Anda di halaman 1dari 8

PETA INOVASI PEMBUATAN TRIACETIN

Biofuel
Monoacetin Diacetin Triacetin
PRODUCT
TECHNOLOGY biodiesel

Waktu reaksi Kondisi reaksi dengan


singkat tekanan yang besar

Super critical
TECHNICAL Waktu Selektivitas condition
DIFFERENTATION Katalis homogen reaksi lama tinggi
& heterogen

PROCESS/
MANUFACTURING
Esterifikasi Asetilasi Transesterifikasi
TECHNOLOGY

MATERIAL
TECHNOLOGY Asam asetat Gliserol Asetat anhidrat Trigliserida Metil asetat
PETA INOVASI PEMBUATAN TRIACETIN SEBAGAI PRODUK
INTERMEDIATE

Peta inovasi dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi hubungan


antara berbagai penemuan teknologi (material, proses / manufaktur, dan teknologi
produk) dan suara pelanggan (kebutuhan pasar atau pelanggan). Peta inovasi ini
adalah alat yang digunakan untuk merancang produk sehingga mendapatkan
pembaruan terhadap produk yang dibutuhkan. Peta inovasi membantu
menghubungkan pengembang teknologi ke pengembang produk dan pelanggan
mereka. Ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk, dan strategi
untuk melindungi penemuan teknologi dan inovasi produk (Seider, 2009).
Upaya pengembangan produk bisa jadi teknologi atau market driven.
Pengembangan produk baru yang didorong pasar memulai pasar yang diketahui
atau kebutuhan pelanggan akan sebuah solusi. Dalam kedua kasus (marjet driven
atau technology driven) untuk mencocokkan pasar / kebutuhan pelanggan dengan
teknologi inovasi (Seider, 2009).
Banyak contoh dari peta inovasi dalam pembuatan produk yang dapat
menghubungkan komponen teknologi dari perkembangan produk dengan
keuntungan teknis. Perkembangan peta inovasi dimulai dengan identifikasi enam
lapisan dan berbagai elemen yang terkait dengan setiap lapisan. Adapun dalam
pembuatan triacetin, terdapat 4 elemen lapisan yang akan dibahas. Antara lain :
A. Material technology (teknologi material)
Material yang memungkinkan menghasilkan produk baru. Teknologi
material diawali dengan produksi barang dari bahan baku hingga pengolahan
bahan menjadi bentuk yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Dalam pembuatan
triacetin ini terdapat 4 bahan baku yang dapat menghasilkan produk intermediate
triacetin yaitu gliserol, asam asetat, asetat anhidrat, dan trigliserida.
a. Gliserol
Pembuatan triacetin umumnya diproduksi dari yang merupakan
produk samping berharga dari produksi biodiesel, gliserol ini dihasilkan dari
lemak hewani, nabati dan minyak sebagai persediaan pakan. Gliserol kasar
yang dihasilkan selama transesterifikasi dalam produksi biodiesel terdiri
dari kotoran seperti sabun, abu, air, metanol dan bahan organik lainnya (Tan
HW et dkk., 2013). Hasil yang diharapkan dengan mengubah gliserol
menjadi triacetin adalah untuk mengurangi kerugian ekonomi dan
pencemaran lingkungan, serta dapat megubah gliserol yang tidak memiliki
nilai jual menjadi barang intermediate yang memiliki nilai jual. Sebab, nilai
impor industri triacetin hingga bulan Desember 2016 adalah 1,734.088 ton
(BPS, 2016). Sehingga sangat berpeluang besar dalam memproduksi
triacetin dari gliserol.

b. Asam Asetat
Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat luas dibidang industri
dan pangan. Di Indonesia, kebutuhan asam asetat masih harus di import
sehingga perlu diusahakan kemandirian dalam penyediaan bahan
(Handoyono, 2007).

c. Asam Asetat Anhidrat


Kegunaan asam asetat anhidrid sebagai pelarut senyawa organik,
fungisida dan bakterisida, berperan dalam proses asetilasi, pembuatan
aspirin dan pembuatan acetylmorphine. Industri yang paling banyak
menggunakan asetat anhidrid yaitu industri selulosa asetat penghasil serat
asetat, plastik serat kain dan lapisan (Celanase, 2010).

