Anda di halaman 1dari 6

Dalam proses produksi industri kimia dari bahan alam, disamping diperoleh produk

yang diinginkan juga dihasilkan limbah yang mungkin dapat dimanfaatkan lagi
(reused) atau dicoba didaur ulang (recycled) atau dapat dikurangi volume limbahnya
(reduced). Limbah dari industri dapat berupa limbah padatan, cairan ataupun gas.

1. Limbah Padat

Limbah padat dari produksi kayu olahan misalnya ranting kayu dapat
diubah menjadi arang kayu, atau bekas gergajian digunakan untuk produksi
papan partikel, arang briket, arang aktif, dan media produksi jamur.

Limbah padat dari penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah cair
digunakan untuk bahan bangunan (misal bata dan pupuk tanaman)

2. Limbah cair
Air yang telah digunakan untuk keperluan industri sering dikembalikan
lagi ke sumber asalnya. Keadaan ini merupakan masalah, karena semakin
lama jumlah polutan di dalam air tersebut menjadi semakin tinggi. Akibatnya
penanganan air buangan/limbah cair tersebut harus diolah secara fisika, kimia
ataupun biologis. Proses penanganan air buangan pada prinsipnya terdiri atas
3 tahap yaitu: proses primer, sekunder dan tersier.

a. Proses penanganan primer

Proses penanganan air buangan primer terdiri atas tahap-tahap


sebagai berikut:

1) Penyaringan
Bahan-bahan buangan yang mengapung dan berukuran besar
dihilangkan dari air buangan dengan cara mengalirkan air tersebut
melalui saringan.

2) Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil

Pasir, benda-benda kecil dan hasil hancuran padatan dari tahap


pertama dibiarkan mengendap pada dasar suatu tabung.

3) Pemisahan endapan

Setelah dipisahkan dari benda-benda kecil, air buangan masih


mengandung padatan tersuspensi. Padatan ini dapat mengendap jika
aliran air buangan diperlambat, dan proses ini dilakukan dalam tangki
sedimentasi. Padatan tersuspensi yang mengendap disebut lumpur
mentah dan dikumpulkan untuk dibuang .

Air hasil proses penanganan primer kemudian diberi perlakuan


dengan gas klorin sebelum dibuang ke sungai atau saluran air dengan
tujuan membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan
lingkungan. Proses penanganan primer dapat menghilangkan kira-kira
sepertiga BOD dan padatan tersuspensi dan beberapa persen komponen
organik .

b. Proses penanganan sekunder

Dua proses yang biasa digunakan dalam proses penanganan


sekunder yaitu: proses penyaring trikel dan lumpur aktif. Sistem lumpur
aktif dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 90%,
sedangkan sistem penyaring trikel dapat menghilangkan padatan
tersuspensi dan BOD sampai 80-85 %.
Penyaring trikel terdiri atas lapisan batu dan kerikil dengan tinggi 90
cm - 3 m. Air buangan dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Air
yang telah mengalir melalui lapisan aktif ini akan dikeluarkan melalui pipa
pada bagian bawah penyaring.

Sistem penyaring trikel/penyaring biologis merupakan cara lama


dalam penanganan sekunder air, sedangkan cara yang lebih baru disebut
proses lumpur aktif. Pada proses ini kecepatan aktivitas bakteri
ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang
mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami
kontak dengan air buangan yang sebelumnya telah mengalami proses
penanganan primer. Selama proses ini, bahan organik dipecah menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di
dalam lumpur aktif . Air buangan kemudian keluar dari tangki aerasi
menuju tangki sedimentasi dimana padatan akan dihilangkan. Proses
penanganan sekunder diakhiri dengan proses klorinasi. Lumpur aktif yang
mengandung bakteri dapat digunakan lagi dengan mengalirkan ke dalam
tangki aerasi dan mencampur dengan air buangan baru dan udara atau
oksigen murni .

c. Proses penanganan tersier


Proses penanganan primer dan sekunder terhadap air buangan
dapat menurunkan BOD air dan menghilangkan bakteri yang berbahaya
tetapi tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik yang
terlarut. Oleh karena itu perlu proses lanjut/tersier untuk menghilangkan
bahan-bahan terlarut melalui penghilangan senyawa bernitrogen dan
fosfor atau dengan pemisahan secara kimia fisika (adsorbsi, destilasi dan
osmosis balik).

1) Adsorbsi dan pengendapan


Salah satu cara adsorbsi adalah mengalirkan air yang mengandung
komponen terlarut melalui karbon aktif (dalam bentuk butiran/bubuk).
Kelebihan karbon bentuk butiran yaitu dapat diaktifkan lagi untuk
diguanakan dengan cara memanaskan di dalam tungku pembakaran.
Komponen organik yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan
karbon aktif dan kemudian dipisahkan dari air dengan menggunakan
bahan kimia penggumpal.

Fosfor merupakan nutrien tanaman dapat dihilangkan melalui


pengendapan dengan cara:

- menambahkan kapur sehingga air bersifat basa dan dapat


mengendapkan fosfor.

- menambahkan senyawa garam (mengandung ion Fe 3+, Al3+, atau


Ca2+) agar fosfat bentuk anorganik mengendap, sedangkan bila
fosfor dalam bentuk organik diadsorbsi pada endapan hidroksida
yang terbentuk oleh kation tersebut dalam larutan basa.

2) Elektrodialisis

Cara ini untuk menghilangkan garam-garam anorganik dalam air


buangan dengan menggunakan listrik dan membran (terbuat dari
plastik yang telah diberi perlakuan kimia). Pada metode ini dialiri listrik
ke dalam air yang didalamnya terdapat 2 elektrode yang terpisah satu
sama lain oleh membran. Ion-ion di dalam larutan akan tertarik oleh
elektrode menembus membran sehingga tinggal air yang tak
mengandung garam-garam anorganik. Air yang telah dibersihkan
dapat digunakan kembali/diolah lebih lanjut. Perlakuan elektrodialisis
satu tahap dapat mengurangi kandungan garam sebesar 35% dan
menghasilkan rekoveri air 92%. Kelemahan proses ini yaitu tak dapat
memisahkan molekul-molekul organik.
3) Osmosis balik

Proses osmosis terjadi bila 2 macam larutan dengan konsentrasi


berbeda dipisahkan oleh membran permiabel. Selama proses ini, air
akan mengalir dari larutan berkonsentrasi rendah ke konsentrasi lebih
tinggi sampai kedua larutan tersebut mencapai kesetimbangan atau
sama.

Osmosis balik menggunakan proses ini dengan arah berlawanan.


Larutan dengan konsentrasi tinggi harus diberi tekanan yang cukup
sehingga molekul-molekul air tidak akan mengalir ke dalam.

Masalah yang ditemuai dalam penggunaan metode osmosis balik


adalah:

- dalam mendapatkan penyangga yang tepat pada permukaan


membran yang luas dan tipis.

- pembuangan sisa air buangan yang konsentrasinya menjadi pekat.


Proses osmosis balik dapat mengurangi total padatan sebesar 90%
dan menghasilkan rekoveri air sebanyak 75%.

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di
dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton,
serta menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade
berikutnya diperkirakan antara 2% - 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan
kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta
hektar setiap tahun. Dalam proses produksinya industri pulp dan kertas
membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam
kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air
bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.

Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat


kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan
campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk
melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk
menghasilkan kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses
pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium
hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa
jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.

Industri pulp and paper menghasilkan limbah cair yang dapat menyebar ke
seluruh ekosistem di sekitarnya. Berdasarkan hasil laboratorium hal ini akan
berdampak pada penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata
yang merupakan prey dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem
kekebalan tubuh pada ikan. Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan
program minimisasi limbah yang efektif dan dapat mengurangi biaya produksi
dan beban pelaksanaan peraturan pengelolaan limbah berbahaya. Upaya ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang
baik dengan masyarakat serta perbaikan kualitas lingkungan.

Keramik industri disebut juga keramik modern / keramik teknik, yaitu keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksidasi logam dari bahan oksida logam, seperti Al2O3, ZrO2, MgO.
Keramik industri digunakan bukan untuk benda atau peralatan rumah tangga, akan tetapi
digunakan sesuai dengan kemampuan dan daya tahan nya.

Konversi kimia keramik roses pembuatan keramik, sebenarnya tidak hanya pencetakan,
pengeringan dan pembakaran, akan tetapi didalamnya terdapat beberapa reaksi kimia,
terutama saat proses pembakaran.
Jadi mineral mineral kimia yang terkandung dalam bahan baku bereaksi terutama saat proses
pembakaran sehingga jadilah bentuk keramik yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai