif
dapat langsung diterapkan dengan memerankan untuk bermain bagi para siswa, tersedia alat
satu orang guru sebagai penanggungjawab. olahraga yang dibawa atau dibuat oleh siswa, alat
Bent uk kegi atan pa da lang kah kee mpat olahraga terpelihara dengan baik, ruang UKS dan
(mempertahankan perilaku yang diharapkan) kelas menjadi bersih setiap hari, rapi, dan indah,
berupa pemberian penghargaan kepada siswa alat-alat yang tersedia di ruang UKS berfungsi
yang berperilaku positif secara berjenjang; yaitu dengan baik, WC/kamar kecil lebih bersih dan
mulai dari pemberian kupon HAS dan piagam HAS tidak tercium bau pesing.
terhadap perorangan hingga pemberian peng- Dampak lebih lanjut (oucomes) dari pene-
hargaan terhadap kelas, pengumuman pemenang ra pan pemb uday aan HAS ada lah terj adinya
perorangan, dan pengukuhan kelas berbudaya penurunan jumlah kasus siswa yang tidak masuk
HAS terbaik pada setiap upacara bendera. sekolah dikarenakan sakit. Selain itu, juga terjadi
Be ntuk keg iata n pa da lang kah keli ma peningkatan kebugaran bagi siswa kelompok
(perbaikan perilaku bermasalah) berupa pem- beresiko dan kelompok khusus. Siswa yang
binaan secara berjenjang mulai dari pemberian memi liki ke bugara n denga n kateg ori Baik
teguran, peringatan sampai dengan pemanggilan. meningkat dari 3% menjadi 18% untuk SD, dari
Pembinaan pada jenjang tertinggi cukup dilakukan 6% menjadi 22% untuk siswa SMP, dan dari tidak
oleh guru bimbingan dan konseling (BK) dan tidak ada menjadi 25% untuk SMA. Jumlah siswa yang
melibatkan kepala sekolah. memiliki kebugaran kategori Kurang dan Kurang
Be ntuk keg iata n pa da lang kah keenam Sekali juga menurun.
(menggunakan data) berupa pencatatan dan
pemasukan data ke program pengolah data di Saran
komputer dan publikasi data dan informasi HAS Mengaacu pa da Simpulan, beb erap a sa ran
ke seluruh stakeholder sekali dalam empat bulan. dirumuskan sebagai berikut. Pertama, pem-
Untuk hal ini diperlukan satu orang petugas belajaran menggunakan metode kompetisi perlu
khusus. di tera pkan secara massal meng inga t ca ra
Be ntuk keg iata n pa da l angk ah k etuj uh tersebut cukup efektif dalam mengubah perilaku
(mempertahankan rencana jangk a panjang) siswa, khususnya dalam kegemaran bergerak,
berupa peningkatan profesionalisme tim kepe- kepedulian kesehatan diri, kesehatan bersama,
mimpinan, menyusun proposal pengajuan dana dan lingkungan. Selain itu kompetisi juga dapat
untuk melanjutkan program, dan melaporkan membentuk jiwa kompetitif dan sportivitas. Kedua,
keberhasilan program kepada instansi terkait. penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif
Untuk hal ini diperlukan keterlibatan lembaga lain untuk penerapan perilaku hidup aktif dan sehat
sebagai pendukung program. perlu dijadikan salah satu variabel di dalam
penilaian dan evaluasi kinerja sekolah. Ketiga,
Hasil Penerapan Bentuk-bentuk Kegiatan perlu dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya
Dari penerapan bentuk-bentuk kegiatan di atas pembudayaan hidup aktif dan sehat bagi para
te rjad i pe ruba han per ilak u si swa berupa kepala sekolah untuk terciptanya komitmen yang
peningkatan kegemaran bergerak, peningkatan kuat terhadap pembudayaan tersebut. Keempat,
kegiatan ekstrakurikuler olahraga, dan para guru untuk memperbaiki perilaku yang salah dianjurkan
pun terpengaruh untuk melakukan olahraga untuk tidak menerapkan hukuman terhadap siswa
bersama. Selain itu, para siswa juga semakin yang salah, melainkan cukup dengan pembinaan.
meningkat kepeduliannya terhadap kesehatan Kelima, Memperbanyak pemberian penghargaan
dirinya, kesehatan bersama, dan lingkungan. merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk
mempertahankan perilaku positif yang sudah
terbentuk.

343
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 3, September 2013

Pustaka Acuan

Bandura, A. 1997. Self efficacy: The exercise of control. New York: Freeman

Bandura, A. 2004. Health promotion by social cognitive means. Health Education and Behavior, 31(2):
143-164.

Barlett, S., Burton, D., Peim, N. 2004. Introduction to Education Studies London: SAGE Publication
Company.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.

Colvin, G. 2008. 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif. Terj. Lestari Henni 2008,
Jakarta: Indeks.

Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.

David, R., & Bassett, J.R. 2008. Physical activity of canadian and american children: a focus on youth
amish, mennonite, and modern cultures. Applied Physiologi Nutrition Metabolism. 33, 831-835

Dowda, M., Dishman, R.K., Pfeiffer, K.A. 2007. Family Support for Physical Activity in Girls From 8th -12nd
Grade in South Caroline. Prevention Medicine, 44, 153-159.

Droomers M, Gross R, Schultink W, Sastroamidjojo S. 1995. High socio-economic class preschool


children from Jakarta, Indonesia are taller and heavier than NCHS reference population.
European Journal Clinical Nutrition, 49, 740-744.

Gill, T. 2007. Young People with Diabetes and Obesity in Asia. Growing Epidemic. Diabetes Voice. 52, 20-
22.

Hargreaves, A., & Fink, D. 2006. Sustainable Leadership, Sanfransisco, CA: Jossey-Bass.

International Diabetes Federation. 2006. Diabetes Atlas 3rd Edition. IDF. Brussels.

JCSH, (www.education.gov.ab.ca/educationguide/PDF_files/GuidetoEd.pdf.p.44) diunduh 21 Oktober


2013.

Motl, R.W., Dishman, R.K., Saunders, R.P. 2007. Perception of physical and social environment
variables and self-efficacy as correlates of self-reported physical activity among adolescen
girls. Journal Pediatric Psychology, 32, 6-12.

Nuruddin, P. 2011. Isu, Tantangan dan Masa Depan Pendidikan Jasmani dan Olahraga; Jurnal Ilmiah
SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2.

Pusat Kesegaran Jasmani. 2001. Laporan Penyusunan Peta Kemampuan Gerak, Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani. Kemdiknas, Jakarta.

Pusat Kesegaran Jasmani. 2009. Laporan Kegiatan Penelitian Tindakan Pendidikan dan Pembudayaan
HAS di Sekolah, Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Kemdiknas. Kemdiknas, Jakarta.

Rahmah, A. 2009. Peta Sekolah Dasar Sehat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, No.2,
edisi Juni 2009.

Sallis, J.F., Prochaska, J.J., & Taylor, W.C. 2000. A review of correlates of physical activity of children and
and adolescents. Medicine science Sport Exercise, 32, 963-975.

344
Widodo, Penerapan Tujuh Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif Karya Colvin dalam Pembudayaan Hidup Aktif dan Sehat di Sekolah

Skinner, JS. 1993. Exercise Testing and Exercise Prescription for Special Cases, Theoritical Basis and
Clinical Application 2th Edition. Philadelphia/London: LEA & FEBIGER.

Tirtarahardja, U. & Sulo L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Warren, K., Sakofs,M., Jasper,S. (eds). 1995. The Theory of Experiental Education 3th Editon . Dubuque,
Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

Widodo. 2004. Makalah Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, pada
tanggal 4-5 Mei 2004 di Puncak, Bogor.

Zins, J.E., & Ponti, C.R. 1990. Best Practices in School-Based Consultation. In A. Thomas & J. Grimes
(Eds.) Best Practices in School Psychology-II (pp.673-694). Washington, DC: National
Assosiation of School Psychologist.

345

Anda mungkin juga menyukai