B. Process/manufacturing technology
Proses yang memungkin pembuatan produk baru atau komponennya. Proses
pembuatan triacetin dari gliserol dapat menggunakan beberapa metode
diantaranya asetilasi, esterifikasi, transesterifikasi. Berikut adalah penjelasan
mengenai masing-masing proses produksi triacetin :
a. Reaksi Asetilasi
Asetilasi adalah masuknya radikal asetil ke dalam molekul senyawa
organik yang mengandung gugus OH. Pada dasarnya asetilasi dapat
disentisis oleh dua jenis reaksi yang berbeda, yang dapat bereaksi pada
reaktor batch dan kolom distilasi reaktif kontinyu. Asetilasi dapat dilakukan
dengan atau tanpa penggunaan katalis. Namun, kehadiran katalis dapat
sangat meningkatkan laju reaksi dan selektivitas produk. Asetilasi di
produksi antara gliserol dan asam asetat yang menghasilkan monoacetin,
diacetin, dan triacetin.

b. Esterifikasi
Esterifikasi adalah reaksi pembuatan senyawa ester dengan
mereaksikan antara asam karboksilat dan alkohol dimana terjadi reaksi adisi
dan penataan ulang estimasi yang menghasilkan ester (Fessenden, 1982).

c. Transesterifikasi
Pembentukan gliserol sebagai reaksi samping tidak dapat dihindari
selama reaksi trans-esterifikasi produksi bahan bakar biodiesel. Oleh karena
itu, banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki penurunan
produksi gliserol dari minyak nabati selama produksi biodiesel.

C. Technical Value Proposition (Proposisi Nilai Teknis)


Merupakan perbedaan teknis dari suatu proses atau keuntungan dari suatu
proses yang akan menghasilkan produk baru. Dari reaksi yang telah dipaparkan
dalam pembuatan triacetin, terdapat beberapa keuntungan dan kelemahan yang
dapat dijadikan patokan dalam memproduksi triacetin, yaitu :
a. Nilai teknis pada reaksi asetilasi
Pada proses asetilasi reaksi kontinyu untuk produksi triacetin dari
gliserol, asam asetat dan asam asetat anhidrada hanya sejumlah kecil asam
asetat yang dikeluarkan. Gliserol dicampurkan dengan asam asetat, dengan
menggunakan katalis campuran di panaskan dengan kondisi operasi 180
sampai 250 C pada tekanan 5 sampai 30 mPa dengan waktu kontak
pereaksi paling sedikit 1 jam dan tanpa menggunakan katalis campuran
dipanaskan dengan kondisi operasi 100 sampai 180 C pada tekanan 0,2
sampai 5 mPa.
Pada waktu tertentu gliserol diisikan terus menerus ke cairan pertama
dimana uap asam asetat dan uap air mengair terpisah dengan dengan gliserol
cair dan produk asetat cair. Gliserol cair dan produk asetat cair mengalir
satu arah dan aliran air dalam arah arus berlawanan. Gliserol dan produk
asetat cair mengalir terus menerus ke dalam reaksi kedua dan menambahkan
asam asetat anhidrat cair sehingga beraksi dengan air sehingga
menghasilkan asam asetat dan monoacetin dan sampai membentuk diacetin
triacetin. Peralatan terdiri dari kolom reaksi dengan kolom rektifikasi yang
ditambahkan di bagian atas, penukar panas, wadah penyimpanan, pompa
umpan dan pipa penghubung.

Gambar 1 Mekanisasi Mekanisme Reaksi Glycerol

b. Nilai teknis pada Reaksi Esterifikasi


Esterifikasi berkelanjutan memiliki keuntungan bahwa jumlah produk
yang lebih banyak dapat dipersiapkan dalam periode waktu yang lebih
singkat. Prosedur ini dapat dijalankan selama berhari-hari atau berminggu-
minggu tanpa gangguan, namun memerlukan peralatan khusus.
Proses pembuatan triacetin dari gliserol dan asam asetat tahap pertama
yang kita lakukan yaitu aktifasi katalis. Selanjutnya proses pemurnian
gliserol yang bertujuan menghilangkan air, metanol, dan sisa asam dalam
proses pembuatan biodiesel. Gliserol ditambahkan akuades dengan
perbandingan 1 : 2.5. Warna pada gliserol dihilangkan menggunakan karbon
aktif 5% dari total volume gliserol diaduk selama 30 menit lalu didiamkan
selama 24 jam. Selanjutnya campuran di keringkan menggunakan
evaporator. Selanjutnya proses esterifikasi bertujuan untuk mengkonversi
gliserol menjadi triacetin menggunakan asam asetat. Gliserol di panaskan
pada kondisi operasi 100 C dan asam asetat dipanaskan pada suhu
mendekati 100 C setelah itu kedua larutan di campurkan sambil di lakukan
pengadukan dan tambahkan katalis proses ini berlangsung selama 4 jam
pada tekanan 0.2 sampai 5 mPa. Peralatan terdiri dari reaktor, penukar
panas, wadah penyimpanan, pompa umpan, evaporator dan pipa
penghubung.

Gambar 2. Mekanisme reaksi esterifikasi gliserol dan asam asetat menjadi


triacetin

c. Nilai Teknis pada Reaksi Transesterifikasi


Triacetin dapat diproduksi melalui reaksi trans-esterifikasi antara
trigliserida dan metil asetat melalui kondisi superkritis.
Dalam reaksi ini, triacetin diproduksi sebagai produk samping dengan
target pengurangan hasil gliserol yang tinggi saat memproduksi biodiesel
skala konvensional. Rumus reaksi untuk trans-esterifikasi trigliserida dan
metil asetat ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 3 Transesterifikasi Trigliserida and Metil Asetat (Tan, Lee and


Mohamed, 2011)
D. Product Technology (Teknologi Produk)
Produk ini terbagi menjadi produk tunggal, product family dan product
platform. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, indonesia masih mengimpor
triacetin setiap tahun, hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 1. Data Impor Triacetin di Indonesia
Tahun Kapasitas (Ton)
2012 12581.27
2013 12486
2014 15911.65
2015 15905.13
2016 18762.35
(Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, BPS 2012-2016)

Salah satu produk esterifikasi gliserol adalah TriAcetyl Glycerol (TAG) atau
triacetin. Triacetin dibuat dari proses esterifikasi antara gliserol dan asam asetat
dengan bantuan katalis. Kegunaan triacetin sangat banyak baik untuk keperluan
bahan makanan maupun non makanan. Untuk bahan makanan, triacetin dapat
digunakan bahan aroma pada permen (gula-gula), minuman olahan susu,
minuman berperisa dan permen karet. Sedangkan untuk bahan non makanan
triacetin dapat digunakan sebagai pelarut pada parfum, tinta cetak, plastisizer
untuk resin selulosa, polimer dan ko-polimer, bahkan dapat digunakan sebagai zat
aditif bahan bakar untuk mengurangi knocking pada mesin mobil. Triacetin
merupakan produk yang sangat potensial untuk dikembangkan dilihat dari
keguaannya yang sangat banyak (Khairiati, 2016).
KESIMPULAN

Dari paparan diatas, dapat dilihat bahwa untuk pembuatan triacetin ini
hanya memiliki 4 elemen yaitu :
1. Material technology (teknologi material)
2. Process/manufacturing technology (Teknologi Proses)
3. Technical Value Proposition (Proposisi Nilai Teknis)
4. Product Technology (Teknologi Produk)

Hal ini dikarenakan, produk triacetin merupakan produk intermediate


(tengah) sehingga untuk nilai costumer value proposition (nilai pada pembeli)
belum dapat ditentukan karena produk triacetin ini umumnya belum dapat
digunakan oleh kostumer dan hanya sebagai produk intermediate yang nantinya
akan diproses lagi menjadi produk jadi.

Anda mungkin juga menyukai