Anda di halaman 1dari 13

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam
kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen, sistem
saraf dan sendi.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup .
Latihan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh

B. Jenis Aktivitas dan Latihan


Jenis aktivitas antara lain:
1) Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf
motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh
seseorang.
2) Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya.
Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami aktivitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan
sensorik.
Aktivitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal, contohnya
adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b) Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia
karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis karena
terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

Jenis latihan :
1) Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan
sendi.
2) Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya
tahan kardiovaskular.
3) Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka
pendek.
Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat
badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur
memperbaiki kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu
mencegah penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit
kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.

C. Faktor yang Mempengaruhi


a) Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan
aktivitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b) Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan
aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
c) Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang
mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang
beraktivitas.
d) Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
e) Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan
kekuatan dan stamina, Depresi mood dan cema

D. Nilai Aktivitas dan Latihan


1) Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Tingkat Kategori
Aktivitas/Aktivitas
0 Mampu merawat sendiri secara penuh
1 Memerlukan penggunaan alat
2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain, dan peralatan
4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

2) Rentang gerak (range of motion-ROM)


Gerak Sendi Derajat Rentang
Normal
Bahu Adduksi: gerakan lengan ke 180
lateral dari posisi sampiong ke
atas kepala, telapak tangan
menghadap ke posisi yang paling
jauh.
Siku Fleksi: angkat lengan bawah ke 150
arah depan dan ke arah atas
menuju bahu.
Pergelangan Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke 80-90
tangan arah bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: luruskan pergelangan 80-90
tangan dari posisi fleksi
Hiperekstensi: tekuk jari-jari 70-90
tangan ke arah belakang sejauh
mungkin
Abduksi: tekuk pergelangan 0-20
tangan ke sisi ibu jari ketika
telapak tangan menghadap ke
atas.
Adduksi: tekuk pergelangan 30-50
tangan ke arah kelingking telapak
tangan menghadap ke atas.
Tangan dan Fleksi: buat kepalan tangan 90
jari Ekstensi: luruskan jari 90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari 30
tangan ke belakang sejauh
mungkin
Abduksi: kembangkan jari tangan 20
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan 20
dari posisi abduksi
3) Derajat kekuatan otot
Skala Persentase Karakteristik
Kekuatan Normal
(%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot
dapat di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan melawan
tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan
tahanan penuh

Nilai-nilai normal tanda-tanda vital


1) Nadi: 60-100x/menit ( dewasa)
2) Tekanan darah: 120/80mmHg (dewasa)
3) Pernafasan: 16-24x/menit (dewasa)
4) Lama istirahat / tidur:
Remaja: 7,5 jam/hari
Dewasa muda: 7-9 jam/hari
Dewasa tengah: 7 jam/hari
Lansia: 6 jam/hari

HY (tindakan penanganan)
- Fisiotheraphy
- Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri

KONSEP ASUHAN PERAWATAN PASIEN DENGAN


AKTIVITAS DAN LATIHAN

I. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan
adalah sebagai berikut:
1. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan
kebutuhan aktivitas dan latihan.
2. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
3. Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan
kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
4. Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk,
berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
5. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul,
dan kaki.
6. Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada
system pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan
dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri
saat respirasi. Sedangkan yang berhubungan dengan perubahan system
kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer,
adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas
atau perubahan posisi.
7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
8. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
aktivitas dan iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,
perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


MENURUT NANDA
1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur
tulang akibat fraktur, dan nyeri.
2. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (neglected fraktur tibia fibula
dekstra)
3. Kurangnya perawatan diri (self care deficit) : toileting, bathing,
dressing/grooming, feeding berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal, dan kelemahan.

III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


1 Gangguan NOC : NIC :
aktivitas fisik v Mobility Level Exercise therapy :
Definisi : v Self care : ADLs ambulation
Keterbatasan v Transfer Monitoring vital sign
dalam kebebasan performance sebelum/sesudah latihan
untuk pergerakan Kriteria Hasil : dan lihat respon pasien
fisik tertentu pada v Klien meningkat saat latihan
bagian tubuh atau dalam aktivitas fisik Ajarkan pasien atau
satu atau lebih v Mengerti tujuan tenaga kesehatan lain
ekstremitas dari peningkatan tentang teknik ambulasi
Batasan aktivitas Kaji kemampuan
karakteristik: v Memverbalisasikan pasien dalam mobilisasi
- Postur perasaan dalam Latih pasien dalam
tubuh yang tidak meningkatkan pemenuhan kebutuhan
stabil selama kekuatan dan ADLs secara mandiri
melakukan kemampuan berpindah sesuai kemampuan
kegiatan rutin v Memperagakan Dampingi dan Bantu
harian penggunaan alat Bantu pasien saat mobilisasi
- untuk mobilisasi dan bantu penuhi
Keterbatasan (walker) kebutuhan ADLs ps.
kemampuan untuk Berikan alat Bantu
melakukan jika klien memerlukan.
keterampilan Ajarkan pasien
motorik kasar bagaimana merubah
- posisi dan berikan
Keterbatasan bantuan jika diperlukan
kemampuan untuk
melakukan
keterampilan
motorik halus
-
Keterbatasan
ROM
- Usaha yang
kuat untuk
perubahan gerak
Faktor yang
berhubungan :
- Kurang
pengetahuan
tentang kegunaan
pergerakan fisik
- Tidak
nyaman, nyeri
- Kerusakan
muskuloskeletal
dan neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan
stamina

2 Nyeri akut NOC : NIC :


v Pain Level, Pain Management
Definisi : v Pain control, Lakukan pengkajian
Sensori yang tidak v Comfort level nyeri secara
menyenangkan dan Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
pengalaman v Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
emosional yang nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi,
muncul secara nyeri, mampu kualitas dan faktor
aktual atau menggunakan tehnik presipitasi
potensial nonfarmakologi untuk Observasi reaksi
kerusakan jaringan mengurangi nyeri, nonverbal dari
atau mencari bantuan) ketidaknyamanan
menggambarkan v Melaporkan bahwa Gunakan teknik
adanya kerusakan nyeri berkurang komunikasi terapeutik
(Asosiasi Studi dengan menggunakan untuk mengetahui
Nyeri manajemen nyeri pengalaman nyeri pasien
Internasional): v Mampu mengenali Evaluasi pengalaman
serangan nyeri (skala, nyeri masa lampau
mendadak atau intensitas, frekuensi Evaluasi bersama
pelan intensitasnya dan tanda nyeri) pasien dan tim kesehatan
dari ringan sampai v Menyatakan rasa lain tentang
berat yang dapat nyaman setelah nyeri ketidakefektifan kontrol
diantisipasi dengan berkurang nyeri masa lampau
akhir yang dapat v Tanda vital dalam Bantu pasien dan
rentang normal
diprediksi dan keluarga untuk mencari
dengan durasi dan menemukan
kurang dari 6 dukungan
bulan. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Batasan Ajarkan tentang
karakteristik : teknik non farmakologi
- Laporan Evaluasi keefektifan
secara verbal atau kontrol nyeri
non verbal Tingkatkan istirahat
- Fakta dari Kolaborasikan dengan
observasi dokter jika ada keluhan
- Gerakan dan tindakan nyeri tidak
melindungi berhasil
- Tingkah Monitor penerimaan
pasien tentang
laku berhati-hati
manajemen nyeri
- Gangguan
tidur (mata sayu,
tampak capek, sulit
atau gerakan
kacau,
menyeringai)
- Fokus
menyempit
(penurunan
persepsi waktu,
kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
- Perubahan
dalam nafsu makan
dan minum

Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis)
3. Kurangnya NOC: NIC:
perawatan
Perawatan diri ADL Self-care assistance
diri(self care
deficit) Kriteria hasil: Monitor kemampuan
v Klien secara klien dalam melakukan
mandiri mampu
ADL secara mandiri.
makan, berganti
pakaian, toileting, Monitor kebutuhan
mandi, merawat diri,
klien akan alat bantu
menjaga kebersihan
diri dan menjaga dalam melakukan ADL.
kebersihan mulut
Sediakan peralatan-
peralatan pribadi yang
dibutuhkan klien (seperti
deodoran, pasta gigi, dan
sabun mandi).
Bantu klien dalam
melakukan ADL sampai
klien mampu
melakukannya dengan
mandiri.
Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
Dorong klien untuk
mandiri, tetapi bantu
klien bila klien tidak bisa
melakukannya sendiri.
Ajari keluarga untuk
mendorong kemandirian
klien, dan hanya
membantu jika klien
tidak mampu
melakukannya sendiri.
Lakukan perawatan
diri secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep &
Proses Keperawatan,buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 3.
Jakarta: EGC.
Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2000. Nursing Outcomes
Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.
McCloskey, Joanne and Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention
Classification second edition. USA: Mosby.
North American Nursing Diagnosis Association. NANDA nursing diagnoses:
definitions and classification 2007-2008. Philadelphia: The association.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai