Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, dihasilkan dua peta mikrozonasi yaitu peta amplifikasi yang menggambarkan respon getaran dan peta ketebalan yang menggambarkan ketebalan endapan pada suatu daearah.
1. Interpretasi Peta Amplifikasi
Berdasarkan nilai amplifikasi getaran, terdapat 4 zona yang memberikan respon
berbeda terhadap gelombang elektromagnetik,zona tersebut adalah:
Zona Amplifikasi Rendah
Memiliki nilai amplifikasi 0 3 (HVSR) dan digambarkan dengan warna hijau Zona Amplifikasi Sedang Memiliki nilai amplifikasi 3 6 (HVSR) dan digambarkan dengan warna biru Zona Amplifikasi Tinggi Memiliki nilai amplifikasi 6 9 (HVSR) dan digambarkan dengan warna kuning Zona Amplifikasi Sangat Tinggi Memiliki nilai amplifikasi 9 keatas (HVSR) dan digambarkan dengan warna merah
Dari hasil pembuatan peta amplifikasi menggunakan software surfer, dihasilkan 4
zonasi amplifikasi, yaitu zona amplifikasi rendah, zona amplifikasi sedang, zona amplifikasi tinggi dan zona amplifikasi sangat tinggi. Berdasarkan peta amplifikasi, daerah ini didominasi oleh zona amplifikasi sedang dan zona amplifikasi tinggi yang tersebar hampir di seluruh daerah. Sedangkan zona amplifikasi rendah hanya terletak di bagian atas dan zona amplifikasi sangat tinggi hanya terletak di bagian bawah.
2. Interpretasi Peta Ketebalan
Berdasarkan nilai ketebalan sedimen, terdapat 4 zona utama yaitu
Zona Ketebalan Tipis
Memiliki ketebalan sedimen kurang dari 30 meter dan digambarkan dengan warna coklat. Zona Ketebalan Sedang Memiliki ketebalan sedimen antara 30 hingga 60 meter dan digambarkan dengan warna kuning. Zona Ketebalan Tebal Memiliki ketebalan sedimen antara 60 hingga 120 meter dan digambarkan dengan warna hijau. Zona Ketebalan Sangat Tebal Memiliki ketebalan sedimen yang lebih dari 120 meter dan digambarkan dengan warna hijau tua.
Dari hasil pembuatan peta ketebalan menggunakan software surfer, dihasilkan
setidaknya 2 zona utama pada daerah pemetaan yaitu zona ketebalan sedang dan zona ketebalan tinggi. Sedimen dengan ketebalan tebal ( 60 120 meter ) paling dominan menyusun bagian tengah dari daerah ini. Sedimen dengan ketebalan rendah hanya menyusun sebagian kecil dari daerah ini, khususnya pada bagian tenggara dan barat laut. Semakin tebal suatu endapan maka akan semakin beresiko terkena guncangan.
3. Interpretasi Peta Zona Kerentanan
Peta zona kerentanan diperoleh dari pertampalan antara peta amplifikasi dan peta ketebalan. Berdasarkan peta zona kerentanan, didapatkan 3 zona utama, yaitu zona beresiko rendah, beresiko sedang dan beresiko tinggi. Zona beresiko rendah memiliki ketebalan 60- 120 meter dan 30-60 meter dengan respon amplifikasi tinggi, kurang baik jika dasar suatu konstruksi karena zona tersebut diperkirakan sebagai endapan lepas yang tebal sehingga ketika terkena suatu getaran akan mengalami getaran kuat. Zona beresiko sedang memiliki ketebalan 60-120 meter dan amplifikasi sedang, cukup baik dijadikan pemukiman atau dasar suatu konstruksi karena diperkirakan berupa batuan kompak yang tidak terlalu menghantarkan getaran. Zona beresiko rendah memiliki ketebalan 60-120 meter dengan amplifikasi rendah,sangat cocok dijadikan sebagai dasar konstruksi karena diperkirakan bahwa daerah ini tersusun atas batuan kompak dengan amplifikasi rendah. DAFTAR PUSTAKA
Wintolo, Djoko. 2010. Buku Panduan Praktikum Geofisika Eksplorasi. Yogyakarta: