STATUS UJIAN
NIM : 1061050033
Tanda tangan :
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dermatitis merupakan penyakit kulit yang umumnya dapat terjadi secara berulang-
ulang terhadap seseorang dalam bentuk peradangan kulit(epidermis dan dermis) sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan
klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi)
dan keluhan gatal. Baik dermatitis kontak alergi dan dermatitis atopik merupakan bentuk
penyakit kulit alergi.
Epidemiologi dermatitis kontak alergi terhitung sebesar 7% dari penyakit yang terkait
dengan pekerjaan di Amerika Serikat.Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan, insiden
dan tingkat prevalensi dermatitis kontak alergi dipengaruhi oleh alergen-alergen
tertentu.Dalam data terakhir, lebih banyak perempuan (18,8%) ditemukan memiliki
dermatitis alergika dibandingkan laki-laki (11,5%).Namun, harus dipahami bahwa angka ini
mengacu pada prevalensi dermatitis kontak alergi dalam populasi (yaitu, jumlah individu
yang potensial menderita dermatitis alergika bila terkena alergen), dan ini bukan merupakan
angka insiden (yaitu, jumlah individu yang menderita dermatitis alergika setelah jangka
waktu tertentu).Tidak ada data yang cukup tentang epidemiologi dermatitis kontak alergi di
Indonesia. Sedangkan untuk dermatitis atopik, di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia
dan Negara-negara industri lainnya, prevalensi dermatitis atopik pada anak mencapai 10 20
persen, sedangkan pada dewasa 1 3 persen. Di Negara agraris, prevalensi ini lebih rendah.
Perbandingan wanita dan pria adalah 1,3:1.Prevalensi dari semua bentuk dermatitis adalah
4,66%, termasuk dermatitis atopik 0.69%, dermatitis numuler 0,17%, dan dermatitis seboroik
2,82%. (Marwali, 2000)
Dalam dermatitis ada beberapa istilah digunakan untuk mendresipsikan lesi kulit,
yaitu: Makula: Perubahan warna kulit semata yang berbatas tegas.Papul:Suatu penonjolan
kecil berbatas tegas dan superficial.Plak:Penonjolan superficial berbatas tegas, lebih besar
dari papul.Likenifikasi: Penebalan pada kulit dengan garis kulit yang makin jelas dan dalam,
disebabkan oleh garukan dan gesekan.Nodul: Proliferasi padat, batas tegas dan terpisah dari
jaringan sekitarnya serta seringkali terletak di dermis atau di subkutis.Vesikel yang berisi
pus.Urtika:Elevasi Kulit yang bersifat sementara disebabkan oleh edema pada dermis bagian
atas, mengakibatkan gatal berat.Atrofi: Penipisan lapisan kulit
Adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit,
reaksi peradangan kulit non imunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa
Epidemiologi penyakit ini diderita oleh berbagai golongan umur, ras, dan jenis
bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam,
Faktor yang mempengaruhi adalah ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan
tersebut, lama kontak, kekerapan adanya oklusi, gesekan, trauma fisis, suhu dan
jenis kelamin(4)
Dermatitis kontak alergi adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak
dengan alergen melalui proses sensitasi. Etiologi nya adalah bahan kimia dengan berat
molekul (<1000 Dalton)(4).Epidemiologi kasus ini dapat terjadi pada semua umur dan
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
1(3)
3. Dermatitis Numularis
Dermatitis Numularis adalah suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan
keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval
berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki.Lesi awal berupa papul
4. Dermatitis Statis
Dermatitis statis adalah dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (hipertensi
vena) tungkai bawah. Epidemiologi dermatitis statis biasanya terjadi pada umur penderita
yang dewasa tua. Pria lebih banyak dibanding wanita. Etiologinya adalah terjadi gangguan
Dermatitis alergika adalah suatu peradangan pada kulit yang didasari oleh reaksi
alergi/reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit yang berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas
tipe I adalah dermatitis atopik. Perjalanan penyakit dermatitis atopik umumnya kronik dan
sering kambuh dengan predisposisi faktor genetik dalam keluarga dan berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE. Pada reaksi hipersensitivitas tipe I, terjadi suatu reaksi peradangan.
Radang ialah reaksi kompleks jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas seperti mikroba
dan kerusakan sel, melibatkan respon vaskuler, migrasi dan aktivasi leukosit, serta reaksi
sistemik. Faktor yang berperan dalam reaksi peradangan ialah reaksi pembuluh darah yang
menyebabkan akumulasi cairan dan leukosit pada jaringan ekstravaskuler. Proses pemulihan
ialah proses penggantian sel-sel yang hilang atau rusak dengan sel-sel hidup. Proses radang-
pemulihan ada kalanya dapat merugikan apabila terjadi secara berlebihan, contohnya pada
reaksi hipersensitivitas yang dikenal umum sebagai reaksi alergi. Pengobatan alergi dapat
dilakukan secara konvensional dengan obat-obatan seperti kortikosteroid oral, topikal, dan
antihistamin. Pengobatan dengan kortikosteroid merupakan terapi paliatif dan dapat
menimbulkan efek samping bila digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dosis yang
cukup besar, yaitu berupa gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemi dan glukosuria,
mudah mendapat infeksi, tukak peptik, osteoporosis, miopati, psikosis, dan Cushing
syndrome.
Faktor Genetika :
- Herediter
Faktor
Faktor pelayanan
lingkungan : kesehatan :
- Fisik - Promotif
STATUS
- Biologis - Preventif
- Sosio KESEHATAN - Kuratif
kultural MASYARAKAT - Rehabilitatif
Faktor perilaku :
- Sikap
- Gaya hidup
Menurut Hendrik L Blum, terjadinya dermatitis dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu:
Faktor Genetika :
- Herediter (sangat
berpengaruh di
dalam kasus
Dermatitis alergika
Faktor
pelayanan
kesehatan :
Faktor lingkungan :
- Promotif
- Fisik (makanan,
STATUS - Preventif
udara,
- Kuratif
KESEHATAN
- Biologis (tungau
- Rehabilitatif
debu,serpihan kulit MASYARAKAT
hewan)
- Sosio cultural (status
sosial berpengaruh
terhadap perilaku
Faktor perilaku :
- Sikap (penyebab,
faktor resiko,
pencegahan,
pengobatan)
- Gaya hidup
(kebiasaan hidup
tidak bersih)
ekonomi yang rendah seringkali dikaitkan dengan kondisi rumah yang tidak
memenuhi standar rumah sehat. Menurut Soerjono (1981, dikutip dari Ihsan 2003),
pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka
pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.
Tingkat pendidikan sangat berhubungan dengan kemampuan baca tulis seseorang,
sehingga seseorang yang punya kemampuan baca tulis akan berpeluang menerima
informasi dan pengetahuan lebih. Selain itu tingkat pendidikan seseorang juga
berpengaruh pada perubahan sikap dan perilaku hidup sehat.Budaya masyarakat yang
suka bertukar-tukaran baju dan pemakaian kosmetik berpengaruh dalam timbulnya
dermatitis alergika.
2. Perilaku
a. Sikap
Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan
sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan misalnya kebiasaan pinjam
meminjam baju/ handuk, mandi di sungai dengan air yang tidak bersih. Selain itu,
masyarakat cenderung kurang memperhatikan kesehatan kulit dibandingkan dengan
angota badan yang lain.
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber
pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada sasaran
sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat dengan harapan
sasaran dapat berperilaku sehat.
Perilaku manusia sebagian besar dengan menggunakan tangan sehingga tangan yang
dapat menjadi sumber penularan penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan ini salah
satunya penyakit kulit. Perilaku yang tidak sehat lainnya pada orang-orang yang tidur
berdesak-desakan dalam satu tempat tidur yang terlalu padat penghuni adalah
kebiasaan tidak dalam rumah karena penyakit dapat mudah terlalu dengan cepat.
Perilaku manusia yang sering saling bergantian memakai pakaian. Kondisi tersebut
mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat
untuk berperilaku sehat.
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan sumber
pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
Faktor keturunan atau genetik ini kebanyakan menjadi faktor pertama dalam
penyebab suatu penyakit, karena itu latar belakang keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit tertentu termasuk dermatitis alergika.Pencegahan adalah hal utama yang
harus dilakukan sebelum benar-benar mengalaminya.
Oleh karena itu, berdasarkan bagan Hendrik L.Blum menyatakan bahwa dalam kasus
penyakit dermatitis alergika ini herediter atau keturunan merupakan faktor penting
yang mempengaruhi dermatitis jenis Alergika.
B. Data Geografi
a) Luas Wilayah
Kecamatan cipayung terletak antara 1060 49 35 Bujur Timur dan 060 10 37
lintang selatan, dengan luas wilayah 2,844.78 Hektar.
Berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1227 Tahun
1989,tertanggal 18 September 1989, dinyatakan luas wilayah Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur adalah 2,844.78 Hektar. Adapun Kecamatan Cipayung terdiri dari 8
(delapan) kelurahan, 56 RW dan 503 RT dan 66.385 kepala keluarga. Secara
persentase, lahan dikecamatan Cipayung didominasi oleh kegiatan perumahan besar
73,32% dan total seluruh kecamatan dengan peruntukan terkecil berupa industri sebesar
1,07% dengan perincian sebagai berikut
Tabel 1
2 Setu 6 44 325.12
4 Ceger 5 39 362.60
5 Cipayung 8 59 308.50
6 Cilangkap 6 45 603.54
7 Munjul 8 75 190.30
b) Batas Wilayah
Tabel 2
Patok batas daerah Khusus DKI Jakarta dan Jawa Barat (Patok
2. Selatan
nomor 148 s/d nomor 165)
3. Timur Kali Sunter (Pilar batas nomor 125 s/d nomor 148)
Berdasarkan hal tersebut di atas, telah diusulkan pula secara maksimal tentang
batas wilayah kelurahan yang lebih seperti batas alam, sungai saluran air,jalan
lingkungan dan lain sebagainya,sehingga dengan demikian akan terlihat batas-batas
kelurahankelurahan.
a) Luas Wilayah
1. Luas Wilayah
C. Data Demografi
1. JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk Kecamatan Cipayung sampai dengan bulan Desember Tahun
2013 sebagai berikut :
Tabel 4
Jumlah Penduduk Kecamatan Cipayung Hingga Tahun 2013
JUMLAH
NO KELURAHAN LELAKI WANITA KK
PENDUDUK
1 Lubang Buaya 65,569 33,549 32,020 20,083
2 Setu 18,806 9,879 9,027 4,581
01 14
02 13
03 13
04 6
05 8
06 9
07 6
08 6
08 RW/ 75 RT
2. STRUKTUR PENDUDUK
Struktur penduduk wilayah Kelurahan Munjul Jakarta Timur tahun 2013 adalah
sebagai berikut : Tabel 5
1 2 3 4 5 6 7 8
75 55 30 85 - - 0 85
keatas
Jumlah 12.020 11.680 23.700 0 0 0 23.700
70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
-2000 -1500 -1000 -500 0 500 1000 1500
Tabel 6
RW RT WNI WNA
LK PR LK PR
Tabel 7
Tabel 8
Penduduk menurut Mata Pencaharian/Pekerjaan
1 Tani 77
3 Pedagang 1.632
4 Nelayan 0
5 Buruh Tani 28
6 Pensiunan 1.843
7 Pertukangan 1.272
8 Pengangguran 1.300
10 Lain-lain 1.606
Tabel 10
Fasilitas Kesehatan
2. Puskesmas/Balkesmas 1 RW.05
3. Apotek 1
4. Posyandu 18
5. UPGK 18
Jumlah 38
Tabel 11
Tenaga Medis/ Kesehatan
No. JENIS JUMLAH
1. Dokter Anak 2
2. Bidan 11
3. Dukun Beranak -
4. Sinshe 3
5. Apotek 1
JUMLAH 17
Tabel 12
Sarana Pendidikan Kelurahan Munjul
NO NAMA JUMLAH
SEKOLAH
GEDUNG SEKOLAH MURID GURU
1 TK 10 10 383 47
2 SD 2 2 870 32
3 SLTP/MTS 1 1 520 47
4 SLTA 1 1 266 54
5 AKADEMI - - - -
6 PERGURUAN - - - -
TINGGI
7% Penyakit Tonsilitis
7%
18% Penyakit Gangguan Neuro
8%
Penyakit Mata
Kuesioner
N %
17 56,66
1. Yang mengetahui kondisi kulit normal
5. Didapatkan (11) dari (30) responden (36,66%) Yang mengetahui lokasi muncul gejala
pada saat terjadinya alergi
6. Didapatkan (25) dari (30) responden (83,33%) yang mengetahui siapa saja yang
terkena penyakit alergi pada kulit
7. Didapatkan (11) dari (30) responden (36,66%) yang mengetahui cara mencegah
terjadinya penyakit alergi pada kulit
8. Didapatkan (24) dari (30) responden (80%) yang mengetahui cara mengatasi penyakit
alergi pada kulit
9. Didapatkan (19) dari (30) responden (63,33%) yang mengerti hal apa saja yang tidak
boleh dilakukan jika timbul gejala alergi pada kulit
10. Didapatkan (8) dari (30) responden(26,66%) yang mengetahui pernyataan yang salah
tentang penyakit alergi pada kulit
PendidikanTerakhir Jumlah %
SD 2 6,66
D3 2 6,66
S1 1 3,33
Total 30 100
Responden (56,66%) pendidikan terakhir adalah tamat SLTA/ sederajat, responden (26,66%)
adalah tamat SLTP/ sederajat, responden (6,66%) adalah tamat SD, responden (6,66) adalah
tamat D3, responden (3,33) adalah tamat/sedang mengambil S1.
NILAI NILAI
1 60 16 80
2 70 17 70
3 70 18 90
4 60 19 60
5 70 20 80
6 40 21 60
7 50 22 80
8 70 23 60
9 60 24 60
10 60 25 60
11 80 26 60
12 90 27 20
13 70 28 70
14 70 29 50
15 60 30 60
JUMLAH 1940
RATA-RATA 64,67
Keterangan :
= 2(90)+4(80)+8(70)+12(60)+2(50)+1(40)+1(20)
30
= 180+320+560+720+100+40+20
30
= 1940 = 64,67
30
1. < 65 Kurang
2. 65 75 Cukup
3. > 75 Baik
3. Tujuan :
Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat RT 07/RW 01 Kelurahan Munjul,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur terhadap Dermatitis Alergika
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat RT 07/RW 01 Kelurahan Munjul,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai kondisi kulit normal.
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat RT 07/RW 01 Kelurahan Munjul,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai cara penularan penyakit
alergi pada kulit
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat RT 07/RW 01 Kelurahan Munjul,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai cara mencegah terjadinya
penyakit alergi pada kulit
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat RT 07/RW 01 Kelurahan Munjul,
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai hal yang tidak boleh
dilakukan jika timbul gejala
Meningkatkan pengetahuan masyarakat Masyarakat RT 07/RW 01
Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai penyebab
penyakit alergi pada kulit
7. Rencana Kegiatan :
Hari/Tanggal : 3 Juli 2014
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ketua RT 07/ RW 01 Kelurahan Munjul
Acara : Penyuluhan tentang Dermatitis alergika
8. Sumber Daya Manusia :
Dokter muda : 1 orang.
`Ibu kader : 1 orang
Alat presentasi : flip chart
Biaya operasional :
No. Keterangan Jumlah
1. Fotokopi pretest dan post-test 3 x 30 lembar @ Rp. 13.500,-
Rp.150,-
2. Alat tulis ( pulpen ) 30 buah @ Rp. 1.500,- Rp. 45.000,-
3. Souvenir 30 x 3.000 Rp. 90.000,-
4. Konsumsi Rp 165.000,-
Snack 30 boks+air mineral @ Rp.5.500,-
5 Flip Chart Rp. 14.000,-
Total Rp. 327.500,-
1. Pelaksanaan Intervensi
Hari / Tanggal : Kamis 3 Juli 2014
Waktu : 10.30 WIB
2. Tempat : Rumah Ketua RT 07/ RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung
3. Peserta yang hadir : 30 orang
6. Biaya Operasional :
No. Keterangan Jumlah
1. Fotokopi pretest dan post-test 3 x 30 lembar Rp. 9.000,-
@ Rp.100,-
2. Alat tulis ( pulpen ) 30 buah Rp. 15.000,-
3. Souvenir 30 x 2.500 Rp. 75.000,-
4. Konsumsi Snack 30 boks+air mineral Rp 150.000,-
@ Rp.5.000,-
5 Flip Chart Rp. 11.000,-
Total Rp. 260.000,-
7. Evaluasi: Membandingkan nilai pre test dan post test setelah melakukan
penyuluhan.
VI. EVALUASI
INPUT
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Mohammad Alexandria
Putera, S.Ked sebagai narasumber 1 dan ibu kader sebagai pengawas.
Biaya berubah menjadi lebih hemat dari Rp.327.500 menjadi Rp.260.000 karena
beberapa anggaran mendapat harga yang lebih murah dan semua anggaran dana
berasal dari uang pribadi dan tidak terdapat kekurangan sesuai dengan
perencanaan.
Penyuluhan diberikan dengan menggunakan sarana flip chart yang sesuai dengan
perencanaan.
Penyuluhan dilakukan di rumah Ketua RT 07/ RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung tentang kondisi kulit yang normal, pengertian dermatitis
alergika , penyebab dermatitis alergika , gejala dermatitis alergika , lokasi
terjadinya dermatitis alergika, pencegahan dermatitis alergika, pengobatan
dermatitis alergika sesuai dengan perencanaan.
PROSES
Waktu Kegiatan penyuluhan yang dijalankan tidak sesuai dengan perencanaan
yaitu dimulai pukul 10.30 WIB (terlambat 30 menit) karena ada keterlambatan
dari ketua RT yang harus menjalankan kewajiban beliau di kantor kelurahan
Munjul, tetapi selesainya lebih cepat 15 menit karena peserta penyuluhan tertib
sehingga tidak ada hambatan dalam acara tersebut.
Jumlah peserta tidak sesuai dengan target yang direncanakan. Hal ini dikarenakan
beberapa peserta adanya kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan.
Pelaksanaan kegiatan berupa pre test, penyuluhan mengenai dermatitis alergika
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab kemudian pengisisan post test untuk
mengetahui keberhasilan intervensi sesuai dengan perencanaan dan di akhiri
dengan pemberian konsumsi dan souvenir.
Tidak ada masalah berarti selama penyuluhan. Penyuluhan dapat berjalan dengan
baik dan masyarakat mengikuti penyuluhan dengan antusias.
OUTPUT
Tabel 1. Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
1 60 90 16 80 90
2 70 90 17 70 80
3 70 90 18 90 100
4 60 80 19 60 70
5 70 90 20 80 80
6 40 80 21 60 90
7 50 80 22 80 90
8 70 90 23 60 80
9 60 90 24 60 90
10 60 90 25 60 90
11 80 100 26 60 80
12 90 100 27 20 90
13 70 90 28 70 90
14 70 90 29 50 80
15 60 80 30 60 80
KriteriaPenilaian
1. < 65 Kurang
2. 65 75 Cukup
3. > 75 Baik
B. Saran
1. http://www.scribd.com/doc/39543493/Atlas-Kulit-121013051143-phpapp01.pdf
(judul: PenyakitKulit Yang Umum Di Indonesia, Tahun:2005)
2. http://www.scribd.com/doc/123746762/html5/
(judul: Refrat Dermatitis, Tahun 2012)
3. Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria.,IlmuPenyakitKulitdanKelamin, edisikeenam,
cetakankedua FKUI. Jakarta 2012
4. Siregar, Saripati Penyakit Kulit, ECG,Jakarta,2009
5. http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/teori-blum-tentang-kesehatan-
masyarakat/(judul: TeoriHendrik L Blum, Tahun:2010)
6. Laporan Tahunan Kecamatan Cipayung Tahun 2013
7. Laporan Tahunan Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung Tahun 2013
IX. LAMPIRAN
A. KUISIONER
DERMATITIS ALERGIKA
NO .KUISIONER :
NILAI:
PETUNJUK :
1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan jawaban
yang menurut responden benar
2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada presentan
Data Responden
PENGETAHUAN:
9. Hal apa yang tidak boleh dilakukan jika timbul gejala alergi pada kulit?
a. Digaruk- garuk
b. Meminum obat alergi
c. Memberikan salep alergi
d. Berobat ke dokter
10. Dibawah ini adalah pernyataan yang salah mengenai penyakit alergi pada kulit
adalah .
a. Penyakit yang dapat diturunkan dari orangtua
b. Penyakit yang disebabkan karena reaksi kekebalan tubuh
c. Penyakit yang disebabkan karena terlalu sering mandi
d. Penyakit yang disebabkan karena makanan, udara dan obat-obatan.