1.5.1. Definisi
1.5.2. Epidemiologi
TOF adalah penyakit jantung kongenital yang kompleks yang dengan angka
kejadian sekitar 5 dari setiap 10.000 kelahiran. Penyakit jantung kongenital ini dapat
dijumpai pada anak laki-laki maupun perempuan.7
CDC memperkirakan setiap tahunnya sekitar 1.575 bayi di Amerika Serikat
yang lahir dengan TOF. Dengan kata lain, sekitar 4 dari setiap 10.000 bayi yang lahir
di Amerika Serikat setiap tahunnya lahir dengan TOF.8
TOF mewakili 10% dari kasus penyakit jantung kongenital dan merupakan
penyebab paling umum dari penyakit jantung kongenital sianotik. Insiden terjadinya
TOF lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.11
Prevalensi TOF terjadi pada 3-6 bayi untuk setiap 10.000 kelahiran dan
merupakan penyebab paling umum penyakit jantung kongenital sianotik.TOF
menyumbang sepertiga dari semua penyakit jantung kongenital pada pasien yang
berusia kurang dari 15 tahun. Dalam kebanyakan kasus, TOF adalah sporadis dan
nonfamilial. Kejadian pada saudara kandung dari orang tua pasien yang mengalami
TOF sekitar 1-5% dan lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Kelainan ini berhubungan dengan anomali extrakardiak seperti labiaskizis dan
palatum, hipospadia, kelainan rangka dan kraniofasial. Sebuah mikrodelesi dalam
kromosom 22 (22q11) telah diidentifikasi pada pasien dengan TOF sebagai salah
satu manifestasi kardiovaskular.12,13
1.5.3. Etiologi
1.5.4 Patologi
Biasanya sisi kiri jantung hanya memompa darah ke seluruh tubuh dan sisi
kanan jantung memompa darah hanya ke paru-paru. Pada anak dengan TOF, darah
dapat melakukan perjalanan melintasi lubang (VSD) dari ventrikel kanan ke ventrikel
kiri dan keluar ke dalam aorta. Obstruksi pada katup pulmonal dari ventrikel kanan
ke arteri pulmonalis mencegah jumlah normal darah dari yang dipompa ke paru-
paru. Kadang-kadang katup pulmonal benar-benar terhalang yang disebut pulmonal
atresia.15
Pada kenyataannya, hanya dua kelainan yang diperlukan pada TOF yaitu
VSD yang cukup besar untuk menyamakan tekanan di kedua ventrikel dan stenosis
pulmonal. Hipertrofi ventrikel kanan merupakan efek sekunder dari stenosis
pulmonal.dan VSD. VSD yang paling sering pada TOF adalah tipe perimembranous
di daerah subpulmonal. Aliran ventrikel kanan adalah obstruksi saluran paling sering
dalam bentuk stenosis infundibular sebanyak 45%.Obstruksi jarang pada tingkat
katup pulmonal sekitar 10%. Sebuah kombinasi dari dua juga dapat terjadi dengan
angka kejadian 30%. Katup pulmonal atretik adalah salah satu anomali yang berat
dengan angka kejadian sekitar 15%. Pada kebanyakan pasien terjadi hipoplasia
pada anulus pulmonal dan arteri pulmonal.. Cabang-cabang arteri pulmonal
biasanya kecil dengan stenosis perifer. Obstruksi pada arteri pulmonal kiri sangat
umum terjadi.Right aotic arc(RAC) juga terjadi dengan angka kejadian 25% kasus.
Pada sekitar 5% dari pasien TOF dapat ditemukan arteri koroner yang abnormal.
Kelainan yang paling umum adalah cabang anterior descending timbul dari arteri
koroner kanan dan melewati saluran keluar ventrikel kanan.16
Mekanisme patogenetik dari pembentukan TOF dimulai selama
morfogenesis jantung sebelum septum ventrikel ditutup dengan pembagian ejeksi
aliran ventrikel kanan ke aliran aorta transeptal dan aliran pulmonal infundibular.
Ejeksi aliran ventrikel kanan disebabkan oleh obstruksi aliran olehkatup stenosis
pulmonal yang dijumpai hampir di semua kasus. Aliran aorta transeptalmelewati
ventrikel yang tidak tertutup septum sehingga mempertahankan patensi hubungan
kedua ventrikel dan memperluas yang VSD.17
Bayi dengan obstruksi ventrikel kanan yang ringan, awalnya mungkin terlihat
dengan gagal jantung yang disebabkan oleh pirau ventrikel dari kiri ke kanan.
Seringkali sianosis tidak muncul pada saat lahir tetapi dengan adanya dijumpai
hipertrofi ventrikel kanan, gangguan pertumbuhan dan perkembangan pasien.
