Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Seiring
dengan hal itu , batang tubuh UUD 1945 Pasal 31 ayat 5 menyebutkan,
"Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia."
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal 28, ayat 1
mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik
sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik.
Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, dapat dipahami
secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan
pendidikan manapun, secara yuridis formal dituntut harus diselenggarakan
secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan dalam suasana yang
mengesankan dan bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan pendidikan yang berlaku di
Indonesia, mengindikasikan pentingnya diterapkan strategi pembelajaran yang
memperdayakan peserta didik. Dalam konteks ini, PAKEM sebagai salah satu
pembelajaran yang telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan
2

implementasinya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia, memiliki


singgungan dan relevansi yang kuat terhadap apa yang menjadi tuntutan
yuridis formal ini (Ismail, 2008: 49-50).
Prinsip pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satu
Pendidikan (KTSP) di antaranya adalah membentuk siswa berpikir secara
logis, kritis, kreatif inovatif, memecahkan masalah serta berkomunikasi
melalui berbagai media. Seirama dengan harapan tersebut, perlu adanya
upaya agar siswa memiliki kecakapan hidup, yang dapat diupayakan
melalui jalur pendidikan berdasarkan pencapaian standar kompetensi yang
dicapai siswa.
Di SD Negeri Ciracas 04 Pagi Jakarta Timur, motivasi siswa dalam
melakukan pembelajaran masih kurang antusias. Hal tersebut ditunjukkan oleh
perilaku siswa di dalam kelas ketika mengikuti pembelajaran karena masih
banyak yang tidak konsentrasi, ngobrol, bercanda, bahkan jalan-jalan di
antara kelompok, kadang banyak juga siswa yang tidak tahu apa yang harus
dikerjakan, objek yang harus diamati. Masalah-masalah yang timbul dalam
diri anak disebabkan perceraian dan kemiskinan menjadi trend zaman
sekarang. Masalah dan konflik dalam keluarga anak akan berakibat terhadap
masalah belajar baik bagi dirinya sendiri dan masalah di kelas, kenakalan
remaja karena lingkungan yang keluarga dan masyarakat yang kurang
mendukung yang jika dibiarkan menjadi putus sekolah.
Dalam hal ini peran pendidik menjadi sangat berharga untuk
membangkitkan motivasi belajarnya anak agar anak lebih bergairah dan
antusias dalam belajar dan menggapai masa depannya. Tugas guru adalah
mempersiapkan siswa siswi kita agar mampu menghadapi tantangan yang ada
di masa datang. Dalam abad ini terjadi perubahan yang sangat besar dan
sangat berbeda dengan masa lalu. Guru sebagai ujung tombak Pendidikan
seyogiannya mampu memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan yang
tidak hanya memikirkan jabatan dan profesi namun lebih pada penyelesaian
masalah sehari-hari ( Buchori:21). Era ini adalah era digital dan siswa SD
3

adalah penduduk aslinya ( digital natives ) para guru adalah penduduk


pendatang ( digital immigrant ).
Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010:133) menyatakan
bahwa pakem merupakan singkatan dari pembelajaran, aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Sedangkan Mohammad Jauhar (2011:5) menyatakan bahwa
pakem dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi,
berfikir kritis, dan berfikir kreatif.
Selanjutnya Winastwan Gora dan Sunarto (2010:5) menyatakan bahwa
pakem adalah sebuah pendekatan pembelajaran bukan strategi atau metode
pembelajaran, dan Mohammad Syaifuddin (2008:4) menyatakan pakem adalah
pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kreativitas
sehingga proses pembelajaran efektif dalam suasana menyenangkan.
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa guru harus
mampu mengembangkan pembelajarannya dengan kemampuan anak sebagai
digital native untuk mewujudkan belajar aktif, kreatif, menyenangkan,
menggunakan teknologi informasi dan komputer yang nantinya akan membuat
anak berfikir kritis dan kreatif.
Membaca adalah salah satu strategi dalam belajar dan belajar itu
sendiri diwajibkan bagi laki-laki dan perempuan. Musuh utama kita adalah
kebodohan dan untuk melawan kebodohan tentu saja melalui pendidikan.
Pendidikan punya induk yaitu membaca. Selain membiasakan diri dalam
membaca dan belajar, maka kita juga perlu beraktifitas atau bekerja. Dalam
ajaran agama Islam dikatakan bahwa jika kamu bekerja, maka cukupkanlah,
bila selesai dalam satu pekerjaan maka pindah pada pekerjaan yang lain.
Selanjutnya dikatakan bahwa kita perlu untuk memiliki percaya diri
yang baik. Seseorang yang memiliki percaya diri yang mantap maka ia berarti
punya filsafat atau moto hidup yaitu yes I can and yes I will Dan
meminjam pepatah asing yang berbunyi if there is a will so there is a way
Bahwa seorang guru mutlak untuk memiliki karakter. Guru yang berkarakter
harus memiliki kemandirian, profesional dan percaya diri. Atau dalam
program sertifikasi sekarang dikatakan bahwa setiap guru mutlak untuk
4

memiliki 4 kompetensi; kompetensi paedagogik, kompetensi professional,


kompetensi pribadi dan kompetensi sosial. Yang terpenting kita harus mampu
menjadi diri sendiri- be ourself- kita harus menjadi yang terbaik- Ya menjadi
yang terbaik dalam hidup kita. Maka untuk itu selalulah untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman
Pemberian sarana dan prasarana berupa alat peraga pembelajaran dari
Dinas Pendidikan dan Kementrian Pendidikan Nasional sejatinya bukan
menjadi pajangan di dalam perpustakaan atau laboratorium kelas namun harus
dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan pembelajaran dan
pengembangan diri para pendidik di sekolah. Banyak guru yang tidak mau
tahu tentang barang-barang peraga yang secara gratis sudah bisa digunakan
untuk pembelajarannya, pada kenyataanya kepala sekolah sudah memberikan
motivasi penggunaan tetap saja tidak digunakan, hebatnya lagi ada juga kepala
sekolah yang juga tidak terlalu memusingkan hal ini alias didiamkan saja.
Sekaranglah saatnya para guru berfikir bagaimana teknologi dapat
menolong mereka, khususnya dalam pemanfaatannya dalam mewujudkan
PAKEMATIK ( Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
Memanfaatkan Teknologi Informasi Komunikasi ) di dalam kelas. Teknologi
Informasi harus diposisikan sebagai alat mewujudkan tujuan pembelajaran.
Di dalam kelas para siswa tidak belajar tentang teknologi walaupun secara
tidak langsung siswa akan memberikan pengalaman menggunakan teknologi
informasi dalam menyelesaikan permasalah sehari-hari. Jadi teknologi adalah
hanya salah satu alat pencapaian tujuan bukan segala-galanya. Hadirnya
pendekatan Pakematik dapat memberikan ide bagi sekolah dan staf pengajar
untuk mengantarkan siswa ke arah yang lebih baik, sadar akan kebutuhan
untuk membekali anak didik sesuai zamannya agar mereka siap dalam
menghadapi tantangan di masa depan.
5

B. Masalah yang dihadapi


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:

a. Motivasi siswa dalam pembelajaran di kelas yang masih rendah,


diantaranya terlihat tidak serius, bercanda dengan teman, mengalihkan
pandangan ke hal lainnya, tidak focus pada situasi pembelajaran, tidak
memperhatikan apa yang guru jelaskan. Berdasarkan data yang
diperoleh dari pengamatan dalam pembelajaran hanya 60% saja siswa
yang memiliki motivasi belajar baik.
b. Kedekatan dunia teknologi dan komputer di masa sekarang ini harus
dimanfaatkan oleh pendidik dalam usaha tujuan pembelajarnnya,
pendidik harus pandai memodifikasikan pembelajaranya dengan
perkembangan teknologi dan informasi masa kini sehingga anak-anak
merasa dekat dengan dunianya. Di sekolah banyak guru yang belum
menguasai teknologi informasi dan komputer, karena TIK di masa
sekarang adalah kebutuhan guru dalam mengembangkan
pembelajarannya dan menyelsaikan tugas adminstrasinya. Guru baik
senior apalagi yunior seharusnya memberdayakan dirinya agar dapat
dekat dengan teknologi dan jadi alat bantu dalam bekerja dan berkarier.
c. Gejolak sosial dan adanya penyimpangan perilaku sosial dalam
keluarga ataupun masayarakat membuat banyak permasalahan prilaku
dan masalah psikis di masa usia perkembangannya hal ini berpengaruh
terhadap motivasi belajar dan masalah dalam belajarnya, diantaranya
masalah perceraian, perkelahian anak, kurangnya perhatian dan kasih
sayang , pelecehan seksual, kemiskinan, gaya hidup yang konsumeris
dan kesehatan yang memburuk karena kurang gizi atau masalah
lingkungan yang kotor dan tidak sehat di masa sekarang ini semakin
banyak mewabah anak usia sekolah. Hal ini menjadi kurang mendapat
perhatian pendidik dalam memahami perkembangan psikologi
siswanya.
6

d. Kepemimpinan yang kurang situasional dimiliki oleh beberapa kepala


sekolah atau pemangku kebijakan, dapat dilihat dari berbagai kegiatan
yang serba dadakan dan tidak melihat kondisi dan situasi di lapangan.
Sehingga segala kebutuhan dan permasalahan di lapangan yang sering
dikeluhkan tidak mendapat sambutan yang baik dan tepat. Pemimpin
juga kurang mensupervisi, kurang mendorong, memotivasi
penggunnaan media pembelajaran bahkan kadang ada pula pemimpin
dan pemangku kebijakan yang tidak mau tahu kebutuhan TIK tersebut.
e. Masyarakat yang menjadi manja dengan pemerintahan dan terkesan
maunya dilayani dan menuntut tanpa ada keseimbangan anatar haknya
dan kewjibannya. Dengan adanya pendidikan gratis dan peningkatan
standar pelayanan minimal di DKI seharusnya menjadi langkah
masyarakat dan komunitas pendidikan menjadi lebih berkembang ke
arah yang dinamis dan berkelanjutan menuju Jakarta baru dalam
menyongsong generasi emas 2045 yang berkarakter dan berbudaya.
f. Pengadaan alat pembelajaran multimedia dan sarana prasarana lainnya
yang berbasis Teknologi Informasi dan Komputer dari Dinas
Pendidikan DKI yang dibagikan ke Sekolah Dasar Negeri dan Swasta
diperuntukkan untuk pengembangan pembelajaran dan menutupi
kebutuhan sarana prasarana di sekolah hanya sebagai barang penghias
lemari alat peraga bahkan tidak jarang perangkat tersebut masih utuh
bertahun-tahun hingga rusak.
g. Di sekolah-sekolah negeri guru-guru muda yang notabene mempunyai
ketrampilan dan pemikiran yang maju tidak memiliki motivasi
mengembangkan pembelajaran bernuansa Teknologi dan Informasi
yang baik, dan seharusnya dapat menjadi tutor seniornya.
h. Kurangnya penggunaaan media pembelajaran di kelas yang merupakan
hal yang patut disayangkan, dan banyak terjadi di harmpir setiap
sekolah karena setiap sekolah memiliki banyak sarana dan prasarana
yang lengkap dan memadai.
7

i. Penganggaran sarana dan prasarana yang hampir 25% dari penerimaan


BOS dan BOP seharusnya menjadi sarana pengadaan dan
pengembangan media, alat peraga dan bahan peraga khusunya media
teknologi dan komputer.
j. Tuntutan administrasi yang banyak seharusnya menjadi motivasi
sebagai jalan untuk bisa menguasai teknologi Informasi dan Komputer
dan meningkatkan semangat kerja dalam usaha melengkapi
adminsitrasi dan sebagai pengembangan pembelajaran di kelas baik
pada materi pelajaran dan perkembangan diri sendiri.

Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas , maka masalah


yang akan diangkat dalam best practice saya sebagai berikut: Apakah
pemanfaatan pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan Memanfaatkan Teknologi Informasi Komunikasi
(PAKEMATIK) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?

2. Pemecahan Masalah
Pemanfaatan software multimedia dan media pembelajaran berbasi
TIK dalam penyajian bahan pelajaran dalam bentuk penyajian materi yang
lebih inovatif dan kreatif sebagai cara peningkatan motivasi belajar siswa di
kelas. Dengan pemanfaatan software multimedia dan media pembelajaran
berbasi TIK maka pendekatan pembelajaran akan mencapai hasil yang
optimal, karena cara ini lebih mudah diingat, dipahami, dan ditransfer (untuk
menghadapi pemecahan masalah). Pengetahuan dan kecakapan (intellectual
potency) peserta didik yang bersangkutan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan
motivasi intrinsik.

C. Tujuan
Best Practice ini merupakan wahana untuk mengembangkan
pembelajaran dengan melakukan perbaikan, peningkatan serta perubahan
pembelajaran. Tujuan dirumuskan sebagai berikut :
8

1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan


Teknologi Informasi Komunikasi sebagai salah satu solusi pembelajaran
alternatif di sekolah.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pemanfaatan Teknologi Informasi
Komunikasi guna meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran di sekolah sebagai tindakan perbaikan.
3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran melalui pemanfaatan Teknologi
Informasi Komunikasi yang lebih inovatif dan kreatif.
4. Untuk meningkatkan kema mpuan mengajar khususnya penggunaan
teknologi dan informasi.

D. Manfaat
Melalui pengalaman ini akan diperoleh informasi mengenai upaya
peningkatan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan software
multimedia dalam pembelajaran. Oleh karena itu tulisan ini diharapkan
berguna untuk :
1. Dapat menambah wawasan bagi pendidik mengenai masalah dan cara
pemecahannya dalam pemanfaatan software dalam pembelajaran
menggunakan multimedia.
2. Dapat menjadikan bahan masukan kepada pendidik dalam peningkatan
motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemimpin di satuan
pendidikan maupun pemangku kebijakan agar selalu memperhatikan
faktor sarana dan prasarana bidang teknologi dan informatika bagi
pendidikan di wilayahnya.
3. Memberikan bahan masukan bagi peserta didik agar mereka mampu
meningkatkan hasil belajarnya yang lebih baik lagi.
9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Motivasi
Motivasi dapat menjadi masalah yang penting dalam pendidikan, apalagi
dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan seharihari. Motivasi bagi
siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan ketekunan
dalam melakukan kegiatan belajar. Di dalam belajar banyak siswa yang kurang
termotivasi terhadap pelajaran termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek
maupun teori untuk mencapai suatu tujuannya.
Motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, bila guru tidak
mampu meningkatkan motivasi maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Siswa segan untuk belajar,
siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang
menarik motivasi siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena motivasi
menambah semangat kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan salah satu
aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang untuk mencapai
tujuannya. Maka motivasi harus ada dalam diri seseorang, sebab motivasi
merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi harus
menjadi pangkal permulaan dari pada semua aktivitas.

