Maju
tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari pemudanya sehingga pemuda mempunyai
tuntutan supaya berkualitas dan cerdas. Semakin banyaknya pemuda yang
berkualitas dan cerdas akan menjadi investasi besar bagi perkembangan dan
kemajuan bangsa. Harapan akan bangkitnya bangsa Indonesia akan mulai terbuka
lebar jika para pemudanya mau bergerak serentak membangun bangsa tanpa ada
tekanan dan ancaman dari pemerintah, justru pemerintah harusnya mendukung dan
memfasilitasi para pemuda yang ingin menjadi pejuang bangsa.
Pernahkah Anda sebagai mahasiswa memberi motivasi baru untuk bangsa dan
negara yang kita cintai ini? Pernahkah Anda sebagai mahasiswa berperan aktif guna
mengembangkan suatu hal yang patut dibanggakan bagi sekitar, terutama bagi
Bangsa dan Negara Indonesia? Atau pernahkah Anda sebagai mahasiswa turut
membangun citra baik Bangsa dan Negara Indonesia?
Sudah seharusnya menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk mereform sistem
lama menjadi hal yang lebih bermutu dan menciptakan suatu hal yang baru. Tapi,
terkadang malah hal ini menjadi suatu yang kerap disepelekan oleh mahasiswa,
bahkan saya juga menganggap demikian, tapi dengan adanya keinginan untuk
mengubah cara pandang saya akan pentingnya peran sebagai mahasiswa guna
membangun bangsa Indonesia menjadi pembahasan utama dalam makalah saya
yang sederhana ini.
B. Pembatasan Makalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini merupakan garis-garis kecil yang
mencakup peran mahasiswa memberi kontribusi untuk Indonesia secara umum.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia?
2. Apa saja kendala dalam menjaga keutuhan wilayah perbatasan NKRI?
3. Apa makna keutuhan bangsa Indonesia?
4. Apa saja peran hansip dalam mengawal keutuhan wilayah NKRI?
5. Bagaimana peran serta mahasiswa dalam menjaga keutuhan NKRI?
6. Bagaimana pentingnya peranan mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan
nasional?
7. Bagaimana implementasi mahasiswa untuk menjaga budaya nasional Indonesia?
8. Apa saja strategi untuk mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional?
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan di atas
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Mengetahui kendala dalam menjaga keutuhan wilayah perbatasan NKRI
3. Mengetahui makna keutuhan bangsa Indonesia
4. Mengetahui peran arsip dalam mengawal keutuhan wilayah NKRI
5. Mengetahui peran serta mahasiswa dalam menjaga keutuhan NKRI
6. Mengetahui peranan mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional
7. Mengetahui implementasi mahasiswa untuk menjaga budaya nasional Indonesia
8. Mengetahui strategi mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa,
terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dipungkiri
bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah
kesadaran pemuda untuk mampu mengubah dirinya dari obyek pembangunan
menjadi subyek pembangunan dan mampu tampil untuk mendukung ketahanan
nasional bangsa ini.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya
dengan membangun kesadaran bagi pemuda, maka problem ketahanan nasional
memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain.
1. Bangga sebagai bangsa Indonesia
2. Menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa
3. Menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi
bangsa di masa yang akan datang
4. Menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling
menghormati perbedaan
5. Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Saran
Seorang pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan mempertahankan
keutuhan NKRI diperlukan kesadaran yang tinggi. Rasa Cinta Tanah Air Indonesia
perlu ditanamkan sejak dini oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan sangat
dibutuhkan untuk membentuk karakter bangsa.
Peranan Mahasiswa Mempertahankan Negara
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sebagai Mahasiswa menjadi hal yang biasa-biasa saja
bagi sebagian orang. Yang hanya datang ke kampus, duduk dikelas, diam dan pulang tanpa
mengetahui tujuan sebenarnya. Mahasiswa kerap menjadi gelar atau status dalam dunia
pendidikan. Jarang kita lihat Mahasiswa menjadi pelopor untuk menciptakan suatu hal baru
baik untuk sekitar dan untuk Negara ini.
Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa memberi inovasi baru untuk Bangsa dan Negara
yang kita cintai ini? Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa berperan aktif guna
mengembangkan suatu hal yang patut dibanggakan bagi sekitar, terutama bagi Bangsa dan
Negara ini? Atau pernahkah Anda sebagai Mahasiswa turut membangun citra baik Bangsa
dan Negara ini?
Terkadang Penulis juga malu tidak memberi peran apa-apa untuk Bangsa dan Negara
ini. Malu untuk menyandang status KeMahasiswaan. Malu karena tidak dapat
membanggakan Bangsa dan Negara ini. Penulis merasa begitu lemah dalam memberi
kontribusi untuk Bangsa dan Negara ini dalam hal memperkuat dan membangun mutu
Bangsa dan Negara sebagai Mahasiswa Indonesia.
Adapun demikian, sudah menjadi tanggung jawab Mahasiswa untuk mereform sistem
lama menjadi hal yg lebih bermutu dan menciptakan suatu hal yg baru. Tapi, terkadang malah
hal ini menjadi suatu yang kerap disepelekan oleh Mahasiswa. Bahkan penulis juga
menganggap demikian. Tapi dengan adanya keinginan untuk merubah cara pandang Saya
akan pentingnya Peran sebagai Mahasiswa guna membangun Bangsa, menjadi pembahasan
Utama dalam Makalah Saya yang sederhana ini.
Sehubungan dengan Uraian di atas, maka kita sebagai Mahasiswa harus pandai
mereform keadaan Bangsa dan Negara menjadi lebih baik lagi dengan menentukan sikap dan
perbuatan yang arif dan bijaksana dan tepat mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Pembatasan Masalah
Dalam Makalah ini, perlu dibatasi masalah yang dibahas karena mengingat luasnya
masalah yang berhubungan dengan Mahasiswa sebagai Aktor penting dalam membangun dan
menaikkan citra Bangsa dan Negara. Adapaun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
merupakan garis-garis kecil yang mencakup peran Mahasiswa memberi kontribusi untuk
Indonesia secara umum.
3. Identifikasi Masalah
Adapun pengidentifikasian masalah dalam makalah ini adalah:
3. Sumbangan-sumbangan Mahasiswa
4. Tujuan Masalah
Bab II
Pembahasan
2.1. Peranan Mahasiswa mempertahankan Posisi Bangsa dan Negara
Dunia memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan perubahan
fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang transportasi,
telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan antar-manusia
menjadi lebih dekat.
Mahasiswa berperan aktif dalam memperkuat posisi Negara baik dalam Hukum,
Ketahanan Negara, Budaya, dan sebagainya. Ketahanan Nasionaladalah tergantung dari
bagaimana keadaan sebuah sistem militer Negara tersebut. Hal itu juga berlaku di Indonesia
ini. Pada pasal 31 UUD 45 berbunyi bahwa pembelaan Negara adalah hak dan kewajiban
setiap warga Negara. Tetapi jika kita lihat selama ini, sudah jelas militer dan kepolisianyang
menjadi poros utamanya. Saat Negara berada dalam gangguan atau ancaman dari pihak lain,
kekuatan militer adalah jalan untuk melindungi diri suatu Negara. Ambil saja contoh, ketika
kasus penggrebegan M. Noordin Top, para warga justru tidak disarankan untuk mendekat,
apalagi membantu, karena hal tersebut justru akan menjadikan gangguan bagi pihak
militer dan kepolisian dalam menjalankan aksinya.
Dalam UUD bahwa setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban untuk melindungi
NKRI. Tetapi, untuk kelas Mahasiswa, bukan lalu menjadi seorang tentara untuk melindungi Negara
ini. Tidak dapat disangkal, bahwa Ketahanan militer akan semakin baik seiring dengan semakin
canggih-nya sistem dan persenjataannya. Disinilah peran Mahasiswa dibutuhkan, terutama
Mahasiswa teknik. Seorang ahli teknik yang handal dalam pengembangan dan perawatan sistem
pertahanan Negara akan sangat dibutuhkan demi Ketahanan militer yang baik.Dengan didasarkan
pada moral yang baik dan tujuan yang benar-benar untuk melindungi NKRI, maka Ketahanan militer
yang kuat akan terecapai. Sehingga Indonesia dapat terbebas dari ancaman dan gangguan dari
pihak-pihak yang inign mengganggu ketentraman Republik Indonesia.
Mahasiswa dituntut untuk selalu siaga dan terus mengembangkan diri guna menjawab
tantangan Bangsa dan era globalisasi, demi terciptanya kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia di
masa yang akan datang. Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu Bangsa yang terdiri
atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan Nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup Bangsa dan Negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan Nasional:
1. Ancaman di dalam negeri, misalnya pemeberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat Indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar
negeri.
Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan
memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan Bangsa. Berbagai gejala sosial dengan mudah
dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial,
memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan
lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan
keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena Bangsa ini
sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan secara
simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar Bangsa ke depan perlu
bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan Bangsa ;
1. Meningkatkan kemandirian dan martabat Bangsa. Terpompanya harga diri Bangsa.
Seluruh aktivitas pembangunan sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri,
misalnya dengan menegakkan semangat berdikari.
2. Harmonisasi kehidupan dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga berkembang
mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen Bangsa.
3. Penyelenggara Negara dan segenap elemen Bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan
jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan Nasional yang kuat
dan berwibawa di mata rakyat yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil),
adanya kejelasan visi pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu
memberi inspirasi dan mengarahkan semangat rakyat secara kolektif, komunikatif
terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat solidaritas. Dan untuk pemuda,
mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan
aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan
yang terjadi di masyarakat.
Peranan Mahasiswa Dalam Penegakan Hukum, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu peran
Mahasiswa dalam lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan kampus,
Mahasiswa dapat melakukan, seperti jujur dalam setiap proses perkuliahan, melakukan kajian kritis
terhadap setiap laporan pertanggungjawaban kegiatan, kontrol terhadap pelaksanaan proyek
kegiatan kampus, dan lain sebagainya. Sejak Indonesia mengandalkan peranan hukum dalam
menunjang pembangunan, maka kaitan antara hukum dan politik juga menjadi relevan. Dalam GBHN
terbaru bahkan kedudukan pembangunan hukum telah dinaikkan dari subsektor menjadi sector yang
dengan demikian menjadi berdiri sendiri. Mengaitkan secara otomatis antara hukum dan
pembangunan berarti meningkatkan pula intensitas pertukaran antara hukum dan politik. Posisi
hukum sebagai sarana untuk melakukan rekayasa sosial menjadi makin besar. Dalam keadaan
demikian, maka hubungan ketegangan antara kemandirian asas, doktrin, dan institusi hukum
berhadapan dengan politik menjadi lebih intensif.
Hukum dan rekayasa sosial sebenarnya merupakan Politik Sosial yakni hal yang harus
dirubah oleh Mahasiswa. Politik sosial adalah keadaan yang ingin dicapai dalam kehidupan bersama
sebagai suatu masyarakat, Bangsa, dan Negara.
Bagi Bangsa dan Negara Indonesia, keadaan yang ingin dicapai dalam kehidupan bersama sebagai
suatu masyarakat, Bangsa, dan Negara ini tertuang di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945;
yaitu suatu keadaan terlindunginya segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, keadaan
termajukannya kesejahteraan umum, keadaan tercedaskannya kehidupan Bangsa, serta terwujudnya
perdamaian abadi. Singkatnya adalah keadaan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Politik dan hukum harus bekerja sama dan saling menguatkan. Hukum tanpa kekuasaan
angan-angan, kekuasaan tanpa hukum kelaliman.
Sedangkan mengenai hubungan antara hukum dan politik dapat dilihat dari 3 asumsi di bawah ini:
a. Hukum determinasi atas politik, hukum sebagai das sollen.
b. Politik determinasi atas hukum, hukum sebagai das sein.
c. Politik dan hukum dalam hubungan seimbang.
Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya
daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa Mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi
penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.
Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka
harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia
dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural Mahasiswa antara lain dapat dilakukan
dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan
dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur
ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan Mahasiswa (UKM)
kesenian dan keikutsertaan Mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
Dalam hal Ketahanan Nasional, Mahasiswa tidak dituntut harus wajib militer guna
mempertahankan Negara ini. Apakah jika Negara ini diserang Mahasiswa harusikut berperang
langsung?. Jawabannya tidak harus. Disinilah peran Mahasiswa dibutuhkan, terutama Mahasiswa
teknik. Seorang ahli teknik yang handal dalam pengembangan dan perawatan sistem pertahanan
Negara akan sangat dibutuhkan demi Ketahanan militer yang baik. Sampai sekarang ini Indonesia
dikenal di seluruh Dunia sebagai Negara Konsumen, bahkan seluruh perlengkapan Perang juga dibeli
dari Negara Luar. Ini sungguh teramat memalukan, karena Saya, Kamu, dan Kalian sebagai
Mahasiswa belum memberi bakti bagi Negara ini dalam hal tersebut. Akankah kita memberikan
Fasilitas buatan sendiri untuk memperkuat Ketahanan Negara? Kapan? Buktikan dirimu, buktikan
budimu, mari bangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Hendaklah diingat, bahwa informasi seringkali pula dibuat buat karena untuk kepentingan
suatu kelompok ataupun penguasa.
Keprihatinan dalam usaha penegakan hukum di Indonesia selama ini semakin bertambah, karena
rakyat hampir tak mempercayai lagi dengan badan penegakan hukum kita, mengapa? Karena kita
tidak tahu kunci menyelamatkan mempunyai keseriusan dan keberanian dalam menegakan hukum.
Dalam praktek penegakan hukum sering terjadi hal-hal yang mengejutkan. Seperti, sering pula ada
yang berperkara sesungguhnya sederhana, dalam arti tidak sulit pembuktiannya, tetapi pengadilan
dinyatakan bebas.
Sesungguhnya penegakan hukum akan berhasil bilamana adanya campur tangan Mahasiswa
dalam membatu proses penegakan hukum. Hal itu membutuhkan keberanian serta koekuensi
terhadap penegakan hukum itu sendiri. Ada beberapa hal positif yang dapat ditarik dari penegakan
hukum yang dapat dilakukan Mahasiswa secara tegas, antara lain :
a. Memulihkan kepercayaan rakyat kepada pemerintah
b. Dapat melakukan penyelamatan aset negara
c. Mahasiswa mempublikasikan Negara agar para penanam modal tidak ragu-ragu menanamkan
modalnya di Indonesia.
Disini penulis ingin menambahkan bahwa penegakan hukum akan lebih terlaksana, bilamana
adanya partisipasi juga oleh seluruh lapisan warga negara. Beberapa diantara salah satu cara
penegakan hukum adalah di dalam kekuasaan kehakiman itu harus merupakan kekuasaan yang
merdeka, yang artinya pengaruh kekuasaan pemerintah dan berhubung itu juga harus diadakan
jaminan dalam UU tentang kedudukan hakim; dengan jalan pendidikan, dengan ini maka setiap
warga negara tanpa terkecuali perlu untuk mendapatkan pengetahuan/informasi yang berkaitan
dengan hukum. Kedua hal ini sama pula dengan pokok-pokok pemikiran yang terdapat di UUD 1945.
Marilah kita selalu berhati-hati dalam mewujudkan rasa keadilan. Karena, tenteram tidaknya suatu
masyarakat atau tercapai tidaknya kestabilan di dalam masyarakat sebagai syarat yang diperlukan
untuk pembangunan ekonomi guna kesejahteraan rakyat, adalah terletak apakah keadilan sudah
terwujud di dalam masyarakat itu.
Untuk mengoptimalkan peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman Mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya
pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil Mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan
baik.
Peningkatan pemahaman Mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu
substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata
kuliah. Dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budaya Indonesia, pemahaman
Mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan
pelestarian. Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman bahkan mengoptimalkan peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-Mahasiswa yang telah mendapatkan
pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung
dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP)
yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya
daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari program studi
Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu merevitalisasi seni budaya yang
tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan
membantu mempromosikan perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.
Hal-hal yang menjadikan Mahasiswa partisipan Aktif untuk Bangsa dan Negara antara lain:
~ Pemberantasan Korupsi
Untuk memerangi Korupsi bukanlah hal yang mudah seperti yang hanya kita lihat di televisi, dengan
gampangnya satu per satu pejabat yang korupsi tertangkap. Dari pengalaman Negara-negara lain
yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen Bangsa dan Masyarakat harus dilibatkan
dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara yang simultan. Tapi ada pihak-pihak dari
Mahasiswa yang turut campur tangan untuk mengembalikan kesejahteraan seluruh warga Negara.
Seperti kita lihat di zaman era SOEHARTO, Alm. Soeharto melakukan korupsi yang bahkan menjadi
bahan guncingan hingga 7 Keturunan tak akan habis, yang menjadi pertanyaannya apakah itu
benar?. Aktivis Mahasiswa hampir diseluruh pelosok Negeri memaksa Alm. Soeharto untuk Mundur
dari kursi Kepresidenan. Disini sudah jelas bahwa Mahasiswa mempunyai Kewajiban dan Tanggung
Jawab dalam hal menyeimbangkan kestabilan Negara. Mahasiswa merupakan bagian dari
Masyarakat yang merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh
dalam menerapkan perilaku terpuji. Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan
korupsi adalah pembenahan diri dan kampusnya. Dengan kata lain, Mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
Sebagai pengontrol sosial, Mahasiswa dapat melakukan peran Preventif terhadap korupsi dengan
membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada
rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat.
Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak, kontrol
tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak
legislatif. Mahasiswa juga dapat berperan edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan
kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain
mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang
ditemuinya pada pihak yang berwenang.
Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan
pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang
berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah
membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya
batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan perkumpulan
Wayang Orang Ngesthi Pandhawa. Pemerintah berkewajiban untuk mendorong peran serta
lembaga kebudayaan melalui pemberian ruang ekspresi yang cukup dalam bentuk penyediaan
gedung-gedung kesenian yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para seniman untuk
berekspresi. Memang, pemerintah telah menyediakan ruang ekspresi itu, namun sering kali
para seniman tidak mampu menjangkau sewa gedung yang mahal menurut ukuran seniman
(tradisi). Penyediaan fasilitas gratis bagi seniman yang akan menyelenggarakan pergelaran
merupakan kebijakan yang ditunggu-tunggu oleh kalangan seniman tradisi. Selain itu,
pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada Mahasiswa yang memiliki komitmen,
konsisten, dan secara kontinyu melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian seni dan budaya
daerah.
Jumlah Mahasiswa yang berminat terhadap seni daerah sangat terbatas. Mahasiswa
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan minat dan bakat yang lain daripada mengikuti
kegiatan yang berkaitan dengan seni tradisi. Mahasiswa lebih memilih bidang seni nontradisi
atau bidang penalaran. Di perguruan tinggi nonkesenian, perhatian terhadap bidang seni
tradisi relatif rendah.Keterbatasan dana menjadi kendala berikutnya yang akan muncul
apabila akan melestarikan seni dan budaya daerah. Optimalisasi peran Mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah memerlukan adanya kegiatan pelatihan. Kegiatan
pelatihan seni yang berujung pada pergelaran membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Perguruan Tinggi nonseni sering kali tidak memiliki dana yang cukup atau bahkan tidak
mengalokasikan dana untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Keterbatasan dan ketiadaan dana
untuk kegiatan pelatihan dan pergelaran seni daerah di perguruan tinggi merupakan cermin
kurangnya perhatian atau mungkin tidak adanya perhatian perguruan tinggi dalam pelestarian
seni dan budaya daerah. Semoga tidak.
Gerakan protes Mahasiswa tahun 1977-1978 bisa disebut sebagai gerakan protes Mahasiswa
Indonesia yang paling lengkap mengkritik atas berbagai penyimpangan selama
pemerintahan Orde Baru. Gerakan Mahasiswa yang dipelopori oleh organisasi intra kampus
yang illegal, Dewan Mahasiswa yang mampu merumuskan berbagai penyimpangan
pemerintahan Orde Baru dengan sistematis dan lengkap.
Lagi-lagi sejarah memiliki hukum besi sendiri ketika kritik Mahasiswa dibungkam,
Oposisi dilarang, memenjarakan lawan-lawan politik menjadi kebiasaan.
Kelemahan gerakan Mahasiswa : kekuasaan begitu lama dapat menyingkirkan kekuatan anak
muda (lebih 20 tahun) antara periode 1977-1978 kepride tumbangnya Soeharto. Hal ini dapat
terjadi karna kelemahan kelemahan yang ada dalam garakan Mahasiswa itu sendiri. Gerakan
1970-an suatu periode dimana Mahasiswa begitu dekat dengan mitos gerakan moral sehingga
tidak lagi memikirkan imbas politik dari tekanan yang mereka lakukan. Hal ini
mengidentikasikan pola garakan moral kepada kecedrungan garakan politik disinilah aparat
keamanan lihai memanfaatkan internal Mahasiswa.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya pemahaman terhadap seni dan budaya daerah, kita akan dapat mengetahui
dan menghormati adanya keanekaragaman budaya dalam masyarakat Indonesia, tidak
terjebak pada etnosentrisme, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis
yang kita cita-citakan dapat terwujud. Di akhir tulisan ini, saya ingin mengajak semua pihak
untuk melestarikan seni dan budaya daerah. Mari kita berjuang untuk melestarikan seni dan
budaya daerah. Semoga berhasil.
3.2 Saran
Saya sebagai Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini tetapi
Penulis menyadari dengan kekurangan dan kelemahan Penulis, maka makalah ini juga masih
terdapat kekurangan dan kesalah baik didalam pembahasan materi masalah maupun dalam
penuliasan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan pasrtisipasinya dari Pembina dan
sahabat-sahabat semua demi kesempurnaan makalah ini. Dan Terima Kasih Saya haturkan
kepada Pihak-pihak yang terkait
Akankah cita-cita kita ketika mahasiswa ini terwujud dalam interaksi sosial? Adalah
ditentukan pada tiap individu mahasiswa yang membingkai dalam satu kelompok dengan
gerakan sehat pada patron idalisme mahasiswa sebagai lokomotif gerakan pembaharuan
bangsa Negara dan masyarakat.
Daftar Pustaka
Erlangga Masdiana dkk, Peran Generasi Muda Dalam Ketahanan Nasional, Kementerian
negara Pemuda dan olahraga, April 2008