TINJAUAN TEORITIS
Berikut ini adalah pengertian tentang batasan perilaku seksual, aktivitas seksual,
1.Perilaku seksual adalah perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis.
Perilaku seksual juga merupakan perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik
anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim,
2.Aktivitas seksual adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi dorongan seksual
4.Perilaku seks pra nikah adalah perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan yang resmi menurut hukum ataupun agama dan kepercayan masing-masing
individu.
5.Menurut Soetjiningsih (2004), perilaku seks pranikah pada remaja adalah segala
tingkah laku remaja yang didorong oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis yang dilakukan sebelum adanya hubungan resmi sebagai suami istri. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri.
6.Perilaku seksual menurut Sarwono (2007) merupakan segala bentuk perilaku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis.
Bentuk perilaku seksual, mulai dari bergandengan tangan (memegang lengan pasangan),
pipi, cium kening, cium bibir), meraba bagian tubuh yang sensitif, menggesek-gesekkan
alat kelamin sampai dengan memasukkan alat kelamin Demikian halnya dengan
perilaku seksual pranikah pada remaja akan muncul ketika remaja mampu
berat adalah : 1) Berciuman bibir/mulut dan lidah, 2) meraba dan mencium bagian
bagian sensitive seperti payudara, alat kelamin, 3) menempelkan alat kelamin, 4) oral
mendukung remaja untuk melakukan hubungan seksual adalah teman sebaya yang
memaksa seorang remaja harus 5) Kelompok Geng Remaja yang tidak termasuk klik
atau kelompok besar dan yang merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi
mungkin mengikuti kelompok geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari anak-anak
sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman
Dengan adanya waktu luang yang tidak bermanfaat maka lebih mudah
Budaya adalah pedoman yang bernilai dan memberikan arah atau norma yang
terdiri dari aturan aturan untuk bertindak yang apabila dilanggar menjadi tertawaan,
ejekan dan celaan sesaat oleh masyarakat di sekitarnya. Budaya suatu kaidah yang
timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhan pada suatu saat lazimnya, budaya
disuatu tempat berbeda dengan budaya ditempat lain, demikian pula budaya disuatu
mengatakan, walaupun pada zaman sekarang ini marak terjadi perilaku seks bebas tetapi
Nilai tradisional dalam perilaku seksual yang paling utama adalah tidak melakukan
hubungan seksual sebelum menikah. Nilai ini tercermin dalam bentuk keinginan
kesiapan dengan perubahan dan kemampuan anak-anak dalam beradaptasi dengan nilai-
nilai yang baru. Mereka masih khawatir anak-anak akan mendapatkan pengaruh
negatifdari nilai-nilai baru tersebut. Hal ini yang membuat anak mengalami
kebingungan dalam memahami nilai-nilai kontradiktif yang diterapkan orang tua kepada
Mereka juga kesulitan untuk menjadi individu yang lebih berbudaya, yang mewarnai
membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun
masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideologi yang mereka anut. Tentu
saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
kebiasaan mereka.Peran budaya yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan
kebudayaan manusia dapat bertukar pikiran. Apalagi di jaman sekarang yang dimana
teknologi informasi sangat menjadi acuan atau pengaruh dalam pertukaran kebudayaan
dengan norma-norma, karena kebudayaan negatif inilah yang tidak dapat mengubah
2.2.10 Gender
perempuan saat ini, termasuk yang berkaitan dengan hak dan kesehatan reproduksi.
Ketidakberdayaan perempuan adalah sebagai akibat dari konstruksi sosial yang selama
ketidakberdayaan perempuan itu terlihat dari hubungan yang tidak berimbang antara
laki-laki dan perempuan dalam hal seksual dan reproduksi seperti tercermin dalam
kasus pemaksaan hubungan kelamin yang dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak
diinginkan yang apabila terjadi pada remaja dapat menyebabkan remaja tersebut hamil
di usia muda. Menurut Sarwono (2007) faktor yang menyebabkan perilaku seksual pada
remaja adalah :
dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang
b.Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-
kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas,
keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c.Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan
tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang
d.Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha
untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat Masa remaja
sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit
diatur,cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua
menjadi takut.
f.Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang
kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain
sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g.Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan
didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan
kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-
minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Tahap perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu: Tahapan
berikut:
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang
dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui
prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya
sehingga ia bisa diterima sebagian dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut.
kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi
kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia berhasil dalam
penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka
menggabungkan diri.
Perilaku adalah adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme baik yang dapat
diamati baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
LEngle et.al. (2005 dalam Tjiptanigrum, 2009) mengatakan bahwa perilaku seksual
kategori berat adalah : 1) Berciuman bibir/mulut dan lidah, 2) meraba dan mencium
bagian bagian sensitive seperti payudara, alat kelamin, 3) menempelkan alat kelamin, 4)
Berdasarkan teori tersebut, maka landasan teori dapat digambarkan dalam gambar di
bawah ini :
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh
perilaku (modeling).
Adapun kerangka konsep penelitian ini secara skematis dapat digambarkan pada
Variabel Independen
Variabel Dependen
1.Umur Pubertas
3.Sikap
4.Harga Diri
8.Waktu luang
9.Budaya