Setelah cukup lama tinggal dengan majikannya, Paing ingin hidup mandiri.
Paing : saya aya merasa kita sudah harus hidup mandiri. Sudah cukup lama
kita tinggal dengan majikandi bengkel mebel.
Istri : saya juga sudah merasa gak enak, kang, terlalu lama ikut dirumah
majikanmu. Apa tidak sebaiknya, kita hidup mandiri?
Paing : kamu tidak keberatan jika kita hidup mandiri?
Istri : tidak, kang. Justru saya senang.
Paing : baiklah. Nanti saya akan berbicara dengan majikan.
Keesokan harinya.
Istri : sudah jadi dibicarakan, kang?
Paing : sudah
Istri : bagaimana tanggapan beliau?
Paing : agak keberatan, tapi saya sudah meyakinkan beliau
Istri : syukurlah
Paing : setelah kita keluar dari rumah majikan, kita harus melirik usaha apa
yang bisa kita lakukan
Istri : iya, kang. Itu akan menjadikan kita lebih merdeka
Paing : bagaimana jika kita gagal nanti?
Istri : kita harus tetap berusaha, mas. Kita percayakan kepada yang
member hidup. Jangan mudah putus asa.
Paing : baiklah
Istri : kang, usaha apa yang akan kita lakukan?
Paing : kemarin pagi, aku pergi ke pasar dan melihat tukang becak dan
supir angkot kelaparan. Jadi, mungkin kita akan berdagang buah buahan di sekitar
kawasan itu.
Istri : baiklah, kang. Pagi sekali aku akan bangun dan menyiapkan semua
keperluan dagangnya.
Dipagi harinya Paing segera bergegas kepasar, menghadang para tengkulak
menurunkan dagangannya. Dan setiap hari istrinya menabung dengan menyisihkan
belanjaannya seperti beras, gula, minyak, dsb.
Anak : bu aku sudah besar, dan aku ingin dikhitani seperti teman-
temanku.
Istri : iya nak, ibu akan menggelar acara khitanan yang sama seperti
teman-temanmu
Anak :terimakasih bu.
Namun benar kata orang cobaan selalu menimpa siapapun. Di pasar jualannya kena
gusur. Tubuh paing lemas.
Ketika akhir bulan semua dikumpulkan, dari pembantu sampai sopir.satu persatu
dipanggil untuk menerima gaji. Tiba pada giliran dia segalanya terasa hambar. Ia
yakin isi amplop itu jumlahnya pas seperti didengar istrinya di telepon rumah tante.
Ia serahkan amplop itu pada istrinya. Anak-anaknya menghambur penuh
kerinduan. Suka-cita membayangkan di wajah mereka. Ia sendiri hambar.
Istri :ada apa, kang ? (selidik istrinya)
Paing :besok
Istri :mau kembali pagi sekali,ya?
Paing : aku ingin ke pasar, berkelahi!