a. Pengertian Motivasi
Beberapa pengertian motivasi antara lain :
1) Menurut Sardiman (2007: 73), motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas
tertentu untuk mencapai tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
2) Slavin yang dikutip oleh Catharina Tri Anni, et al. (2006: 156), Motivasi
merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara
perilaku seseorang secara terus-menerus.
10

3) Menurut Slameto (2010: 170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu


proses yang menentukan tingkah kegiatan, intensitas, konsistensi,serta
arah umum dari tingkah laku manusia.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah salah satu kunci utama untuk
memperlancar dan menggairahkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Motivasi
merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan.

Teori Tentang Motivasi Menurut Sardiman (2007: 82-83) ada beberapa teori
tentang motivasi, yakni :
1) Teori Insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis
binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau
pembawaan.
2) Teori Fisiologis
Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi
kepuasaan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau
disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan,
minuman,dan udara.
3) Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur
kejiwaan yang ada pada diri manusia.

Menurut Ngalim Purwanto (1997: 74-80) ada beberpa teori motivasi, yakni:
1) Teori Hedonisme
Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah kesenangan (hedone) yang bersifat
duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah mahluk
yang mementingkan kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan.
11

2) Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini
disebut juga naluri yaitu, naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan
diri, dan naluri mengembangkan/ mempertahakan jenis. Dengan dimilikinya
ketiga naluri pokok itu, maka maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-
tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat
dorongan atau digerakan oleh ketiga naluri tersebut.
3) Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkahlaku yang dipelajari dari
kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari
lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.
4) Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya, baik kebutuhan
fisik maupun kebutuhan psikis.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia memilih


aktivitas yang membuat dirinya merasa gembira dan senang, sesuai dengan naluri
dan kebiasaan, sesuai dengan kebudayaan tempat dimana berada dan pada
hakekatnya untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Macam-macam Motivasi
Secara umum macam-macam motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Singgih D. Gunarsa (2004: 50-51)
yaitu:
1) Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau kehendak yang kuat yang
berasal dari dalam diri seseorang. Semakin kuat motivasi instrinsik yang
dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan ia memperlihatkan
tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.
12

2) Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan segala sesuatu yang diperoleh


melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran, atau dorongan
dari orang lain. Faktor eksternal dapat mempengaruhi penampilan atau
tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah seseorang akan
menampilkan sikap gigih dan tidak cepat putus asa dalam mencapai
tujuannya.
Menurut Sardiman (2007: 89-91) motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik :
1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
baerfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwamotivasi berasal
dari dalam dan luar individu. Motivasi ada yang dapat dipelajari dan ada yang
tidak dapat dipelajari, masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani harus memperhatikan
hal ini agar pembelajaran pendidikan jasmani berjalan dengan baik dan mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

c. Tujuan Motivasi
Menurut Ngalim Purwanto (1997: 73), tujuan motivasi adalah untuk menggerakan
atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperolah hasil atau tujuan tertentu. Karena
itu seorang guru pendidikan jasmani harus dapat menggerakan atau memacu para
siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan
dan diterapkan dalam kurikulum sekolah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Slameto (2010: 54-
71), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut.
13

1. Faktor intrinsik
a) Kesehatan
Sehat bararti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau
bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan
seseorangberpengaruh terhadap belajarnya. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara
selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur
makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbulah kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau
bakatnya.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseoarang, diperhatikan terus-
menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena
perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu
diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan
senang dan dari itu diperoleh kepuasan.
d) Bakat
Bakat menurut Higard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena senang belajar.
14

2. Faktor Ekstrinsik
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
tidak baik pula. Akibatnya siswa menjadi malas untuk belajar. Guru yang
progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus
diusahakan yang tepat, efisien dan efektif.
b) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
c) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang dating dari luar diri siswa.
Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya, ada
tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha
mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan
diri secara menarik, dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.
Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya
menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa
terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu
mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman mialnya, sangat mempengaruhi belajar
siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh
kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Yang termasuk
dalam faktor intrinsik adalah kesehatan, perhatian, minat, dan bakat. Sedangkan
yang termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah metode mengajar, alat pelajaran,
dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu bagi para guru hendaknya
15

memperhatikan faktor-faktor ini sehingga proses pembelajaran dapat berjalan


dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

d. Unsur-unsur Motivasi Belajar


Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 97-100) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat.
Cita-cita siswa untuk menjadi seseorang akan memperkuat semangat belajar
dan mengarahkan pelaku belajar.
2. Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yangterdapat dalam diri
siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.
Didalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa
menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata)
tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl (berdasarkan
pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa
yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar,
karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena
kesuksesan memperkuat motivasinya.
3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa
yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan
kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik,
karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.
4. Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri
siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada
umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
16

