Anda di halaman 1dari 3

III.

INTERPRETASI

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, dihasilkan dua peta mikrozonasi yaitu
peta amplifikasi yang menggambarkan respon getaran dan peta ketebalan yang
menggambarkan ketebalan endapan pada suatu daearah.

1. Interpretasi Peta Amplifikasi

Berdasarkan nilai amplifikasi getaran, terdapat 4 zona yang memberikan respon


berbeda terhadap gelombang elektromagnetik,zona tersebut adalah:

Zona Amplifikasi Rendah


Memiliki nilai amplifikasi 0 3 (HVSR) dan digambarkan dengan warna hijau
Zona Amplifikasi Sedang
Memiliki nilai amplifikasi 3 6 (HVSR) dan digambarkan dengan warna biru
Zona Amplifikasi Tinggi
Memiliki nilai amplifikasi 6 9 (HVSR) dan digambarkan dengan warna kuning
Zona Amplifikasi Sangat Tinggi
Memiliki nilai amplifikasi 9 keatas (HVSR) dan digambarkan dengan warna merah

Dari hasil pembuatan peta amplifikasi menggunakan software surfer, dihasilkan 4


zonasi amplifikasi, yaitu zona amplifikasi rendah, zona amplifikasi sedang, zona amplifikasi
tinggi dan zona amplifikasi sangat tinggi. Berdasarkan peta amplifikasi, daerah ini
didominasi oleh zona amplifikasi sedang dan zona amplifikasi tinggi yang tersebar hampir di
seluruh daerah. Sedangkan zona amplifikasi rendah hanya terletak di bagian atas dan zona
amplifikasi sangat tinggi hanya terletak di bagian bawah.

2. Interpretasi Peta Ketebalan

Berdasarkan nilai ketebalan sedimen, terdapat 4 zona utama yaitu

Zona Ketebalan Tipis


Memiliki ketebalan sedimen kurang dari 30 meter dan digambarkan dengan warna
coklat.
Zona Ketebalan Sedang
Memiliki ketebalan sedimen antara 30 hingga 60 meter dan digambarkan dengan
warna kuning.
Zona Ketebalan Tebal
Memiliki ketebalan sedimen antara 60 hingga 120 meter dan digambarkan dengan
warna hijau.
Zona Ketebalan Sangat Tebal
Memiliki ketebalan sedimen yang lebih dari 120 meter dan digambarkan dengan
warna hijau tua.

Dari hasil pembuatan peta ketebalan menggunakan software surfer, dihasilkan


setidaknya 2 zona utama pada daerah pemetaan yaitu zona ketebalan sedang dan zona
ketebalan tinggi. Sedimen dengan ketebalan tebal ( 60 120 meter ) paling dominan
menyusun bagian tengah dari daerah ini. Sedimen dengan ketebalan rendah hanya menyusun
sebagian kecil dari daerah ini, khususnya pada bagian tenggara dan barat laut. Semakin tebal
suatu endapan maka akan semakin beresiko terkena guncangan.

3. Interpretasi Peta Zona Kerentanan


Peta zona kerentanan diperoleh dari pertampalan antara peta amplifikasi dan peta
ketebalan. Berdasarkan peta zona kerentanan, didapatkan 3 zona utama, yaitu zona beresiko
rendah, beresiko sedang dan beresiko tinggi. Zona beresiko rendah memiliki ketebalan 60-
120 meter dan 30-60 meter dengan respon amplifikasi tinggi, kurang baik jika dasar suatu
konstruksi karena zona tersebut diperkirakan sebagai endapan lepas yang tebal sehingga
ketika terkena suatu getaran akan mengalami getaran kuat. Zona beresiko sedang memiliki
ketebalan 60-120 meter dan amplifikasi sedang, cukup baik dijadikan pemukiman atau dasar
suatu konstruksi karena diperkirakan berupa batuan kompak yang tidak terlalu
menghantarkan getaran. Zona beresiko rendah memiliki ketebalan 60-120 meter dengan
amplifikasi rendah,sangat cocok dijadikan sebagai dasar konstruksi karena diperkirakan
bahwa daerah ini tersusun atas batuan kompak dengan amplifikasi rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Wintolo, Djoko. 2010. Buku Panduan Praktikum Geofisika Eksplorasi. Yogyakarta:


Departemen Teknik Geologi FT UGM

Anda mungkin juga menyukai