Anda di halaman 1dari 41

Materi Kimia Kelas X Tentang Perkembangan Teori

dan Struktur Atom


IPA-Area. pada kesempatan ini akan dijelaskan
lebih rinci kelanjutan dari materi sebelumnya yaitu
Materi Struktur Atom. kali ini pembahasannya
lebih spesifik pada Perkembangan Teori dan
Struktur Atom. ada banyak ahli yang
mengenbangkan teori tentang perkembangan atom
berdasarkan hasil riset masing-masing ahli, adapun
penjelasan rinci adalah sebagai berikut

Materi Kimia Kelas X Tentang Perkembangan


Teori dan Struktur Atom

1. Teori Atom Dalton

Materi tersusun atas pastikel-Partikel terkecil yang


disebut atom
Berdasarkan pemikiran bahwa konsep atom
Democritus sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa
(berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi
sama) dan Hukum Perbandingan Tetap (berbunyi:
perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tetap dan tertentu), maka John
Dalton tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai
berikut.
Materi tersusun atas partikel-partikel terkecil
yang disebut atom.
Atom-atom penyusun unsur bersifat identik
(sama dan sejenis).
Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi
atom unsur lain.
Senyawa tersusun atas 2 jenis atom atau lebih
dengan perbandingan tetap dan tertentu.
Pada reaksi kimia terjadi penataulangan atom-
atom yang bereaksi. Reaksi kimia terjadi
karena pemisahan atom-atom dalam senyawa
untuk kemudian bergabung kembali
membentuk senyawa baru.

Dalam perkembangannya tidak semua teori atom


Dalton benar, karena pada tahun 1897 J.J.Thomson
menemukan partikel bermuatan listrik negatif yang
kemudian disebut elektron. Tahun 1886 Eugene
Goldstein menemu- kan partikel bermuatan listrik
positif yang kemudian disebut proton. Dan tahun
1932 James Chadwick berhasil menemukan
neutron.

Salah satu hipotesis Dalton adalah reaksi kimia


dapat terjadi karena penggabungan atom-atom atau
pemisahan gabungan atom. Misalnya, logam
natrium bersifat netral dan reaktif dengan air dan
dapat menimbulkan ledakan. Jika logam natrium
direaksikan dengan gas klorin yang bersifat racun
dan berbau merangsang, maka akan dihasilkan
NaCl yang tidak reaktif terhadap air, tidak beracun,
dan tidak berbau merangsang seperti logam
natrium dan gas klorin.

Karena ada banyak hal yang tidak dapat


diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para
ilmuwan terdorong untuk melakukan penyelidikan
lebih lanjut tentang rahasia atom.

2. Teori Atom Thomson

Tabung sinar katode dengan


medan listrik yang tegak lurus dengan arah sinar
katode dan medan magnetik luar
Setelah tahun 1897 Joseph John Thomson berhasil
membuktikan dengan tabung sinar katode bahwa
sinar katode adalah berkas partikel yang bermuatan
negatif (berkas elektron) yang ada pada setiap
materi maka tahun 1898 J.J.Thomson membuat
suatu teori atom. Menurut Thomson, atom
berbentuk bulat di mana muatan listrik positif yang
tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh
elektron-elektron yang berada di antara muatan
positif. Elektron-elektron dalam atom
diumpamakan seperti butiran kismis dalam roti,
maka Teori Atom Thomson juga sering dikenal
Teori Atom Roti Kismis.

3. Teori Atom Rutherford

Rancangan percobaan hambatan sinar


Rutherford
Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui
percobaannya membuktikan bahwa teori atom
Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar
merata dalam muatan positif atom adalah tidak
benar. Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911)
tertarik melanjutkan eksperimen Lenard. Dengan
bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan Ernest
Marsden, Rutherford melakukan percobaan dengan
hamburan sinar . Partikel bermuatanpositif
berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan
bahwa:
Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang
hampa; partikel diteruskan (panah a).
Di dalam atom terdapat suatu bagian yang
sangat kecil dan padat yang disebut inti atom;
partikel dipantulkan kembali oleh inti atom
(panah b).
Muatan inti atom dan partikel sejenis yaitu
positif; sebagian kecil partikel dibelokkan
(panah b).

Hasil percobaan tersebut menggugurkan teori atom


Thomson. Kemudian Rutherford mengajukan teori
atom sebagai berikut: atom tersusun atas inti atom
yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan
dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan
negatif.
Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar
volume atom merupakan ruang hampa. Atom
bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif
dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah
elektron. Diameter inti atom berkisar 10 pangkat
15 m, sedang diameter atom berkisar 10 pangkat
10 m.
Teori atom Rutherford hanya mampu menjelas-
lilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi
belum mampu menjelaskan distribusi elektron-
elektron secara jelas. kan bahwa elektron-elektron
yang beredar menge-lilingi inti atom berada dalam
ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan
distribusi elektron-elektron secara jelas.
Kelemahan teori atom Rutherford:
a. Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat
stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan
Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan
negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel
bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan
positif), maka akan mengalami percepatan dan
memancarkan energi berupa gelombang
elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin
berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan
elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat
elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti
dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom
tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom
hidrogen berupa spektrum garis
(diskrit/diskontinu).
Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil
memancarkan energi, maka lintasan- nya berbentuk
spiral. Ini berarti spektrum gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan berupa
spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya
dengan spektrometer atom hidrogen menunjukkan
spektrum garis.

Ilustrasi yang diperbesar dari partikel yang


menembus dan yang dibelokkan inti atom
4. Teori Atom Bohr

Teori atom Bohr


Diawali dari pengamatan Niels Bohr terhadap
spektrum atom, adanya spektrum garis
menunjukkan bahwa elektron hanya beredar pada
lintasan-lintasan dengan energi tertentu. Dengan
teori Mekanika Kuantum Planck, Bohr (1913)
menyampaikan 2 postulat untuk menjelaskan
kestabilan atom.

Dua Postulat Bohr:


a. Elektron mengelilingi inti atom pada lintasan
tertentu yang stasioner yang disebut orbit/kulit.
Walaupun elektron bergerak cepat tetapi elektron
tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga
energi elektron konstan. Hal ini berarti elektron
yang berputar mengelilingi inti atom mempunyai
lintasan tetap sehingga elektron tidak jatuh ke inti.
b. Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke
kulit yang lain dengan memancarkan atau
menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau
diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit
disebut foton. Besarnya foton dirumuskan:

Energi yang dibawa foton ini bersifat diskrit (catu).


Jika suatu atom menyerap energi, maka energi ini
digunakan elektron untuk berpindah kulit dari
tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi. Pada
saat elektron kembali ke posisi semula akan
dipancarkan energi dengan besar yang sama. Jadi,
hanya elektron pada kulit tertentu dengan tingkat
energi tertentu yang dapat bergerak, sehingga
frekuensi cahaya yang ditimbulkan juga tertentu.
Hal inilah yang digunakan untuk menjelaskan
spektrum diskrit atom hidrogen.
Kelemahan teori atom Bohr:
Hanya mampu menjelaskan spektrum atom
hidro- gen tetapi tidak mampu menjelaskan
spektrum atom yang lebih kompleks
(dengan jumlah elektron yang lebih
banyak).
Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom
bukan berbentuk lingkaran melainkan
berbentuk elips.
Bohr menganggap elektron hanya sebagai
partikel bukan sebagai partikel dan
gelombang, sehingga kedudukan elektron
dalam atom merupakan kebolehjadian.
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Konsep Bohr tentang tingkat-tingkat energi men-
dasari perkembangan teori atom Mekanika
Kuantum. Elektron terletak pada orbital-orbital.
Orbital merupakan suatu ruang di mana
kebolehjadian ditemukannya elektron.
https://ipa-area.blogspot.co.id/2016/09/materi-kimia-
kelas-x-tentang.html

MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN


KIMIA KELAS X
IPA-Area; Materi Struktur Atom pada pelajaran
kimia kelas X terbilang menarik. hal ini disebabkan
karena apa yang kita pelajari hanya sepintas pada
teori. siswa belajar sambil membayangkan tentang
apa itu atom. untuk lebih jelas tentang materi
Struktur Atom, sudah terdapat pada artikel ini.
Struktur Atom

Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi.


meskipun ukurannya yang sangat kecil, Atom
adalah partikel paling kecil yang masih mempunyai
sifat unsur. Menurut para ahli fisika, jari-jari suatu
atom sekitar 315 nm (1 nm = 10-9 meter).sampai
saat ini belum ditemukan alat yang dapat
menggambarkan bentuk atom secara jelas untuk
dapat diamati. meskipun belum dapat diketahui
bentuknya secara jelas, para ahli dapat membuat
perkiraan gambaran mengenai atom berdasarkan
eksperimen dan kajian teoritis yang telah
dilakukannya. gambaran atom menurut ahli disebut
juga dengan istilah model atom. hal inilah yang
mendasari terjadinya perubahan-perubahan
tentang model atom berdasarkan perkembangan
ilmu pengetahuan.
john Dalton adalah orang yang pertama kali
menemukan teori atom pada tahun 1803. dalton
mengatakan bahwa atom merupakan partikel
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. hingga
akhirnya diketahui bahwa atom ternyata terdiri
dari partikel-partikel yang lebih kecil lagi yang
yaitu eletron, proton dan neutron. partikel penyusun
atom itu disebut partikel subatom atau partikel
dasar atom.

A. Partikel Penyusun Atom

Partikel Penyusun Atom

partikel penyusun atom ada tiga yaitu eletron,


proton dan neutron.
1. Elektron merupakan partikel subatom yang
bermuatan negatif, ditemukan oleh Joseph John
Thomson pada tahun 1897.
2. Proton merupakan partikel subatom yang
bermuatan positif, ditemukan oleh Eugen Goldstein
pada tahun 1886.
3. Neutron merupakan partikel subatom yang tidak
bermuatan, ditemukan oleh James Chadwick pada
tahun 1932.

B. Nomor Atom dan Nomor Massa

atom-atom dari unsur yang berbeda akan memiliki


nomor atom dan nomor massa yang berbeda pula.
hal ini disebabkan karena nomor atom dilihat dari
jumlah proton yang terdapat pada atom sedangkan
nomor massa dilihat dari jumlah proton dan
neutron yang terdapat pada atom tersebut.

C. Isotop, Isobar dan Isoton


Isotop, Isobar dan Isoton
1. Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor
atom yang sama, tetapi massa atomnya berbeda.
Nomor atom merupakan identitas dari atom,
sehingga setiap atom yang mempunyai nomor atom
yang sama maka unsurnya pun sama.
2. Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor
atom yang berbeda tetapi massa atomnya sama.
3. Isoton adalah atom-atom yang mempunyai
jumlah neutron yang sama dari unsurunsur yang
berbeda.
D. Massa Atom dan Massa Molekul Relatif

Rumus Massa Atom dan Massa Molekul Relatif


setiap atom memiliki massa yang berbeda-beda
tergantung dari partikel-partikel penyusunnya.
untuk membandingkan massa atom satu dengan
yang lainnya maka digunakan pembanding yang
telah di standarisasi yaitu massa 1 atom C-12 (=1
sma)

1. massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan


massa rata-rata satu atom unsur terhadap massa
satu atom C-12
2. Massa molekul relatif (Mr) Massa molekul relatif
(Mr) adalah perbandingan antara massa rata-rata
satu molekul unsur atau senyawa terhadap massa
satu atom C-12.

