Selain berperan penting dalam bidang kesehatan dan produksi pengolahan makanan,
bioteknologi juga dapat diterapkan dalam menunjang keberhasilan budidaya pertanian. Beberapa
contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian misalnya dapat kita temukan pada
produksi pupuk kompos (bokashi), kultur jaringan, pemuliaan varietas unggul, pupuk hayati,
insektisida hayati, produksi perikanan, hingga produksi peternakan.
2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik produksi bibit menggunakan organ-organ vegetatif tanaman secara
in vitro. Melalui teknik ini, petani dapat dengan mudah memperoleh bibit-bibit yang seragam
dan bibit-bibit yang sulit disemaikan menggunakan benih seperti bunga anggrek. Teknik kultur
jaringan juga dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak sekaligus.
4. Pupuk Hayati
Penelitian di bidang pertanian yang terus dilakukan telah menghasilkan penemuan yang luar
biasa. Kini, telah diketahui bahwa ada beberapa jamur dan bakteri yang dapat bersimbiosis
dengan perakaran dan mampu menguraikan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, seperti
Nitrogen dan Posfat, melalui fiksasi maupun autolisis. Beberapa mikroorganisme tersebut
misalnya jamur Mikoriza sp. dan bakteri Rhizobium.
5. Insektisida Hayati
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian juga dapat ditemukan dalam teknik
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman. Dewasa ini, kesadaran masyarakat tentang
dampak negatif penggunaan insektisida kimia yang semakin tumbuh telah membuat para petani
memanfaatkan berbagai mikroorganisme dalam mengendalikan hama dan penyakit pada
tanaman mereka. Pengendailan hama penyakit menggunakan mikroorganisme atau yang juga
disebut pengendalian hayati ini sangat ramah lingkungan. Contoh penerapan teknik ini misalnya
dapat ditemukan dalam penggunaan jamur Trhicogramma sp dalam pengendalian ulat grayak,
hama tanaman cabe.
6. Produksi Perikanan
Di bidang perikanan, rekayasa genetika (cabang utama dari bioteknologi) telah menghasilkan
induk ikan yang hanya dapat memproduksi anakan-anakan ikan betina. Dalam hal ini, anakan-
anakan ikan betina umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anakan ikan
jantan sehingga produktivitas dalam budidaya perikanan menjadi semakin meningkat.
7. Produksi Peternakan
Teknik inseminasi buatan, multiple oculation, transfer embrio, dan fertilisasi invitro juga
merupakan contoh penerapan bioteknologi di bidang peternakan. Melalui teknik-teknik tersebut,
kualitas dan kuantitas hasil peternakan menjadi semakin meningkat. Produktivitas ternak dalam
menghasilkan anakan baru atau menghasilkan daging dan susu, serta kekebalan ternak terhadap
serangan penyakit tertentu menjadi penunjang keberhasilan penerapan bioteknologi peternakan
masa kini.
Nah, demikianlah beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian. Sebetulnya
masih ada banyak penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian yang belum dijelaskan dalam
artikel ini. Namun beberapa contoh di atas mungkin sudah cukup menggambarkan peran besar
bioteknologi dalam usaha budidaya pertanian kita. Semoga bermanfaat.
B. Hidroponik
Pada umumnya bioteknologi pertanian berupa budidaya tanaman yang menghasilkan makanan.
Bioteknologi pertanian dikembangkan dengan cara-cara berikut.
1. Hidroponik
Semakin sempitnya lahan pertanian, mendorong akal pikiran manusia untuk mendapatkan cara
bercocok tanam yang tidak memerlukan tanah sebagai medianya. Cara bercocok tanam ini
dinamakan hidroponik. Pada mulanya teknik hidroponik diperkenalkan oleh W.E. Gericke dari
Universitas California Amerika pada tahun 1929 yang berhasil menggunakan media air sebagai
pengganti tanah untuk bercocok tanam.
Selain air sebagai media tanam, dapat juga digunakan genting, pasir, kerikil, kertas dan lain-lain,
yang disiram dengan larutan nutrien yang diperlukan tanaman. Bagaimana hasil pengamatan
Anda setelah melihat penanaman hidroponik?
Makanan atau nutrisi tumbuhan hidroponik diperoleh dari zat anorganik yang dialirkan melalui
pipa air. Tanaman dapat juga ditempatkan di atas bak penampung nutrisi sehingga akar tanaman
dapat menyerap nutrisi dari bak. Jadi, akar akan selalu terendam cairan nutrisi. Keuntungan apa
saja yang diperoleh dari penanaman secara hidroponik?>
a. Sistem hidroponik lebih praktis dan produktif karena memanfaatkan ruangan yang sempit
(bukan kebun) atau untuk menyiasati daerah atau tempat yang tidak dapat ditanami. Cara
menanam dengan sistem ini dapat dilakukan di mana pun dan akan diperoleh tanaman yang
sebanyak- banyaknya, serta tidak bergantung pada musim karena dikelola secara khusus.
b. Penggunaan pupuk lebih efektif dan berdaya guna, yaitu dapat dilakukan secara tepat dan
tidak boros karena pada bercocok tanam di lahan pertanian biasa, tanah sering merembeskan
sebagian dari pupuk yang diberikan ke tempat lain menjauhi tanaman sehingga perhitungan
pemberian pupuk bisa meleset.
c. Bebas dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari tanah, termasuk gulma di dalam
tanah.
d. Mutu buah dan tanaman yang dihasilkan lebih baik.
Cara bercocok tanam aeroponik sama seperti sistem hidroponik, perbedaannya di dalam
aeroponik tanaman tidak diberi media untuk tumbuhnya akar, melainkan dibiarkan terbuka,
menggantung pada suatu tempat yang dijaga kelembapannya. Akar dan tubuh tanaman disemprot
dengan larutan pupuk yang mengandung nutrisi. Bagaimana cara tanaman aeroponik
memperoleh makanannya? Apakah keuntungan dari aeroponik ini? Coba Anda pikirkan!
Hasil dari mutasi yang sering dinamakan mutan, ternyata memiliki beberapa keuntungan di
antaranya cocok ditanam di persawahan pasang surut yang memiliki kadar garam cukup tinggi,
bersifat tetap sampai pada keturunan selanjutnya tanpa perubahan ke sifat induk semula, tahan
wereng cokelat dan hijau, tahan penyakit busuk daun, umur lebih pendek, dapat ditanam pada
musim kemarau dalam waktu lebih singkat, hasil panennya lebih banyak. Tanaman hasil mutasi
ini bersifat poliploidi (jumlah kromosomnya berkelipatan dari kromosom normal) sehingga dapat
memberikan hasil yang lebih tinggi, misalnya cepat berbuah, buahnya lebih besar, dan tidak
berbiji.
3. Seleksi Fenotipe
Seleksi fenotipe adalah memilih sifat suatu makhluk sesuai dengan sifat unggul yang sesuai
diinginkan manusia. Misalnya untuk tanaman pangan maka yang dipilih adalah yang berproduksi
tinggi, enak rasanya, dan tahan penyakit. Sebenarnya seleksi fenotipe ini sudah lama
dilaksanakan, contoh ketika petani akan menanam biji kacang tanah, mereka memilih biji kacang
tanah yang besar dan tidak keriput, dengan harapan agar hasilnya yang diperoleh sama sifatnya
pada biji tersebut.
3. Tanaman yang resisten terhadap penyakit akibat jamur, bakteri dan virus patogen.
Seperti juga tanaman yang resisten terhadap hama, diharapkan ditemukan tanaman
yang resisten terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh jamur, bakteri dan virus patogen.