Anda di halaman 1dari 7

Fase-fase Berjalan

Adanya pergantian berdiri dan melangkah maka secara


teknikal fase berjalan terdiri atas stance phase (fase menumpu) dan swing phase (fase mengayun). Stance
phase mulai terjadi pada saat heel strike dan berakhir pada saat toe-off. Untuk mengidentifikasi adanya aksi
yang berkaitan maka stance phase dibagi kedalam fase heel strike, mid-stance dan push-off, sedangkan
swing phase dibagi kedalam fase awal swing dan fase akhir swing. Setiap interval dari fase-fase tersebut
terdiri dari aktivitas yang kompleks, yang berkaitan dengan penyelesaian tugas-tugas fungsional berjalan.
Dengan demikian, untuk mengidentifikasi tugas-tugas fungsional berjalan pada setiap fase berjalan maka
deskripsi fungsional yang tepat adalah :

Stance phase terdiri atas : Weight Acceptance, Trunk Glide, Push dan Balance Assistance

Swing phase terdiri atas : Pick-up dan Reach.

Fase Menumpu (Stance phase) :

1. Weight Acceptance (0 15 % dari siklus berjalan)

Pada fase ini, terjadi heel strike sampai foot-flat dimana kaki pertama kali kontak dengan tanah. Pada saat
heel strike, tumit pertama kali menyentuh tanah dan extremitas inferior akan terulur ke depan dengan
fleksi hip 30o, knee full ekstensi dan ankle membentuk sudut 90o (dorsifleksi ankle). Kemudian memasuki
foot-flat knee akan sedikit fleksi dan kaki merapat di tanah. Sementara itu, tungkai bagian belakang dalam
posisi toe-off.

Dalam fase ini, terjadi berbagai aktivitas dan tugas fungsional berjalan yakni :

a. Pada fase ini, menuntut adanya :

Shock absorption

Stabilisasi tungkai

Bergerak ke depan

Keseimbangan pada satu tungkai

b. Keadaan yang terjadi dalam fase ini adalah :

Terjadi momentum ke depan dengan kuat sebelum heel strike

Extremitas inferior mencapai tanah di depan tubuh


Terjadinya heel strike menyebabkan kaki berhenti bergerak ke depan sehingga momentum ke
depan terjadi pada tungkai bawah (tibia)

c. Respon yang terjadi adalah :

RESPONSE

TUGAS FUNGSIONAL BERJALAN AKTIVITAS ANATOMICAL

1. Forward Progression 1.a. Dikontrol oleh dorsifleksor ankle yakni m.


tibialis anterior dan group extensor jari-jari
a. Dengan cepat terjadi plantar fleksi ankle kaki.
karena pada saat tumit kontak dengan tanah
berat tubuh terjadi disepanjang tibia. 1.b. Terjadinya fleksi knee dan momentum ke
depan dari tungkai bawah (tibia) dikontrol
b. Dengan cepat terjadi fleksi knee seki-tar oleh m. soleus dan tibialis posterior, m.
15okarena adanya momentum ke depan dari quadrieps, serta stabilitas tungkai atas (paha)
tungkai bawah (tibia) oleh aktivitas m. semitendinosus, biceps
c. Kecenderungan fleksi hip karena adanya femoris dan gluteus maximus.
berat tubuh di belakang kaki yang menumpu. 1.c. Dikontrol oleh group extensors hip dan

2. Single Limb Balance momentum ke depan

a. Kecenderungan untuk jatuh dari tungkai 2.a. Terjadi lateral shift dari tubuh. Pelvis
yang menumpu distabilisasi oleh group otot abduktors : m.
gluteus medius, gluteus minimus dan tensor
b. Valgus thrust pada knee akibat lateral shift fascia latae.

c. Valgus thrust pada ankle 2.b. Dikontrol oleh otot-otot bagian medial
knee : m. vastus medialis, semitendi-nosus
dan gracilis.

2.c. Dikontrol oleh m. tibialis posterior dan


insersio soleus bagian medial.

2. Trunk Glide (15 40 % dari siklus berjalan)

Dalam fase ini, mulai dari foot-flat sampai terjadi maksimum dorsifleksi. Fase ini merupakan fase yang
membawa badan bergerak ke depan di atas kaki yang foot-flat, dengan penumpuan pada satu tungkai.
Trunk Glide merupakan interval dari mid-stance.

Dalam fase ini, terjadi berbagai aktivitas dan tugas fungsional berjalan yakni :

a. Pada fase ini, menuntut adanya gerakan tubuh ke depan secara kontinu di atas kaki yang datar (foot-
flat)

b. Keadaan yang terjadi dalam fase ini adalah :

Secara sempurna terjadi penumpuan pada satu tungkai.

Terjadi foot-flat di atas tanah.

Stabilitas extremitas inferior.


Masih aktif terjadi momentum ke depan tetapi agak berkurang.

Kecepatan gerakan ke depan menjadi lambat.

c. Respon yang terjadi adalah :

RESPONSE

TUGAS FUNGSIONAL BERJALAN AKTIVITAS ANATOMICAL

1. Forward Progression 1.a. Kecepatan gerakan ke depan dikontrol


oleh aktivitas otot soleus dan tibialis
a. Adanya momentum akan membawa posterior.
trunk dan extremitas inferior bergerak ke
depan di atas kaki yang menetap. Otot quadriceps menjadi rileks

Knee menjadi extensi ketika paha Extensor hip menjadi rileks.


bergerak ke depan di atas tibia yang
1.b. Gerakan ke depan menyebabkan posisi
stabil.
ankle berubah dari 5o plantar fleksi menjadi
Hip menjadi extensi ketika paha 10odorsifleksi.
bergerak ke depan
2.a. Terjadi aktivitas abduktor hip secara
b. Garis berat tubuh bergeser dari belakang kontinu.
tumit ke kaki bagian depan.
2.b. Stress pada knee mulai berkurang dan
2. Single Limb Balance otot-otot protector menjadi relaks.

a. Terjadi penumpuan secara total pada 3.a. Menuntut adanya gerakan abduksi, int.
salah satu extremitas. rotasi dan extensi hip secara simultan di atas
hip joint yang menumpu.
b. Terjadi lateral shift secara maksimum
pada 20 % siklus berjalan, kemudian mulai
menurun.

2. Limb Length Adjustment

a. Extremitas yang lain mengayun ke depan

3. Push (40 50 % dari siklus berjalan)

Pada fase ini, diawali dengan heel-rise sampai terjadi maksimum gaya push. Fase ini merupakan fase
dimana tumit terangkat ke atas pada kaki yang menumpu, diikuti dengan gerakan badan ke depan oleh
dorongan kaki yang menumpu. Fase push merupakan interval awal dari push-off.

Dalam fase ini, terjadi berbagai aktivitas dan tugas fungsional berjalan yakni :

a. Pada fase ini, menuntut adanya gaya dorong ke depan

b. Keadaan yang terjadi dalam fase ini adalah :

Tubuh agak ke depan dari kaki yang menumpu..

Secara full knee extensi.


Tumit mulai terangkat

Ankle dalam posisi 10o dorsifleksi.

c. Respon yang terjadi :

RESPONSE

TUGAS FUNGSIONAL BERJALAN AKTIVITAS ANATOMICAL

1. Forward Progression 1.a. Extensi hip dikontrol oleh otot iliacus.

a. Berat tubuh cenderung untuk menarik: Extensi knee dikontrol oleh otot
gastrocnemius pada 10o fleksi.
Hip kearah lebih extensi
Tujuh otot plantarfleksor ankle bekerja aktif :
Knee kearah lebih extensiAnkle m. gastrocnemius, peroneus lo-ngus dan
kearah lebih dorsifleksi brevis, flexor jari-jari kaki yang besar, soleus,
dan tibialis pos-terior.
b. Tercipta Gaya Push
1.b. Meningkatnya aktivitas dari tujuh otot
2. Single Limb Balance plantar fleksor.

a. Posisi Trunk kembali ke midline untuk 2.a. Abduktors hip menjadi relaks pada ma-sa
persiapan transfer berat tubuh ke tungkai pertengahan push.
yang lain.
2.b. Pergeseran tersebut dikontrol oleh otot
b. Tercipta gerakan pasif abduksi hip. adduktor longus dan magnus.

4. Balance Assistance (50 60 % dari siklus berjalan)

Fase ini terjadi penumpuan berat badan kembali oleh kedua tungkai akibat adanya transfer berat tubuh
dari satu tungkai ke tungkai yang lain, dimana satu tungkai dalam keadaan toe-off sedangkan tungkai lain
dalam keadaan heel strike. Pada fase ini diawali dengan maksimum gaya push sampai toe-off, yang
merupakan interval akhir dari push-off. Dalam fase ini, terjadi fleksi knee dengan cepat sekitar 65o dan
ankle bergerak kearah plantar fleksi sekitar 20o.

Dalam fase ini, terjadi berbagai aktivitas dan tugas fungsional berjalan yakni :

a. Pada fase ini menuntut adanya bantuan keseimbangan tubuh dari tungkai lain yang siap untuk
menerima berat tubuh.

b. Keadaan yang terjadi dalam fase ini adalah :

Masa penumpuan dari kedua tungkai

Dengan cepat berat tubuh ditransfer ke tungkai yang lain

Mempertahankan tungkai yang utama tetap kontak dengan tanah untuk keseimbangan sementara
tungkai yang lain siap untuk mengayun.

Garis berat tubuh berada diantara kedua tungkai.

c. Respon yang terjadi :


RESPONSE

TUGAS FUNGSIONAL BERJALAN AKTIVITAS ANATOMICAL

1. Forward Progression 1.a. Transfer yang cepat ditandai dengan


fleksi knee secara pasif (0 50o). Tidak ada
a. Transfer berat tubuh yang cepat akan otot fleksor knee yang bekerja aktif.
melepaskan tahanan pada knee dan ankle
1.b. Terjadi Postural equinus akibat gerakan
b. Mempertahankan tetap kontak dengan tibia ke depan dengan adanya fleksi knee
tanah yang disertai extensi hip.
2. Single Limb Balance (Lateral alignment)
1.c. Gerakan aktif plantar fleksi : hanya otot
Masa penumpuan berat tubuh dengan kedua gastrocnemius dan tibialis posterior yang
tungkai. relaks.
o o
Dengan cepat berat tubuh bergeser melewati 1.d. Extensi hip berkurang (-10 0 ). Otot
midline dari kaki yang lain adduktor longus dan magnus bekerja aktif .

2.a. Adduktor longus dan magnus mengon-


trol adanya lateral shift, dan menambah
stabilitas.

Fase Mengayun (Swing phase)

1. Pick-up (60 75 % dari siklus berjalan)

Fase ini merupakan fase awal dari swing, yang diawali dengan toe-off sampai akhir fleksi knee. Pada fase ini
terjadi kombinasi gerakan fleksi hip, knee dan dorsifleksi ankle.

Dalam fase ini, terjadi berbagai aktivitas dan tugas fungsional berjalan yakni :

a. Pada fase ini menuntut terjadinya pengangkatan kaki dari tanah sebagai persiapan untuk mencapai
reach ke depan.

b. Keadaan yang terjadi dalam fase ini adalah :

Seluruh berat tubuh disanggah oleh tungkai yang lain (tungkai yang menumpu)

Tungkai yang terayun berada di belakang axis tubuh

Jari-jari kaki menghadap ke bawah / kearah tanah akibat dari :

Adanya fleksi knee

Posisi ankle dalam equinus maximal.

c. Respon yang terjadi :

RESPONSE

TUGAS FUNGSIONAL BERJALAN AKTIVITAS ANATOMICAL


1. Forward Progression 1.a. Terjadi gerakan aktif fleksi hip (0 5o)
oleh kontraksi otot iliacus, sartorius, dan
a. Satu tungkai (extremitas inferior) tensor fascia latae.
terangkat untuk membentuk postural equinus
yang sebenarnya. Juga gerakan aktif fleksi knee (50o 70o) oleh
kontraksi otot biceps femoris (caput brevis)
b. Pada saat toe-off, kaki bagian poste-rior dan sartorius.
dan lateral menuju ke axis tubuh
1.b. Tungkai yang terayun dibawa kearah
2. Limb Length Adjustment midline oleh kontraksi otot adduktor magnus.
Tungkai yang terayun menjadi memen-dek 2.a. Pelvis akan berotasi ke depan dari
untuk mengangkat jari-jari kaki dari tanah.
posisinya pada maximum posterior.

2. Reach (75 100 % dari siklus berjalan)

Fase ini merupakan fase akhir dari swing, yang diawali dengan periode extensi knee selama mengayun.
Pada fase ini, tungkai yang terayun bergerak ke depan untuk langkah berikutnya. (gbr. 7.9)

Dalam fase ini, terjadi berbagai aktivitas dan tugas fungsional berjalan yakni :

a. Pada fase ini menuntut adanya gerakan kaki ke depan untuk langkah berikutnya dalam forward
progression, dan siap untuk menerima berat tubuh yang maju ke depan.

b. Keadaan yang terjadi dalam fase ini adalah :

Gerakan tubuh ke depan terjadi karena adanya gaya push dan aktivitas tungkai lain yang stance.

Tungkai/extremitas yang terayun dalam posisi fleksi pada setiap sendi, dan dengan cepat terjadi
extensi knee.

Kaki masih berada di belakang axis tubuh.

Jari-jari kaki tidak kontak dengan tanah.

c. Respon yang terjadi :

RESPONSE

TUGAS FUNGSIONAL BERJALAN AKTIVITAS ANATOMICAL

1. Forward Progression 1.a. Dengan cepat terjadi extensi knee dari


posisinya pada 70o fleksi akibat adanya
a. Tungkai bergerak dengan cepat ke depan relaksasi dari otot fleksor knee dan efek
untuk mencapai posisi Weight Acceptance
pendulum.
sebelum garis berat tubuh sangat jauh dari
tungkai yang menumpu sebagai stabilitas Extensors knee (kelompok Vastus) menjadi
aktif pada akhir masa reach untuk
b. Jari-jari kaki tetap dipertahankan tidak mempertahankan full extensi knee.
kontak dengan tanah.
Fleksi hip sedikit meningkat (30o) dan
2. Limb Length Adjustment dipertahankan oleh group adduktors.
Tungkai yang terayun menjadi meman-jang 1.b. Terjadi gerakan aktif dorsifleksi ankle.

2.a. Secara kontinu pelvis berotasi yang


diikuti dengan gerakan tungkai ke depan.
Pelvis juga drops kearah adduksi tungkai.

Anda mungkin juga menyukai