E. Konfigurasi Eletron
Konfigurasi Eletron
atom tersusun berdasarkan partikel-pertikel
penyusunnya yaitu eletron, proton dan neutron.
penyebaran eletron, proton dan neutron dalam atom
membentuk lapisan-lapisan yang disebut sebagai
kulit atom. penyebaran eletron dapat diketahui
berdasarkan konfigurasi eletron pada atom
tersebut. Konfigurasi elektron menggambarkan
penyebaran atau susunan elektron dalam
atom.

F. Perkembangan Model Atom

Perkembangan Teori Atom


Istilah atom bermula dari zaman Leukipos
danDemokritus yang mengatakan bahwa benda
yang paling kecil adalah atom. Atom yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu atomos, a artinya tidak
dan tomos artinya dibagi. Model atom mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan berdasarkan fakta-fakta
eksperimen. adapun beberapa nama yang turut
andil dalam penemuan perkembangan model atom
antara lain:

1. Model atom Dalton


2. Model atom Thomson
3. Model atom Rutherford
4. Model atom Bohr
5. Model atom mekanika kuantum
https://ipa-area.blogspot.co.id/2015/09/MATERI-
STRUKTUR-ATOM-PADA-PELAJARAN-KIMIA-
KELAS-X.html

Materi Sistem Periodik Unsur Pada Pelajaran


Kimia Kelas X SMA.
IPA-Area; Sistem Periodik Unsur adalah kelanjutab
dari Materi Struktur Atom. siswa tidak akan
mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem
Periodik sebelum mempelajari Struktur Atom. Nah,
pada pembahasan kali ini akan dikupas secara
tuntas tentang Sistem Periodik Unsur. Mulai dari
Perkembangan Sistem Periodik, Sifat Logam, hingga
Sifat- Sifat Sistem Periodik.

Sistem Periodik Unsur

A. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK


Usaha pengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kesamaan sifat dilakukan agar unsur-unsur tersebut
mudah dipelajari.

1. Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner


mempelajari sifat-sifat beberapa unsur yang sudah
diketahui pada saat itu. Dobereiner melihat adanya
kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu
mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut
kemiripan sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri
dari tiga unsur sehingga disebut triade. Apabila
unsur-unsur dalam satu triade disusun berdasarkan
kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya,
maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat
dan massa atom dari unsur pertama dan ketiga.
Tabel Daftar Unsur Triade Dobereiner

2. Teori Oktaf Newland

Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newland


menyusun daftar unsur yang jumlahnya lebih
banyak. Susunan Newland menunjukkan bahwa
apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
massa atomnya, maka unsur pertama mempunyai
kemiripan sifat dengan unsur kedelapan, unsur
kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan
seterusnya. Penemuan Newland ini dinyatakan
sebagai Hukum Oktaf Newland.

Tabel Daftar Unsur Oktaf Newland


Pada saat daftar Oktaf Newland disusun, unsur-
unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) belum
ditemukan. Gas Mulia ditemukan oleh Rayleigh dan
Ramsay pada tahun 1894. Unsur gas mulia yang
pertama ditemukan ialah gas argon. Hukum Oktaf
Newland hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan
massa atom yang rendah.

3. Sistem Periodik Mendeleev

Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai


disusun. Tabel sistem periodik ini merupakan hasil
karya dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich Mendeleev
dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman.
Mereka berkarya secara terpisah dan menghasilkan
tabel yang serupa pada waktu yang hampir
bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil kerjanya
pada Himpunan Kimia Rusia pada awal tahun 1869,
dan tabel periodic Meyer baru muncul pada bulan
Desember 1869.
Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel
sistem periodik, maka ia dianggap sebagai penemu
tabel sistem periodik yang sering disebut juga
sebagai sistem periodik unsur pendek. Sistem
periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan
massa atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik
Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal
ilmiah Annalen der Chemie pada tahun 1871.

Tabel Sistem Periodik Unsur Mendeleev pada tahun


1871

dalam satu golongan mempunyai sifat yang mirip.


Hal penting yang terdapat dalam sistem periodik
Mendeleev antara lain sebagai berikut:
dua unsur yang berdekatan, massa atom
relatifnya mempunyai selisih paling kurang dua
atau satu satuan;
terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum
ditemukan, seperti 44, 68, 72, dan 100;
dapat meramalkan sifat unsur yang belum
dikenal seperti ekasilikon;
dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa
atom relatif beberapa unsur, contohnya Cr =
52,0 bukan 43,3.

Tabel Sifat Eka-Silikon yang diramal oleh


Mendeleev (1871) dibandingkan Germanium (1886)

a. Kelebihan sistem periodik Mendeleev


Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu
golongan mirip dan berubah secara teratur.
Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan
nomor golongannya.
Dapat meramalkan sifat unsur yang belum
ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai
tempat yang kosong.

b. Kekurangan sistem periodik Mendeleev


Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak
dijelaskan.
Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan
kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128)
sebelum I (127).
Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu
2, tetapi berkisar antara 1 dan 4 sehingga sukar
meramalkan massa unsur yang belum diketahui
secara tepat.
Valensi unsur yang lebih dari satu sulit
diramalkan dari golongannya.
Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari
unsur yang lain tidak dijelaskan.

4. Sistem Periodik Modern

Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan


bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai
dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley
berhasil menemukan kesalahan dalam tabel
periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang terbalik
letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang
tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya,
ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom.
Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin
mempunyai nomor atom 53. Sistem periodik
modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan
sistem periodik Mendeleev.

Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem


periodik bentuk panjang, disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Dalam
sistem periodic modern terdapat lajur mendatar
yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut
golongan (lihat lampiran).
Gambar Tabel sistem periodik modern

Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan


diberi tanda dengan angka:
Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek
dan berisi 2 unsur
Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan
berisi 8 unsur
Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan
berisi 8 unsur
Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan
berisi 18 unsur
Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan
berisi 18 unsur
Periode 6 disebut sebagai periode sangat
panjang dan berisi 32 unsur, pada periode ini
terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58
sampai nomor 71 dan diletakkan pada bagian
bawah
Periode 7 disebut sebagai periode belum
lengkap karena mungkin akan bertambah lagi
jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat
ini berisi 24 unsur. Pada periode ini terdapat
deretan unsur yang disebut Aktinida, yaitu
unsur bernomor 90 sampai nomor 103 dan
diletakkan pada bagian bawah.
Jumlah golongan dalam sistem periodik ada 8 dan
ditandai dengan angka Romawi. Ada dua golongan
besar, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Golongan B terletak
antara golongan IIA dan golongan IIIA.

Nama-nama golongan pada unsur golongan A


Golongan IA disebut golongan alkali
Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
Golongan IIIA disebut golonga boron
Golongan IVA disebut golongan karbon
Golongan VA disebut golongan nitrogen
Golongan VIA disebut golongan oksigen
Golongan VIIA disebut golongan halogen
Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur


yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur
lantanida. Pada periode 7 juga berlaku hal yang
sama dan disebut unsur-unsur aktinida. Kedua seri
unsur ini disebut unsur-unsur transisi dalam.
Unsur-unsur lantanida dan aktinida termasuk
golongan IIIB, dimasukkan dalam satu golongan
karena mempunyai sifat yang sangat mirip.

5. Hubungan konfigurasi elektron dengan sistem


periodic

Perhatikanlah konfigurasi elektron golongan IA dan


IIA berikut:

Golongan IA
Golongan IIA

Dari konfigurasi elektron dua golongan unsur di


atas, dapat dilihat hubungan antara konfigurasi
elektron dengan letak unsur (nomor periode dan
golongan) dalam sistem periodik sebagai berikut:

Hal yang sama berlaku untuk semua golongan


utama (golongan A), kecuali Helium (He) yang
terletak pada golongan VIIIA tetapi mempunyai
elektron valensi 2. Adapun untuk unsur-unsur
golongan transisi (golongan B) tidak demikian
halnya. Jumlah kulit memang sama dengan nomor
periode, tetapi jumlah elektron valensi (elektron
terluar) tidak sama dengan nomor golongan. Unsur-
unsur golongan transisi mempunyai 1 atau 2
elektron valensi

B. SIFAT LOGAM
Sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak. Pada
Kata Kunci bahasan ini, kita hanya akan membahas
beberapa sifat dari unsur. Berdasarkan sifat
kelogamannya, secara umum unsur dibedakan
menjadi tiga kategori, yaitu unsur logam, unsur non
logam, dan unsur metalloid (semi logam).
Logam banyak kita jumpai di sekitar kita,
contohnya besi, aluminium, tembaga, perak, emas,
dan lain-lain. Pada umumnya logam mempunyai
sifat fisis, antara lain:

1. penghantar panas yang baik;


2. penghantar listrik yang baik;
3. permukaan logam mengkilap;
4. dapat ditempa menjadi lempeng tipis;
5. dapat meregang jika ditarik.

Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik


disebut duktilitas. Kemampuan logam meregang
dan menghantarkan listrik dimanfaatkan untuk
membuat kawat atau kabel. Kemampuan logam
berubah bentuk jika ditempa disebut maleabilitas.
Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa
dimanfaatka untuk membuat berbagai macam jenis
barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-
lain. Sifat-sifat di atas tidak dimiliki oleh unsur-
unsur bukan logam (non logam).

Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-


unsur logam cenderung melepaskan elektron
(memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan
unsur-unsur non logam cenderung menangkap
elektron (memiliki energi ionisasi yang besar).
Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat
logam dalam sistem periodik, yaitu dalam satu
golongan dari atas ke bawah semakin besar dan
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil.
Jika kita lihat pada tabel periodik unsurnya,
unsurunsur logam berletak pada bagian kiri,
sedangkan unsur-unsur non logam terletak di
bagian kanan (lihat tabel periodik unsur).

Pada tabel periodik, batas antara unsur-unsur


logam dan non logam sering digambarkan dengan
tangga diagonal yang bergaris tebal. Unsur-unsur di
daerah perbatasan mempunyai sifat ganda.
Misalnya logam berilium (Be) dan aluminium (Al),
logam-logam tersebut memiliki beberapa sifat
bukan logam, dan biasa disebut unsur amfoter.
Adapun logam yang berada di sebelahnya (dalam
tabel periodik) yaitu Boron (B) dan Silikon (Si)
merupakan unsur non logam yang memilki
beberapa sifat logam, dan disebut unsur metaloid.
C. SIFAT-SIFAT SISTEM PERIODIK

Sistem periodik unsur disusun dengan


memperhatikan sifat-sifat unsur. Sifat-sifat periodik
unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara
beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom
unsur. Sifatsifat periodik unsur yang kita bahas
meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron, dan keelektronegatifan.

1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai
kulit elektron terluar yang ditempati elektron.
Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada
jumlah kulit elektron dan muatan inti atom. Makin
banyak jumlah kulit elektron maka jari-jari atom
semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama
banyak maka yang berpengaruh terhadap
panjangnya jari-jari atom ialah muatan inti.
Semakin banyak muatan inti atom, makin besar
gaya tarik inti atom terhadap elektronnya sehingga
elektron lebih dekat ke inti. Jadi, semakin banyak
muatan inti, maka semakin pendek jari-jari
atomnya.

Unsur-unsur yang segolongan, dari atas ke bawah


memiliki jari-jari atom yang semakin besar karena
jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak.
Unsur-unsur yang seperiode, dari kiri ke kanan jari-
jari atomnya semakin kecil. Hal itu disebabkan
unsur-unsur yang seperiode dari kiri ke kanan
memiliki jumlah kulit yang sama tetapi muatan
intinya semakin besar.

2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang
diperlukan atom untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari suatu atom atau ion
dalam wujud gas. Harga energi ionisasi dipengaruhi
oleh besarnya nomor atom dan ukuran jari-jari
atom. Makin besar jari-jari atom, maka gaya tarik
inti terhadap elektron terluar makin lemah. Hal itu
berarti elektron terluar akan lebih mudah lepas,
sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron terluar makin kecil.

Energi ionisasi pertama digunakan oleh suatu atom


untuk melepaskan electron kulit terluar, sedangkan
energi ionisasi kedua digunakan oleh suatu ion (ion
+) untuk melepaskan elektronnya yang terikat
paling lemah. Untuk mengetahui kecenderungan
energi ionisasi unsur-unsur dalam system periodik
dapat dilihat pada daftar energi ionisasi pertama
unsur-unsur dalam system periodik yang harganya
sudah dibulatkan.

3. Afinitas Electron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang
dihasilkan atau dilepaskan oleh atom netral dalam
bentuk gas untuk menangkap satu elektron sehingga
membentuk ion negatif.

Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran


mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron.
Afinitas elektron dapat benilai negatif atau positif.
Afinitas elektron bernilai negatif apabila terjadi
pelepasan energi pada saat menangkap elektron.
Sebaliknya, afinitas elektron berharga positif
apabila terjadi penyerapan energi pada saat
menangkap elektron. Semakin besar energi yang
dilepas (afinitas elektron negatif), semakin besar
kecenderungan untuk mengikat elektron menjadi
ion negatif. Untuk lebih memahami hal tersebut,
perhatikan tabel berikut.

Tabel Afinitas elektron unsur representative


Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk
golongan alkali tanah (IIA) dan gas mulia (VIIIA)
afinitas elektronnya semuanya berharga positif. Hal
tersebut menunjukkan bahwa unsur-unsur golongan
IIA dan VIIIA sukar menerima elektron. Afinitas
electron terbesar ialah golongan halogen (VIIA).
Artinya, unsur-unsur golongan VIIA paling mudah
menangkap elektron dan terbentuk ion negatif yang
stabil.

Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa


afinitas elektron unsur-unsur dalam satu golongan
dari atas ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-
unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan
semakin besar.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu
atom dalam menarik pasangan elektron yang
digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom,
maka semakin mudah menarik pasangan elektron
untuk membentuk ikatan, atau gaya tarik
elektronnya makin kuat. Keelektronegatifan unsur
ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari atomnya.

Nilai mutlak keelektronegatifan tidak dapat diukur,


tetapi nilai relatifnya dapat dicari seperti dengan
cara Pauling. Menurut Pauling, keelektronegatifan
unsur gas mulia adalah nol. Artinya, gas mulia tidak
mempunyai kemampuan untuk menarik elektron.
Pauling menetapkan unsur Fluor (F) sebagai
standard. Berdasarkan hal tersebut, dihitung nilai
untuk unsur yang lain. Untuk melihat nilai-nilai
keelektronegatifan unsur-unsur, perhatikan gambar
berikut.

Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa


keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu
golongan dari atas ke bawah semakin kecil,
sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri
ke kanan semakin besar.

Sumber:
Irvan Permana. (2009). Memahami Kimia
SMA/MA. Untuk Kelas X Semester 1 dan 2.
Jakarta: Pusat Perbukaun Depertemen Pendidikan
Nasional.
https://ipa-area.blogspot.co.id/2015/09/Materi-
Sistem-Periodik-Unsur-Pada-Pelajaran-Kimia-
Kelas-X-SMA..html

Materi Kimia Kelas X : Ikatan Kimia


IPA-Area; di kelas X, pelajaran kimia terbilang
baru karena belum pernah dipelajari sebelumnya
secara khusus. biasanya materi kimia digabungkan
dengan pelajaran IPA terpadu. oleh karenanya,
IPA-Area akan menjelaskan secara sederhana
mengenai materi Kimia pada BAB IKATAN
KIMIA. semoga dapat difahami.

Ikatan Kimia

Materi Kimia Kelas X : Ikatan Kimia


pada materi Ikatan Kimia, Ada 3 Ikatan kimia yaitu
Ikatan Ion, Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

A. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau
menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Atom- atom yang melepas elektron menjadi ion
positif (kation) sedang atom-atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion
biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang
memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.
Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-
atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur
logam cenderung melepas elektron membentuk ion
positif, dan atom unsur nonlogam cenderung
menangkap elektron membentuk ion negatif.
Contoh : NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3

Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang


unsur dan titik-titik yang setiap titiknya
menggambarkan satu elektron valensi dari atom-
atom unsur. Titik-titik elektron adalah elektron
terluarnya.
Contoh-contoh lambang titik elektron lewis

Untuk membedakan asal elektron valensi


penggunaan tanda (O) boleh diganti dengan tanda
(x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai
lambang titik Lewis yang mirip. Lambang titik
Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida
tidak dapat dituliskan secara sederhana, karena
mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh.
Contoh penggunaan lambang titik Lewis dalam
ikatan ion sebagai berikut.

Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:


1. pada suhu kamar berwujud padat;
2. struktur kristalnya keras tapi rapuh;
3. mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi;
4. larut dalam pelarut air tetapi tidak larut dalam
pelarut organik;
5. tidak menghantarkan listrik pada fase padat,
tetapi pada fase cair (lelehan) dan larutannya
menghantarkan listrik.
B. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama
pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut
pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan
elektron valensi yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan
elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya
terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa
sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2). Senyawa
yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut
senyawa kovalen.

Berdasarkan lambang titik Lewis dapat dibuat


struktur Lewis atau rumus Lewis. Struktur Lewis
adalah penggambaran ikatan kovalen yang
menggunakan lambang titik Lewis di mana PEI
dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik
yang diletakkan di antara kedua atom dan PEB
dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing
atom.
Macam-macam ikatan kovalen:
1. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen
dibagi 3:

a. Ikatan kovalen tunggal


Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang
memiliki 1 pasang PEI.

b. Ikatan kovalen rangkap dua


Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang
memiliki 2 pasang PEI.

c. Ikatan kovalen rangkap tiga


Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang
memiliki 3 pasang PEI.

2. Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen


dibagi 2:
a. Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang
PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang
berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen
ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur.
Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara
atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya
besar, mempunyai bentuk molekul asimetris,
mempunyai momen dipol (u = hasil kali jumlah
muatan dengan jaraknya) 0.
Contoh:

b. Ikatan kovalen nonpolar


Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang
PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang
berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk
antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen
dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul
simetri.
Contoh:
3. Ikatan kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen
yang PEI-nya berasal dari salah satu atom yang
berikatan.

Sifat-sifat fisis senyawa kovalen:


1. pada suhu kamar berwujud gas, cair (Br2), dan
ada yang padat (I2);
2. padatannya lunak dan tidak rapuh;
3. mempunyai titik didih dan titik leleh rendah;
4. larut dalam pelarut organik tapi tidak larut
dalam air;
5. umumnya tidak menghantarkan listrik.

C. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk
akibat penggunaan bersama elektron-elektron
valensi antaratomatom logam. Contoh: logam besi,
seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion
atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang
dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam
adalah teori lautan elektron.

Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat


kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi
(Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang
lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini
memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe
bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe +
membentuk lautan elektron. Karena muatannya
berlawanan (Fe2+ dam 2 e-) maka terjadi gaya tarik-
menarik antara ion-ion Fe dan elektron-elektron
bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut
ikatan logam.

Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:


1. pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
2. keras tapi lentur/dapat ditempa;
3. mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
4. penghantar listrik dan panas yang baik;
5. mengilap.
https://ipa-area.blogspot.co.id/2016/09/materi-kimia-
skelas-x-ikatan-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai