Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia menjadikannya daya tarik yang kuat
bagi para pekerja dari luar Jakarta, baik yang terpelajar maupun yang tidak. Ada
berbagai macam hal bisnis yang terdapat di Kota Jakarta baik formal maupun informal
semua ada di Kota Jakarta, dari sisi formal ada banyak sekali usaha seperti bank,
pemerintah, pendidikan dan lain lainnya. Hal ini membuat banyak Pihak terus
berinovasi mengembangkan sayapnya membuat ruang kantor dalam jumlah banyak,
baik swasta maupun negeri yang mengutamakan prioritas pengguna atau karyawan
karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut dan juga untuk mendukung masyarakat
dalam melakukan kegiatan perekonomiannya. Menurut data dari Citradata[1]
permintaan ruang perkantoran stagnan atau menurun pada tahun 1998 sampai 2002
akibat dari krisis moneter pada kurun waktu tersebut. Namun setelah pasca kritis
permintaan akan ruang kantor kembali meningkat dan semakin melonjak, bahkan
diperkirakan akan meningkat setahun kedepan karena banyaknya permintaan ruang
kantor dari pihak domestik maupun pihak asing. Pertumbuhan perkantoran selama
kurang lebih 25 tahun mencapai puncaknya pada tahun 2006 dengan total luas
bangunan yang selesai sebesar 1.551.680 m2. Hingga sampai saat ini permintaan
akan kantor terus meningkat dan masih banyak proyek proyek yang saat ini masih
dalam pengerjaan dan terus berjalan.
Lokasi perkantoran menjadi peran penting untuk tipologi kantor itu sendiri. Ada
banyak macam tipologi bangunan kantor dimulai dari kantor biasa yang luasannya
sama seperti rumah biasa, ruko, bangunan kantor 5 lantai hingga 40 lantai dan bahkan
lebih. Ini semua bergantung kepada lokasi dan jenis usaha yang dijalankan. Seperti di
Kawasan Internasional Mega Kuningan banyak sekali contoh kantor kantor yang
berjenis usaha besar. Kawasan internasional, Mega Kuningan sendiri merupakan
bagian dari Segitiga Emas jakarta. Mencakup Jl Rusuna Said, Gatot Subroto, M.H
Thamrin, dan Jendral Sudirman. Gedung perkantoran di kawasan ini termasuk dalam
grade A, misalnya Wisma Danamon, The East, dan Menara DEA.[2] Dengan patokan
harga berkisar Rp. 300.000 Rp. 400.000/m2 diluar biaya servis. Sebagai zona
multinasional terintegrasi, Mega Kuningan menjadi pengembangan utama dalam distrik
bisnis komersial Jakarta. Peran dan lokasi yang strategis memberikannya identitas
yang sangat kuat dan membuat Mega Kuningan kualitas yang paling diinginkan untuk
pengembangan lokasi di Jakarta. [2]
1
http://www.citradataconstruction.com/data/aub/data_5.pdf diakses 27 April 2017
2
http://megakuningan.indo.asia/ diakses 10 November 2016
1.2 BATASAN
Kantor Sewa ini secara khusus selain meningkatkan kualitas pengguna dan
kawasan mega kuningan juga membuat kantor sewa dengan kualitas rancangan yang
ramah terhadap lingkungan, melalui proses pendekatan rancangan Green Building.
Secara umum perancangan ini difokuskan untuk mengatasi dan memberi solusi bagi
para pengguna dengan penyediaan ruang kantor secara vertikal dan memiliki sarana
dan pra sarana atau fasilitas yang menunjang kegiatan perkantoran tersebut.
Rental office atau kantor sewa terdiri dari 2 kata, yaitu kantor dan sewa yang
masing masing memiliki pengartian sebagai berikut :
Kantor
Bangunan yang dipakai untuk bekerja yang berkenaan dengan urusan
administrasi (Santoso, 2002:297). Wadah segala sesuatu tentang penerimaan
(receiving). Pendokumentasian (recording). Dan fasilitas informasi serta
perlindungan aset perusahaan yang menjamin bahwa bisnis atau usaha
perusahaan itu dapat dipantau dan diperhitungkan (receiving). (Geudes,
1979:107).
Sewa
Menurut WJ.S Poerwodaminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah
pemakaian sesuatu dengan cara membayar uang.
Pemakaian, peminjaman susuatu dengan membayar uang, yang boleh dipakai
(Santoso, 2002:526).
Dari definisi suku kata diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari
kantor sewa adalah ruang atau bangunan/gedung sebagai tempat untuk melaksanakan
kegiatan administrasi bagi setiap perusahaan atau pemakai, yang pengadaannya
dimaksudkan untuk disewakan kepada pemakai atau perusahaan dengan jangka
waktu yang telah disepakati bersama oleh pihak pemakai atau penyewa dengan pihak
pemilik atau pengelola. Atau dapat juga kami artikan sebagai bangunan atau wadah
bagi kegiatan pekerja kantor yang dapat dipergunakan oleh siapapun yang berminat
dengan cara membayar harga[3].
3
https://www.scribd.com/doc/243189707/Pengertian-Rental-Office (stupa 7a) diakses 9 Oktober 2016
Dengan Merancang Kantor Sewa berarti memberi ruang bagi para pemakai atau
penyewa yang ingin memiliki ruang kantor di kawasan yang terintegrasi dengan
fasilitas lainnya yang diharapkan dapat memajukan perekonomian dan kulitas hidup
yang sesuai dengan konsep Kawasan Mega Kuningan. Diharapkan juga, selain dapat
membantu memajukan perekonomian perorangan, juga dapat memajukan
Perekonomian Jakarta maupun Indonesia.
Meningkatnya akan kebutuhan ruang, bisnis dan gaya hidup di Jakarta membuat
ruang menjadi salah satu yang diinginkan oleh setiap pengusaha yang menjadikan
dapat dijadikan sebagai identitas pengguna.
Arsitektur ramah lingkungan atau Green Architecture adalah salah satu upaya
pendekatan rancangan bangunan dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Dengan
menerapkan arsitektur ramah lingkungan atau green architecture yang artinya
berusaha membuat perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan sumber
energi, pemakaian bahan material juga membatasi kerusakan lingkungan yang
dikonsumsi proyek pada saat pelaksanaan dan penggunaanya. Selain itu green
architecture atau arsitektur ramah lingkungan juga merupakan konsep bangunan
berkelanjutan. Konsep bangunan berkelanjutan bukanlah suatu hal yang baru dalam
dunia arsitektur, bahkan dalam beberapa tahun terakhir konsep bangunan
berkelanjutan sudah sering dipakai dalam setiap rancangan dan menjadi kepentingan
bersama dari berbagai disiplin ilmu.
Membandingkan satu atau lebih karya-karya orang lain yang memiliki fungsi
sejenis dan pernah dibangun sebelumnya baik dari segi arsitekturnya, dari segi fasad,
dari fungsi dan dari segi pola sirkulasinya. Data-data tersebut dijadikan referensi dan
disesuaikan dengan prediksi kebutuhan masa kini maupun masa yang akan datang,
juga sebagai perbandingan sehingga dapat memperkecil kesalahan yang terjadi
dikemudian hari. Dari studi preseden tersebut didapat data-data yang dapat dijadikan
referensi untuk proyek tugas akhir dengan cara mengambil beberapa kelebihan dari
setiap studi preseden dan menghindari kesalahan/kelemahan dari studi preseden.
Lingkungan / Tataletak
Lahan Menara Rajawali terletak di sisi jalan Prof. Satrio Kawasan Mega
Kuningan seluas 6.200 m2 . Di sisi kiri dan kanan lahan masih merupakan tanah
kosong karena lahan tersebut masih merupakan daerah pengembangan kawasan
bisnis. Dibelakang lahan didirikan tower dengan podium ditengahnya. Mainentrance
ke setiap tower dan podium dipisahkan menurut fungsi bangunan. Di sisi kiri dan
bangunan dibuat koridor penghubung yang bisa dimanfaatkan oleh pejalan kaki untuk
menuju satu bangunan ke bangunan lainnya. Lalu lintas di depan bangunan pada jalan
Prof. Satrio merupakan sumber kebisingan terbesar.
4
http://arsiterian.blogspot.co.id/2016/05/skripsi-kantor-sewa-bab-ii.html
Diposkan oleh Hanif Gglo Senin, Mei 02, 2016 diakses 23 Maret 2017
Sistem Struktur
Struktur bawah Menara Rajawali menggunakan pondasi bore pile dengan 16
kolom utama dan 3 core wall untuk lift dan tangga. Pile cap diantaranya ada yang
berukuran khusus dengan panjang 27 m, lebar 12 m, dan tebal 2,5 m dengan memakai
beton mutu K 350. Struktur atas bangunan dikerjakan dengan cara konvensional.
Ornamen
Untuk memberikan kesan megah, maka pada bagian lobby bangunan desain
secara hati-hati. Desain grand lobby tidak menampakkan lift secara langsung, tetapi
pada entrance bangunan ini, para pengunjung disambut oleh sebidang dinding yang
memperlihatkan logo Rajawali Coorporation sedangkan lift terletak disisi kiri dan
kananya.
Sistem Sirkulasi
Pola siskulasi vertikal bangunan ini menggunakan lift. Terdapat 6 unit lift
penumpang dan 1 unit lift barang yang digunakan dari basement kelantai 25, dan 2 unit
lift penumpang yang terletak dibangunan podium yang digunakan dari ground ploor
kelantai 5. Di lantai parkir disediakn 2 unit lift parkir mobil yang dioperasikan dari lantai
semi basement sampai lantai 5.
Pada bagian basement 2 digunakan sebagai tempat parkir, plant jaringan listrik
dan sistem HVAC, workshop dan gudang. Pada basement 1 digunakan sebagai
tempat parkir, ruang kontrol, divisi teknik, divisi keamanan, dan divisi housekeeper.
Lantai 1 33 digunakan sebagai ruangan perkantoran bagi BNI maupun penyewa
yang lainnya. Pada bagian roof 1 dan roof 2 digunakan sebagai tempat building service
equipment seperti cooling tower, sedangkan pada roof 3 terdapat hellipad (pendaratan
helikopter).
Fungsi dari bangunan Gedung BNI 46 ini adalah sebagai gedung perkantoran
BNI Pusat, namun juga disewakan bagi perusahaan-perusahaan lain yang berminat.
Bangunan ini dirancang agar menimbulkan kesan BNI yang ramah, modern, agresif,
namun konservatif. Kesan ini ditimbulkan dari keberadaan pintu masuk gedung, lobi lift,
dan ruang perkantorannya. Bangunan ini dirancang pula agar menciptakan lingkungan
kerja yang efisien untuk menciptakan kreativitas bagi pegawainya.
Penerapan sistem bangunan pintar pada gedung BNI 46 Jakarta memperhatikan
pendekatan multi disiplin dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Sistem otomasi gedung (building automation system / BAS)
b. Sistem otomasi perkantoran (office automation system / OA)
c. Sistem telekomunikasi
d. Prasarana pembangunan gedung
e. Perencanaan lingkungan
f. Desain interior
4
Studi preseden kelompok STUPA 7 A
Bank Of China Tower (BOC Tower) salah satu gedung pencakar langit yang
terkenal di Central, Hong Kong. Gedung ini adalah markas dari Bank Bank Cina yang
berada di Hong Kong.
Tipologi bangunan
BCHK (Bank of China Hong Kong) mendefinisikan Hydbride Architecture yaitu
invertasi arsitektur pada satu objek antara lansekap dan infrastruktur. Inovatif fasad
Postmodern Geometris terdiri dari sistem Curtain Walls dengan 10.000 lembar panel
kaca reflektif dan alumunium anodized silver. Desain mega struktur dengan balok
memuat diagonal memuat dicapai secara signifikan untuk mengurangi penggunaan
baja, juga menahan beban angin.
Struktur
Ekpresionisme struktural diadopsi dalam desain bangunan ini, menyerupai dari
tumbuh tunas bambu yang artinya melambangkan kemakmuran dan kehidupan.
Seluruh struktur ini didukung oleh empat kolom baja disudut-sudut bangunan, dengan
kerangka segitiga memindahkan berat struktur keempat kolom ini.
Secara garis besar studi preseden diatas sebagian besar merupakan milik
perorangan atau suatu perusahaan yang terletak didaerah yang sangat strategis,
namun tidak semua tower atau bangunan digunakan oleh pemilik sehingga ruang yang
tak terpakai disewakan untuk umum atau perusahaan lain yang ingin memiliki ruang
kantor. Dengan konsep setiap bangunan yang berbeda-beda dan fasilitas yang
berbeda pula namun ada beberapa fasilitas yang sama disetiap bangunan dan semua
berusaha untuk memberikan yang terbaik dan mengoptimalkan segala sesuatunya
dengan baik.
Untuk mempermudah dalam memahami isi skripsi ini, berikut adalah uraian
mengenai sistematika penulisan dan pembahasan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang, batasan, tinjauan pustaka, pengertian
judul, maksud dan tujuan, mamfaat bagi pengguna/penyewa, tinjauan dari sisi
arsitektur, metode pembahasan, studi preseden dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
docshare01.docshare.tips/files/26247/262474299.pdf diakses 27 Maret 2017
2
https://www.scribd.com/document/324357221/Klasifikasi-Kantor-Sewa diakses 10 Januari 2017
E. Berdasarkan peruntukannya
Sebuah kantor sewa dapat direncanakan untuk mewadahi fungsi tertentu
yang berdampak pada tuntutan ruang-ruang yang mewadahi aktivitas tertentu
sesuai karakter penggunaanya, dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai
karakter penggunanya, dilengkapi dengan kegiatan yang dilakukan di
dalamnya. Oleh karenanya, kelengkapan dan karakter ruang-ruang serta
fasilitas yang harus dipenuhi berbeda-beda pada setiap kantor sewa sesuai
dengan klasifikasinya berdasarkan fungsi yang ditampilkan sebagai berikut
(Marlina, 2008):
B. Ruangan Pertemuan
Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor biasanya digunakan untuk proses
interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau pertukaran pendapat brainstorm
intensif. Ada enam jenis generik ruangan pertemuan, masing-masing mendukung
aktivitas-aktivitas yang berbeda.
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Kantor diakses 27 Maret 2017
C. Ruangan Pendukung
Ruangan pendukung dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk aktivitas
sekunder seperti pengarsipan dokumen atau beristirahat. Ada dua belas jenis
generik ruangan pendukung, masing-masing mendukung aktivitas-aktivitas yang
berbeda.
Service floor area, meliputi area-area yang tidak termasuk disewakan, tetapi
merupakan layanan untuk penyewa seperti elevator, tangga, AC central, fire
tower court.
Net area system adalah sistem sewa degan memperhitungkan luas ruang
yang benar-benar hanya digunakan oleh penyewa. Dalam hal ini, lavatory,
ruang lift, dan penunjang tidak termasuk yang disewakan
Rentable floor area, dibedakan menjadi
Usable floor area, merupakan area yang disewakan dengan
harga tertentu.
Common floor area, meliputi elevator hall, koridor, toilet, dll. Harga
sewa per m2. diperhitungkan berdasarkan rentable floor area.
Gross area system adalah sistem sewa dengan memperhitungkan semua
bagian bangunan (ruang-ruang yang ada) termasuk loby, lift, lavatory, dan
ruang penunjang lainnya.
Semi gross system adalah sistem sewa dengan memperhitungkan semua
ruang yang digunakan oleh penyewa ditambah dengan beberapa
ruang fasilitas, tetapi tidak termasuk ruang transportasi, tangga darurat, dan
fasilitas umum lainnya.
Fleksibelitas ruang
Dipengaruhi oleh model dan bentuk bangunan yang memberikan kemudahan
bagi penghuni untuk membentuk ruangan menurut selera dan tak membatasi
ruang geraknya.
Tingkat hunian
Semakin tinggi tingkat hunian maka pendapatan dan keuntungan semakin besar
selain itu tingkat hunian yang tinggi juga meningkatkan image pada sebuah
gedung perkantoran.
Harga sewa
Harus sesuai dengan keadaan pasar permintaan, dapat bersaing dan tak berada
di bawah harga pasar yang ada. biasanya untuk harga sewa di hitung permeter
persegi.
Service charge
Penentuan service charges yang murah belum tentu efektif bagi penghuni ruang
kantor, karena penghuni ruang kantor mengharapkan tingkat pelayanan yang
memuaskan. Biasanya biaya jasa ini sangat ditentukan oleh besarnya biaya
operasional di gedung perkantoran itu dan dihitung permeter persegi.
Citra/ image
Sebuah perkantoran yang telah memiliki nama besar di masyarakat baik dalam
bentuk bentuk fisik, fasilitas bangunan, tingkat pelayanan, maupun kelebihan lain
yang dimiliki akan lebih mudah menarik pengunjung.
Dalam pemilihan lokasi ada dua (2) faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan lokasi, faktor tersebut adalah faktor dari dalam dan faktor dari luar. Kedua
faktor tersebut harus melalui proses analisis sehingga akan didapat sintesa, dari hasil
sintesa tersebut maka akan didapat konsep-konsep untuk lokasi/lahan, konsep
bangunan dan konsep lainnya. dari hasil sintesa tersebut maka akan didapat konsep
konsep untuk lokasi/lahan, konsep bangunan dan konsep lainnya.
Menjelaskan tentang persyaratan lokasi, di luar dari yang di hendaki oleh proyek,
terkait dengan tata ruang kota, peraturan bangunan dan lain-lain. Kawasan Mega
Kuningan termasuk dalam kecamatan Setia Budi Jakarta Selatan yang merupakan
kawasan yang di peruntukan untuk pusat bisnis, pada kawasan tersebut fungsi yang
dominan adalah gedung perkantoran karena merupakan daerah pusat bisnis segitiga
emas Jakarta.
Dilihat dari jenis bangunannya, pada peta peraturan RTRW (Rencana Tata
Ruang Wilayah) termasuk zona perkantoran/ komersial/ jasa. Termasuk bangunan
vertikal atau bangunan tinggi tidak hanya dilihat dari peruntukan lahan tetapi lihat
peraturan yang ada di lahan tersebut seperti KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB
(Koefisien Lantai Bangunan) ketinggian maksimum dan minimum bangunan. Untuk
rata-rata KDB wilayah kecamatan setiabudi cukup tinggi untuk sekitar 30% - 50% dan
KLB 3 - 6 dengan ketinggian maksimum tertinggi 50 lantai.[5]
Dalam pemilihan lokasi yang dilihat dari aspek fungsi bangunan, fungsi
bangunan ini adalah bangunan satu fungsi yaitu perkantoran. Bangunan ini termasuk
dalam golongan bangunan komersial, dan jasa. Berdasarkan kesimpulan dari faktor
luar dan faktor dalam, didapat kriteria-kriteria dalam pemilihan lokasi untuk bangunan
perkantoran, yaitu :
Tata Guna Lahan
Sesuai dengan peraturan pemerintah di Jakarta Selatan yang berada di zona
perkantoran.
Akses
Letak lokasi ini sangat strategis, berdasarkan preseden bangunan lokasi berada
di tengah kota dengan akses pencapaian yang mudah dengan sistem
transportasi yang baik.
Lingkungan sekitar
Lingkungan harus berpotensi menunjang bangunan perkantoran, berdasarkan
preseden bangunan di sekitar bangunan terdapat beberapa bangunan lain yang
dapat menunjang seperti taman kota, bangunan hunian, rumah sakit dan
bangunan komersil seperti mall, hotel, convention center.
