Anda di halaman 1dari 15

BAB V

ANALISIS HIDROLOGI 64

BAB V
ANALISIS HIDROLOGI

5.1. Tinjauan Umum

Untuk menentukan debit rencana, dapat digunakan beberapa metode atau cara.
Metode yang digunakan sangat tergantung dari data yang tersedia, data data tersebut
dapat berupa data debit sungai atau data curah hujan.
Lokasi check dam direncanakan pada Desa Kedungrejo, Kecamatan Ngantang
yang terletak 13 km dari hulu Kali Konto. Check dam dibangun pada hulu sungai agar
lebih dekat dengan daerah penghasil sedimen yang terletak di hulu sungai.
Perencanaan dam pengendali sedimen Kali Konto ini menggunakan data curah
hujan dari stasiun yang berpengaruh pada daerah tersebut, yaitu :
1. Stasiun Hujan Kedungrejo
2. Stasiun Hujan Pujon

Kali Konto

Pujon
Kedungrejo
Waduk Selorejo

Bendosari
Selorejo Check Dam 15
Lokasi Pekerjaan

Gambar 5.1. Peta SubDAS Kali Konto

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 65

5.2. Curah Hujan Rata Rata Daerah Aliran

Curah hujan yang diperlukan untuk perencanaan dam pengendali sedimen


adalah curah hujan rata rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan
pada satu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau curah hujan
daerah dan dinyatakan dalam mm. ( Suyono Sosrodarsono, Hidrologi Untuk
Pengairan )
Metode yang digunakan adalah metode perhitungan rata-rata karena jumlah
stasiun curah hujan yang terletak pada DPS hanya dua stasiun. Caranya adalah dengan
menjumlahkan curah hujan pada tiap stasiun kemudian membaginya dengan jumlah
stasiun yang ada. Metode ini masih memiliki banyak kelemahan karena tidak
memasukkan pengaruh topografi. Metode ini dapat digunakan dengan hasil
memuaskan apabila daerahnya datar dan penempatan alat ukur tersebar merata, serta
curah hujan tidak bervariasi banyak dari harga tengahnya.
R1 + R2 + R3 + ......Rn
Rumus : Rave =
n
__
Di mana : R = curah hujan rata rata (mm)
R = tinggi curah hujan di stasiun i (mm)
A1-An = luas daerah pengaruh stasiun i (km2)
Data curah hujan:
Tabel 5.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum
Nama Stasiun
No Tahun Kedungrejo Pujon
1 1994 149 119
2 1995 46,3 46,5
3 1996 41,3 55,6
4 1997 40,7 48,3
5 1998 120 100,3
6 1999 101,7 79,4
7 2000 120 110
8 2001 106 95
9 2002 120 89
10 2003 148,3 92,2
11 2004 190 150
(Sumber : Perum Jasatirta I)

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 66

Perhitungan curah hujan harian maksimum rata rata dimulai dengan


mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar ke yang terkecil pada tiap tiap
stasiun. Perhitungan curah hujan rata rata daerah aliran selanjutnya akan disajikan
dalam bentuk tabel.
Tabel 5.2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata Rata
Nama Stasiun Curah hujan
No Kedungrejo Pujon rata - rata
1 190 150 170,000
2 149 119 134,000
3 148,3 110 129,150
4 120 100,3 110,150
5 120 95 107,500
6 120 92,2 106,100
7 106 89 97,500
8 101,7 79,4 90,550
9 46,3 55,6 50,950
10 41,3 48,3 44,800
11 40,7 46,5 43,600

5.3. Analisa Frekuensi

Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk menentukan
besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log Pearson III, Log
Normal, dan beberapa cara lain. Metodemetode ini harus diuji mana yang bisa
dipakai dalam perhitungan. Pengujian tersebut melalui pengukuran dispersi. Untuk
melakukan pengukuran dispersi, terlebih dahulu harus diketahui faktor faktor
berikut :
___
1. Harga rata rata ( X )
Rumus :
n

__ X i
X= i

n
2. Standar deviasi (Sx)
Rumus :

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 67

2
n ___

Xi X
Sx = i =1
n 1
3. Koefisien Skewness (Cs)
Rumus :
3
n ___

n X i X
i =1
Cs =
(n 1) (n 2) S 3
4. Koefisien Curtosis (Ck)
Rumus :
4
n___

n Xi X
2

i =1
Ck =
(n 1) (n 2) (n 3) S 3
5. Koefisien variasi (Cv)
Rumus :
Sx
Cv = ___
X
Untuk menghitung faktor faktor tersebut, diperlukan parameter parameter
perhitungan faktor faktor tersebut, yang disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5.3. Parameter Uji Distribusi Statistik


No R(Xi) (Xi - Xr) (Xi - Xr)^2 (Xi - Xr)^3 (Xi - Xr)^4
1 170 71,273 5.079,802 362.051,318 25.804.384,833
2 134 35,273 1.244,165 43.885,103 1.547.947,267
3 129 30,273 916,438 27.743,078 839.858,638
4 110 11,273 127,074 1.432,475 16.147,898
5 108 9,273 85,983 797,301 7.393,157
6 106 7,273 52,893 384,673 2.797,623
7 98 -0,727 0,529 -0,385 0,280
8 91 -7,727 59,711 -461,401 3.565,373
9 51 -47,727 2.277,893 -108.717,600 5.188.794,524
10 45 -53,727 2.886,620 -155.090,211 8.332.574,070
11 44 -54,727 2.995,074 -163.912,252 8.970.470,543
Jumlah 1.086 15.726,182 8.112,099 50.713.934,206
Xr 98,727

Dari tabel di atas dapat dihitung faktor faktor uji distribusi sebagai berikut :
___
1. Harga rata rata ( X )

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 68

__
1.086
X = Xr = = 98,727
11
2. Standar Deviasi (Sx)
15.726,182
Sx = = 39,656
11 1
3. Koefisien Skewness (Cs)
11x8.112,099
Cs = = 0,016
(11 1) (11 2) 39,656 3
4. Koefisien Curtosis (Ck)
11x 50.713.934,206
Ck = = 12,424
(11 1) (11 2) (11 3) 39,656 3
5. Koefisien Variasi (Cv)
39,656
Cv = = 0,402
98,727

Tabel 5.4. Parameter Uji Distribusi Statistik dalam Log


No R (Xi) Log Xi (LogXi - LogXr) (LogXi - LogXr)^2 (LogXi - LogXr)^3 (LogXi - LogXr)^4
1 170 2,204 0,237 0,056 0,013 0,003
2 134 2,127 0,160 0,026 0,004 0,001
3 129 2,111 0,144 0,021 0,003 0,000
4 110 2,041 0,074 0,005 0,000 0,000
5 108 2,033 0,066 0,004 0,000 0,000
6 106 2,025 0,058 0,003 0,000 0,000
7 98 1,991 0,024 0,001 0,000 0,000
8 91 1,959 -0,008 0,000 0,000 0,000
9 51 1,851 -0,116 0,013 -0,002 0,000
10 45 1,653 -0,314 0,099 -0,031 0,010
11 44 1,644 -0,323 0,104 -0,034 0,011
Jumlah 1.086 21,639 0,000 0,333 -0,045 0,025
Xr 98,727 1,967

Dari tabel di atas dapat dihitung faktor faktor uji distribusi sebagai berikut :
___
1. Harga rata rata ( X )
__
21,639
Log X = = 1,967
11
2. Standar Deviasi (Sx)
0,333
Sx = = 0,182
11 1

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 69

3. Koefisien Skewness (Cs)


11x ( 0,045)
Cs = = 0,912
(11 1) (11 2) 0,182 3
4. Koefisien Curtosis (Ck)
11x 0,025
Ck = = 0,063
(11 1) (11 2) (11 3) 0,182 3
5. Koefisien Variasi (Cv)
0,182
Cv = = 0,092
1,967
Dari faktor faktor di atas dapat ditentukan metode mana yang bisa dipakai, seperti
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 5.5. Hasil Uji Distribusi Statistik
Jenis
Distribusi Syarat Perhitungan Kesimpulan
Cs 0 Cs = 0,016
Normal Ck = 0 Ck = 12,424 Tidak memenuhi
Cs 1,1396 Cs = 0,016
Gumbel Ck 5,4002 Ck = 12,424 Tidak memenuhi
Log Pearson Cs 0 Cs = 0,912 Memenuhi
Log Normal Cs 3Cv + Cv2 = 0,3 Cs = 0,285 Tidak Memenuhi

5.3.1. Uji Sebaran Metode Chi Kuadrat

Pengujian kesesuaian dengan sebaran adalah untuk menguji apakah sebaran


yang dipilih dalam pembuatan kurva cocok dengan sebaran empirisnya. Uji Chi
Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang
dipilih dapat mewakili distribusi statistik data yang dianalisis.
Penentuan parameter ini menggunakan X2Cr yang dihitung dengan rumus :
2
n
Efi Ofi
X 2 Cr =
i =1 Efi
Di mana :
X2Cr = harga Chi Kuadrat
Efi = banyaknya frekuensi yang diharapkan
Ofi = frekuensi yang terbaca pada kelas i
n = jumlah data
TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 70

Prosedur perhitungan uji Chi Kuadrat adalah :


1. Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil
2. Hitunglah jumlah kelas yang ada (K) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian
kelas disarankan agar setiap kelas terdapat minimal tiga buah pengamatan.
n
3. Hitung nilai Ef =
K
4. Hitunglah banyaknya Of untuk masing masing kelas.
5. hitung nilai X2Cr untuk setiap kelas kemudian hitung nilai total X2Cr dari
tabel untuk derajat nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5% dengan
parameter derajat kebebasan.

Rumus derajat kebebasan adalah :


DK = K ( R + 1 )
Di mana :
DK = derajat kebebasan
K = kelas
R = banyaknya keterikatan ( biasanya diambil R = 2 untuk distribusi normal dan
binomial dan R = 1 untuk distribusi Poisson dan Gumbel)

Perhitungan :
K = 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 11 = 4,460 5
DK = K(R+1) = 5(1+1)= 3

Tabel 5.6. Nilai Kritis untuk Uji Chi Kuadrat



DK
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
1 0,0000393 0,000157 0,000928 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879
2 0,1000 0,021 0,05806 0,103 5,991 7,378 9,210 10,579
3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838
4 0,207 0,297 0,4848 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860
5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750
6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548
7 0,989 0,1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278
8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955
9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,156 0,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 71

Untuk DK = 3, signifikasi () = 5 % maka dari Tabel 5.6 harga X2Cr = 7,815


n 11
Ef = = = 2,2
K 5
Rterbesar Rterkecil 2,204 1,644
x = = = 0,140
K 1 5 1
1
x = 0,070
2
1
X awal = Rterkecil x = (1,644 0,070) = 1,574
2

Tabel 5.7. Hitungan X2Cr


Nilai Batas Tiap Kelas Ef Of (Ef Of)2 (Ef Of)2/Ef
1,574 < Ri < 1,714 2,2 2 0,040 0,018
1,714 < Ri < 1,854 2,2 1 1,140 0,655
1,854 < Ri < 1,994 2,2 2 0,040 0,018
1,994 < Ri < 2,134 2,2 5 7,840 3,564
2,134 < Ri < 2,274 2,2 1 1,140 0,655
Jumlah 11 11 4,910

Karena nilai X2Cr analisis < X2Cr tabel ( 4,910 < 7,815 ) maka untuk menghitung
curah hujan rencana dapat menggunakan distribusi Log Pearson Type III.

5.4. Distribusi Curah Hujan Rencana

Analisis curah hujan rencana ini bertujuan untuk mengetahui besarnya curah
hujan maksimum dalam periode ulang tertentu yang nantinya dipergunakan untuk
perhitungan debit banjir rencana.
Dalam perencanaan dam pengendali sedimen Waduk Selorejo, curah hujan
rencana yang dipakai adalah curah hujan rencana dengan periode ulang 50 tahun.
Oleh karena itu dicari curah hujan rencana untuk periode 50 tahun, berdasarkan curah
hujan rata rata daerah aliran yang sudah diketahui.

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 72

5.4.1. Distribusi Log Pearson Type III

Perhitungan curah hujan rencana dengan metode Log Pearson III


menggunakan parameter parameter statistik yang diambil dari Tabel 5.4. Parameter
yang digunakan adalah sebagai berikut :
___
Nilai rata rata ( log X ) = 1,967
Deviasi standar ( Sx ) = 0,182
Koefisien Skewness ( Cs ) = -0,912
Logaritma data pada interval pengulangan atau kemungkinan prosentase yang terpilih
___
LogR = Log X + k S
Harga k tergantung nilai Cs yang sudah didapat, seperti terdapat pada Tabel 2.4,
untuk Cs = -0,912 dengan periode ulang 50 tahun, nilai k = 1,549.
LogR = 1,967 + (1,549 0,182) = 2,249
R = 177,385 mm

5.5. Perhitungan Debit Banjir Rencana

Untuk menghitung debit banjir rencana digunakan hasil perhitungan intensitas


curah hujan periode ulang 50 tahun. Besarnya debit rencana dapat ditentukan
berdasarkan besarnya curah hujan rencana dan karakteristik daerah aliran sungai.
Adapun data yang diperlukan adalah :
1. Luas DPS Kali Konto (A) = 102 km2
2. Panjang sungai (L) = 13 km
3. Kemiringan Sunga(i ) = 0,0214

5.5.1. Metode Haspers

Metode Haspers digunakan pada luas DPS < 300 km2 .


Rumus :
Q = xxqxA
t = 0,1 x L 0,8 x i-0,30

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 73

1 + (0,012 xA 0, 70 )
=
1 + (0,075 xA 0,70 )

1
= 1+
(
t + 3,70 x10 0, 40 t)x
A 0,75
t 2 + 15 12
Di mana :
Q = debit banjir rencana pada periode ulang tertentu ( m3/det)
= koefisien limpasan air hujan
= koefisien pengurangan luas daerah hujan
q = intensitas maksimum jatuhnya hujan rata rata (m3/det/km)
A = luas Daerah pengaliran sungai (km2)
t = waktu konsentrasi hujan (jam)
L = panjang sungai (km)
i = kemiringan sungai
Perhitungan :
t = 0,1 x L 0,8 x i-0,30
t = 0,1 x 130,8 x 0,0214-0,30 = 2,466 jam
1 + (0,012 xA 0, 70 )
=
1 + (0,075 xA 0,70 )

1 + (0,012 x102 0,70 )


=
1 + (0,075 x102 0, 70 )
= 0,448
1
=1+
(
t + 3,70 x10 0, 40 t)x
A 0,75
t 2 + 15 12

1
= 1+
( x
)
2,466 + 3,70 x10 0, 40*2, 466 102 0,75
= 1,361
2,466 2 + 15 12
= 0,734
Untuk t < 2 jam digunakan rumus :
t *r
r=
t + 1 0,0008(260 R)(2 t ) 2
Untuk t > 2 jam digunakan rumus :
t*R
r=
t +1

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 74

r
q=
3,6 * t
Di mana :
R = curah hujan periode ulang tertentu (mm)
Dari perhitungan t diatas didapat nilai t = 2,466 > 2 maka :
2,466 * 177,385
r = = 126,206
2,466 + 1
126,206
q = = 14,216
3,6 * 2,466
Q = xxqxA
= 0,448 x 0,734 x 14,216 x 102
= 476,817 m3/det

5.5.2. Metode Rasional

Metode ini digunakan dengan anggapan bahwa DPS memiliki :


- Intensitas curah hujan merata diseluruh DPS dengan durasi tertentu.
- Lamanya curah hujan = waktu konsentrasi dari DPS.
- Puncak banjir dan intensitas curah hujan mempunyai tahun berulang yang
sama.
- Luas DAS < 300 km2.
Rumus :
CxIxA
Q=
3,60
Di mana :
C = koefisien limpasan air hujan
I = intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Q = debit maksimum (m3/det)
Intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus Mononobe :
2
R 24 3
I = 24 x
24 tc

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 75

Di mana :
R = hujan maksimum (mm)
tc = waktu konsentrasi (jam)
Waktu konsentrasi dihitung menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Kirpich
(1940), yang dapat ditulis sebagai berikut :
t c = 0,0133Lxi 0,6
Di mana :
tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang sungai (km)
S = kemiringan sungai
Data :
A = 102 km2
L = 13 km = 13.000 m
R100 = 177,385 mm
S = 0,0214
t c = 0,0133Lxi 0,6 = 0,0133 x 13 x 0,0214-0,6 = 1,813 jam

Intensitas hujan dapat hitung setelah tc didapat.


2
R 24 3
I = 24 x
24 tc
2
177,385 24 3
I = x
24 1,813
I = 41,360 mm
Koefisien limpasan (C):
Angka koefisien limpasan merupakan indikator apakah suatu DAS telah
mengalami gangguan. Besar kecilnya nilai C tergantung pada permebilitas dan
kemampuan tanah dalam menapung air. Nilai C yang besar menunjukkan bahwa
banyak air hujan yang menjadi limpasan. Koefisien lipasan permukaan pada kajian ini
dihitung berdasarkan pola penggunaan lahan hasil inventarisasi dari Sub Balai
Rehabilitasi Lahan dan Konversasi Tanah pada tahun 1997. Karena tata guna lahan di
DPS Kali Konto termasuk campuran, maka nilai tetapan C diberikan bobot (weighted)
untuk memperoleh nilai rata-rata tertimbang. Perhitungan selengkapnya disajikan
dalam tabel berikut :

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 76

Tabel 5.8. Perhitungan Koefisien Limpasan (C) di DPS Kali Konto


Penggunaan Luas % Luas C C x %Luas
2
Lahan (km ) (%)
1 Hutan Alam 49,9 48,922 0,25 12,231
2 Hutan Industri 34,1 33,431 0,30 10,029
3 Pemukiman 10 9,804 0,25 2,451
4 Sawah 8 7,841 0,20 1,569
102 100 26,28

Perhitungan Debit Banjir dengan Metode Rasional


CxIxA
Q =
3,60
0,263 x 41,360 x102
=
3,60
= 308,202 m3/det

5.5.3. Metode Melchior

Metode Melchior digunakan untuk luas DAS >100 km2.


Rumus :
Q = x xqxA
180 + 0,750 A
=
150 + A
1.000 L
T=
3.600v

v = 1,315 .q. A.i 2


nF = a b = x 3,14 x 20 x 13 = 204,1 km2
= 0,52
Dimana :
Q = debit banjir rencana pada periode ulang tertentu ( m3/det)
= koefisien limpasan air hujan
= koefisien pengurangan luas daerah hujan
q = intensitas maksimum jatuhnya hujan rata rata (m3/det/km)
A = luas Daerah pengaliran sungai (km2)

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 77

t = waktu konsentrasi hujan (jam)


L = panjang sungai (km)
i = kemiringan sungai

Perhitungan :
180 + 0,750 A
=
150 + A
180 + 0,750 x102
=
150 + 102
= 1,018
nF = 204,1 km2
q = 4,1 m3/km 2/det

v = 1,315 .q. A.i 2

v = 1,315 0,52.4,1.102.0,0214 2
= 0,651 m/det
1.000 L
T=
3.600v
1.000 x13
T=
3.600 x 0,651
= 5,549 jam
t = T = 5,549
Rt = 0,41 R24
0,41x 200
q =
3,6 x 5,549
= 4,102 4,1 m3/km 2/det cocok dengan diatas
177,385
Q = 0,52 x 1,018 x 4,1 x 102 x
200
= 196,307 m3/detik

5.5.3. Debit Banjir yang Dipakai

Dari hasil perhitungan metode metode di atas maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang
BAB V
ANALISIS HIDROLOGI 78

Tabel 5.9. Debit Banjir yang Dipakai


Metode Debit banjir 50 tahun (m3/detik)
Haspers
476,817
Rasional
308,202
Melchior 196,307

Debit banjir yang digunakan adalah dari hasil perhitungan Metode Haspers, yaitu Q50
= 476,817 m3/det
Untuk perencanaan dam pengendali sedimen Kali Konto digunakan Qdesign = 477
m3/det

TUGAS AKHIR Triana Susanti (L2A 001 155)


Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
Kabupaten Malang

Anda mungkin juga menyukai