Anda di halaman 1dari 19

Pada jaman sekarang pemuda merupakan generasi harapan bangsa.

Maju
tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari pemudanya sehingga pemuda mempunyai
tuntutan supaya berkualitas dan cerdas. Semakin banyaknya pemuda yang
berkualitas dan cerdas akan menjadi investasi besar bagi perkembangan dan
kemajuan bangsa. Harapan akan bangkitnya bangsa Indonesia akan mulai terbuka
lebar jika para pemudanya mau bergerak serentak membangun bangsa tanpa ada
tekanan dan ancaman dari pemerintah, justru pemerintah harusnya mendukung dan
memfasilitasi para pemuda yang ingin menjadi pejuang bangsa.
Pernahkah Anda sebagai mahasiswa memberi motivasi baru untuk bangsa dan
negara yang kita cintai ini? Pernahkah Anda sebagai mahasiswa berperan aktif guna
mengembangkan suatu hal yang patut dibanggakan bagi sekitar, terutama bagi
Bangsa dan Negara Indonesia? Atau pernahkah Anda sebagai mahasiswa turut
membangun citra baik Bangsa dan Negara Indonesia?
Sudah seharusnya menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk mereform sistem
lama menjadi hal yang lebih bermutu dan menciptakan suatu hal yang baru. Tapi,
terkadang malah hal ini menjadi suatu yang kerap disepelekan oleh mahasiswa,
bahkan saya juga menganggap demikian, tapi dengan adanya keinginan untuk
mengubah cara pandang saya akan pentingnya peran sebagai mahasiswa guna
membangun bangsa Indonesia menjadi pembahasan utama dalam makalah saya
yang sederhana ini.

B. Pembatasan Makalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini merupakan garis-garis kecil yang
mencakup peran mahasiswa memberi kontribusi untuk Indonesia secara umum.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia?
2. Apa saja kendala dalam menjaga keutuhan wilayah perbatasan NKRI?
3. Apa makna keutuhan bangsa Indonesia?
4. Apa saja peran hansip dalam mengawal keutuhan wilayah NKRI?
5. Bagaimana peran serta mahasiswa dalam menjaga keutuhan NKRI?
6. Bagaimana pentingnya peranan mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan
nasional?
7. Bagaimana implementasi mahasiswa untuk menjaga budaya nasional Indonesia?
8. Apa saja strategi untuk mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional?
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan di atas
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Mengetahui kendala dalam menjaga keutuhan wilayah perbatasan NKRI
3. Mengetahui makna keutuhan bangsa Indonesia
4. Mengetahui peran arsip dalam mengawal keutuhan wilayah NKRI
5. Mengetahui peran serta mahasiswa dalam menjaga keutuhan NKRI
6. Mengetahui peranan mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional
7. Mengetahui implementasi mahasiswa untuk menjaga budaya nasional Indonesia
8. Mengetahui strategi mahasiswa dalam memperkokoh ketahanan nasional

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Wilayah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Indonesia yang terletak di Asia Tenggara pada koordinat 6 0LU 110LS dan
950 BB-1410 BT, melintang diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia (terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya
berada diantara dua bbenua dan dua samudra, maka Indonesia disebut juga
sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).
Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-
data pulau yang dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingat
bahwa, pulau-pulau yang telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan atau
landasan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa perbatasan.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km2 dan luas perairannya 3.257.483
km2. Pulau yang terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa, dimana setengah
populasi Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, antara lain Pulau
Jawa dengan luas 132.107 km2, Pulau Sumatera dengan luas 473.606 km2, Pulau
Kalimantan dengan luas 539.460 km2, Pulau Sulawesi dengan luas 189.216 dan
Pulau Papua dengan luas 421.981 km2. Batas wilayah Indonesia searah penjuru
mata angin, yaitu
Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan
Selatan : Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Hindia
Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudra Pasifik

B. Kendala dalam Menjaga Keutuhan Wilayah Perbatasan NKRI


Wilayah perbatasan suatu negara yang meliputi wilayah daratan dan perairan
merupakan kawasan tertentu yang mempunyai dampak penting serta peran strategis
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wilayah tersebut memiliki keterkaitan
yang erat dengan kegiatan di wilayah negara lain yang berbatasan dengan
Indonesia, baik dalam lingkup nasional, regional (antar negara) maupun
internasional. Disamping itu wilayah perbatasan juga mempunyai dampak politis dan
fungsi pertahanan dan keamanan nasional. Oleh karena peran strategis tersebut,
maka penjagaan wilayah perbatasan Indoensia merupakan prioritas penting
pembangunan nasional untuk menjamin keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Akan tetapi, dalam praktek di lapangan terdapat hambatan
ataupun ancaman yang seringkali merugikan bagi kepentingan bangsa Indonesia.
Permasalahan ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:
1. Aspek Sosial Ekonomi
Wilayah perbatasan merupakan daerah yang kurang berkembang (terbelakang)
yang disebabkan oleh lokasi yang relatif terisolir/terpencil dengan tingkat
aksesibilitas yang rendah, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat,
rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan
(banyaknya jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal), langkanya informasi
tentang pemerintah dan pembangunan yang diterima oleh masyarakat di daerah
perbatasan (blank spots).
2. Aspek Pertahanan Keamanan
Kawasan perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan pola
penyebaran penduduk yang tidak merata. Sehingga, menyebabkan rentang kendali
pemerintahan sulit dilaksanakan, serta pengawasan dan pembinaan teritorial sulit
dilaksanakan dengan sinergis, mantap dan efisien.
3. Aspek Politik
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan umumnya
dipengaruhi oleh kegiatan sosial ekonomi di negara tetangga. Kondisi tersebut
berpotensi untuk mengundang kerawanan di bidang politik. Apabila kehidupan
ekonomi masyarakat daerah perbatasan mempunyai ketergantungan kepada
perekonomian negara tetangga, maka selain dapat menimbulkan kerawanan di
bidang politik juga dapat menurunkan harkat dan martabat bangsa. Oleh sebab itu
kawasan perbatasan merupakan salah satu aset negara yang harus dijaga dan
dipertahankan dari segala bentuk ancaman dan tantangan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar negeri.
Beberapa permasalahan yang menonjol di daerah perbatasan adalah sebagai
berikut:
1. Belum adanya kepastian secara lengkap garis batas laut maupun darat.
2. Kondisi masyarakat di wilayah perbatasan masih tertinggal, baik sumber
daya manusia, ekonomi maupun komunitasnya.
3. Beberapa pelanggaran hukum di wilayah perbatasan seperti penyelundupan
kayu, Ilegal fishing, perdagangan manusia (Traffick King), penyelundupan narkoba,
dll.
4. Pengelolahan perbatasan belum optimal, meliputi kelembagaan, kewenangan
maupun program.
5. Eksploitasi sumber daya alam secara ilegal, terutama hasil hutan dan kekayaan laut.
6. Lemahnya kualitas dan profesionalisme aparatur negara (stake holders) baik di
pusat maupun di daerah.
C. Makna Keutuhan Bangsa dan NKRI
Pertama adalah anasir dari luar yang digambarkan oleh Negara tetangga kita,
Malaysia. Anasir kedua adalah anasir yang muncul dari dalam NKRI sendiri. Anasir
itu ada yang sudah berwujud gerakan yang secara terang-terangan berani
melakukan makar seperti Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan dan
Gerakan Papua Merdeka, ada juga yang berupa kelompok kecil yang belum
kelihatan. Kasus-kasus persengketaan antar warga atau antar instansi pemerintah
patut juga diwaspadai. Sekecil apapun sengketa atau perselisihan tersebut akan
menggangu sendi-sendi kerukunan dan persatuan bangsa jika tidak disikapi secara
bijaksana. Memperhatikan diskripsi dan pengalaman di atas terlihat bahwa
pemahaman tentang keutuhan NKRI mencakup makna keutuhan wilayah, meliputi
seluruh pulau dengan segenap tanah, air dan udara yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke, keutuhan khasanah budaya meliputi adat istiadat, karya cipta dan
hasil pemikiran Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilyah NKRI, keutuhan
sumber daya alam (SDA), meliputi seluruh kekayaan alam berupa barang tambang,
flora dan fauna beserta seluruh plasma nutfahnya, keutuhan penduduk atau sumber
daya manusia (SDM), meliputi keutuhan orangnya, statusnya, keselamatan bahkan
kesejahteraannya. Menyadari luasnya cakupan makna keutuhan NKRI maka
menjadi berat dan luas pula tugas menjaganya. Penjagaan atau pembelaan tidak
cukup dilakukan dengan menyampaikan nota protes oleh pejabat negara atau
demonstrasi oleh rakyat dan mahasiswa, lebih penting dari itu adalah merenungkan
apa penyebab kasus-kasus ancaman tersebut terjadi, untuk kemudian melakukan
langkah-langkah pencegahannya. Sekurang-kurangnya ada dua penyebab mengapa
ancaman terhadap NKRI terjadi sebagaimana diskripsi peristiwa-peristiwa tersebut
di atas:
1. Kurangnya kepedulian terhadap keutuhan NKRI
2. Lemahnya Budaya Sadar Arsip

D. Peran Arsip dalam Mengawal Keutuhan Wilayah NKRI


Indonesia adalah negara besar dilihat dari jumlah penduduk maupun luas
wilayahnya dan jumlah pulaunya. Indonesia mempunyai penduduk lebih dari 210
juta jiwa dan mempunyai 17 ribu lebih pulau. Betapa sulitnya menjaga dan merawat
pulau sebanyak itu. Jangankan merawat memberi nama saja tidak mudah.
Betapapun berat tugas merawat dan menjaga Indonesia Raya itu Pemerintah dan
segenap komponen bangsa harus tetap berkomitmen untuk melaksanakannya demi
keutuhan NKRI.
Sebagai langkah awal perlu diadakan inventarisasi seluruh pulau. Pulau-pulau
yang belum bernama segera diusahakan untuk diberi nama. Selanjutnya diadakan
pendataan, identifikasi dan topografi terhadap masing-masing pulau sekaligus
penancapan batu prasasti atau papan nama yang beridentitas Indonesia. Beberapa
pulau yang berbatasan langsung dengan wilayah negara lain perlu dibangunkan
mercu suar. Seluruh kegiatan tersebut pasti menghasilkan arsip baik berupa tekstual
(arsip kertas) maupun nontektual seperti foto, denah, peta, film dan lain-lain. Arsip-
arsip inilah yang harus disimpan oleh lembaga-lembaga terkait seperti TNI, Dephan,
Depkumham, Depdagri dan lain-lain. Sementara demi keamanan dan keselamatan,
arsip-arsip tersebut juga harus disimpan di Arsip Nasional. Arsip inilah yang akan
kita wariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka mempunyai bukti
otentik jika sewaktu-waktu wilayah NKRI dipersoalkan. Upaya ini perlu dibarengi
dengan patroli keamanan secara rutin oleh TNI untuk menjaga masuknya pihak lain
secara illegal. Pengakuan internasional atas wilayah berikut seluruh pulaunya juga
penting. Oleh karenanya perlu didaftarkan ke lembaga internasional yang
berwenang.
Identifikasi dan topografi perlu dilakukan secara terencana dalam kurun waktu
tertentu untuk mengantisipasi perubahan wilayah karena proses alam. Kegiatan ini
juga sangat baik dilakukan oleh Pemda-pemda di Indonesia supaya kasus Tanah
Timbul Sungai Bodho di Kebumen tidak terjadi di daerah lain. Dulu tanah timbul itu
berupa delta yang terpisah dari wilayah Cilacap. Seiring waktu karena proses alam
antara delta sungai itu menyatu dengan daratan Cilacap sehingga wajar Cilacap
mengklaim sebagai wilayahnya. Padahal menurut peta yang dibuat Belanda tahun
1931 Tanah Timbul tersebut wilayah Kebumen. Untung dokemen peta tersebut
disimpan oleh Kodam IV Diponegoro sehingga sengketa dapat diselesaikan pada
Februari 2002.

E. Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI


Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan
generasi muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam. Untuk
menyebut pemuda, digunakan istilah young human resources sebagai salah satu
sumber pembangunan. Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek
pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan
keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam
keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa
pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan
bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan
melibatkan secara fungsional.
Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status
yang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua.
Generasi tua sebagai generasi yang berlalu (passsing generation) berkewajiban
membimbing generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi
muda untuk memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak lain,
generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua
yang makin melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam
hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya
penyelamat masyarakat dan negara.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang
lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah
memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting
sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi
dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang
terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat
mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan kebersihannya dari noda orde
masanya.
Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-
bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905,
sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa
Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnya negara baru
bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan
1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh
pemberontakan PKI. Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Angkatan 1974 menjadi angkatan
yang mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru hingga Angkatan 1998 sebagai
pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Lewat gerakan
Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan muncul sebagai penyelamat krisis
bangsa.
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen
bangsa adalah sangat urgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi
ini belum berakhir. Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya,
kembali dituntut untuk tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.
F. Peranan Mahasiswa dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional
Fungsi dan peran mahasiswa sangatlah penting dalam menjaga ikatan yang
kokoh antar sesama komponen bangsa yang pada akhirnya akan memperkokoh
ketahanan nasional. Pemuda atau mahasiswa juga selalu berkontribusi secara
faktual sebagai bentuk implementasi semangat bela negara, yang selalu
memberikan andil besar menggerakkan heroisme. Hal ini terbukti dalam perjalanan
sejarah Indonesia, mulai tahun 1908, 1928, 1945, 1966, hingga 1998.
Sehubungan hal tersebut, cerminan sikap dan pola pikir warga negara termasuk
mahasiswa sangat dipengaruhi bagaimana pemahaman terhadap kebangsaan.
Gambaran dinamika perkembangan lingkungna strategis dunia dewasa ini telah
berubah dan sangat terbuka. Diantaranya termasuk dimensi ancaman dari waktu ke
waktu semakin kompleks sebagai dampak kemajuan pengetahuan manusia.
Konsekuensinya adalah setiap bangsa termasuk Indonesia harus menyesuaikan
dalam menganalisa dimensi ancaman yang terjadi.
Secara umum, setiap negara berpotensi menghadapi ancaman militer dan non
militer termasuk ancaman hibrida (hybrid warfare) atau gabungan ancaman militer
dan non militer sebagai dampak dari kemajuan teknologi komukasi dan informasi.
Semua ancaman bisa terjadi terhadap suatu negara dapat dipastikan berpengaruh
ketahanan nasional di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
dan keamanan, serta teknologi. Disana terdapat ongkos sosial (social cost) dan
kerugian negara sebagai dampak negatif yang ditimbulkan.
Seharusnya mahasiswa dapat memberikan ketauladanan sebagai pemuda yang
berpendidikan dengan mengedepankan toleransi dan keharmonisan dalam
kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa harus mampu mengembangkan inovasi dan
menghargai kearifan lokal agar bangsa Indonesia tidak bergantung terhadap nilai-
nilai asing. Sebagai mahasiswa juga harus dapat menunjukkan moralitas dan
karakter yang kuat, dengan demikian seorang mahasiswa harus pandai merasa
bukan merasa pandai. Karena dalam kepemimpinan, karakter menempati
prosentase tertinggi, yaitu 80% sementara ilmu 5%, pengetahuan umum 5%, dan
pengambilan keputusan 10%.

G. Implementasi Mahasiswa Untuk Menjaga Budaya Nasional Indonesia


Arus globalisasi sekarang ini begitu ceoat masuk ke dalam masyarakat,
terutama di kalangan pemuda. Globalisasi memiliki dampak negatif dan positif dalam
pengaruhnya. Dalam globalisasi modernisasi diartikan sebagai perubahan-
perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari
masyarakat pra-modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Modern
berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf
penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. Modern juga berarti
kemanusiaan yang tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap
nilai-nilai nasionalisme, antara lain
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya
4. Selektif terhadap pengaruh budaya global
5. Mewujudkan, menerapkan, dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya
dan seadil-adilnya
Dengan adanya langkah-langkah tersbut, diharapkan mampu menangkis
pengaruh budaya global yang dapat melunturkan nilai-nilai nasionalisme bangsa
Indonesia, sehingga kita tidak akan kehilangan identitas nasional Indonesia.

H. Strategi Mahasiswa dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional


Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang
berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan
berakhlak mulia adalah:
1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh,
terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya
wawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan
generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan
pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang
berkelanjutan.
2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat
lintas bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari
perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.
3. Menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek
dan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara
lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan
efektif.
Dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban
yang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia
dewasa. Proses gradual ini secara sosiologis merupakan proses sosialisasi
(penanaman) nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses
ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35
tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka
memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa
sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun),
diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu
menerapkannya dalam lingkungannya.
Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan
sebuah generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk
mencapai kemandirian. Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar para
generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang
dimilikinya. Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi
kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Ketiga, memberikan kesempatan dan
kebebasan kepada para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara
bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah
tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat
berkompetisi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa,
terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dipungkiri
bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah
kesadaran pemuda untuk mampu mengubah dirinya dari obyek pembangunan
menjadi subyek pembangunan dan mampu tampil untuk mendukung ketahanan
nasional bangsa ini.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya
dengan membangun kesadaran bagi pemuda, maka problem ketahanan nasional
memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain.
1. Bangga sebagai bangsa Indonesia
2. Menjaga persatuan dan kesatuan wilayah bangsa
3. Menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi
bangsa di masa yang akan datang
4. Menjaga kekayaan budaya dan keragaman suku bangsa dengan saling
menghormati perbedaan
5. Mempertahankan kemerdekaan Indonesia

B. Saran
Seorang pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan mempertahankan
keutuhan NKRI diperlukan kesadaran yang tinggi. Rasa Cinta Tanah Air Indonesia
perlu ditanamkan sejak dini oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan sangat
dibutuhkan untuk membentuk karakter bangsa.
Peranan Mahasiswa Mempertahankan Negara

Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai Mahasiswa menjadi hal yang biasa-biasa saja
bagi sebagian orang. Yang hanya datang ke kampus, duduk dikelas, diam dan pulang tanpa
mengetahui tujuan sebenarnya. Mahasiswa kerap menjadi gelar atau status dalam dunia
pendidikan. Jarang kita lihat Mahasiswa menjadi pelopor untuk menciptakan suatu hal baru
baik untuk sekitar dan untuk Negara ini.

Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa memberi inovasi baru untuk Bangsa dan Negara
yang kita cintai ini? Pernahkah Anda sebagai Mahasiswa berperan aktif guna
mengembangkan suatu hal yang patut dibanggakan bagi sekitar, terutama bagi Bangsa dan
Negara ini? Atau pernahkah Anda sebagai Mahasiswa turut membangun citra baik Bangsa
dan Negara ini?

Terkadang Penulis juga malu tidak memberi peran apa-apa untuk Bangsa dan Negara
ini. Malu untuk menyandang status KeMahasiswaan. Malu karena tidak dapat
membanggakan Bangsa dan Negara ini. Penulis merasa begitu lemah dalam memberi
kontribusi untuk Bangsa dan Negara ini dalam hal memperkuat dan membangun mutu
Bangsa dan Negara sebagai Mahasiswa Indonesia.

Adapun demikian, sudah menjadi tanggung jawab Mahasiswa untuk mereform sistem
lama menjadi hal yg lebih bermutu dan menciptakan suatu hal yg baru. Tapi, terkadang malah
hal ini menjadi suatu yang kerap disepelekan oleh Mahasiswa. Bahkan penulis juga
menganggap demikian. Tapi dengan adanya keinginan untuk merubah cara pandang Saya
akan pentingnya Peran sebagai Mahasiswa guna membangun Bangsa, menjadi pembahasan
Utama dalam Makalah Saya yang sederhana ini.

Sehubungan dengan Uraian di atas, maka kita sebagai Mahasiswa harus pandai
mereform keadaan Bangsa dan Negara menjadi lebih baik lagi dengan menentukan sikap dan
perbuatan yang arif dan bijaksana dan tepat mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-
hari.

2. Pembatasan Masalah

Dalam Makalah ini, perlu dibatasi masalah yang dibahas karena mengingat luasnya
masalah yang berhubungan dengan Mahasiswa sebagai Aktor penting dalam membangun dan
menaikkan citra Bangsa dan Negara. Adapaun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
merupakan garis-garis kecil yang mencakup peran Mahasiswa memberi kontribusi untuk
Indonesia secara umum.

3. Identifikasi Masalah
Adapun pengidentifikasian masalah dalam makalah ini adalah:

1. Peran Mahasiswa dalam memperkuat posisi Negara

2. Tanggung jawab Mahasiswa

3. Sumbangan-sumbangan Mahasiswa

4. Tujuan Masalah

Sesuai dengan pengidentifikasian masalah di atas, maka pembahasan

masalah dalam makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perngertian hubungan Mahasiswa dengan Negara dan hal yang


menjadikan Mahasiswa Aktor penting dalam memperkuat posisi Bangsa dan
Negara.

2. Mengetahui kewajiban Mahasiswa menjadi pencipta gagasan-gagasan dan karya


yang mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia sebagai Tanggung Jawab.

3. Mengetahui hasil-hasil cipta karya Mahasiswa yang menjadi patut dibanggakan


bagi Bangsa dan Negara.

Bab II
Pembahasan
2.1. Peranan Mahasiswa mempertahankan Posisi Bangsa dan Negara

Dunia memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan perubahan
fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang transportasi,
telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan antar-manusia
menjadi lebih dekat.

Mahasiswa berperan aktif dalam memperkuat posisi Negara baik dalam Hukum,
Ketahanan Negara, Budaya, dan sebagainya. Ketahanan Nasionaladalah tergantung dari
bagaimana keadaan sebuah sistem militer Negara tersebut. Hal itu juga berlaku di Indonesia
ini. Pada pasal 31 UUD 45 berbunyi bahwa pembelaan Negara adalah hak dan kewajiban
setiap warga Negara. Tetapi jika kita lihat selama ini, sudah jelas militer dan kepolisianyang
menjadi poros utamanya. Saat Negara berada dalam gangguan atau ancaman dari pihak lain,
kekuatan militer adalah jalan untuk melindungi diri suatu Negara. Ambil saja contoh, ketika
kasus penggrebegan M. Noordin Top, para warga justru tidak disarankan untuk mendekat,
apalagi membantu, karena hal tersebut justru akan menjadikan gangguan bagi pihak
militer dan kepolisian dalam menjalankan aksinya.

Dalam UUD bahwa setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban untuk melindungi
NKRI. Tetapi, untuk kelas Mahasiswa, bukan lalu menjadi seorang tentara untuk melindungi Negara
ini. Tidak dapat disangkal, bahwa Ketahanan militer akan semakin baik seiring dengan semakin
canggih-nya sistem dan persenjataannya. Disinilah peran Mahasiswa dibutuhkan, terutama
Mahasiswa teknik. Seorang ahli teknik yang handal dalam pengembangan dan perawatan sistem
pertahanan Negara akan sangat dibutuhkan demi Ketahanan militer yang baik.Dengan didasarkan
pada moral yang baik dan tujuan yang benar-benar untuk melindungi NKRI, maka Ketahanan militer
yang kuat akan terecapai. Sehingga Indonesia dapat terbebas dari ancaman dan gangguan dari
pihak-pihak yang inign mengganggu ketentraman Republik Indonesia.

Mahasiswa dituntut untuk selalu siaga dan terus mengembangkan diri guna menjawab
tantangan Bangsa dan era globalisasi, demi terciptanya kehidupan yang lebih baik untuk Indonesia di
masa yang akan datang. Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu Bangsa yang terdiri
atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan Nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup Bangsa dan Negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan Nasional:

1. Ancaman di dalam negeri, misalnya pemeberontakan dan subversi yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat Indonesia.

2. Ancaman dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar
negeri.

Melihat berbagai tantangan tersebut, seluruh elemen Bangsa seperti pemerintah,


masyarakat, generasi tua, wanita, pemuda dan sebagainya, memiliki peranan vital di masing-masing
bidangnya. Namun, pemuda yang memiliki batasan produktif dalam berkarya, memiliki posisi yang
penting. Dalam konstruksi pemuda, posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai
obyek dan pada tingkat tertentu berperan secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri
secara bertanggung jawab dan efektif. Kemampuan menyelesaikan problem obyektif yang ada
diharapkan mampu mengantarkan pemuda untuk tampil menghadapi tantangan yang lebih luas lagi.

Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan
memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan Bangsa. Berbagai gejala sosial dengan mudah
dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial,
memudarnya etika, lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan
lagi sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan
keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus selesaikan.

Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena Bangsa ini
sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan secara
simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar Bangsa ke depan perlu
bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan Bangsa ;
1. Meningkatkan kemandirian dan martabat Bangsa. Terpompanya harga diri Bangsa.
Seluruh aktivitas pembangunan sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri,
misalnya dengan menegakkan semangat berdikari.
2. Harmonisasi kehidupan dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga berkembang
mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen Bangsa.
3. Penyelenggara Negara dan segenap elemen Bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan
jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan Nasional yang kuat
dan berwibawa di mata rakyat yang memiliki integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil),
adanya kejelasan visi pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu
memberi inspirasi dan mengarahkan semangat rakyat secara kolektif, komunikatif
terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat solidaritas. Dan untuk pemuda,
mereka harus mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan
aspirasi, sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan
yang terjadi di masyarakat.

Peranan Mahasiswa Dalam Penegakan Hukum, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu peran
Mahasiswa dalam lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan kampus,
Mahasiswa dapat melakukan, seperti jujur dalam setiap proses perkuliahan, melakukan kajian kritis
terhadap setiap laporan pertanggungjawaban kegiatan, kontrol terhadap pelaksanaan proyek
kegiatan kampus, dan lain sebagainya. Sejak Indonesia mengandalkan peranan hukum dalam
menunjang pembangunan, maka kaitan antara hukum dan politik juga menjadi relevan. Dalam GBHN
terbaru bahkan kedudukan pembangunan hukum telah dinaikkan dari subsektor menjadi sector yang
dengan demikian menjadi berdiri sendiri. Mengaitkan secara otomatis antara hukum dan
pembangunan berarti meningkatkan pula intensitas pertukaran antara hukum dan politik. Posisi
hukum sebagai sarana untuk melakukan rekayasa sosial menjadi makin besar. Dalam keadaan
demikian, maka hubungan ketegangan antara kemandirian asas, doktrin, dan institusi hukum
berhadapan dengan politik menjadi lebih intensif.

Hukum dan rekayasa sosial sebenarnya merupakan Politik Sosial yakni hal yang harus
dirubah oleh Mahasiswa. Politik sosial adalah keadaan yang ingin dicapai dalam kehidupan bersama
sebagai suatu masyarakat, Bangsa, dan Negara.
Bagi Bangsa dan Negara Indonesia, keadaan yang ingin dicapai dalam kehidupan bersama sebagai
suatu masyarakat, Bangsa, dan Negara ini tertuang di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945;
yaitu suatu keadaan terlindunginya segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, keadaan
termajukannya kesejahteraan umum, keadaan tercedaskannya kehidupan Bangsa, serta terwujudnya
perdamaian abadi. Singkatnya adalah keadaan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Politik dan hukum harus bekerja sama dan saling menguatkan. Hukum tanpa kekuasaan
angan-angan, kekuasaan tanpa hukum kelaliman.
Sedangkan mengenai hubungan antara hukum dan politik dapat dilihat dari 3 asumsi di bawah ini:
a. Hukum determinasi atas politik, hukum sebagai das sollen.
b. Politik determinasi atas hukum, hukum sebagai das sein.
c. Politik dan hukum dalam hubungan seimbang.

Peranan Mahasiswa dalam hal peningkatan Budaya Bangsa dan Negara.


Apabila hukum dilihat sebagai suatu proses, maka ia tak mungkin berjalan bagaikan menarik
garis dari satu titik ke titik yang lain. Kebudayaan, aspirasi, cita-cita, dan nilai-nilai tetap merupakan
variable bebas yang turut menentukan penampilan akhir dari hukum. Itu berarti hukum itu tidak berdiri
sendiri, dan tidak sepenuhnya absolut. Pemahaman yang tidak lengkap itu pulalah yang membuat
orang pernah berpolemik mempersoalkan rekomendasi kongres kebudayaan tahun 1991 tentang
perlunya pendekatan budaya dalam penyelenggaraan hukum. Rumusan rekomendasi yang demikian
dipersoalkan, karena dinilai bakal merusak usaha penegakkan hukum, terutama dalam usaha
menumbuhkan kepastian hukum. Dalam hal ini harus dipahami sungguh-sungguh bahwa budaya itu
adalah perilaku substantif dan ia muncul dalam sekalian sektor kehidupan, termasuk kehidupan
Mahasiswa. Hukum dan kebudayaan itu sama-sama melakukan kontrol terhadap Mahasiswa dalam
kehidupan bermasyarakat kendatipun kekuatannya berbeda. Hukum modern itu memiliki kualitas
yang kuat untuk disebut sebagai teknologi dan mesin, sementara kebudayaan adalah jauh lebih lanjut
karena ia bekerja dengan persuasi atau melalui sosialisasi. Oleh karena itu, Mahasiswa harus bisa
memahami kalau terjadi benturan antara keduanya, maka budayalah yang akan banyak mengalami
kekalahan. Tapi itu tidak berarti bahwa dalam jangka panjang kebudayaan sebagai perilaku substantif
tidak akan melakukan pembalasan.
Dalam kerangka pemahaman yang demikian itu dapatlah kita mengatakan bahwa undang-undang itu
bukan hanya barisan pasal-pasal, melainkan mempunyai spirit atau semangat juga. Namun dimensi
semangat tersebut hampir selalu terbenam dalam setiap diskusi dan debat mengenai hukum
langsung oleh Mahasiswa.

Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya
daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa Mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi
penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.
Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka
harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia
dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural Mahasiswa antara lain dapat dilakukan
dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.

Optimalisasi peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan
dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur
ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan Mahasiswa (UKM)
kesenian dan keikutsertaan Mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.

Mahasiswa dapat melakukan membantu masyarakat untuk mewujudkan ketentuan aturan


yang diperlukan masyarakat, membimbing dan membantu masyarakat mengkritisi aturan yang ada
dan lain sebagainya. Politik, Ketahanan Nasional, Hukum, dan Budaya merupakan hal yang patut di
pertimbangkan dalam meningkatkan posisi Negara dan hal ini dilakukan oleh Mahasiswa. Jika sudah
begini seharusnya, tunggu apalagi? Mari Mahasiswa tingkatkan dan buatlah perubahan dalam
meningkatkan posisi Negara baik dalam Negeri dan di seluruh Dunia. Semua ada di tangan-mu.
Hidup Mahasiswa ..

2.2 Tanggung Jawab Mahasiswa

Dalam hal Ketahanan Nasional, Mahasiswa tidak dituntut harus wajib militer guna
mempertahankan Negara ini. Apakah jika Negara ini diserang Mahasiswa harusikut berperang
langsung?. Jawabannya tidak harus. Disinilah peran Mahasiswa dibutuhkan, terutama Mahasiswa
teknik. Seorang ahli teknik yang handal dalam pengembangan dan perawatan sistem pertahanan
Negara akan sangat dibutuhkan demi Ketahanan militer yang baik. Sampai sekarang ini Indonesia
dikenal di seluruh Dunia sebagai Negara Konsumen, bahkan seluruh perlengkapan Perang juga dibeli
dari Negara Luar. Ini sungguh teramat memalukan, karena Saya, Kamu, dan Kalian sebagai
Mahasiswa belum memberi bakti bagi Negara ini dalam hal tersebut. Akankah kita memberikan
Fasilitas buatan sendiri untuk memperkuat Ketahanan Negara? Kapan? Buktikan dirimu, buktikan
budimu, mari bangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Hendaklah diingat, bahwa informasi seringkali pula dibuat buat karena untuk kepentingan
suatu kelompok ataupun penguasa.
Keprihatinan dalam usaha penegakan hukum di Indonesia selama ini semakin bertambah, karena
rakyat hampir tak mempercayai lagi dengan badan penegakan hukum kita, mengapa? Karena kita
tidak tahu kunci menyelamatkan mempunyai keseriusan dan keberanian dalam menegakan hukum.
Dalam praktek penegakan hukum sering terjadi hal-hal yang mengejutkan. Seperti, sering pula ada
yang berperkara sesungguhnya sederhana, dalam arti tidak sulit pembuktiannya, tetapi pengadilan
dinyatakan bebas.

Sesungguhnya penegakan hukum akan berhasil bilamana adanya campur tangan Mahasiswa
dalam membatu proses penegakan hukum. Hal itu membutuhkan keberanian serta koekuensi
terhadap penegakan hukum itu sendiri. Ada beberapa hal positif yang dapat ditarik dari penegakan
hukum yang dapat dilakukan Mahasiswa secara tegas, antara lain :
a. Memulihkan kepercayaan rakyat kepada pemerintah
b. Dapat melakukan penyelamatan aset negara
c. Mahasiswa mempublikasikan Negara agar para penanam modal tidak ragu-ragu menanamkan
modalnya di Indonesia.

Disini penulis ingin menambahkan bahwa penegakan hukum akan lebih terlaksana, bilamana
adanya partisipasi juga oleh seluruh lapisan warga negara. Beberapa diantara salah satu cara
penegakan hukum adalah di dalam kekuasaan kehakiman itu harus merupakan kekuasaan yang
merdeka, yang artinya pengaruh kekuasaan pemerintah dan berhubung itu juga harus diadakan
jaminan dalam UU tentang kedudukan hakim; dengan jalan pendidikan, dengan ini maka setiap
warga negara tanpa terkecuali perlu untuk mendapatkan pengetahuan/informasi yang berkaitan
dengan hukum. Kedua hal ini sama pula dengan pokok-pokok pemikiran yang terdapat di UUD 1945.
Marilah kita selalu berhati-hati dalam mewujudkan rasa keadilan. Karena, tenteram tidaknya suatu
masyarakat atau tercapai tidaknya kestabilan di dalam masyarakat sebagai syarat yang diperlukan
untuk pembangunan ekonomi guna kesejahteraan rakyat, adalah terletak apakah keadilan sudah
terwujud di dalam masyarakat itu.

Untuk mengoptimalkan peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah
diperlukan adanya pemahaman Mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya
pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil Mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan
baik.

Peningkatan pemahaman Mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu
substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata
kuliah. Dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budaya Indonesia, pemahaman
Mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan
pelestarian. Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman bahkan mengoptimalkan peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-Mahasiswa yang telah mendapatkan
pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung
dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP)
yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya
daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari program studi
Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu merevitalisasi seni budaya yang
tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan
membantu mempromosikan perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.

Peningkatan pemahaman Mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat


dilakukan melalui jalur ekstrakurikuler; Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Kesenian Budaya Indonesia merupakan langkah lain yang dapat
ditempuh untuk mengoptimalkan peran Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya
daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong
pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga keMahasiswaan itu merupakan wahana yang
sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah Mahasiswa yang benar-
benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai
salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan
berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan
budaya daerah. Forum-forum festival seni Mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa
Tingkat Nasional merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran Mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.

2.3 Sumbangan-sumbangan Mahasiswa bagi Bangsa dan Negara

Hal-hal yang menjadikan Mahasiswa partisipan Aktif untuk Bangsa dan Negara antara lain:

~ Pemberantasan Korupsi
Untuk memerangi Korupsi bukanlah hal yang mudah seperti yang hanya kita lihat di televisi, dengan
gampangnya satu per satu pejabat yang korupsi tertangkap. Dari pengalaman Negara-negara lain
yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen Bangsa dan Masyarakat harus dilibatkan
dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara yang simultan. Tapi ada pihak-pihak dari
Mahasiswa yang turut campur tangan untuk mengembalikan kesejahteraan seluruh warga Negara.
Seperti kita lihat di zaman era SOEHARTO, Alm. Soeharto melakukan korupsi yang bahkan menjadi
bahan guncingan hingga 7 Keturunan tak akan habis, yang menjadi pertanyaannya apakah itu
benar?. Aktivis Mahasiswa hampir diseluruh pelosok Negeri memaksa Alm. Soeharto untuk Mundur
dari kursi Kepresidenan. Disini sudah jelas bahwa Mahasiswa mempunyai Kewajiban dan Tanggung
Jawab dalam hal menyeimbangkan kestabilan Negara. Mahasiswa merupakan bagian dari
Masyarakat yang merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh
dalam menerapkan perilaku terpuji. Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan
korupsi adalah pembenahan diri dan kampusnya. Dengan kata lain, Mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.

Sebagai pengontrol sosial, Mahasiswa dapat melakukan peran Preventif terhadap korupsi dengan
membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada
rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat.
Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak, kontrol
tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak
legislatif. Mahasiswa juga dapat berperan edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan
kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain
mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang
ditemuinya pada pihak yang berwenang.

~ Pengembangan dan Pelestarian Budaya

Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan
pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang
berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah
membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya
batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan perkumpulan
Wayang Orang Ngesthi Pandhawa. Pemerintah berkewajiban untuk mendorong peran serta
lembaga kebudayaan melalui pemberian ruang ekspresi yang cukup dalam bentuk penyediaan
gedung-gedung kesenian yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para seniman untuk
berekspresi. Memang, pemerintah telah menyediakan ruang ekspresi itu, namun sering kali
para seniman tidak mampu menjangkau sewa gedung yang mahal menurut ukuran seniman
(tradisi). Penyediaan fasilitas gratis bagi seniman yang akan menyelenggarakan pergelaran
merupakan kebijakan yang ditunggu-tunggu oleh kalangan seniman tradisi. Selain itu,
pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada Mahasiswa yang memiliki komitmen,
konsisten, dan secara kontinyu melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian seni dan budaya
daerah.

Jumlah Mahasiswa yang berminat terhadap seni daerah sangat terbatas. Mahasiswa
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan minat dan bakat yang lain daripada mengikuti
kegiatan yang berkaitan dengan seni tradisi. Mahasiswa lebih memilih bidang seni nontradisi
atau bidang penalaran. Di perguruan tinggi nonkesenian, perhatian terhadap bidang seni
tradisi relatif rendah.Keterbatasan dana menjadi kendala berikutnya yang akan muncul
apabila akan melestarikan seni dan budaya daerah. Optimalisasi peran Mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah memerlukan adanya kegiatan pelatihan. Kegiatan
pelatihan seni yang berujung pada pergelaran membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Perguruan Tinggi nonseni sering kali tidak memiliki dana yang cukup atau bahkan tidak
mengalokasikan dana untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Keterbatasan dan ketiadaan dana
untuk kegiatan pelatihan dan pergelaran seni daerah di perguruan tinggi merupakan cermin
kurangnya perhatian atau mungkin tidak adanya perhatian perguruan tinggi dalam pelestarian
seni dan budaya daerah. Semoga tidak.

~ Perubahan Sistem Pemerintahan yang diprakarsai Mahasiswa


Dalam Sejarah Orde Baru lahir sebagai sumbangan protes Mahasiswa pada tahun
1966 namun berakhir tumbang oleh Mahasiswa pada tahun 1998. Kekuatan gerakan
Mahasiswa Soeharto sebagai presiden yang fobiyah terhadap gerakan (aksi) Mahasiswa.
Ketakutan soeharto menghadapi gerakan Mahasiswa ketika gerakan memprotes
pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, sehingga Soeharto memerintahkan kepada
Pangkopkamtib jenderal Soemitro untuk mengambil langkah keras untuk menghentikan
gerakan deminstrasi Mahasiswa. Namun Istri soeharto tidak tinggal diam melihat suaminya
yang dirundung demonstrasi sehingga Ibu Tien Soeharto sebagai penggagas proyek TMII
mengadakan pertemuan dengan beberapa pengusaha, pemuda, dan Mahasiswa di gedung
Kartika Chandra, dijalan Gatot Subroto. Mahasiswa yang hadir pada pertemuan tersebut yaitu
Surdjadi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Akbar Tanjung dari
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ibu Tien yang memanfaatkan pertemuan tersebut dan
mengeluarkan statemen bahwa pembangunan Taman Miniature Indonesia adalah tidak ada
yang ditutup-tutupi.

Gerakan protes Mahasiswa tahun 1977-1978 bisa disebut sebagai gerakan protes Mahasiswa
Indonesia yang paling lengkap mengkritik atas berbagai penyimpangan selama
pemerintahan Orde Baru. Gerakan Mahasiswa yang dipelopori oleh organisasi intra kampus
yang illegal, Dewan Mahasiswa yang mampu merumuskan berbagai penyimpangan
pemerintahan Orde Baru dengan sistematis dan lengkap.

Lagi-lagi sejarah memiliki hukum besi sendiri ketika kritik Mahasiswa dibungkam,
Oposisi dilarang, memenjarakan lawan-lawan politik menjadi kebiasaan.

Kelemahan gerakan Mahasiswa : kekuasaan begitu lama dapat menyingkirkan kekuatan anak
muda (lebih 20 tahun) antara periode 1977-1978 kepride tumbangnya Soeharto. Hal ini dapat
terjadi karna kelemahan kelemahan yang ada dalam garakan Mahasiswa itu sendiri. Gerakan
1970-an suatu periode dimana Mahasiswa begitu dekat dengan mitos gerakan moral sehingga
tidak lagi memikirkan imbas politik dari tekanan yang mereka lakukan. Hal ini
mengidentikasikan pola garakan moral kepada kecedrungan garakan politik disinilah aparat
keamanan lihai memanfaatkan internal Mahasiswa.

Sumbangan gerakan Mahasiswa 1977-1978 itu perlunya lembaga legislative yang


kuat untuk mengontrok eksekutif ; pemisahan ketua MPR dan DPR karena keduanya lembaga
yang berbeda (MPR lembaga tertinggi Negara sedangkan DPR lembaga tinggi setara dengan
presiden) perlu pelaksanaan pemiliham umum yang benar-benar mencerminkan asas
langsung, umum, bebas dan rahasia Sumbangan pemikiran Mahasiswa masih sangat relevan
dengan kondisi reformasi saat ini.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Pemuda/Mahasiswa memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan


bangsa, terutama persoalan yang menyangkut Ketahanan Nasional, meski tidak dimungkiri
bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah kesadaran pemuda
untuk mampu merubah dirinya dari obyek pembangunan menjadi subyek pembangunan dan
mampu tampil untuk mendukung Ketahanan Nasional bangsa ini. Persoalan bangsa memang
tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya, dengan membangun kesadaran bagi
pemuda, maka problem Ketahanan Nasional memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Dengan adanya pastisipasi Mahasiswa dalam penegakkan Hukum Negara ini, maka
Hukum berjalan bagaikan menarik garis dari satu titik ke titik yang lain. Itu berarti hukum itu
tidak berdiri sendiri, dan tidak sepenuhnya absolut.kita tidak dapat memperoleh gambaran
yang lengkap mengenai keadaan hukum yang sebenarnya hanya dengan membaca peraturan
perundang-undangan saja. Undang-undang itu memang penting dalam suatu negara hukum,
tapi ia bukan segalanya. Demikian pula proses untuk memberi keadilan kepada masyarakat
tidak begitu saja berakhir melalui kelahiran pasal-pasal undang-undang.

Dengan adanya pemahaman terhadap seni dan budaya daerah, kita akan dapat mengetahui
dan menghormati adanya keanekaragaman budaya dalam masyarakat Indonesia, tidak
terjebak pada etnosentrisme, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis
yang kita cita-citakan dapat terwujud. Di akhir tulisan ini, saya ingin mengajak semua pihak
untuk melestarikan seni dan budaya daerah. Mari kita berjuang untuk melestarikan seni dan
budaya daerah. Semoga berhasil.

3.2 Saran

Saya sebagai Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini tetapi
Penulis menyadari dengan kekurangan dan kelemahan Penulis, maka makalah ini juga masih
terdapat kekurangan dan kesalah baik didalam pembahasan materi masalah maupun dalam
penuliasan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan pasrtisipasinya dari Pembina dan
sahabat-sahabat semua demi kesempurnaan makalah ini. Dan Terima Kasih Saya haturkan
kepada Pihak-pihak yang terkait

Akankah cita-cita kita ketika mahasiswa ini terwujud dalam interaksi sosial? Adalah
ditentukan pada tiap individu mahasiswa yang membingkai dalam satu kelompok dengan
gerakan sehat pada patron idalisme mahasiswa sebagai lokomotif gerakan pembaharuan
bangsa Negara dan masyarakat.

Kapan lagi kalau bukan sekarang.

Siapa lagi kalau bukan kita.

Daftar Pustaka

Kartodirdjo, Sartono. 1994a. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartodirdjo, Sartono. 1994b. Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan
Kebudayaan Nasional. Yogyakarta: Aditya Media.

Erlangga Masdiana dkk, Peran Generasi Muda Dalam Ketahanan Nasional, Kementerian
negara Pemuda dan olahraga, April 2008

Diskusi Mahasiswa Jawa Tengah, Peranan Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi Di


Jawa Tengah, 12 September 2006 di Auditorium Imam Bardjo UNDIP
http://id.wikipedia.org/wiki/Socrates

Anda mungkin juga menyukai