Samsung
Samsung
Pada tahun 2012, Samsung mendapat kritik dari sebuah kelompok hak asasi
manusia bahwa menggunakan praktik perburuhan ilegal di pabrik China mereka.
Tuduhan kasus ini adalah bahwa mereka mempekerjakan karyawan di bawah
usia pekerja yang sah.
Thesis statement
Saya mengklaim bahwa tindakan untuk memperkerjakan secara overtime dan
anak dibawah umur secara moral salah. Ini diklasifikasikan sebagai tindakan
tidak etis dalam bisnis sebab pihak Samsung untuk memaksimalkan keuntungan
bagi pemilik dan pemegang saham mereka mempekerjakan karyawan yang lebih
muda dan lebih banyak menggunakan lembur. Apalagi, aksi bisnis yang tidak
menggangap kebahagiaan terbesar baik karyawan maupun pengusaha serta
menggunakan karyawan secara overtime dan di bawah umur untuk
mendapatkan keuntungan adalah pelanggaran terhadap teori utilitarianisme dan
categorical imperative.
Discussion
Conclusion
Dari pembahasan kasus tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa tindakan
yang dilakukan Samsung untuk mempekerjakan secara overtime dan dibawah
umur untuk mengurangi biaya dan memaksimalkan keuntungan para
perusahaan sangat tidak etis dan buruk secara moral, karena bertentang dengan
teori utilitarianisme dan categorical imperative . Sangat terlihat bahwa Samsung
tidak bertindak etis, ketika mereka memperkerjakan karyawan mereka di pabrik
China, mereka tidak menganggap aturan kemanusiaan dan menggunakan
karyawan sebagai alat untuk membuat keuntungan para pemilik. Selain itu,
Samsung memperkerjakan karyawan secara melebihi aturan batas kerja
seseorang dalam sehari serta pemberiaan upah dengan rendah untuk para
pekerja serta Dengan demikian, ini memperkuat pernyataan tesis saya yang
merupakan tindakan yang tidak etis dan buruk secara moral.
Teori pilihan saya berdasarkan kasus ini memiliki beberapa kelemahan. Yang
pertama, kebanyakan perusahaan mungkin melanggar aturan kemanusiaan,
karena hampir setiap bisnis memerlukan perlakuan orang sebagai sarana bukan
sebagi tujuan. Karena tujuan dari perusahaan adalah untuk menghasilkan
keuntungan, perusahaan membutuhkan pekerja sebagai sarana untuk
mengoperasikan dan menghasilkan uang untuk mereka. Salah satu contohnya
adalah Samsung. Namun, selama karyawan terdapat fasilitas dan upah yang
sesuai, saya pikir bisa ditolerir. Kedua, subjektif utilitarianisme dalam
menentukan kebahagian terbesar bisa berbeda sebab tidak ada pengukuran
yang tepat dalam hal kebahagiaan. Dimana, pihak Samsung dapat mengklaim
bahwa tindakan yang ia lakukan benar, tetapi disisi lain tindakan yang dilakukan
Samsung tidak benar. Dengan demikian, bisa dikatakan sulit untuk menerapkan
semua teori dalam kenyataan.