Anda di halaman 1dari 28

KOMUNIKASI

1. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication), secara

etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus,

dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki

makna berbagi atau menjadi milik bersama yaitu suatu usaha yang memiliki

tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran atau juga perasaan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang yang

bermaksud bagi kedua belah pihak, didalam situasi yang tertentu komunikasi itu

menggunakan media tertentu untuk dapat merubah sikap atau juga tingkah laku

seorang atau juga sejumlah orang sehingga terdapat efek tertentu yang

diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

Komunikasi adalah suatu proses pemindahan pengertian didalam bentuk

gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Tidak ada

kelompok yang bisa eksis tanpa adanya komunikasi : pentransferan makna

diantara anggotanya . Hanya dengan lewat pentransferan makna dari satu orang

kepada orang lain informasi serta juga gagasan itu dapat dihantarkan.

1
Namun komunikasi itu lebih dari hanya sekedar menanamkan makna tetapi juga

harus dapat dipahami (Robbins, 2002 : 310).

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, yaitu

jumlahnya sebanyak orang yang mendefinisikannya. Dari banyak pengertian

tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi

mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan

menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu

konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk

melakukan umpan balik.

2. KOMPONEN KOMUNIKASI

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan

kepada pihak lain.

Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu

pihak kepada pihak lain.

Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada

komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat

berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

2
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan

dari pihak lain.

Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi

pesan yang disampaikannya.

Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana

komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

Komponen komunikasi hampir sama dengan unsur-unsur komunikasi,

yaitu : (1) komponen komunikan; (2) komponen komunikator; (3) komponen pesan;

(4) komponen umpan balik.

1) Komponen komunikan

Seseorang dapat dan akan menerima pesan apabila dalam kondisi sebagai

berikut:

pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima pesan

pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan

pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk kepentingan

pribadinya

mampu menempatkan baik secara mental atau fisik

2) Komponen komunikator

3
Komunikasi dapat berjalan efektif bila : adanya kepercayaaan dalam diri

komunikator (self credibility) dan kepercayaan kepada komunikator

mencerminkan pesan yang diterima komunikan dianggap benar serta sesuai

kenyataan dan daya tarik komunikator (source attractiviness).

3) Komponen pesan

Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi dll. Pesan dapat

disampaikan lisan maupun non verbal.

4) Umpan balik

Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang

diterimanya. Umpan balik dapat digunakan untuk mengukur besarnya

informasi yang diterima dibandingkan dengan yang diterima.

Lingkungan komunikasi

Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki 3 (tiga) dimensi di

antaranya :

a. Fisik, adalah ruang di mana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.

b. Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan status di antara pihak yang terlibat,

peran yang dijalankan orang dan aturan budaya masyarakat di mana orang-orang

berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini mencakup rasa persahabatan atau

permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.

c. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah di

4
mana komunikasi berlangsung.

Ketiga (3) dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; yaitu masing-masing

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat

memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan

berubahnya suasana persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang

kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah

makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat

menimbulkan banyak perubahan lain. sehingga proses komunikasi tidak pernah statis.

Sumber Penerimaan

Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak

terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi

adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar). Anda

mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh.

Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan

sebagainya.

Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda

menerima pesan anda sendiri (mendengar diri sendiri, merasakan gerakan sendiri,

dan melihat banyak isyarat tubuh sendiri) serta anda menerima pesan dari orang lain

(secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman).

5
Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan

tanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan

sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan

fungsi penerima.

Enkoding-Dekoding

Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya,

berbicara atau menulis) sebagai enkoding (encoding atau penyandian). Dengan

menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas

selembar kertas, maka kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode

tertentu.

Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau

membaca) sebagai dekoding (decoding atau pemecahan sandi). Dengan

menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan,

sehingga dapat diuraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.

Oleh karenanya, kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder

(encoder) dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya

sumberpenerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang

tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara

simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari

6
pendengar (dekoding).

Kompetensi dalam komunikasi

Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk

berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini

mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam

mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya,

pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada

pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi

pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku

nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik)

juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.

Dengan meningkatkan kompetensi, anda akan mempunyai banyak pilihan

berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi

kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan

komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari

perbendaharaan kata yaitu semakin banyak kata anda ketahui (artinya, makin

tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), maka makin banyak cara yang

anda miliki untuk mengungkapkan diri.

Pesan

7
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan

menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra.

Walaupun kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis),

ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal

(tanpa kata atau isyarat, gerak dan mimik). Sebagai contoh, busana yang kita

kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan

kepala, menyisir rambut, duduk dan tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita

ungkapkan dalam melakukan komunikasi.

Saluran

Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali

komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, yaitu umumnya kita

menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan.

Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan

(saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat

ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan

(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran

taktil).

Umpan Balik

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan

8
balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal

komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang

lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan,

misalnya dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri

anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda

mendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat

apa yang anda tulis.

Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang lain.

Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau

senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di

pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.

Gangguan

Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi

pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber

dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem

komunikasi, hal ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan

yang diterima. Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain

berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau semantik

(salah mengartikan makna).

9
3. TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI

Tujuan Komunikasi Ada empat tujuan atau motif komunikasi yang perlu

dikemukakan di sini. Motif atau tujuan ini tidak perlu dikemukakan secara sadar,

juga tidak perlu mereka yang terlibat menyepakati tujuan komunikasi mereka.

Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat dikenali ataupun tidak. Selanjutnya,

meskipun. teknologi komunikasi berubah dengan cepat dan drastis (kita

mengirimkan surat elektronika, bekerja dengan komputer, misalnya) tujuan

komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya revolusi

elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan datang. (Arnold dan Bowers, 1984;

Naisbit.1984).

a. Menemukan Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan

diri (personal discovery) Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda

belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya,

persepsi-diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda

pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya

dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi. Dengan berbicara tentang

diri kita sendiri dengan orang lain kita memperoleh umpan balik yang

berharga mengenai perasaan, pemikiran, dan perilaku kita. Dari

perjumpaan seperti ini kita menyadari, misalnya bahwa perasaan kita

ternyata tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan

10
positif ini membantu kita merasa "normal". Cara lain di mana kita

melakukan penemuan diri adalah melalui proses perbandingan sosial,

melalui perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan

kegagalan kita dengan orang lain. Artinya, kita mengevaluasi diri sendiri

sebagian besar dengan cara membanding diri kita dengan orang lain.

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita

sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi, komunikasi juga

memungkinkan kita untuk menemukan dunia luardunia yang dipenuhi

objek, peristiwa, dan manusia lain. Sekarang ini, kita mengandalkan

beragam media komunikasi untuk mendapatkan informasi tentang hiburan,

olahraga, perang, pembangunan ekonomi, masalah kesehatan dan gizi,

serta produk-produk baru yang dapat dibeli. Banyak yang kita peroleh dari

media ini berinteraksi dengan yang kita peroleh dari interaksi antarpribadi

kita. Kita mendapatkan banyak informasi dari media, mendiskusikannya

dengan orang lain, dan akhirnya mempelajari atau menyerap bahan-bahan

tadi sebagai hasil interaksi kedua sumber ini.

b. Untuk berhubungan Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah

berhubungan dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan

dengan orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, dan kemudian

kita juga ingin mencintai dan menyukai orang lain. Kita menghabiskan

banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk membina dan memelihara

11
hubungan sosial. Anda berkomunikasi dengan teman dekat di sekolah, di

kantor, dan barangkali melalui telepon. Anda berbincang-bincang dengan

orangtua, anak-anak, dan saudara anda. Anda berinteraksi dengan mitra

kerja.

c. Untuk meyakinkan Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita

agar mengubah sikap dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya

dana dari iklan, yang diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai

produk. Sekarang ini mungkin anda lebih banyak bertindak sebagai

konsumen ketimbang sebagai penyampai pesan melalui media, tetapi tidak

lama lagi barangkali anda-lah yang akan merancang pesan-pesan itu

bekerja di suatu surat kabar, menjadi editor sebuah majalah, atau bekerja

pada biro iklan, pemancar televisi, atau berbagai bidang lain yang berkaitan

dengan komunikasi. Tetapi, kita juga menghabiskan banyak waktu untuk

melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagai

penerima. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari kita berusaha

mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita berusaha mengajak mereka

melakukan sesuatu, mencoba cara diit yan baru, membeli produk tertentu,

menonton film, membaca buku, rnengambil mata kuliah tertentu, meyakini

bahwa sesuatu itu salah atau benar, menyetujui atau mengecam gagasan

tertentu, dan sebagainya. Daftar ini bisa sangat panjang. Memang, sedikit

12
saja dari komunikasi antarpribadi kita yang tidak berupaya mengubah sikap

atau perilaku.

d. Untuk bermain Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk

bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan,

musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari

perilaku komunikasi kita dirancang untuk menghibur orang lain

(menceritakan lelucon mengutarakan sesuatu yang baru, dan mengaitkan

cerita-cerita yang menarik). Adakalanya hiburan ini merupakan tujuan akhir,

tetapi adakalanya ini merupakan cara untuk mengikat perhatian orang Iain

sehingga kita dapat mencapai tujuan-tujuan lain.

Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini; masih banyak tujuan

komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan yang disebutkan di atas tampaknya

merupakan tujuan-tujuan yang utama. Selanjutnya tidak ada tindak komunikasi

yang didorong hanya oleh satu faktor; sebab tunggal tampaknya tidak ada dunia

ini. Oleh karenanya, setiap komunikasi barangkali didorong oleh kombinasi

beberapa tujuan bukan hanya satu tujuan.

Tujuan dan fungsi komunikasi:

Agar menjadi tahu dan memberitahukan, misalnya antar hubungan

pergaulan seharihari, surat edaran, pengumuman, pemberitahuan dan

13
sebagainya.

Menilai masukan (input) atau hasil (output) atau suatu pola pemikiran,

misalnya umpan balik, tanggapan atas pendapatan, evaluasi anggaran,

penilaian rencana dan sebagainya.

Mengarahkan atau diarahkan, misalnya manajer mengarahkan sumber

tenaga, material, uang, mesin (kepada suatu tujuan), rapat kerja, seminar,

penataran latihan kerja, juklak (petunjuk pelaksanaan), juknis (petunjuk

teknis) dan sebagainya.

Mempengaruhi dan dipengaruhi, misalnya motivasi, persuasi, stimulasi dan

sebagainya.

Mengandung beberapa fungsi insidental, atau netral : yang tidak langsung

mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan sosial.

Dari paparan tersebut, terlihat bahwa komunikasi dapat menciptakan rasa

pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi, terutama untuk menjawab hal

terkait Who says, What, in Which channel, to Whom dan in Which effect.

4. KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI

Ruben and Steward (2005) menyatakan bahwa alasan mempelajari ilmu

14
komunikasi adalah :

a) Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi memegang peranan yang

sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Tidak ada aktifitas yang

dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa

perbedaan esensial, manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.

Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita, baik

dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu

dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara

kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok,

komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu

komunikasi. Hal ini menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal sangat

fundamental dalam kehidupan kita.

b) Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas kompleks.

Komunikasi adalah suatu aktifitas kompleks dan menantang. Dalam hal ini

ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk

mencapai kompetensi komunikasi diperlulkan understanding dan suatu

keterampilan sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Ellen

langer dalam Ruben and Steward (2005) menyebut konsep mindfulness

akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita

15
terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak

perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.

c) Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.

Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan

dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi

efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain dan dapat

menerima atas kehadiran ide-ide efektif melalui saluran saluran komunikasi.

Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/posisi tertentu dalam

mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara

personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam

melakukan komunikasi oral dan tulisan, serta lain sebagainya.

d) Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.

Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu

yang bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui

bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak

memilki keterampilan berkomunikasi yang baik, karena ternyata banyak

pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya

dalam bentuk verbal, tetapi nonverbal, ada keterampilan komunikasi dalam

bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara

interpersonal, ataupun secara kelompok, sehingga kita dapat berkolaborasi

16
sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadangkadang kita juga

mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan

tinggi, tetapi tidak memilki keterampilan berkomunikasi secara baik dan

memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan

manusia lainnya, maka komunikasi itu perlu kita pelajari.

e) Komunikasi adalah populer

Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai populer. Banyak

bidangbidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada

studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi

dengan bidang profesional lainnya, termasuk hukum, bisnis, informasi,

pendidikan, ilmu komputer, dan lain-lain.Saat ini komunikasi sebagai ilmu

sosial/perilaku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat

multidisiplin, berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi,

antroplogi, politik, dan lain sebagainya.

17
5. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi

(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh

organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya

berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang

harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya adalah memo, kebijakan, pernyataan,

jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah

komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi

lebih kepada anggotanya secara individual.

Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai

komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para

karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam

rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran

organisasi (Effendy,1989: 214).

Price (1997) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai derajat atau

tingkat informasi tentang pekerjaan yang dikirimkan organisasi untuk anggota dan

diantara anggota organisasi. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk

membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan

18
kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of

experience) diantara anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus dilihat dari

berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua

antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga adalah antara

karyawan kepada atasan.

Hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan juga tidak bisa

dilepaskan dari budaya paternalistik yaitu atasan jarang sekali atau tidak pernah

memberikan kepada bawahannya untuk bertindak sendiri, untuk mengambil

inisiatif dan mengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang

dilakukan oleh atasan kepada bawahan bersifat formal dimana adanya struktur

organisasi yang jauh antara atasan dengan bawahan. Sehingga konsekuensi dari

perilaku ini bahwa para bawahannya tidak dimanfaatkan sebagai sumber

informasi, ide, dan saran.

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada

para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka

mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika

sedang berada di bawah standar (Robbins, 2002).

Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja. Hal ini

mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak

yang luas terhadap kehidupan organisasi, misal konflik antar pegawai, dan

sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian,

19
kerjasama dan juga kepuasan kerja .Mengingat yang bekerjasama dalam suatu

organisasi dalam rangka mencapai tujuan merupakan sekelompok sumber daya

manusia dengan berbagai karakter, maka komunikasi yang terbuka harus

dikembangkan dengan baik. Dengan demikian masing-masing karyawan dalam

organisasi mengetahui tanggung jawab dan wewenang masing masing.

Karyawan yang mempunyai kompetensi komunikasi yang baik akan

mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga

tingkat kinerja karyawan menjadi semakin baik. Komunikasi memegang peranan

penting di dalam menunjang kelancaran aktivitas karyawan di perusahaan.

Komunikasi organisasi merupakan suatu proses dinamik yang berfungsi

sebagai alat utama bagi sukses atau tidaknya organisasi dalam hubungannya

dengan lingkungan tugas. Pincus (1986) menemukan komunikasi berhubungan

positif dengan kinerja, tetapi tidak sekuat hubungan antara komunikasi dengan

kepuasan. Chen et al., (2006) menyatakan komunikasi organisasi berhubungan

positif dengan komitmen organisasi dan kinerja dan berhubungan negatif dengan

tekanan pekerjaan. Namun demikian Rodwell (1998) menyatakan bahwa variabel

komunikasi berhubungan negatif dengan kinerja.

5.1. Komunikasi formal dan informal

20
Komunikasi formal ialah komunikasi resmi yang menempuh jaringan

organisasi struktur formal dimana , informasi ini tampaknya mengalir dengan

arah yang tidak dapat diduga dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan.

Informasi yang mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan terlihat berubah-

ubah dan tersembunyi.

Komunikasi informal ialah komunikasi yang menempuh saluran yang sering

disebut selentingan, yaitu suatu jaringan yang biasanya jauh lebih cepat

dibandingkan dengan saluran-saluran resmi. Informasi informal/personal ini

muncul dari interaksi diantara orang-orang. Dalam istilah komunikasi selentingan

digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia tentang orang-

orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran perusahaan yang formal.

Informasi yang diperoleh melalui selentingan lebih memperhatikan apa yang

dikatakan atau didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh

pemegang kekuasaan.

5.2. Komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal dan silang

A. Komunikasi ke atas (upward communication)

Komunikasi dari bawahan ke atasan yang mencakup sistem-sistem saran,

kebijaksanaan pintu terbuka, mendengarkan keluhan-keluhan karyawan dan

survei semangat. Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi dapat diartikan

21
bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat lebih tinggi.

Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:

Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang

sudah dilaksanakan

Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun

tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan

Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun

pekerjaannya

Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan

mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui

bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah.

Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat

amat sulit:

Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka

Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang

dialami pegawai

Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan

pegawai

22
Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada

apa yang disampaikan pegawai

B. Komunikasi ke bawah (Downward communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada

tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus

komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:

Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)

Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk

dilaksanakan (job retionnale)

Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang

berlaku (procedures and practices)

Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

C. Komunikasi horizontal (Horizontal communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun

bagian yang memiliki kedudukan yang setara.Fungsi arus komunikasi

horisontal ini adalah:

23
Memperbaiki koordinasi tugas

Upaya pemecahan masalah

Saling berbagi informasi

Upaya pemecahan konflik

Membina hubungan melalui kegiatan bersama

D. Komunikasi silang (across communication)

Komunikasi ini merupakan penyampaian informasi rekan sejawat yang

melewati batasbatas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi

atasan maupun bawahannya. Mereka melintasi jalur fungsional dan

berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan yang mengawasi, tetapi

bukan atasan ataupun bawahannya. Mereka tidak melewati otoritas lini untuk

mengarahkan orang-orang yang berkomunikasi dengannya dan terutama

harus mempromosikan gagasan-gagasannya, namun memiliki mobilitas tinggi

dalam organisasi dapat mengunjungi bagian lain atau meninggalkan

kantornya hanya untuk terlibat dalam komunikasi informal.

5.3 Lima Kaidah Komunikasi

Telah dikenal 5 (lima) Kaidah Komunikasi efektif (The 5 Inevitable Laws of

Efffective Communication), dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan

24
esensi dari komunikasi itu sendiri, yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible,

Clarity, dan Humble), yang berarti merengkuh atau meraih. Ada keyakinan

bahwa komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana meraih perhatian,

cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari

orang lain. Berikut ini uraian dari kelima (5) kaidah komunikasi efektif tersebut

dalam konteks dan berfungsi sebagai fondasi untuk mengembangkan

kemampuan berbicara di depan publik.

1. Respect (Hormat)

Kaidah pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap

menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.

Rasa hormat dan saling menghargai merupakan kaidah pertama dalam kita

berkomunikasi dengan orang lain. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya manusia

ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita harus mengkritik atau memarahi

seseorang, lakukan dengan penuh respect terhadap harga diri dan kebanggaaan

seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling

menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerja sama yang

menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita, baik sebagai

individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

2. Empathy (Empati)

25
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau

kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki

sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih

dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Bahkan kemampuan

untuk mendengarkan telah diidentifikasi sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan

manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru

dimengerti. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatik. Dengan

memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun

keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerja sama

atau sinergi dengan orang lain.

3. Audible (Dapat didengar dan dipahami)

Makna audible antara lain dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika

empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu atau mampu menerima

balikan dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat

diterima oleh penerima pesan. Kaidah ini mengatakan bahwa pesan harus

disampaikan melalui saluran tertentu sehingga dapat diterima dengan baik oleh

penerima pesan. Kaidah ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan

berbagai cara atau alat bantu audio-visual yang akan membantu kita agar pesan

yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi pribadi hal ini

berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima

oleh penerima pesan.

26
4. Clarity (Jelas)

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka kaidah keempat

yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri. Hal ini agar tidak

menimbulkan tafsiran yang berlainan. Kaidah paling utama dalam berkomunikasi

adalah kejelasan pesan. Tidak boleh terjadi multi tafsir. Kesalahan penafsiran

pesan dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak sederhana dan boleh jadi

sangat merugikan.

5. Humble (Rendah hati)

Kaidah kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah

hati. Sikap ini terkait dengan kaidah pertama untuk membangun rasa menghargai

orang lain, yang biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap

rendah hati pada intinya antara lain sikap menghargai, mau mendengar dan

menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain, berani

mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,

serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

27
DAFTAR PUSTAKA

Hastika,Dea Tita. 2017.Komunikasi Pendidikan: 5 Kaidah Komunikasi. (online).


http://hastikadea.blogspot.co.id/2017/01/komunikasi-pendidikan-5-kaidah.html.

(Diakses tanggal 30 Maret 2017)

Setiawan,Parta.2015. Pengertian Komunikasi Beserta Fungsi Dan Bentuknya. (online).


http://www.gurupendidikan.com/pengertian-komunikasi-beserta-fungsi-dan-

bentuknya/ . (Diakses tanggal 30 Maret 2017)

Hartas,Siffa.2011.Komunikasi dalam Organisasi.( online).


http://blogsiffahartas.blogspot.co.id /2011/05/komunikasi-dalam-organisasi.html.

(Diakses tanggal 30 Maret 2017)

28

Anda mungkin juga menyukai