5. Unsur-unsur Dinamis Belajar


Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama
sekali.
6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya,
menarik perhatian siswa.

e. Cara Meningkatkan Motivasi


Dalam upaya memelihara tingkat motivasi siswa agar selalu stabil, maka
diperlukan cara-cara untuk meningkatkan motivasi. Guru di sekolah menghadapi
siswa dengan banyak motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak
untuk meningkatkan belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 101-106) ada
beberapa upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, untuk itu guru
perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru lebih memahami keterbatasan bagi waktu siswa. Sering kali siswa lengah
dengan tentang nilai kesempatan belajar, Oleh karena itu guru dituntut bisa
mengoptimalkan unsurunsur dinamis yang ada dalam diri siswa maupun
lingkungan siswa.
3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak sekaligus sebagai fasilitator belajar yang mampu
memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar dan mampu mengatasi
kesukaran belajar siswanya.
4) Pengembangan Cita-Cita dan Aspirasi Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikan
cita-cita bangsa. Mendidikan cita-cita belajar pada siswa merupakan upaya
untuk menghilangkan kebodohan masyarakat.
17

B. Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan Menggunakan Teknologi


Informasi Komputer (Pakematik)
1. PAKEM

PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik


mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan ketramilan, sikap, dan
pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan
lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. (Jamal
Maruf Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem, (Jogjakarta: Diva Press, 2010) hal. 59
PAKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang
melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.
PAKEM juga merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan,
sikap, dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja,
sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan
efektif. Pengertian pembelajaran PAKEM dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Pembelajaran aktif
Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa model
pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si
pelajar ( Wistawan Gora, Pakematik, hal.11). Dalam pembelajaran ini, guru lebih
memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi
dan jalannya pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Sedangkan peserta
didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain (Jamal Maaruf, 7 Tip Aplikasi Pembelajaran).
Active learning adalah nama suatu pendekatan untuk mendidik para siswa
dengan memberikan peran yang lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Disisni
guru berpindah kedudukannya, dari yang paling berperan di depan kelas dan
18

mempersentasikan materi pelajaran; menjadi para siswalah yang berada pada


posisi pengajaran diri mereka sendiri, dan guru diubah menjadi seorang pelatih
dan penolong di dalam proses itu.
Jadi pembelajaran aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
memfokuskan kepada para peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran aktif guru hanya sebagai orang yang mengamati dan
menolong ketika peserta didik mengalami kesulitan sementara peserta didik harus
aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk menumbuhkan kreativitas siswa.
b. Pembelajaran kreatif
Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk
melakukan proses pembelajaran yang kreatif. Jerry Wennstrom (2005)
mengatakan proses kreatif suatu format eksplorasi yang berbeda dari yang lain,
yaitu proses yang dihubungkan dalam pengalaman hidup dan bukan merupakan
suatu model umum. Proses kreatif adalah suatu tindakan untuk proses penemuan
terus-menerus, penggalian yang dalam dengan hati, pikiran, semangat untuk
mendapatkan keindahan dan pengalaman baru yang dapat ia rasakan.
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan
guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi
bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam,
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Untuk itu guru dituntut
mampu merangsang kreatifitas peserta didik dalam hal kecakapan berpikir
maupun dalam melakukan suatu tindakan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kreatif
adalah kegiatan belajar mengajaran yang mengharuskan guru untuk menumbuh
kembangkan kratifitas siswa. Tidak hanya siswa yang kreatif akan tetapi guru juga
harus menemukan hal hal yang baru sehingga tidak hanya siswa akan tetapi guru
juga kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam.
c. Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektif berarti pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
19

efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikusasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena
mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.
Pembelajaran ini juga perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan yang
memadai. Untuk itu, guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik,
mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi
pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
Berdasarkan uraian diatas, dalam pembelajaran efektif keterlibatan peserta
didik sangat penting karena mereka merupakan pusat kegiatan belajar mengajar
dan pembentukan kompetensi. Selain itu guru juga harus mampu mengelola kelas
dengan baik agar menjadi sebuah kegiatan belajar dan mengajar yang bermakna
bagi peserta didik.
d. Pembelajaran menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik
dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure).
Dalam pembelajaran ini guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta
didik agar tercipta suasana keakraban antara pendidik dan peserta didik dalam
proses belajar mengajar.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan
siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti menaikkan hasil belajar peserta didik.
Jadi, pembelajaran yang menyenangkan akan membuat suasana belejar
menjadi lebih kondusif sehingga antara guru dan peserta didik sama sama
diuntungkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu siswa juga dapat
mencurahkan perhatiannya kepada materi belajar untuk mempermudah mereka
dalam pemehaman belajar.
1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah di tegaskan pula oleh
pemerintah melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 78 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah di dalam Bab II. Standar Penyelenggaran,
20

Bagian Ketiga mengenai Standar Penyelenggaraan, dalam Pasal 5 Ayat 2


menyabutkan bahwa Proses pembelajaran sebagaimana dimaksd ayat (1)
menerapakan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
kominikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenanggkan dan kontekstual.
Pada dasarnya peran TIK dalam PAKEM berfungsi sebagai media
pembelajaran sebagaimana alat peraga. Jadi, fungsi TIK adalah untuk
membantu proses pembelajaran agar lebih efektif dan lebih bermakna.
PAKEMATIK adalah pengembangan dari strategi pembelajaran PAKEM,
perbedaannya hanyalah penggunaan TIK sebagai alat bantu pembelajaran. TIK
dalam proses pembelajaran untuk mendukung proses Pembelajaran Aktif
(Active Learning) dengan tujuan utama meningktkan kualitas pembelajaran.
Jadi, kata kunci utamanya adalah pada Pembelajaran Aktifnya bukan pada
pengetahuan teknis mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
karena perangkat TIK hanya akan menjadi pendukung pembelajaran.
Dalam pakem orang yang berperan penting adalah guru dan siswanya. Kalau
keduanya pasif dan tidak kreatif maka PAKEM tidak akan berjalan sesuai
dengan koridornya. Berikut ini gambaran lengkap mengenai peran guru dan
siswa dalam PAKEM.
a. Pembelajaran Aktif
1) Guru aktif :
a) memantau kegiatan belajar siswa,
b) memberi umpan balik,
c) mengajukan pertanyaan yang menantang,
d) mempertanyakan gagasan siswa.
2) Siswa aktif :
a) membangun konsep bertanya,
b) bertanya,
c) berkerja, terlibat dan berpartisipasi,
d) menemukan dan memecahkan masalah,
e) mengemukakan gagasan,
f) mempertanyakan gagasan.
b. Pembelajaran Kreatif
1) Guru kreatif :
a) mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam,
b) membuat alat bantu belajar,
c) memanfaatkan lingkungan,
d) mengelola kelas dan sumber belajar,
e) merencanakan proses dan hasil belajar.
21

2) Siswa kreatif :
a) membuat/merancang sesuatu
b) menulis/mengarang
c. Pembelajaran Efektif
1) Guru mencapi tujuan pembelajaran
2) Siswa mencapai kompetensi yang diharapkan
d. Pembelajaran Menyenangkan
1) Guru senang karena mampu mengkondisikan anak agar mampu :
a. berani mencoba/berbuat,
b. berani bertanya,
c. berani meberikan gagasan/pendapat,
d. berani mempertanyakan gagasan orang lain.
2) Siswa senang karena :
a. kegiatannya menarik, menantang dan meningkatkan motivasi,
b. mendapat pengalaman secara langsung,
c. kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah semakin
menigkat,
d. tidak membuat siswa takut.

BAB III

PENDEKATAN PAKEMATIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR

A.

Sebagai sarana dalam pendekatan pakematik guru dan sekolah


menyiapkan perangkat keras (hard ware) di kelas dalam bentuk komputer, laptop
atau desktop, LCD, Proyektor, CD room, Sound Stereo, kamera digital, printer,
kabel data, USB, kabel VGA, Kertas gambar, Kertas Manila, Flash disk dan
perangkat lunak berupa soft ware yang lengkap , aplikasi pembelajaran.

Selain perangkat yang disebut kemampuan dan kemauan guru dalam


menggunakan komputer juga diutamakan karena pakematik membutuhkan
guru yang telah menguasai komputer dan juga punya niat
melaksanakannya. Dalam penggunaan pakematik ini disesuaikan dengan
alokasi waktu, kegiatan kegiatan pakematik ini hanya sebuah pendekatan,
dapat juga sebagai pengganti guru atau nara sumber, kemasan
22

pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, standar


kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Dalam pembelajaran ini ada ketegasan dan syarat yang harus dipatuhi
dan dipahami akan sisi negatif dan positif dari internet, banyak sekali
gambar atau video yang menjadi sampah dan tidak baik dilihat oleh anak
anak, anak- anak biasanya akan menyadari hal itu dan patuh terhadap
tujuan belajarnya. Dalam hal ini guru juga harus pandai menginput
pencarian dengan kata-kata dan kalimat yang sesuai dengan materi yang
akan dicari di internet. Pengawasan guru harus lebih ditingkatkan.

B. Pembelajaran dan hasil yang dicapai.


Di sekolah dasar negeri di DKI Jakarta mendapatkan beberapa soft ware
dan alat peraga berbasis komputer guru dapat mencari dan
mengembangkan beberapa aplikasi pembelajaran lainnya. Di beberapa
sekolah ada yang sudah mendapatkan sarana dan menggunakan papan tulis
multimedia dan meja audio ( penulis sudah menggunakan keduanya ) akan
lebih baik dalam pendekatan pakematik ini. Beberapa kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu ;

1. CD pembelajaran tentang sholat, membaca doa, Budaya dan alam


Indonesia, Alam dan Sejarah 33 Provinsi di Indonesia, CD film anak, dan
beberapa cd yang dapat juga dibeli di toko. Guru menampilkan beberapa
video tentang film dokumenter perjuangan, kota-kota bersejarah di
daerah atau Negara manapun. Banyak sekali pengetahuan dan wawasan
yang dapat diberikan kepada anak. Jika masih kurang dan perlu guru
dapat mencari di internet melalui Youtube semuanya disajikan dengan
menarik dan menggunakan audio. Waktu tampilan disesuaikan dengan
alokasi waktu lalu dilanjutkan dengan session Tanya jawab atau diskusi.
Kita boleh mempause dulu atau berhenti sejenak untuk menjelaskan atau
memberi elaborasi kepada siswa. Di beberapa session biarkan anak
bertanya lalu guru menjelaskan. Anak-anak lebih bersemangat jika video
23

itu ada musiknya. Untuk penugasan siswa membuat ringkasan atau


menceritakan kembali laporan, cerita atau film dokumenter yang telah
ditontonnya. Kegiatan ini menghasilkan anak yang antusias dan
bersemangat dalam belajar tidak monoton dan membosankan. Untuk
anak yang rasa ingin tahunya besar biasanya akan terus meminta agar
guru mencari lagi bahan cerita yang disenanginya. Melalui media inipun
anak-anak lebih konkrit/ jelas membandingkan benda, gambar alam,
tumbuhan,reaksi alam, atau tokoh. Guru memberikan penugasan anak
untuk mencari materi pelajaran atau tugas-tugas yang bisa diakses di
internet yang blog atau webnya sudah disiapkan guru misalnya blog
cerita kancil, blog cinta matematika, blog sastra, blog IPA, goggle book,
Wikipedia atau image goggle anak-anak juga dapat berkelompok mencari
dan menyelasaikan tugas dari komputer di laboratorium sekolah dengan
wifi sekolah. Anak dan guru pun dapat belajar dengan aplikasi teka teki
silang yang materinya ada dalam kompetensi dasar.

2. Kegiatan menyanyi bersama biasanya lagu-lagu Nasional atau daerah


dari berbagai daerah bahkan lagu dari berbagai Negara. Lebih suka lagi
jika anak bernyanyi karaoke. Lebih mudah untuk menampilkan lagu
baru. Dalam pembelajaran menyanyi ini cd hanya sebagai alat bantu
artinya anak juga harus diberikan latihan tanpa musik agar dapat
merasakan nada dan harmoninya. Di sinilah kemampuan guru untuk
lebih menggali kemampuanya dalam mencari materi belajar yang sesuai
dan menyenangkan, guru harus terus mencari temuan-temuan baru dalam
perkembangan lagu nasional atau lagu anak lainya yang sesuai.

3. Pembelajaran menggunakan bilingual dapat digunakan dengan


pendekatan pakematik ini, kita dapat belajar menggunakan bahasa
Inggris ataupun Indonesia karena internet adalah milik dunia, artinya kita
dapat menggunakan bahasa inggris dalam mencari ataupun dalam proses
belajar mengajarnya, misalnya jika kita ingin belajar tentang
pertumbuhan tumbuhan kita bisa mencari dengan youtube atau goggling
24

dengan menuliskan how plant grow, atau trees n animals, evolution


proses, eqlipe, earth, sun, solar system, maka kita akan mendapatkan
materi dan pembelajaran yang mendunia. Kemampuan guru dalam
menggunakan bahasa inggrispun harus baik dan harus memiliki wawasan
tentang pembelajaran dengan bahasa asing. Dengan pembelajaran
bilingual juga siswa akan secara langsung belajar berbahasa inggris,
siswa mengucapkan, menulis dan membaca materi dalam bahasa inggris.
Wasawan dan pengetahuan akan bertambah dalam diri siswa didik
termasuk gurunya.

4. Kegiatan menari dan senam sebagai refresh di dalam kelas dapat


dilakukan bersama-sama dan serentak. Tarian apapun dapat dilakukan
dan dapat dicontoh oleh anak anak, sekaligus anak-anak dapat
mendapatkan ide-ide baru tentang tarian, kostum, dan pola lantainya.
Anak akan bersemangat dan senang belajar di sekolah, tidak bosan dan
selalu bersikap membutuhkan ilmu dan kesenangan berkumpul bersama
teman. Biasanya anak yang kurang mendapatkan hiburan, perhatian dan
kasih sayang di rumah akan suka masuk sekolah dan tidak malas lagi.

5. CPR atau Classroom Performance Respone yaitu software atau perangkat


yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan
remote control dan hasilnya langsung dapat diketahui bersama sekaligus
analisisnya. Soft ware ini membuat anak senang karena seperti bermain
game. Guru harus menginput data siswa dan data kelas lalu guru juga
membuat dan menginput soal sesuai dengan pembelajaran yang sudah
dilakukan siswa.

6. Permainan atau game edukasi yang dapat dilakukan siswa secara sendiri
atau kelompok. Biasanya siswa diberi waktu untuk menyelesaikannya
setelah itu anak anak diberi reward sebagai penghargaannya. Game atau
permainan itu antara lain puzzle, ular tangga, teka teki silang, yang
25

sifatnya belajar. Siswa akan merasa bermain game padahal dia sedang
belajar dalam kelompok dan bersaing sehat dengan kelompok lainnya.

7. Belajar menggunakan power poin untuk mata pelajaran apapun, siswa


dapat mengamati tentang bagaimana sisi, sudut, jaring-jaring bangun
datar atau ruang terbentuk, siswa dapat mengetahui bagaimana proses
hitungan bilangan positif dan negative, siswa dapat mengetahui cara
rumus didapatkan, siswa dapat mengetahui bagaimana mencari volume
dan luas bangun dengan rumus. Siswa juga dapat menemukan
pencerminan, simetri putar, simetri lipatnya.

8. Alat peraga lingkungan hidup berbasis mikro kontrol yang kita dapat dari
dinas juga membutuhkan komputer dalam menggunakannya, dengan alat
ini siswa akan memahami bagaimana pencemaran terjadi, proses rumah
kaca, dapat membedakan zat atau gas yang berada di alam dengan
mengukur tingkat pencemaran yang standar alam ataupun merusak
kehidupan. Siswa mampu mengukur kelayakan dikonsumsi makanan
yang boleh dimakan atau tidak boleh dimakan. Alat peraga ini
menggunakan maket maket kehidupan alam di lingkungan kita dengan
berbasis mikro control dan menggunakan media komputer .
26

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Penerapan pendekatan Pakematik menjadikan siswa lebih kreatif dan
aktif dalam pembelajaran.
2. Ketrampilan menggunakan komputer dan teknologi informasi menjadi
kebutuhan dalam mengembangkan diri guru dan pembelajarannya.
3. Penerapan Pakematik meningkatkan motivasi belajar anak dan
membangkitkan rasa ingin tahu tentang banyak hal.
4. Memberikan apresiasi dan inspirasi untuk dapat berkreasi sendiri bagi
guru dan siswa.

B. Saran
1. Agar Innovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis
siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kegiatan-kegiatan
belajar mengajar.
2. Agar mengembangkan sikap scientist, menjawab, menyampaikan
pendapat, kesan dan menulis, dan memerlukan banyak latihan.
3. Agar Guru dan Kepala Sekolah menjadi wajib meng-upgrade dirinya
sendiri sebagai bagian dari tanggung jawabnya atas amanat jabatan
yang diembannya.

DAFTAR PUSTAKA
27

Ali Imron, (1994) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pustaka Jaya.

Basuki Wibawa, (2004) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Depdiknas.

FX. Soedarsono, (2001) Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas,


Dikti.

Jamal Maruf Asmani (2010) , 7 Tips Aplikasi Pakem,


(Jogjakarta: Diva Press)

Margaret E. Bell Gradler. (1994). Belajar dan Membelajarkan, penerjemah


Munandir. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

M. Ngalim Purwanto, (2002) Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Karya.

Oemar Hamalik, (1983) Metode dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung :


Tarsito.

----------, Pengaruh metode pembelajaran PAKEMATIK terhadap hasil belajar


matematika siswa kelas VII MTs Maarif Srengat

Rhenald Kasali, Re-Code Your Cahnge DNA


Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2007

Robert M. Gagne, (1977) The Conditions of Learning and Theory of Instruction,


New York: Hlt Rinehart and Wingston

Siti Sakinatul Muslihah (2008) , Upaya Guru Fikih membangkitkan motivasi


siswa kelas VII Magelang,
UNSKJ, Yogjakarta,
28

Syaiful Bahri Djamarah ( 2002), Psikologi Belajar


Jakarta, Rineka Cipta

Yosal Iriantara (2014), Komunikasi Pembelajaran


Bandung, Simbiosa Rekatama Media

W.Gulo ( 2007), Metodologi Penelitian


Jakarta Grasindo

Winastawan Gora, (2009) PAKEMATIK (Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis


TIK ),
Jakarta, PT.Elex Medi Komputindo,

Wikidpedia.com

Youtube.com

Anda mungkin juga menyukai