Anda di halaman 1dari 2

Kepemimpinan Berbasis Spritural

• Brain
Kepempinan Spiritual adalah untuk menentukan /membuktikan apakah ada
hubungan antara kualitas kepemimpinan spiritual, produktivitas dan komitmen
organisasi.Spiritualitas disini bukan berati agama, karena agama adalah mengenai
sesuatu urusan yang mempunyai kaitan keimanan yang diklaim oleh satu tradisi
kelompok tertentu atau lainnya, aspek yang diarahkan adalah masalah surga atau
neraka yang dihubungkan dengan dogma atau pengajaran agama melalui ritual agama,
doa dan lainnya.Sedangkan Spirituality adalah yang berhubungan dengan kualitas
dalam diri manusia seperti cinta kasih, toleransi kesabaran, memaafkan, kepuasan,
perasaan bertanggungjawab, perasaan kesesuaian dan utuh yang memberikan
kebahagiaan.
Kepemimpinan Spiritual itu adalah “ merupakan suatu kumpulan nilai-nilai, sikap dan
perilaku yang diperlukan untuk memotivasi diri sendiri maupun orang lain secara
intrinsik, sehingga masing-masing memiliki perasaan tangguh bertahan yang bersifat
spiritual melalui keanggotaan dan keinginan sendiri.Efek dari kepemimpinan spiritual
menimbulkan rasa pengertian/ kebersamaan bagi pemimpin spiritual dan pengikutnya
dalam menciptakan nilai kesejahteraan yang strategis, pemberdayaan
team,peningkatan level individu, meningkatkan tingkat kesehatan bagi karyawan,
komitmen organisasi dan produktivitas dan performance organisasi.
Kepemipinan spiritual itu memerlukan dua hal :
1. Penciptaan visi sehingga anggota-angota organisasi mengalami suatu perasaan
terpanggil (sehubungan dengan pekerjaan) memiliki makna dalam hdiupnya, dan
merasakan suatu keunikan.
2. Menegakkan suatu budaya sosial/organisasi yang berdasarkan cinta alturistik (tanpa
pamrih pribadi) dimana para pemimpin dan anggota anggotanya memiliki perhatian,
kepedulian dan pengharagaan yang tulus satu sama lain sehingga menghasilkan suatu
rasa keanggotaan dan rasa dipahami dan dihargai.
Seorang pempimpin besar bukanlah yang suka menimpali pembicaraan orang
lain. Seharusnya, pemimpin besar adalah orang yang mendengarkan pikiran orang lain
dan harus berbuat sesuatu. seorang pemimpin harus bisa berpikir, mendengar dan
sadar kenapa dia menjadi pemimpin.Pemimpin harus selalu menjaga agar
ada penguasaan pengetahuan yang memadai, terutama pengetahuan tentang pekerjaan
yang dijalankan, pengetahuan professional. Itu berarti bahwa pemimpin harus
sanggup berpikir dan terus belajar. Harus ada kesadaran bahwa orang tidak pernah
boleh berhenti belajar, karena ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus.
Anggota merasa aman dan percaya pada pimpinan yang menguasai profesinya.
Respek anggota menguat kalau ia melihat pimpinannya orang yang cerdas dan pandai,
khususnya menyangkut pekerjaan yang dilakukan.
Kemampuan berpikir dan penguasaan pengetahuan profesi harus
menghasilkan kemampuan analisa. Pimpinan harus sering mengambil keputusan
(decision making). Akan tetapi pengambilan keputusan yang baik harus didahului
pembuatan analisa keadaan serta penentuan alternatif bertindak. Baru setelah
mempertimbangkan berbagai alternatif dapat diambil keputusan alternatif mana paling
tepat untuk dijalankan. Namun harus pula diperhatikan bahwa pengambilan keputusan
harus tepat waktunya. Tidak boleh terlalu cepat dan tidak pula terlambat.

Anda mungkin juga menyukai