Anda di halaman 1dari 7

TATALAKSANA

SINDROM DUH
(DISCHARGE) GENITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan Oleh
Kepala

Puskesmas kuala bate


KASMAWATI .S.KM
NIP:1968078221989032001

1. Pengertian Vaginal discharge adalah keluarnya duh tubuh dari vagina secara
fisiologis mengalami perubahan sesuai dengan siklus menstruasi,
secara patologis bila terjadi perubahan-perubahan pada warna,
konsistensi, volume, dan baunya.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap
pasien dengan vaginal discharge
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Patihan No.090/ /401.103.3/2016 Tentang
Uraian Tugas Pokok, Fungsi Dan Wewenang Pejabat Fungsional Pada
Puskesmas Patihan Kota Madiun
4. Referensi Permenkes RI no 5 tahun 2014

5. Alat dan Bahan 1. Ginecology bed


2. Spekulum vagina
3. Lampu
4. Kertas lakmus
6. Prosedur / Langkah 1. Tanyakan keluhan
Langkah a. Biasanya terjadi pada daerah genitalia perempuan yang
berusia diatas 12 tahun, ditandai dengan adanya
perubahan pada duh tubuh disertai salah satu atau lebih
gejala rasa gatal, nyeri, disuria, nyeri panggul,
perdarahan antar menstruasi atau perdarahan pasca-
koitus.
b. Terdapat riwayat koitus dengan pasangan yang dicurigai
menularkan penyakit menular seksual.
2. Pemeriksaan fisik
Penyebab discharge terbagi menjadi masalah infeksi dan non
infeksi.
Masalah non infeksi dapat karena
a. benda asing,
b. peradangan akibat alergi atau iritasi,
c. tumor,
d. vaginitis atropik,
e. prolaps uteri
TATALAKSANA
SINDROM DUH
(DISCHARGE) GENITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan Oleh
Kepala

Puskesmas kuala bate


KASMAWATI .S.KM
NIP:1968078221989032001

Masalah infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur atau


virus seperti berikut ini:
a. Kandidiasis vaginitis, disebabkan oleh Candida Albicans,
duh tubuh tidak berbau, pH < 4,5 , terdapat eritema
vagina dan eritema satelit di luar vagina
b. Vaginosis bakterial (pertumbuhan bakteri anaerob,
biasanya Gardnerella vaginalis), memperlihatkan adanya
duh putih/abu-abu yang melekat disepanjang dinding
vagina dan vulva, berbau amis dengan pH > 4.5
c. Cervisitis yang disebabkan oleh chlamydia, dengan gejala
inflamasi serviks yang mudah berdarah dan disertai duh
mukopurulen
d. Trichomoniasis, seringkali asimtomatik, kalau bergejala,
tampak duh kuning kehijauan, duh berbuih, bau amis
dan pH > 4,5
e. Pelvic inflammatory disease (PID) yang disebabkan oleh
Chlamydia, ditandai dengan nyeri abdomen bawah,
dengan atau tanpa demam. Servisitis bisa ditandai
dengan kekakuan adneksa dan serviks pada nyeri angkat
palpasi bimanual.
f. Liken planus
g. Gonore
h. Infeksi menular seksual lainnya
i. Atau adanya benda asing (misalnya tampon atau kondom
yang terlupa diangkat)
3. Pemeriksaan Penunjang
Swab vagina atas (high vaginal swab) tidak terlalu berarti untuk
diperiksa, kecuali pada keadaan keraguan menegakkan
diagnosis, gejala kambuh, pengobatan gagal, atau pada saat
kehamilan, postpartum, post aborsi dan postinstrumentation.
4. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
spekulum, palpasi bimanual, uji pH duh vagina dan swab (bila
diperlukan).
TATALAKSANA
SINDROM DUH
(DISCHARGE) GENITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan Oleh
Kepala

Puskesmas kuala bate


KASMAWATI .S.KM
NIP:1968078221989032001

5. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Pasien dengan riwayat risiko rendah penyakit menular seksual
dapat diobati sesuai dengan gejala dan arah diagnosisnya.
Vaginosis bakterial:
a. Metronidazole atau Clindamycin secara oral atau pevaginam.
b. Tidak perlu pemeriksaan silang dengan pasangan pria.
c. Bila sedang hamil atau menyusui gunakan metronidazole 400
mg 2x sehari untuk 5-7 hari atau pervaginam. Tidak
direkomendasikan untuk minum 2 g peroral.
d. Tidak dibutuhkan peningkatan dosis kontrasepsi hormonal
bila menggunakan antibiotik yang tidak menginduksi enzim
hati.
e. Pasien yang menggunakan IUD tembaga dan mengalami
vaginosis bakterial dianjurkan untuk mengganti metode
kontrasepsinya.
Vaginitis kandidiosis terbagi atas:
a. Infeksi tanpa komplikasi
b. Infeksi parah
c. Infeksi kambuhan
d. Dengan kehamilan
e. Dengan Diabetes atau imunokompromi
Vulvovaginal kandidiosis:
a. Dapat diberikan azole antifungal oral atau pervaginam
b. Tidak perlu pemeriksaan pasangan
c. Pasien dengan vulvovaginal candidiosis yang berulang
dianjurkan untuk memperoleh pengobatan paling lama 6
bulan.
d. Pada saat kehamilan, hindari obat anti-fungi oral, dan
gunakan imidazole topikal hingga 7 hari.
e. Hati-hati pada pasien pengguna kondom atau kontrasepsi
lateks lainnya, bahwa penggunaan antifungi lokal dapat
merusak lateks
f. Pasien pengguna kontrasepsi pil kombinasi yang
mengalami vulvovaginal kandidiosis berulang,
dipertimbangkan untuk menggunakan metoda kontrasepsi
TATALAKSANA
SINDROM DUH
(DISCHARGE) GENITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan Oleh
Kepala

Puskesmas kuala bate


KASMAWATI .S.KM
NIP:1968078221989032001

lainnya
Chlamydia:
a. Azithromisin 1gramsingle dose, atau Doksisiklin 100 mg
2xsehari untuk 7 hari
b. Ibu hamil dapat diberikan Amoksisilin 500mg 3x sehari
untuk 7 hari atau Eritromisin 500 mg 4x sehari untuk 7
hari
Trikomonas vaginalis:
a. Obat minum nitromidazol (contoh metronidazol) efektif
untuk mengobati trikomonas vaginalis
b. Pasangan seksual pasien trikomonas vaginalis harus
diperiksa dan diobati bersama dengan pasien
c. Pasien HIV positif dengan trikomonas vaginalis lebih baik
dengan regimen oral penatalaksanaan beberapa hari
dibanding dosis tunggal
d. Kejadian trikomonas vaginalis seringkali berulang, namun
perlu dipertimbangkan pula adanya resistensi obat
6. Rencana Tindak Lanjut
Pasien yang memiliki risiko tinggi penyakit menular seksual
sebaiknya ditawarkan untuk diperiksa chlamydia, gonore, sifilis
dan HIV.
7. Konseling dan Edukasi
a. Pasien diberikan pemahaman tentang penyakit,
penularan serta penatalaksanaan di tingkat rujukan.
b. Pasien disarankan untuk tidak melakukan hubungan
seksual selama penyakit belum tuntas diobati.
8. Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila:
a. Tidak terdapat fasilitas pemeriksaan untuk pasangan
b. Dibutuhkan pemeriksaan kultur kuman gonore
c. Adanya arah kegagalan pengobatan
7. Diagram Alir (Jika
diperlukan)
TATALAKSANA
SINDROM DUH
(DISCHARGE) GENITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Ditetapkan Oleh
Kepala

Puskesmas kuala bate


KASMAWATI .S.KM
NIP:1968078221989032001

8. Unit Terkait Loket


Poli Umum
KIA
Laboratorium
Apotek
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

9. Rekaman Historis

Diberlakukan
No Halaman Yang Diubah Perubahan
Tanggal
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Anda mungkin juga menyukai