1
Asumsi Dasar Makroekonomi 2017
Telah menyesuaikan kondisi perekonomian global dan domestik
2016 2017
Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017
Memacu pembangunan infrastruktur dan Indikator
APBNP APBN
ekonomi untuk meningkatkan kesempatan
kerja serta mengurangi kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.2 5.1 (0.1)
kesenjangan antarwilayah. Nilai Tukar IDR/USD (Rp) 13,500 13,300 (200.0)
Inflasi (%) 4.0 4.0 0.0
Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5.5 5.1 (0.4)
Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk
Harga Minyak Mentah (USD/barel) 40 45 5.0
Peningkatan Daya Saing dan Mengakselerasi
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Lifting Minyak (Ribu barel/hari) 820 815 (5.0)
Berkeadilan. Lifting Gas (Ribu barel /hari) 1,150 1,150 0.0
2
APBN 2017: Kebijakan Fiskal Yang Ekspansif dengan Komitmen pada
reformasi penganggaran serta prinsip kehati-hatian
BELANJA YANG LEBIH PRODUKTIF MEMPERKUAT DESENTRALISASI FISKAL
Fokus pada infrastruktur dan belanja sosial Reformulasi perhitungan alokasi DAU
Efisiensi Pada Belanja barang; Memperbaiki pengalokasian, penyaluran dan arah penggunaan
Mempertahankan Anggaran Kesehatan (5%), DBH
Pendidikan (20%) Memperbaiki pengalokasian Dana Transfer Khusus untuk
Fleksibilitas dalam Merespon kondisi mempercepat pembangunan infrastruktur dasar
perekonomian Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa untuk
Mitigasi bencana alam & risiko fiskal memenuhi amanat UU Nomor 6 Tahun 2014, dengan tetap
Percepatan penyerapan anggaran memerhatikan kemampuan keuangan negara.
SUBSIDI YANG LEBIH TEPAT SASARAN: OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA YANG LEBIH REALISTIS
Energi Melanjutkan dukungan insentif Fiskal, Mendorong Iklim
Melanjutkan subsidi untuk BBM jenis solar Investasi & dunia usaha
Distribusi tertutup/targeted Subsidi LPG 3 Kg Fokus penerimaan terutama pada sektor Perdagangan dan
Rumah Tangga Sasaran (RTS) untuk Subsidi listrik WP pribadi
menggunakan basis data terpadu (PBDT 2015) Ekstensifikasi melalui Geo Tagging
Non Energi Memperbaiki basis pajak dan kepatuhan wajib pajak melalui
Memperbaiki ketepatan sasaran penguatan database Pajak, optimalisasi penggunaan IT dan
FOKUS PADA KESINAMBUNGAN FISKAL: konfirmasi status wajib pajak
Menjaga defisit dibawah 3% Terhadap PDB Mengoptimalkan perjanjian pajak internasional
Memperbaiki mekanisme pembiayaan untuk proyek Cukai dan pajak lainnya untuk mengurangi konsumsi pada
Infrastruktur dan pembiayaan usaha kecil menengah produk tertentu (dan atau untuk mengurangi) dengan
Investasi pemerintah yang lebih selektif eksternalitas negatif
Menyempurnakan mekanisme penjaminan untuk Optimalisasi PNBP dengan tetap memperhatikan pelestarian
percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya alam dan peningkatan kualitas pelayanan publik
3
Defisit APBN 2017 terkendali: 2,41% PDB Mewujudkan
APBN yang lebih Realistis, Kredibel dan Berkelanjutan
Penerimaan pajak masih menjadi tulang punggung pendapatan negara
Rp 250
Triliun
Rp 1.4
Rp 1.499
Triliun
Triliun
1. Peningkatan tax base dan tax compliance
2. Pemberian Insentif Perpajakan
3. Perbaikan Regulasi Perpajakan
4. Pengenaan Cukai untuk Pengendalian Barang
Konsumsi Tertentu
5. Perpajakan Internasional untuk Mendukung
Pajak Hibah
6. Transparansi
Target penerimaan pajak non migas naik 15% dari outlook 2016
Rp Triliun
PNPB*
9
Anggaran Kesehatan 2017 tetap dijaga 5% dari APBN, dengan fokus
memperkuat upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan
Rp (%)
Rp triliun
triliun
2016 2017
Komponen Anggaran Kesehatan
APBNP APBN
1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.1 75.2 (0.9)
2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.2 25.2 4.0
3. Melalui Pembiayaan 6.8 3.6 (3.2)
4. Total Anggaran Kesehatan 104.1 104 (0.1)
5. Total Belanja Negara 2,082.9 2,080.5 (2.4)
Rasio Anggaran Kesehatan (%) 5.0 5.0 0.0
Sasaran pembangunan
Puskesma Keluarga
s Berencana
Imunisasi dasar
PBI melalui Prevelansi
lengkap untuk
JKN/JKS Stunting pada
anak usia 0 11
94,4 juta anak umur
bulan 92% Kecamatan dengan
jiwa bawah dua tahun Peserta KB baru 6,97 juta
29,6% puskesmas
terakreditasi 700 jiwa
kecamatan
10
Anggaran Pendidikan 2017 tetap dijaga 20% dari APBN, dengan fokus
meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan
Rp Triliun
Rp Triliun Anggaran Pendidikan, 2009 - 2017
2016 2017
Komponen Anggaran Pendidikan
APBNP APBN
1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat 145 145.4 0.4
2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.6 268.2 1.6
3. Melalui Pembiayaan 5 2.5 (2.5)
4. Total Anggaran Kesehatan 416.6 416.1 (0.5)
5. Total Belanja Negara 2,082.9 2,080.5 (2.4)
Rasio Anggaran Kesehatan (%) 20.0 20.0 0.0
Sasaran pembangunan
Tahun 2017: sesuai PMK 48/2016 tentang Pengelolaan Transfer Ke Untuk mendukung pembangunan infrastruktur agar dipastikan
Daerah dan Dana Desa -> minimal 15% DBH non-earmark dan DAU daerah dapat mematuhi aturan pemanfaatan DTU (DBH & DAU)
untuk pembangunan infrastruktur. -> (di UU APBN menjadi 25%) minimal 25% untuk infrastruktur -> meningkatkan kualitas belanja
APBD
Subsidi energi diarahkan agar lebih tepat sasaran, Terutama
untuk subsidi LPG tabung 3 kg dan subsidi listrik
Belanja Subsidi Energi dalam APBN
2017 sebesar Rp77,3 T Perkembangan Subsidi Energi 2012 2017
Rp Triliun USD/Barel
Pendapatan Penerimaan Pendapatan Belanja Transfer ke Belanja Negara Defisit Anggaran Pembiayaan Pembiayaan Luar
Dalam Negeri Hibah Negara Pemerintah Pusat Daerah dan Dana DEFISIT APBN-2016
Dalam Negeri Negeri
Desa
2096
2.080,5 2,1% thd PDB
1.748,9
1820 1.750,3
1823 Pembiayaan Utang 384
Pembiayan Investasi (47,5)
Pemberian Pinjaman (6,4)
1.315,5
1325 Kewajiban Penjaminan (0,9)
Pembiayaan lainnya 0,3
1,2
(330,2)
273 272
Pendapatan
Pendapatan Penerimaan
Penerimaan Pendapatan Belanja Transfer
Pendapatan Belanja kekeBelanja
Transfer Negara Defisit
Negara
Belanja Potensi
Defisit Anggaran Pembiayaan Pembiayaan Luar
Dalam Negeri
Dalam Negeri
Hibah
Hibah
Negara
Negara Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat Daerah dan Dana Anggaran Pembiaayan
Dalam Negeri Negeri
Pusat dan Desa Perbankan
Desa
Sektor Pertanian, 2,8% 3,8% Pertumbuhan sektor pertanian akan sejalan dengan fokus
Kehutanan
2016 2017 pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
dan Perikanan
Sektor Pengadaan 4,9% 6,4% Kinerja Pengadaan Listrik dan Gas didukung oleh Program
Listrik, dan Gas 2016 2017 Kelistrikan 35 ribu Mega Watt/MW yang berdampak pada
peningkatan konsumsi gas untuk pembangkit listrik sebagai
bahan bakar.
Pertumbuhan sektor pengadaan air didorong pemenuhan
Sektor Pengadaan Air
1,7% 4,4% kebutuhan masyarakat terhadap akses air minum melalui
2016 2017 terbangunnya sistem penyediaan air minum (SPAM),
peningkatan akses sistem air limbah perpipaan bagi
masyarakat dan dukungan Nationwide Water Hibah Program
(NWHP)
Sektor Pertambangan 0,1 % (0,4%) Sektor pertambangan diperkirakan masih akan tertekan oleh
dan Penggalian 2016 2017 lemahnya permintaan dan harga
20
Keberlanjutan proyek pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mendorong
kinerja beberapa sektor terkait seperti sektor industri pengolahan, konstruksi,
informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan
pergudangan
Sektor Konstruksi
5,7% 7,9% Sektor konstruksi diperkirakan tumbuh sejalan dengan meningkatnya
proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan proyek-proyek swasta serta
2016 2017
keberlanjutan proyek pembangunan infrastruktur tahun sebelumnya.
Sektor Industri 4,6% 4,8% Pertumbuhan ini sejalan dengan perbaikan kondisi
Pengolahan 2016 2017 infrastruktur dan peningkatan konektivitas serta implementasi
paket kebijakan ekonomi terkait sektor industri, misalnya:
penurunan harga gas industri.
Sektor Transportasi dan 8,2% 7,4% Pertumbuhan sektor ini seiring dengan pembangunan
Pergudangan 2016 2017 infrastruktur yang mendukung kelancaran distribusi barang
dan perbaikan faktor logistik, penambahan rute baru dan
frekuensi penerbangan (angkutan udara ) dan penambahan
300 armada transjakarta.
Sektor Informasi dan 9,2% 9,4% Pertumbuhan akan didorong meningkatnya kebutuhan di
Komunikasi 2016 2017 bidang data dan komunikasi seiring dengan perkembangan
teknologi dan ekspansi kelas menengah. seperti penetrasi
penggunaan telepon seluler, belanja iklan, pengembangan
jaringan internet, serta layanan 4G.
Sektor keuangan dan Real Estate diperkirakan meningkat sejalan
dengan peningkatan arus dana dari kebijakan amnesti pajak
Sektor Jasa Keuangan 8,8% 11,3% Pertumbuhan sektor ini akan didorong:
dan Asuransi 2016 2017 Peningkatan permintaan kredit sejalan dengan kebijakan
moneter yang mendukung pertumbuhan sektor riil.
Kebijakan amnesti pajak berpotensi meningkatkan likuiditas
domestik dan aktivitas sektor keuangan
Sektor Perdagangan 3,7% 4,0% Pertumbuhan didukung oleh peningkatan penjualan mobil
Besar dan Eceran 2016 2017 dan peningkatan produksi barangbarang pertanian dan
industri pengolahan.
Masih kuatnya permintaan rumah tangga menjadi penopang
pertumbuhan perdagangan