Sarana dan Prasarana pendukung
Pada lokasi yang terpilih harus tersedia fasilitas jalan yang menghubungkan
dengan jalan protokol di kawasan komersil, rioll kota untuk buangan air kotor,
saluran air besih.
5
peraturan daerah (PERDA) daereah KHUSUS IBUKOTA JAKARTA nomor 1 tahun 2014 tentang rencana
detail tata ruang dan peruntukan lokasi diakses 30 Maret 2017
A. Alternatif 1
Lokasi : Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung, Mega Kuningan,
Jakarta Selatan.
KDB : 50%
KLB : 6,00
Luas Tapak : 7.000 m2
Peruntukan Tapak : K.1 sub zona perkantoran
Tinggi Bangunan Max : 32 lantai
Batasan Tapak
Utara : Jl. Lingkar Mega Kuningan (Word Capital Tower)
Selatan : Menara Anugerah
Barat :Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung (kantor pusat BTPN)
Timur : Menara Prima
Akses Pencapaian : Dapat dicapai dengan kendaraan umum
B. Alternatif 2
C. Alternatif 3
Batasan Tapak
Utara : jl. Jend. Gatot Soebroto (jl. Tol cawang-grogol)
Selatan : jl. Kapten Tandean
Barat : Lahan kosong
Timur : jl. Kapten Tandean (putar arah)
Akses Pencapaian : Dapat dicapai dengan kendaraan umum dan
transjakarta.
1 Lokasi Jl. Dr. Ide Anak Jl. H. R. Rasuna Said, Jl. Kapten Tandean,
Agung Gde Agung, Jakarta Selatan. Kuningan Barat,
Mega Kuningan, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan. Jakarta Selatan
4 4 4
2 KDB 50 % 50 % 30 %
4 4 2
3 Peruntukan Zona Perkantoran Zona Perkantoran Zona Campuran
atau Zonasi
4 4 3
4 Akses Baik, karena diluar Sangat baik, karena Sangat baik, karena
kawasan terdapat tidak jauh dari lokasi tepat dibagian utara
halte kendaraan terdapat halte terdapat jalan tol
umum. Untuk transjakarta dan cawanggrogol, juga
mencapai lokasi angkutan umum terdapat halte
maka harus banyak lalu lalang di transjakarta dan
menggunakan taxi, jalan H.R Rasuna Said angkutan umum
taxi online, ojek banyak lalu lalang di
pangkalan atau jalan Kapten Tandean
kendaraan pribadi dan jalan jendral gatot
soebroto
3 4 4
5 Fungsi Mencakup fungsi Mencakup fungsi Mencakup fungsi
Bangunan perdagangan, perdagangan, hunian komersil dan
Sekitar perkantoran, perkantoran, pertokoan
pemerintahan, pemerintahan, komersil
pendidikan, komersil dan permukiman.
dan permukiman.
4 3 3
6 Radius Sangat baik, karena Baik, karena akses Baik, karena akses
Pelayanan berada dikawasan yang banyak di lalui yang banyak di lalui
internasiaonal mega oleh kendaraan oleh kendaraan
kuningan yang
terintegrasi
4 3 3
7 Total 23 poin 22 poin 19 poin
Keterangan :
1. Kurang 3. Baik
2. Cukup 4. Sangat Baik
2.2.5 Kesimpulan
Berdasarkan kriteria dan penilaian dari tabel di atas maka lokasi tapak yang
terpilih untuk bangunan Kantor sewa adalah pada lokasi tapak alternatif 1, yaitu yang
berada di Jalan. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Karena posisi lokasi yang berada di kawasan Mega Kuningan yang mempunyai
konsep saling terintegrasi dan merupakan kawasan segitiga emasnya Jakarta, selain
itu Kawasan Mega Kuningan Jakartaa selatan merupakan kawasan internasional.
Selain itu lokasi tapak juga dikelilingi oleh perkantoran-perkantoran yang bertaraf
internasional, seperti: THE EAST, MENARA PRIMA, Hotel JW Marrioot dan lain-lainya.
BAB III
ASPEK MAKRO
Lokasi perencanaan kantor sewa ini berada di Mega Kuningan Jakarta Selatan,
dengan luasan lokasi tapak 7000 m2. Potensi, sarana dan pra sarana serta potensi
yang ada di daerah ini mendukung adanya perencanaan kantor sewa ini.
Lokasi tapak berada di Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung, Mega Kuningan,
Jakarta Selatan. Dengan batasan sebagai berikut :
Ada sembilan potensi baik yang berada di kawasan lokasi tapak sebagai berikut:
Central Park dengan jarak 12 km.
Bundaran HI dengan jarak 8 km
Glora Bung Karno dengan jarak 6,3 km
Jembatan Semangi dengan jarak 5,2 km
SCBD dengan jarak 5 km
Grand ITC Permata Hijau dengan jarak 9,7 km
The Pakubuwono Development dengan jarak 8,9 km
Pondok Indah12 km.
Bandara Halim 14 km
Berdasarkan data peraturan detail tata ruang DKI Jakarta, lokasi tapak berada di
sub zona perkantoran. Dengan batas KDB (Koofisien Dasar Bangunan) yaitu 50%,
maka secara perhitungan, luas dasar bangunan di dapat sebagai berikut :
Begitupun juga untuk estimasi LTB (Luas Total Bangunan) merujuk nilai
maksimum KLB (Koofisien Luas Bangunan) yaitu 6.00, maka secara perhitungan, luas
total bangunan di dapat sebagai berikut :
Kebisingan
Topografi
Terdapat kontur didalam tapak, dimana ketinggian tapak pada titik 2 lebih
rendah dari titik 1. Perbedaan elevasi 1,5 m antara titik 1 dan titik 2.
BEKERJA
MASUK/KELUAR PARKIR RAPAT/PERTEMUAN
ISTIRAHAT
PEDESTRIAN MAKAN/MINUM
PEJALAN KAKI
TOILET
LOBBY UTAMA IBADAH
MASUK KANTOR
LOBBY LIFT SEWA
Skema 3.1 alur aktifitas penyewa
Sumber : data analisa pribadi
2. Pengelola
RUANG PENGELOLA
Skema 3.2 alur aktifitas pengelola
Sumber : data analisa pribadi
Dengan penjabaran analisa kebutuhan ruang maka kebutuhan ruang dan luasan
ruang dapat dengan diasumsikan 29.000 m2 (28 lantai) untuk kebutuhan ruang kantor
sewa, 5.000 m2 (2 lantai) untuk kebutuhan ruang fasilitas penunjang (podium) dan
8.050 m2 untuk basemen. dengan demikian jumlah luas total 42.000 m2.
Keterangan :
NAD : Neufert Architects Data
ASM : Asumsi
TSS : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara, Jhon Hancoch
Callender
BK : (buku) Marlina, Endy, 2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersial
Konsep masa bangunan kantor sewa ini melalui pendekatan green architecture.
Dengan demikian bentuk massa bangunan akan dinamis dan tidak kaku, pengambilan
langkah ini bukan hanya karena ingin menciptakan bentuk yang inovatif akan tetapi
karena pemamfaatan energi matahari untuk pencahayaan dan angin sebagi
penghawaan untuk bangunan, juga diharapkan menjadi bangunan mandiri yang dapat
mendaur ulang untuk bangunan itu sendiri.
Massa bangunan ini akan mengambil dari beberapa bentuk-bentuk dasar, seperti
bentuk elips yang dinamis, dan bentuk persegi panjang yang menunjukan suatu bentuk
yang murni, kokoh juga solid. Bentuk-bentuk tersebut akan diproses dan diolah melalui
beberapa kriteria yang telah ditetapkan, yaitu:
Bentuk yang menjadi satu kesatuan berdasarkan fungsi dan kegiatannya.
Bentuk yang komunikatif, dinamis dan terbuka.
Terdapat vegetasi organik sebagai pembungkus bangunan di beberapa titik
yang menghiasi bangunan.
Bentuk yang menjadi suatu daya tarik untuk daerah tersebut.
Fungsi dari struktur bangunan adalah sebagai peyalur dari semua gaya-gaya
yang bekerja dan beban bangunan yang ada di atasnya yang kemudian disalurkan ke
dalam tanah. Penentuan struktur yang tepat, kuat dan ekonomis merupakan
pertimbangan yang selalu ingin dicapai oleh setiap proyek.
3.4.1 Sistem Struktur Bawah
Struktur bawah atau pondasi dalam pemilihannya ada hal yang perlu
diperhatikan, seperti jenis tanah, daya dukung tanah, dan beban dari bangunan.
Tabel 3.5 analisa struktur bawah (pondasi)
**** ** **** *
3 Raft/rakit Mencapai Cukup praktis Peran tanah Sangat
525 meter tergantikan mahal
sepenuhnya
dengan beton 7
*** ** * *
Kesimpulan :
Dari nilai (*) yang di dapat, maka untuk struktur bagian bawah/pondasi dari
bangunan ini menggunakan pondasi bore pile.
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan akan dikonsentrasikan pada ruang tertentu. Rekayasa
cahaya ini digunakan pada bagian ruang yang tidak terjangkau oleh sinar matahari
dan dibutuhkan ketika di malam hari. Selain itu pencahayaan buatan pada eksterior
juga dirancang untuk mendapatkan efek gedung yang komunikatif.
3.5.8 Sistem Penghawaan
Suhu udara di kawasan Jakarta relatif panas pada siang hari sehingga untuk
meningkatkan kenyamanan pada bangunan diperlukan udara buatan. Pada dasarnya
ada dua macam sistem penghawaan, yaitu :
Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dipakai dengan sistem ventilasi silang. Sistem ini
digunakan pada ruang-ruang yang relatif besar dan tidak memerlukan
pengkondisian udara yang intensif.
Penghawaan Buatan
Digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan kondisi udara yang intensif
dan stabil sehingga dapat memenuhi tingkat kenyamanan termal (22
26C).dengan penggunaan sistem ini suhu dan kelembaban dapat diukur hingga
mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan dan penghawaan terjadi dengan
merata. Dan sistem penghawaan buatan adalah sistem VRV.
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN KANTOR SEWA
4.2 TEMA
Tema yang ingin diterapkan pada bangunan kantor sewa ini adalah Architecture
Sustainable. Tema ini diambil karena arsitektur berkelanjutan bukan semata - mata
membuat bangunan yang sekedar indah/ sesuai keinginan pemilik/ nyaman bagi
pengguna saja, tetapi harus memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitar
juga. Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu
bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses effect), juga mengandung maksud
untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek
fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
Keterangan :
RTH
Zona private
Zona service
4.3.2 Sirkulasi
`Sirkulasi dibedakan antara sirkulasi pejalan kaki dengan sirkulasi kendaraan.
Untuk sirkulasi pejalan kaki akan dibuatkan pedestrian yang akan melewati area ruang
terbuka hijau (RTH) dari tapak sehingga pejalan kaki dapat merasakan dan melihat
bangunan sebelum masuk kedalamnya. Disetiap pintu masuk bangunan akan dibuat
drof off sehingga untuk sirkulasi kendaraan yang hanya mengantar atau menjemput
maka akan melewati drof off, untuk kendaraan yang membutuhkan parkir bisa parkir di
luar bangunan maupun didalam bangunan (basemen).
utama
DAFTAR PUSTAKA
PERDA PROVINSI KHUSUS IBUKOTA JAKARTA no. 1 tahun 2014 tentang rencana
detail tata ruang (RDTR) dan peraturan zonasi
Boedhi Laksito, metode perencanaan dan perancangan arsitektur, Grya Kreasi,
Jakarta timur, 2014
Marlina, E, 2008, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta : Andi
Neufrt, E, Architects Data, Williams Collins & Co. Ltd 1980
Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara, Jhon Hancoch Callender
Skripsi Rikki Tampati Manurung : gedung apartemen dan kantor sewa