Artikel Kesehatan
Penyakit
Kesehatan
Kuliah
Lowongan Kerja
A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal.
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas
demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang
terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas
demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu
tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
inveksi bakterial.
B. ETIOLOGI
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,
pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu
diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta
keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu
keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu
badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang
medis lainnya.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
2. Banyak berkeringat
3. Pernafasan meninggil
4. Menggigil
E.PATOFISIOLOGI
Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi
dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem
pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme
atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen
adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang
langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan
pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas
metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang
adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti
ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi
pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi,
aortografi atau limfangiografi.
G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1. Antipiretik
H.KOMPLIKASI
1. Takikardi
2. Insufisiensi jantung
3. Insufisiensi pulmonal
4. Kejang demam
1. Data Demografi
a) Biodata
Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku / bangsa :
Status pernikahan :
Agama / keyakinan :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Terapi medik :
Cairan infus NS
Antibiotik
b) Penanggung Jawab
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
2. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan, klien mengalami panas tinggi, dan tidak turun turun.
3. Riwayat Kesehatan
Orang tua klien mengatakan klien sudah 3 hari yang lalu mengalami panas.
Panas muncul secara tiba tiba dan semakin hari panasnya semakin naik.
Setelah dilakukan tindakan baik keperawatan maupun tindakan medis selama 3 kali 24
jam panas klien turun secara berangsur angsur.
Kondisi klien saat dikaji orang tua klien mengatakan panasnya sudah agak menurun
dari pada yang sebelumnya, temperatur klien saat dikaji 38,5 derajat.
Orang tua klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami atau menderita
penyakit berat sebelumnya.
Orang tua klien mengatakan klien pernah mendapatkan program imunisasi BCG, DPT,
MMR.
Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan tindakan medis maupun
keperawatan sebelumnya.
Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi sebelumnya,
baik alergi makanan, obat obatan, zat/ substansi dll.
Orang tua klien mengatakan sebelum dibawah kerumah sakit klien mendapatkan
pengobatan bebas ( parasetamol) dirumah.
Keterangan
: Penderita/Klien
: Tinggal Serumah
4. Riwayat Psikososial
Orang tua klien mengatakan apabila dirumah klien aktif dalam melakukan tindakan.
Orang tua klien mengatakan jika dirumah klien bermain dengan teman sejawatnya.
Orang tua klien mengatakan apabilah dirumah klien tidak rewel, akan tetapi saat
dirumah sakit klien cenderung rewel.
Orang tua klien mengatakan tidak terlalu memfikirkan beban biaya rumah sakit karena
orang tua klien memiliki asuransi kesehatan keluarga.
5. Riwayat Spiritual.
6. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah,bicara, mood : wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, kliean
tidak terlalu mood dalam melakukan aktivitas.
Berpakaian dan kebersihan umum : kliean mandi 2 hari sekali dan selalu mengati
pakaiannya.
Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 100 cm, 20 Kg, Gaya berjalan normal seperti anak
anak pada umumnya.
B. Tanda tandaVital :
Nadi : 77 kali/menit
Takanan darah :
C. Sistem Pernafasan
Hidung : Inspeksi :kesimetrisan (+), pernafasan cuping hidung (-) adanya secret atau
polip (-), passase udara (-).
Dada : Inspeksi ;bentuk dada ( normal), ukuran ( sama ), gerakan dada ( kiri dan kanan
seimbang, retraksi (-), keadaan PX ( normal)
D. Sistem Kardiovaskuler.
Palpasi :Arteri carotis (normal), Tekanan vena jugularis (normal), Ictus cordis/apex
(teraba diantara costa 4)
Auskultasi : suara jantung tambahan (-), bising aorta (-), murmur (-), gallop (-),
tricuspidalis dan mitral (-).
E. Sistem Pencernaan.
Inspeksi : seklera (-), bibir (kering), Mulut (stomatitis (-), jumlah gigi (22 buah),
kemampuan menelan (-), gerakan lidah (-).
Abdomen
Palpasi :
Tidak ditemukan pembesaran di kuadran I IV
F. Sistem Indra
1) Mata
Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan epikantus dengan ujung atas telinga
(+).
Visus (+)
2) Hidung
3) Telinga
G. Sistem Saraf.
1. Fungsi celebral
Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+), bahasa (+).
Kesadaran : GCS 7
2. Fungsi cranial
Massa (-)
4. Fungsi sensorik
Nyeri : (+)
5. Fungsi cerebellum
6. Refleks
Superficial : (+4)
H. Sistem Muskuloskeletal
Vertebrae : Normal
Pelvis : Normal
Lutut : Normal
Kaki : Normal
Tangan : Normal
I. Sistem Integumen
Kulit : warna pucat, temperatur ( 38,5 derajat), kelembaban (-), bulu kulit (halus), tahi
lalat ( di bawah bibir sebelah kiri ), ruam (-).
Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+), leher kaku (-).
K. Sistem Perkemihan
L. Sistem Reproduksi
M. Sistem Imun
Alergi (-)
Nutrisi
Cairan
Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan susu
Kapan :
Teratur :
Konsistensi : padat
Istirahat Tidur
Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang 2 jam dan malam 5 jam
( di RS )
Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien mengendong dan mengajak
jalan jalan
Personal Hygiene
Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan (-), mandiri/dibantu :
dibantu, cara : seperti biasanya.
Rekreasi
8. Test Diagnostik
Laboratorium
Hemoglobin : 14, 8
Leukosit : 2.800
Normal : 3.300 / 10.300 / cmm
LED : 15 22
Normal L: 6 15 mm
P: 0 20 mm
Normal : 1-2/0-1/3-5/54-62
25 33/3-7
Hematokrit : 47,0
Normal L : 40 54 %
P : 35 47 %
Trombosit : 262.000
Eritrosit : 4.980.000
Widal :
PA : Negt / ( N. Negative )
Ro foto :
CT Scan :
Antipiretik : Parasetamol
Antibiotik
NS
DATA FOKUS
NAMA PASIEN :
NO REKAM MEDIK :
RUANG RAWAT :
Bibir kering
Banyak berkeringat
Pernafasan meninggi
Mengigil
Kulit kering
Sering menangis
Sulit tidurOrang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi.
ANALISA DATA
NAMA PASIEN :
RUANG RAWAT :
DO :
Bibir kering
Mengigil
DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi
DO :
Mengigil
DO :
Sulit tidurCemasHipertermi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :
RUANG RAWAT :
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :
RUANG RAWAT :
DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi
DO :
Bibir kering
28/11/20112
DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi
DO :
Mengigil
tidak ada tanda-tanda dehidrasi- Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat
ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif
Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS
28/11/20113
DO :
klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu
tubuh
Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi
Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang
normal
TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN :
RUANG RAWAT :
Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS
Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua
klien mengenai hipertermi
Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS
Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua
klien mengenai hipertermi
Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS
Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua
klien mengenai hipertermi
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN :
RUANG RAWAT :
S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang
T : 38
Sedikit menggil
P : Lanjutkan Intervensi
O : Suhu badan 38
Masih berkeringat
Menggil berkurang
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : bibir kering ()
Suhu 37
Tidak mengigil
Kulit normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : Suhu 37
Tidak mengigil
Tidak berkeringat
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Tidurnya nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi