Pekerjaan Lapangan I
Modul Pengauditan Internal
Disusun oleh :
Ridah Alawiah Rahman
A31114315
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul untuk mata kuliah Pengauditan Internal
ini.
Tidak lupa penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak-
pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian modul ini. Harapan penyusun semoga
modul ini dapat menambah pengetahuan dan berguna bagi pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun, maka disadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam modul ini, Oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.0
KATA PENGANTAR...1
DAFTAR ISI.2
BAGIAN II PENDAHULUAN5
BAGIAN IV - LATIHAN...21
BAGIAN V RANGKUMAN...22
2
BAGIAN I
C. SASARAN BELAJAR :
Dapat memahami materi berikut:
1. Gambaran Umum Audit Internal
2. Model-Model Internal Control
3. Strategi Penentuan Risiko
4. Survey Pendahuluan
5. Program Audit
6. Pekerjaan Lapangan I
7. Pekerjaan Lapangan II
8. Temuan Audit
9. Kertas Kerja Audit
10. Sampling Audit
3
11. Metode Analisis
12. Audit System Informasi
13. Laporan Audit Internal
14. Laporan Untuk Manajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.
D. URUTAN PENYAJIAN :
1. Gambaran Umum Audit Internal
2. Model-Model Internal Control
3. Strategi Penentuan Risiko
4. Survey Pendahuluan
5. Program Audit
6. Pekerjaan Lapangan I
7. Pekerjaan Lapangan II
8. Temuan Audit
9. Kertas Kerja Audit
10. Sampling Audit
11. Metode Analisis
12. Audit System Informasi
13. Laporan Audit Internal
14. Laporan Untuk Manajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.
4
BAGIAN II
PENDAHULUAN
D. Urutan pembahasan
1. Proses dan tujuan pekerjaan lapangan
2. Pelaksanaan audit dengan pengendalian
3. Bagian-bagian pekerjaan lapangan
4. Audit smart
5
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN
Proses
Tujuan
6
2. PEMBUATAN STRATEGI UNTUK MELAKSANAKAN FIELD WORK
Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan dilakukan pada saat survei
pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Bagian-bagian dari
rencana strategis mencakup:
7
10. Rencana kontingensi - Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa
dicapai, yang biasa, dan yang terburuk.
Tim merupakan sebuah unit operasional, yang sering kali terdiri dari ahli-
ahli dalam berbagai bidang audit, dan memiliki kepemimpinan dalam rotasi atau
dasar-dasar lainnya. Tim tersebut membuat keputusan sendiri, sering kali dengan
bantuan ahli yang bersama pimpinan tim memberikan keahlian dan bantuan dalam
proses pengambilan keputusan. Tim tersebut menerima tanggung jawab atas
pekerjaannya dan berbagi tanggung jawab bila terjadi kegagalan - termasuk pula
penghargaan dan bonus, jika ada, untuk pekerjaan yang bagus. Harus terdapat
resolusi mengenai tujuan-tujuan dasar organisasi, independensi, pekerjaan audit
yang tidak bagus, dan pengambilan keputusan yang tidak memadai.
4. AUDIT BERHENTI-KEMUDIAN-LANJUT
8
- Memaksa tuiuan aktivitas audit untuk memusatkan sumber dayanya pada hal-
hal berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari perusahaan (yaitu bekerja pada
titik tinggi dalam kurva prioritas) dan memberikan Komite Audit keyakinan
bahwa rebih banyak upaya audit yang dihabiskan pada hal-hal tersebut daripada
bidang-bidang berisiko rendah.
5. CONTROL SELF-ASSESSMENT
Konsep CSA pertama kali dikembangakan pada tahun 1987 oleh departemen
internal audit sebuah perusahaan minyak di Kanada Gulf Canada Resources Ltd.
Penerapannya pada waktu itu dalam bentuk suatu pertemuan yang dihadiri para
karyawan dan manager perusahaan yang difasilitasi oleh staf senior internal auditor
untuk membahas fokus masalah yang menghambat pencapaian tujuan atau risiko di
masing-masing departeman serta rencana tindakan yang perlu dilakukan untuk
mangatasinya. Proses CSA ini terus dikembangkan dan dirasakan manfaatnya karena
dapat mengungkapkan masalah-masalah yang luas yang mencakup dalam konsep
pengendalian risiko. Konsep CSA menurut Sawyer digambarkan sebagai berikut :
A process whereby employees teams and management at local and a executive
levels, continuously maintaine awareness of all material factors affecting likelihood
achieveing the organization objectives, thereby enabling them to make appropriate
adjusments. To promote independence, objectivity, and quality within the process, as
well as effective governance, it is desirable that internal auditors are involved in the
process and that they independently report results to senior management and board
committees
Konsep CSA tersebut dapat diartikan bahwa sebuah proses dimana karyawan
dan manajemen di tingkat lokal dan eksekutif terus menerus menjaga kesadaran semua
faktor material yang cenderung mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, sehingga
9
memungkinkan mereka membuat penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk
meningkatkan indepensi, objektivitas dan kualitas dalam proses tersebut, serta tata
kelola yang efektif, maka diharapkan auditor internal terlibat dalam proses tersebut
dan bahwa mereka secara independen melaporkan hasil-hasilnya ke manajemen senior
dan dewan komisaris.
a. Facilitated team workshop, workshop CSA yang melibatkan tim yang mewakili
tingkatan dan disiplin ilmu yang berbeda dalam unit bisnis, proses workshop
melibatkan fasilitator, dalam hal ini auditor bersama manager dan pagawai sebagai
pelaksana proses bisnis untuk mengevaluasi Internal Control dan risiko.
10
c. Management produce analysis self assurance, pendekatan manajemen unuk
mendapatkan informasi dan analisa bussines process, risk management, activity and
control procedure, Analisa diarahkan oleh manajemen dan ditetapkan oleh tim untuk
melakukan workshop dan survey, hasil analisa manajemen dikombinasikan dengan
hasil workshop CSA dan hasil survey untuk meningkatkan pemahaman terhadap
proses pengendalian.
Dalam Information System dan Control Journal yang diterbitkan oleh Information
System Audit and Control Association (ISACA) disampaikan bahwa beberapa
organisasi telah mengembangkan model CSA untuk proses-proses yang berhubungan
dengan IT, tiga diantaranya adalah sebagai berikut:
c. Business Process Model, setiap proses bisnis mempunyai risiko kegagalan. Model
CSA ini didasarkan pada identifikasi risiko dari masing-masing proses dan
pengendalian terhadap risiko tersebut.
Bisa jadi kejadian yang mendorong inovasi ini menjadi menonjol adalah
pengembangan konsep COSO tentang kontrol internal. Konsep ini
mengidentifikasi aspek-aspek kontrol internal yang kurang substantif
dibandingkan metode tradisional yang sedang dipertimbangkan. Control self-
assessment memperbaiki kekurangan ini dengan menggunakan staf untuk
11
mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal ini berdasarkan apa yang mereka lihat,
alami, dan praktikkan.
12
Alat dan Teknik yang Digunakan
Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja yang sukses. Pertama, fasilitator
akan melakukan wawancara dengan manajemen dan partisipan lainnya sebelum
pertemuan dimulai. Kedua, tim yang menghadiri rapat kerja tersebut membutuhkan
waktu untuk berpikir dan menggali ide-ide yang muncul. Komponen ketiga bisa
muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan dibahas.
Komponen keempat adalah mengembalikan dengan segera ringkasan pembahasan dan
pengumpulan suara, jika ada, ke peserta. Komponen kelima dan terakhir yang
menentukan kesuksesan adalah tindakan.
Kesulitan-kesulitan
13
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh CSA antara lain: terlalu banyak rapat
kerja dan kurangnya memadainya analisis, tidak menepati janji atau membuat terlalu
banyak janji, tidak sensitif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran partisipan, terlalu
dalam masuk ke dalam masalah tanpa tahu caranya mengatasi masalah itu.
14
diawasi melalui laporan dimasukkan dalam daftar dan apakah sudah dimasukkan
periodic. diawasi selama siklus pemrosesan dalam daftar dan apakah
dan apakah manajemen telah telah diproses dalam waktu
waspada akan adanya yang wajar. Periksa akurasi
penangguhan yang tidak wajar. dan ketepatan waktu
laporan ke manajemen
tentang pemrosesan klaim
Untuk memproses Manajemen Untuk menentukan apakah klaim Untuk sampel terpilih,
klaim dengan benar menspesifikasikan langkah- sah telah dibayar sesuai jumlah tentukan apakah
langkah yang akan diambil terutang. pembayaran benar secara
dalam memeriksa klaim, matematis, memenuhi
termasuk perbandingannya kebijakan, menunjukkan
dengan kebijakan. Juga bukti penilaian jika
membentuk system diperlukan, dan memiliki
penelaaahan dan tingkat bukti penelaahan dan
persetujuan, tergantung nilai persetujuan.
klaim.
Penerimaan
Hanya menerima Manajemen melakukan Untuk menentukan apakah hanya Telaah sampel laporan
barang-barang yang penghitungan, penimbangan, barang-barang yang dipesan yang penerimaan yang
dipesan dan pengukuran produk yang diterima, dan dalam jumlah sesuai representatifuntuk mencari
diterima dan pesanan. bukti penghitungan,
menandatanganiya. Prosedur penimbangan, dan
pengambilan sampel yang pengukuran. Bandingkan
khusus diperbolehkan jika catatan gudang dengan
layak. kuantitas yang terdapat
dalam laporan penerimaan.
Hanya menerima Manajemen melakukan Untuk menentukan bahwa hanya Untuk sampel-sampel
barang-barang yang inspeksi barang yang produk-produk dengan kualitas terpilih, telaah bukti
memenuhi dipesan, bandingkan sampel yang disyaratkan yang diterima, inspeksi. Telah bukti
spesifikasi. barang yang diterima dengan dan bahwa produk yang ditolak pengembalian barang-
spesifikasinya. Semua sudah dikembalikan dan barang yang ditolak.
perubahan atas spesifkasi dibebankan ke pemasok. Analisis catatan bahan sisa
harus dikirim segera atas untuk menentukan apakah
departemen inspeksi produk-produk berkualitas
penerimaan. rendah telah dipesan atau
diterima.
7. AUDIT SMART
15
Implementasi;
Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART.
Indikator-indikator kunci yang dimaksud di atas adalah:
Penuh makna
Tepat waktu
Sensitivitas
Keandalan
Dapat diukur
Praktis
8. PENGUKURAN KINERJA
Pengembangan Standar
Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal-
hal yangbersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis
memilikikualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien. Satu contoh pendekatan ini
melibatkanaudit atas sistem kontrol keselamatan suatu organisasi.Bila tidak ada standar,
maka auditor yang akan membuatnya. Kemudian, untuk memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa standar tersebut wajar dan relevan, merekameminta wakil lokal dari
Dewan Keamanan Nasional (National Safety Council) untuk menelaah standar tersebut.
Standar yang sudah divalidasi dibahas dengan manajemen kliendan diterima. Auditor
kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untuk dibandingkan dengan hasil
pengukuran mereka.
16
Tolok ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi lainnya atau oleh bagian-bagian organisasi itu sendiri yang
dimaksudkan untuk membawa pencapaian tujuan. Pengembangan tolok ukur biasanya
merupakan hasil dari proses belajar. Arthur Andersen melakukan studi Praktik-praktik
Global Terbaik (Globat BestPractices) yang mengidentifikasi empat tahap yang tepat
untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan upaya organisasi. Yaitu:-
Analisis proses-proses audit- Merencanakan studi- Laksanakan studi- Dapatkan pemahaman
penggunaan tolok ukur adalah proses audit yang diterapkan pada disiplin ilmu
auditinternal secara utuh untuk mengidentifikasi metode-metode yang inovatif dan
produktif danakan menghasilkan operasi audit internal yang lebih efisien. Penggunaan
tolok ukur dapatdigunakan untuk meningkatkan semua tingkatan fungsi audit internal.
Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara
matematis,dan unfuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui.
Evaluasi jarangdigunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi lebih pada menemukan
hal-hal sejenisdalam istilah-istilah yang lebih dikenal-seperti 'ketepatan waktu pemrosesan
faktur, atauakurasi matematisnya, atau akurasi dalam pemeriksaan penerimaan. Namun,
evaluasimelibatkan lebih dari sekadar perbandingan ukuran dengan standar. Hal ini
membutuhkanpertimbangan baik pada standar maupun pada hasil-hasil perbandingan. Hal
ini jugamembutuhkan penerapan konsep yang kongruen dalam standar dan proses pengukuran.
Aspek-aspek Operasi
Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga
aspek penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal.
Pengujian
Tujuan Umum Pengujian
Bagi auditor internal, pengujian berarti pengukuran hal-hal yang representatif
danperbandingan hasilnya dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuannya adalah
untuk memberi auditor dasar bagi pembentukan opini audit. Pengujian audit biasanya
mencakupevaluasi transaksi, catatan, aktivitas, fungsi, dan asersi dengan memeriksa
semua atausebagiannya. Teknik audit berbantuan komputer dalam kondisi-kondisi tertentu
dapatmenguji keseluruhan populasi. Perangkat lunak tersebut melakukan pengujian
17
danpengecualian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya guna pemeriksaan
audit.
Merencanakan Pengujian
Rencana tersebut harus diformalkan dengan dokumentasi dan harus mencakup:
- Pendefinisian tujuan pengujian.
- Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan.
- Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup: keahlian dan disiplin
ilmuyang dimiliki, kualifikasi pengalaman, dan jumlah.
- Penentuan urutan proses pengujian.
- Pendefinisian standar atau kriteria.
- Pendefinisian populasi pengujian.
- Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan.
- Pemeriksaan transaksi atau proses terpilih.
18
efektivitas, dan efisiensisistem kontrol yang diterapkan saat ini, populasinya mungkin
lebih terbatas.
2. Mengajukan pertanyaan.
Mengajukan pertanyaan mungkin rnerupakan teknik yangpaling pervasif bagi
auditor yang menelaah operasi. Pertanyaan diajukan selama auditdan bisa secara lisan
ataupun tertulis.
3. Menganalisis
Berarti memeriksa secara rinci. Artinya kita memecah entitas yangkompleks ke
dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yangsebenarnya. Istilah
ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atausekelompok
transaksi dan menetukan hubungannya masing- masing.
4. Memverifikasi,
Berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitassesuatu. Cara ini
paling sering digunakan untuk mendapatkan kebenaran fakta ataurincian dalam suatu
akun atau laporan. Hal ini mengimplikasikan upaya yangdisengaja untuk menentukan
akurasi atau validitas beberapa laporan atau tulisandengan mengujinya, seperti
membandingkannya dengan fakta yang diketahui, dengandata asli, atau dengan suatu standar.
19
5. Menginvestigasi
merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaantanya jawab
untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran.Hal ini
mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkanauditor bisa
ditemukan atau perlu diketahui. Cara ini mencakup, tapi tidak terbataspada,
penyidikan-investigasi yang menyelidiki lebih dalam dan ekstensif denganmaksud
mendeteksi kesalahan.
6. Mengevaluasi.
Mengevaluasi berhubungan dengan melibatkan estimasi nilai. Dalamaudit, hal ini
berarti menuju suatu pertimbangan. Artinya menimbang apa yang telahdianalisis dan
menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya. Hal inimerupakan langkah yang
berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opiniaudit di sisi yang lain. Hal
ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditorberdasarkan fakta-fakta yang
telah dikumpulkan
20
BAGIAN IV
LATIHAN
21
BAGIAN V
RANGKUMAN
Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan dilakukan pada saat survei
pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Bagian-bagian dari
rencana strategis mencakup:
22
- Metode pendokumentasian - melibatkan akumulasi bahan bukti dan penyiapan
kertas kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan
lapangan dan juga penggunaan akhir dari audit.
- Penyiapan laporan - Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan pembaca
dan pengguna. Pertimbangan kemampuan dan tanggapan pembaca haruslah
menjadi perhatian utama dalam rancangan dan isinya.
- Rencana kontingensi - Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa dicapai,
yang biasa, dan yang terburuk.
23
BAGIAN VI
TES FORMATIF
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses yang sistematis serta persyaratan
professional dalam proses pekerjaan lapangan!
2. Jelaskan mengapa Control Self Assessment diperlukan!
3. Komite Audit dari Dewan Komisaris di Edison diperkenalkan dengan teknik audit
berhenti-kemudian-lanjut karena teknik ini memiliki kelebihan-kelebihan. Jelaskan
kelebihan/manfaat apa yang dimaksud!
4. Sebutkan dan jelaskan rencana strategis untuk melaksanakan pekerjaan lapangan!
24
BAB VII
UMPAN BALIK
Setelah mahasiswa mempelajari seluruh materi dalam modul ini, maka terdapat
beberapa instrumen latihan untuk menguji kemampuan pemahaman kalian. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kesulitan materi dalam modul ini, sehingga dapat dilakukan
perbaikan dan langkah penyesuaian dimasa yang akan datang.
Kegiatan umpan balik diberikan dalam bentuk pengujian tertulis melalui instrument
dalam bentuk essay, dimana pertanyaan essay ini berjumlah 4 nomor yang mana tiap nomor
mempunyai skor 25, sehingga total skor adalah 100. Kemudian, skor tersebut diolah dalam
bentuk nilai 1 sampai 100. Tingkat keberhasilan pemahaman anda terhadap materi dalam
modul ini, akan ditentukan atas jumlah skor yang anda peroleh dengan kriteria pembobotan
seperti dibawah ini:
Nilai Predikat
90-100% Baik sekali
80-89% Baik
70-79% Cukup
60-69% Kurang
Bagi mahasiswa yang belum mencapai nilai 80%, dapat mengulangi belajar dengan
memilih materi-materi yang masih dianggap sulit secara lebih teliti atau melakukan kegiatan
diskusi bersama teman maupun dosen pembimbing dalam mata kuliah ini.
25
BAGIAN VIII
Persyaratan profesional berarti kebebasan penuh dari segala bias yang akan
mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias dicapai
melalui independensi dan objektivitas, baik dalam kenyataan maupun persepsi.
Objektifitas nyata muncul dari perilaku mental yang tidak memihak, perilaku yang
mendasarkan pada pengetahuan dan menuilai bukti benar-benar murni dalam
kenyataannya tanpa memandang orang yang menyediakannya. Penilaian seperti ini
harus dicapai tanpa memedulikan perasaan, prasangka, opini, dan kepentingan, serta
tekanan dari pihak eksternal.
2. Pada era setelah skandal Watergate di Amerika Serikat pada tahun 1970-an, banyak
perusahaan multinasional besar diperiksa untuk menentukan apakah mereka telah
menyalurkan dana secara ilegal. Kemudian segera diketahui bahwa banyak perusahaan
multinasional memiliki rekening bank rahasia yang digunakan untuk menyalurkan
dana tidak hanya ke partai-partai politik Amerika Serikat tetapi juga ke pegawai
pemerintah dalam dan luar negeri untuk mendukung perolehan kontrak berbau
korupsi. Skandal politik telah terbongkar dan mnyingkap sisi gelap dunia bisnis besar.
Oleh karena itu, COSO merekomendasikan auditor untuk menelaah dan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia sebelum
memberikan opini.
26
Berdasarkan pengertian dari COSO, yang dimaksud dengan CSA adalah sebuah proses
dimana tim karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus
menjaga kesadaran semua faktor material yang cenderung mempengaruhi pencapaian
tujuan organisasi, sehingga memungkinkan mereka membuat penyesuaian-
penyesuaian yang tepat. Untuk meningkatkan independensi, objektivitas, dan kualitas
dalam proses tersebut, serta tata kelola yang efektif, maka diharapkan auditor internal
terlibat dalam proses tersebut dan bahwa mereka secara independen melaporkan hasil-
hasilnya ke manajemen senior dan dewan komisaris.
3. Komite Audit dari Dewan Komisaris di Edison diperkenalkan dengan teknik audit
berhenti-kemudian-lanjut dan kemudian menerapkannya karena audit ini:
- Memaksa tuiuan aktivitas audit untuk memusatkan sumber dayanya pada hal-
hal berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari perusahaan (yaitu bekerja pada
titik tinggi dalam kurva prioritas) dan memberikan Komite Audit keyakinan
bahwa rebih banyak upaya audit yang dihabiskan pada hal-hal tersebut daripada
bidang-bidang berisiko rendah.
4. Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan dilakukan pada saat survei
pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Bagian-bagian dari
rencana strategis mencakup:
- Kebutuhan pegawai - merencanakan jumlah dan kualifikasi staf yang akan
melakukan audit.
- Kebutuhan sumber daya dari luar (sumber dari luar, sumber dari mitra,
penggunaan ahli, peminjaman staf, dan sebagainya). menidentifikasi
27
kebutuhan sumber daya dari luar jika audit dilakukan pada hal yang bersifat
khusus dimana tidak adanya staf yang memiliki pengetahuan khusus tersebut.
- Pengorganisasian staf audit mengidentifikasi apakah rencana berbentuk
ramping (dengan lapisan supervisi yang terbatas) atau gemuk (banyak lapisan
supervisi) tergantung pada kompleksitas kerja dan rentang kontrol yang
dibutuhkan.
- Wewenang dan tanggung jawab - mencakup alur wewenang yang berkaitan
dan secara khusus menggambarkan otorisasi yang didelegasikan ke setiap lini
dan staf dalam tim audit.
- Struktur pekerjaan lapangan - urutan-urutan progam audit direncanakan.
Aktivitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa
terdapat susunan alur kerja.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan - Estimasi waktu harus mencakup
kebutuhan waktu untuk aspek aiministratif seperti penghubung
antarkelompok dan dalam kelompok, kebutuhan waktu untuk kegiatan non
operasi dan pendokumentasian serta penulisan draf laporan audit berisi hasil-
hasil pekerjaan lapangan.
- Metode pekerjaan lapangan - Ada enam metode, yaitu: observasi, konfirmasi,
verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi.
- Metode pendokumentasian - melibatkan akumulasi bahan bukti dan
penyiapan kertas kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode
pekerjaan lapangan dan juga penggunaan akhir dari audit.
- Penyiapan laporan - Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan
pembaca dan pengguna. Pertimbangan kemampuan dan tanggapan pembaca
haruslah menjadi perhatian utama dalam rancangan dan isinya.
- Rencana kontingensi - Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa
dicapai, yang biasa, dan yang terburuk.
28
BAGIAN IX
DAFTAR PUSTAKA
29