Anda di halaman 1dari 5

Mikroba adalah organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat melakukan

aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti bakteri dan virus,
dan eukaryot seperti alga, protozoa. Mikroba sangat berperan dalam kehidupan
(Nester, Anderson, Robert, Nester, 2009). Mikroba terdiri dari bakteri, jamur, dan
virus. Secara umum, tiap mikroba mempunyai morfologi dan struktur anatomi
yang berbeda (Waluyo, 2004). Perhitungan jumlah sel mikroba dapat dinyatakan
dengan dua cara, yaitu perhitungan jumlah sel dan massa sel. Untuk hitungan
jumlah sel diantaranya secara mikroskopik, metode cawan dan MPN (Most
Probable Number). Sedangkan untuk hitungan massa sel meliputi cara volumetrik,
gravimetri, dan turbidimetri.
A. Perhitungan jumlah sel mikroba
1. Metode hitungan cawan
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroorganisme yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium Agar maka sel mikroorganisme tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop.
2. Metode Most Probable Number (MPN)
Berbeda dengan metode cawan dimana digunakan medium padat (Agar),
dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang
ditumbuhi oleh mikroorganisme setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung Durham untuk mikroorganisme
pembentuk gas. Pada umumnya untuk setiap pengenceran digunakan 3 atau 5 seri
tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih
tinggi tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak.
3. Perhitungan secara mikroskopik
Hitungan secara mikroskopik menggunakan alat pembesar untuk
menghitung jumlah sel.Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung.
a. Perhitungan Secara Langsug
1. Metode Petroff-Hauser
Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu
dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang
digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah cairan
yang terdapat antara cover glass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga
satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. Ruang hitung
terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm. Satu kotak besar di tengah, dibagi
menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi
menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400
kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Tinggi contoh yang
terletak antara gelas objek dengan gelas penutup adalah 0,02 mm (Fardiaz, 1992).
2. Metode Plate Count
Terdapat dua Metode plate count yang sering digunakan, yaitu metode
sebaran dan metode tuang. Asumsi digunakannya metode ini adalah bahwa setiap
satu sel mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni yang dapat
dilihat dengan kasat mata. Pada metode sebaran, volume yang dibutuhkan adalah
0.1 ml agar sampel tersebut sapat tersebar, terendam, dan teresap. Karena jika
lebih, maka sampel akan mengendap dan mengumpul sehingga menyulitkan
dalam perhitungan (Alimuddin, 2008)
b. Perhitungan Secara Tidak Langsung
1. Penentuan volume total
Metode ini seperti modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran
volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi khusus (tabung hopklins) yang bagian bawahnya berupa silinder dan
bergaris ukuran (Hadietomo, 1990).
2. Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas
dasar penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang
mengandung lebih dari 107-108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang.
Suatu volume biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam tabung khusus yang
jernih dengan diameter tertentu (Hadietomo, 1990).
3. Metode MPN (Most Probable Number)
Metode MPN menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungan dilakukan berdasarkan pada jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan, atau timbulnya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentukan gas. Untuk
setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga tau lima seri tabung. Lebih
banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi
alat gelas yang digunakan juga lebih banyak. (Fardiaz, 1992)
4. Metode perhitungan cawan
Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel
yang hidup dapat berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul
pada cawan adalah indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam
sampel. Teknik yang harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan sampel
dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah semua
koloni diamati untuk memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang dipilih untuk
menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni.
Organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang
bersangkutan (Waluyo, 2007). Berdasarkan kekeruhan (turbiditas/turbidimetri)
Salah satu metode cepat yang digunakan untuk menghitung massal sel adalah
melalui perhitungan kekeruhan (turbidity). Kekeruhan dapat diukur dengan
menggunakan fotometer atau spertofotometer. Pengukuran kekeruhan ini
didasarkan atas pertikel-pertikel kecil yang menyebarkan cahaya lengsung secara
propisional (sampai batas-batas tertentu) dengan konsentrtasinya. Zat cahaya
melewati tabung yang berisi suspensi mikroba, maka cahaya akan dihamburkan
(Pelezar, 1989).
B. Karakteristik Media yang Digunakan
a. PCA(Plate Count Agar)
Media plate count agar (PCA) digunakan sebagai media untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Untuk penggunaannya, digunakan PCA instant
sebanyak 22,5 gram untuk 1 Liter aquades. Berdasakan komposisinya, PCA
termasuk ke dalam medium semisintetik, yaitu medium yang komponen dan
takarannya sebagian diketahui dan sebagian lagi tidak diketahui secara pasti. PCA
berwarna putih keabuan, berbentuk granula dan merek yang digunakan adalah
Merck. Sebelum dipanaskan tidak larut sepenuhnya dalam air, tetapi masih
terlihat serbuk-serbuknya, berwarna kuning dan terlihat keruh. Setelah dipanaskan
serbuk media larut seluruhnya dalam air, berwarna kuning. (Fardiaz, S. 1992).
.b. PDA (Potato Dextrose Agar)
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media komplek dan media
diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan
sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan
mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan
dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan
untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan
makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah 20% kentang, agar, 1
liter aquades dan 2% peptone.
c. OMEA (Malt Extract Agar)
Karakteristik fisik dari media ini antara lain yaitu memiliki warna coklat
pucat saat sebelum dilakukan pemanasan dan berwarna coklat tua setelah
mengalami pemanasan. Media ini mengandung aquades 50 ml, malt ekstrak 30
g/l, pepton 3 g/l dan agar 15 g/l. MEA pada umumnya digunakan sebagai media
pertumbuhan khamir. Didalam media tersebut mengandung unsur O yang
merupakan salah satu mineral yang dapat menunjang pertumbuhan khamir.
d. NA (Nutrien Agar)
Nutrien agar sering digunakan sebagai media dalam uji air dan produk
pangan. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Medium NA sebelum pemanasanadalah berbentuk
larutan berwarna kuning keruh sebelum dipanaskan, dan berwarna kuning bening
saat setelah dipanaskan.Namun, setelah pemanasan didapatkan warna dari
medium NA lebih jernih bila dibandingkan dengan sebelum pemanasan. NA
merupakan salah satu media yang digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, produk pangan, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan
untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Komposisi kimia nutrien agar
adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g
agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf
pada 121C selama 15 menit (Fathir, 2009)

Anda mungkin juga menyukai