Sianosis terjadi di tahun pertama kehidupan yang dapat terlihat di selaput lendir
bibir, mulut, dan kuku.Pada bayi dengan obstruksi ventrikel kanan yang berat, aliran
darah paru tergantung pada aliran melalui duktus arteriosus. Pada saat duktus mulai
menutup dalam 1 jam atau beberapa hari kehidupan, sianosis berat dan kolaps
sirkulasi dapat terjadi. Anak dengan sianosis yang berlama-lama dan belum
menjalani operasi mungkin memiliki kulit berwarna biru kehitaman, sklera abu-abu
dengan pembuluh darah membesar, dan ditandai dengan jari tabuh.10
Salah satu manifestasi lain adalah dispnoe yang biasanya timbul saat
beraktivitas. Pada saat terjadi dispnoe, anak akanmengambil posisi jongkok untuk
mengurangi dispnoe dan anak biasanya dapat melanjutkan aktivitas fisik dalam
beberapa menit.10
Hipersianotik paroksismal merupakan masalah yang dapat dijumpai selama
tahun pertama dan kedua kehidupan. Bayi menjadi hipersianosis dan gelisah,
takipnoe, dan sinkop. Spell paling sering terjadi di pagi hari yang berkaitan dengan
pengurangan aliran darah paru yang sudah terganggu dan bila berkepanjangan
mengakibatkan hipoksia sistemik yang berat dan asidosis metabolik. Spell dapat
berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam namun jarang berakibat fatal
yang ditandai dengan keadaan umum lemah dansetelah serangan pasien tertidur.
Spell yang berat dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan kadang-kadang
ditemukan kejang danhemiparese. Bayi dengan sianosis yang ringan lebih rentan
untuk terjadinya spell karena tidak memperoleh mekanisme homeostatis untuk
mentolerir penurunan cepat saturasi oksigen arteri seperti polisitemia.10
1.5.6. Diagnosis
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sianosis dengan derajat yang bervariasi, nafas cepat, jari tabuh.
2. Tampak peningkatan aktifitas ventrikel kanan sepanjang tepi sternum dan thrill
sistolik dibagian atas dan tengah tepi sternum kiri.
3. Klik ejeksi yang berasal dari aorta dapat terdengar. Bunyi jantung II biasanya
tunggal, keras, bising ejeksi sistolik (grade 3-5/6) pada bagian atas dan tengah
tepi sternum kiri.
4. Pada tipe asianotik, dijumpai bising sistolik yang panjang.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Didapatkan kenaikan jumlah eritrosit dan hematokrit (hiperviskositas) yang
sesuai dengan derajat desaturasi dan stenosis. Pada pasien TOF dengan kadar
hemoglobin dan hematokrit normal atau rendah, kemungkinan menderita
defisiensi besi.
2. Elektrokardiografi
Right axis deviation (RAD) pada TOF sianotik. Pada bentuk yang asianotik aksis
bias normal dan terdapat pembesaran ventrikel kanan. Pada TOF asianotik
terdapat pembesaran kedua ventrikel, biasanya disertai pembesaran atrium
kanan.
3. Foto toraks
a. TF sianotik
Besar jantung bisa normal atau lebih kecil dari normal, dan corakan paru
menurun. Pada TOF dengan atresia pulmonal dapat ditemukan lapangan
paru hitam.
Segmen pulmonal cekung dan apeks terangkat, hingga jantung mirip
sepatu boot (boot-shaped heart).
Tampak pembesaran ventrikel kanan dan atrium kanan. Pada 30% kasus
arkus aorta berada di kanan.
b. TF asianotik
Gambaran radiologinya tidak dapat dbedakan dengan gambaran VSD
kecil sampai sedang.
Ekokardiografi : 2D dan Doppler.
VSD perimembran infundibular besar dengan overriding aorta dapat
dilihat dengan pandangan parasternal long axis.
Anatomi jalan keluar ventrikel kanan, katup pulmonal, annulus pulmonal,
dan arteri pumonalis beserta cabang-cabangnya dapat dilihat dengan
pandangan short axis.
Dengan Doppler dapat dinilai pressure gradient melalui obstruksi jalan
keluar ventrikel kanan. Ekokardiografi dapat menilai kelainan arteri
koroner dan juga kelainan lain yang berhubungan misalnya, ASD,
persistant left superior vena cava.
4. Kateterisasi jantung dan angiokardiografi
Kateterisasi jantung tidak diperlukan pada TOF, bila dengan pemeriksaan
ekokardiografi sudah jelas. Kateterisasi biasanya diperlukan sebelum tindakan
bedah koreksi dengan maksud untuk mengetahui defek septum ventrikel yang
multipel, deteksi kelainan arteri koronaria, dan mendeteksi stenosis pulmonal
perifer.2
1.5.7 Komplikasi 20
1.5.8 Prognosis