Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, penggunaan kosmetik merupakan suatu kebutuhan bagi setiap wanita agar
penampilannya tetap terlihat cantik terutama pada wajah. Wajah merupakan salah satu poin
penting dari seseorang yang sering kali mendapat perhatian utama, mulai dari bagian mata,
hidung, mulut, dan kulit. Melalui pemakain kosmetik, maka akan membuat seseorang dapat
meningkatkan rasa percaya diri. selain itu, kosmetik juga berfungsi untuk melindungi kulit dan
rambut dari keruskana sinar uv, polusi dan factor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan
secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. Tak salah jika
dikatakan apabila saat ini kosmetik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi kaum
wanita. Apalagi mengingat banyaknya aktivitas yang sering dilakukan diluar ruangan maka
wajar apabila dibutuhkan bahan yang dapat berguna sebagai pelindung kulit. Bahan tersebut
dapat melindungi dari polutan sehingga kulit dapat terlindungi, salah satu produk kosmetik yang
menjadi kebutuhan wanita yaitu alas bedak atau sering disebut juga foundation.
Foundation atau alas bedak merupakan riasan dasar yang penting, sebelum
mengaplikasikan semua make up pada wajah. Melalui daya covering dari alas bedak atau
foundation bukan hanya bertindak sebagai pelindung namun juga mampu menutupi kekurangan
yang ada pada wajah. Meningkatnya penggunaan kosmetik dan didukung dengan kemajuan
teknologi membuat para industry kosmetik terus bersaing menghasilkan produk-produk yang
dapat menarik perhatian wanita. Mulai dari bentuk-bentuk sediaan dan kesesuaian jenis kulit
yang dimilki menjadi modal utama mereka untuk memodifikasi produk sesuai kebutuhan.
Berdasarkan hal tersebut, munculah berbagai macam bentuk sediaan alas bedak yang
beredar saat ini seperti liquid, cream, cake atau stick. Dilihat dari komposisi sebenarnya hampir
sama, hanya saja perbedaanya terdapat pada komposisi tambahan yang disesuaikan dengan jenis
kulit serta kondisi iklim penduduknya. Sehingga pemilihan alas bedak yang tepat dapat
memberikan perlindungan yang tepat, hasil riasan yang akan tampak lebih halus dan mulus
dalam waktu singkat, dan akhirnya mendapatkan hasil riasan pada wajah yang nampak
sempurna. Namun , tidak semua foundation aman digunakan apalagi foundation tersebut tidak
disimpan pada tempat yang benar sehingga akan menimbulkan cemaran mikroba atau karena
foundation tersebut sudah kadaluwarsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian tentang uji
cemaran mikroba terhadap terhadap foundation.
Tujuan dari pengujian tersebuat adalah untuk mengetahui cemaran mikroba pada
kosmetik foundation, sehingga dapat diketahui apakah foundation tersebut masih layak atau
aman digunakan sesuai dengan persyaratan mutu cemaran mikroba kosmetik foundation.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat cemaran mikroba pada foundation ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cemaran mikroba pada foundation

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kulit
Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya terhadap berbagai macam rangsangan
dan kerusakan dari luar seperti halnya kehilangan kelembapan kulit. Daerah permukaan kulit
orang dewasa kurang lebih 1,6m2. Demikian pula kulit juga bervariasi mengenai lembut, tipis,
dan tebalnya.Kulit yang elastis dan longgar misalnya seperti terdapat pada bibir. Kulit yang tebal
dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan orang dewasa. Sedangkan kulit yang tipis terdapat
pada wajah, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Kulit berfungsi untuk menjaga bagian dalam tubuh dari gangguan fisik, kimiawi, infeksi luar dari
bakteri atau jamur, serta gangguan yang bersifat panas. Hal tersebut dikarenakan pada kulit
terdapatnya lapisan lemak subkutan, dermis, dan epidermis. Selain itu, tebalnya lapisan kulit dan
jaringan penunjangnya juga berperan sebagai pelindung dari gangguan fisik.
2.2 Anatomi kulit
Kulit tersusun atas tiga bagian lapisan,yaitu lapisan terluar bias disebut lapisan ari atau
epidermis, dibawah lapisan ari adalah lapisan jangat atau dermis, dan lapisan terdalam dari kulit
adalah lapisan lemak atau hypodermis. Secara skematik, susunan dan anatomi kulit dapat dilihat
pada gambar dibawah.
1) Lapisan kulit epidermis
Epidermis tersusun dari stratum germinativum, stratum granulosum, dan stratum
corneum. Pada lapisan sel keratinosit yang berperan aktif dalam regenerasi sel kulit dan sel
pembentuk melamin. Didalam sel pembentuk pigmen melamin terdapat melanosom.
Melanosom merupakan tempat terjadinya melaminisasi, proses pembentukan pigmen
melanin.
Melamin berfungsi dalam mewarnai kulit dan sebagai pelindung kulit dari sengatan
matahari dan ultra violet. Orang kulit hitam memiliki pigmen melamin lebih banyak daripada
orang kulit, sehingga kulitnya lebih mampu menahan pengaruh ultra violet sinar matahari
disbanding orang kulit putih.
2) Lapisan kulit dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar minyak
(glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera), serabut saraf, dan lapisan
lemak subkutans. Lapisan ini mengandung banyak serat kolagen dan elastin. Kolagen dan
elastin memberikan pengaruh besar terhadap elastisitas kulit.
Pembuluh darah bertugas mentransfer kebutuhan oksigen dan nutrisi yang akan
digunakan oleh jaringan epidermis dan dermis. Pembuluh darah merupakan bagian
penting dalam system mengatur suhu tubuh. Kelenjar keringat menghasilkan keringat
untukmembawa zat sisa atau senyawa hasil metabolisme keluar dari tubuh melalui pori-
pori. Keringat yang keluar membawa sebagian panas tubuh.
Folikel rambut merupakan tempat akar rambut, dimana rambut dapat tumbuh dan
berwarna. Sedangkan warna rambut ditentukan oleh pigmen melamin. Rambut dapat
tumbuh terus selama mendapat nutrisidari pembuluh darah disekitar folikel rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk melumasi kulit dan rambut agar
tidak kering.
3) Hypodermis
Hypodermis terletak dibawah lapisan dermis. Lapisan ini mengandung banyak
lemak dengan berbagai fungsinya. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan.
Sebagian berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk lingkungan
luar seperti benturan, tekanan sinar matahari, kimiawi, mikroorganisme. Lemak juga akan
menjamin suhu tubuh selalu dalam kondisi normal.
2.3 Faktor yang berperan penting dalam fungsi proteksi kulit
1. Keratin
Lapisan keratin bersifat kedap udara, cukup kedap air, dan tidak dapat ditembus
oleh sebagian besar bahan. Oleh karena itu, lapisan ini dapat menahan segala sesuatu
yang melewatinya dalam dua arah antara tubuh dan lingkungan eksternal. Sebagai
contoh, lapisan ini dapat memperkecil hilangnya air tubuh dan protein plasma pada
penderita luka bakar, serta mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh. Selain itu,
proses keratinisasi juga berperan sebagi barrier mekanis karena sel-sel mati akan
melepaskan dirinya secara teratur.
2. Lipid
Lipid yang dihasilkan oleh granula lamellar berfungsi untuk mengurangi
evaporasi air dari permukaan kulit. Oleh karena itu, kulit akan terhindar dari dehidrasi.
Selain itu, lipid juga akan mencegah masuknya air ke dalam kulit.
3. Sebum
Sebum yang dihasilkan kelenjar sebasea berperan untuk menjaga kulit dan rambut
agar tidak menjadi kering. Selain itu, sebum mengandung bahan kimia anti bacteria yang
dapat membunuh bakteri. Peran lain dari sebum adalah pada masa fetus, yakni kelenjar
lemak fetus yang dipengaruhi oleh hormone androgen ibunya akan memproduksi sebum
yang berfungsi untuk melindungi kulit fetus dari cairan amnion, disebut sebagai vernix
caseosa.
4. pH asam
Keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, sehingga
menyebabkan pH kulit berkisar 5-6,5. Hal tersebutlah yang menjadi perlindungan
kimiawi kulit terhadap infeksi bakteri maupun jamur. 10
5. Pigmen melanin
Melanosit yang menghasilkan melanin berfungsi untuk proteksi terhadap pajanan
sinar UV dari matahari. Hal tersebut dilakukan dengan cara menyerap radiasi UV agar
mencegah kerusakan DNA di epidermis dan menetralisir radikal bebas yang terbentuk
akibat UV.

6. Sel Langerhans
Sel Langerhans berfungsi sebagai sel penyaji antigen ke sel T. Hilangnya sel
Langerhans akibat paparan UV dapat menyebabkan kulit lebih rentan terhadap invasi
mikroba dan kanker.
2.4 Jenis-jenis kegiatan perawatan kulit tergantung dengan jenis kulit. Kulit dapat
digolongkan menjadi 5 kategori, yaitu :
1. Kulit Normal
Jenis kulit normal hanya membutuhkan perhatian yang minimal. Jenis kulit ini tidak akan
berminyak atau kering, sehingga terbebas dari noda.
2. Kulit Berminyak
Jenis kulit berminyak membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih. Jumlah minyak
yang dikeluarkan oleh jenis kulit ini 15 menjadikan jerawat dan noda sering muncul.Oleh
karena itu, orang yang memiliki jenis kulit berminyak harus mencuci dan membersihkan
wajah secara teratur.
3. Kulit Kering
Kulit kering disebabkan oleh tidak cukupnya minyak yang dihasilkan oleh kelenjar
minyak, sehingga membuat kulit menjadi kering.
4. Kulit Sensitif
Kulit sensitif sangat mudah pecah. Penyebab yang sering menimbulkan masalah pada
kulit sensitif adalah lingkungan, seperti debu, kotoran, matahari, dll.
5. Kulit Kombinasi
Jenis kulit kombinasi dimiliki oleh banyak orang. Jenis kulit ini merupakan gabungan
dari jenis kulit kering dan berminyak. Anda bisa memiliki kedua jenis kulit tersebut,
misalnya, memiliki jenis kulit kering di pipi sedangkan hidung dan dahi berminyak.
2.5 Foundation/Alas Bedak
Foundation atau alas bedak merupakan sediaan alas rias yaitu sediaan kosmetika yang
digunakan untuk mengalasi kulit wajah sebelum dilekati sediaan dekoratif sesuai dengan estetika
yg dikehendaki dalam tata rias. Gunanya untuk memberikan selaput penutup sangat tipis yg tidak
nampak atau sangat serasi dengan warna kulit wajah sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung
terhadap / bagi sediaan dekoratif yg dilekatkan, terhadap hembusan angin dan gerakan, dan
mencegah terjadi reaksi iritasi yang disebabkan komponen sediaan rias dekoratif. Selain itu
foundation/alas bedak juga memiliki kegunaan lain yaitu :
1) Meratakan warna kulit.
Warna kulit disekitar wajah sering kali tidak rata dan foundation memegang
peranan penting untuk menutupi kekurangan tersebut.
2) Menutupi kekurangan yang ada di wajah.
Flek dan bekas jerawat menimbulkan kesan wajah yang kotor sedangkan pori-pori
yang besar menimbulkan kesan wajah yang selalu berminyak dan juga mengakibatkan
kulit wajah nampak tak halus. Dengan penggunaan foundation dapat menyamarkan ke
tiga hal tersebut.
3) Membuat tekstur wajah lebih halus dan bercahaya.
Dengan pemilihan warna foundation yang tepat dapat memberikan kesan natural
dan rona wajah menjadi terlihat lebih cerah. Apabila digunakan pada kulit wajah yang
terlihat kusam dan lelah, foundation akan menutupi bayangan gelap sehingga tercipta
kesan segar dan bercahaya.
Sediaan ini mempunyai sifat :
Mudah dioleskan merata pada permukaan kulit
Tidak terlalu lembut
Dapat memberikan selaput penutup tipis yang tidak nampak, sangat lekat pada kulit dan
tidak berkilau.
Tidak boleh menyebabkan iritasi.
Alas bedak atau foundation merupakan kosmetika yang melindungi kulit terhadap polusi.
Bentuk sediaan kosmetika ini dapat berbentuk
1. bebas minyak (oil free), dengan bahan dasar air
2. minyak dalam air (water based), yaitu krim o/w
3. air dalam minyak (oil based), yaitu krim w/o
4. bebas air (water free/anhydrous), yaitu minyak mineral, minyak nabati
Untuk memberikan nuansa kulit ditambah dengan warna pigmen yang larut dalam bahan
dasar tersebut dan untuk meningkatkaan daya absorpsi (oil controlled) ditambah dengan bedak
atau/dan kaolin. Bahan pengawet ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan
pada kosmetik terhadap mikroba dan parfum untuk menambah daya tarik serta menyegarkan.
Berdasarkan bahan dasarnya dapat diperkirakan waktu pengeringan (play time) dan daya
tahan pakai kosmetika. Setelah dioles waktu pengeringan dari alas bedak atau foundation yang
bebas minyak lebih cepat dari minyak dalam air, lebih cepat daripada air dalam minyak dan
paling lama yang bebas air. Sejajar denagn itu, daya tahan pakai kosmetika dasar yang bebas air
lebih lama dari air dalam minyak, minyak dalam air, dan air. Daya tahan kosmetika dapat
1. sangat singkat (< 2 jam)
2. singkat (3 jam)
3. sedang (4 jam)
4. lama (sampai 8 jam)
2.6 Jenis-jenis alas bedak/foundation
1. Foundation cair
Jenis yang paling banyak digunakan sehari-hari karena merupakan alas bedak yang
paling ringan dan dapat digunakan untuk jenis kulit berminyak karena tidak terlalu menutup
pori-pori. Hasil akhirnya bisa tipis maupun sedang. Biasanya dibubuhkan dengan
menggunakan spons yang dibasahkan atau dengan ujung jari. Dari sekian pengguna, banyak
yang memilih menggunakan jari, karena selain lebih praktis, juga panas alami yang ada pada
jari memudahkan foundation untuk menyebar lebih rata pada kulit. Contoh : Oriflame Beauty
Whitening Foundation, Oriflame Beauty Matte Foundation.
2. Foundation Cream
Jenis ini untuk jenis kulit normal atau kering karena memberikan efek menutupi pori-
pori. Contoh Oriflame Giordani Gold Rejuvenation Foundation.
3. Foundation Stick
Alas bedak dalam bentuk batangan ini memang praktis untuk digunakan. Cukup
dibubuhkan kemudian diratakan dengan jari tangan. Foundation jenis ini mampu untuk
menutup pori lebih tebal dibanding jenis cair. Selain itu, foundation jenis ini umumnya juga
mampu untuk sekaligus berfungsi sebagai concealer. Contoh : Oriflame Beauty Dual Core
Foundation.
4. Compact Foundation
Bentuknya padat seperti bentuk bedak padat. Foundation jenis ini menutup pori-pori
paling tebal dibanding jenis yang lain. Umumnya dibubuhkan dengan menggunakan spons
basah. Jika menggunakan spons kering maka hasilnya akan seperti jika menggunakan bedak
biasa. Biasanya digunakan pada acara-acara istimewa di malam hari.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Autoklaf 1. Foundation
2. Cawan petri 2. Alcohol 70%
3. Pipet 3. Nutrient agar
4. Labu takar 4. Aquadest
5. Incubator
6. Koloni counter

3.2 Prosedur Kerja Uji Cemaran Mikroba (Angka Lempeng Total)


1. Siapkan alat untuk penyiapan sampel foundation. Untuk wadah plastik, pada bagian yang
akan dibuka dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian dibuka secara aseptik.
2. Lakukan homogenisasi sampel foundation dengan memipet 1 mL sampel yang
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan aquadest steril 9mL,
lanjutkan dengan pengenceran sampai memperoleh hasil pengenceran 10-6
3. Pipet 1 mL dari masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri steril. Kemudian ke
dalam setiap cawan petri dituangkan nutrient agar steril sebanyak 12-15 mL yang telah
dicairkan.
4. Cawan petri digoyangkan dengan hati-hati hingga nutrien agar tercampur rata dengan
sampel sabun mandi cair yang sudah diencerkan. Kemudian cawan petri dibiarkan dalam
posisi terbalik dalam inkubator dan diinkubasikan pada suhu 371C selama 24-48 jam.
5. Pertumbuhan koloni dicatat pada setiap cawan yang mengandung 25-250 koloni setelah
48 jam.
6. Angka lempeng total dihitung dalam 1 gram/1 mL sampel dengan mengalikan jumlah
rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai