Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Belakangan ini, pemerintah Indonesia mulai menganjurkan masyarakatnya yang termasuk
usiakerja untuk lebih memilih berwirausaha demi mengurangi jumlah pengangguran yang
membludak danmenciptakan lapangan kerja baru yang lebih banyak untuk masyarakat
lainnya. Bentuk wirausaha yangdipilih nantinya pasti akan membutuhkan adanya pengakuan
identitas oleh masyarakat di sekitarnya.Dalam rangka mendapatkan pengakuan (legalitas)
tersebut, kita harus mengetahui bagaimana langkah-langkah yang harus kita ambil untuk
memperolehnya
I.2 Rumusan Masalah
a) Apakah yang dimaksud dengan legalitas perusahaan ?
b) Apa saja bentuk legalitas suatu perusahaan(badan usaha) ?
c) Bagaimana cara memperoleh legalitas tersebut ?
d) Apa saja manfaat yang diperoleh dengan adanya suatu legalitas?
I.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian legalitas perusahaan.
b) Untuk mengetahui bentuk-bentuk legalitas suatu perusahaan.
c) Untuk mengetahui cara memperoleh legalitas perusahaan.
d) Untuk mengetahui berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya legalitas.
I.4 Manfaat
a) Dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
b) Dapat dijadikan referensi untuk proses penulisan selanjutnya.
c) Dapat memenuhi tugas yang diberikan dosen/pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Legalitas

Perusahaan Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur
yang terpenting, karenalegalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu
badan usaha sehingga diakuioleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus
sah menurut undang-undang danperaturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau
dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sahdi mata hukum pada pemerintahan yang
berkuasa saat itu. Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah keberadaanunsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor
legalitas ini berwujud pada kepemilikanizin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka
kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkandengan isu-isu penertiban atau pembongkaran
2. Bentuk-bentuk Legalitas Perusahaan Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan
badan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan
2. Merek
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
4. Izin Usaha Industri (IUI)
3.Cara Memperoleh Legalitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan
untuk menjalankan usahanyayang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut,
dikenal oleh masyarakat, dipribadikansebagai perusahaan tertentu, dan dapat membedakan
perusahaan itu dengan perusahaan yang lain. Nama perusahaan dapat diberi dengan cara
sebagai berikut:
a. Berdasarkan nama pribadi pengusaha,
b. Berdasarkan jenis usaha yang dilakukannya,
c. Berdasarakan tujuan didirikannya. Di Indonesia menganut beberapa asas tentang pemberian
nama suatu perusahaan. Asas-asastersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pembauran nama perusahaan dengan nama pribadi,
b. Pembauran bentuk perusahaan dengan nama pribadi,
c. Larangan memakai nama perusahaan orang lain,
d. Larangan memakai merek orang lain,
e. Larangan memakai nama perusahaan yang menyesatkan.
Setiap nama perusahaan harus disahkan, dimulai sejak dibuatnya akta pendirian di depan
notaris,diumumkan di Berita Negara dan didaftarkan dalam daftar perusahaan. Apabila tidak
ada keberatan 3
1. dari pihak lain, maka nama tersebut telah legal untuk digunakan oleh perusahaan
tersebut. Sedangkanbila ada pihak yang menyangkal, lalu pihak tersebut mengajukan
keberatan tertulis kepada MenteriPerdagangan yang kemudian akan diberitahukan
kepada perusahaan yang bersangkutan. Jika alasankeberatan pihak lain tadi dapat
diterima, maka menteri akan membatalkan pendaftaran yang beratetidak
mengesahkan nama perusahaan tersebut.
2. 2. Merek Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001: Merek adalah tanda berupa gambar,
susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
1) Syarat dan Tata Cara Permohonan Menurut Pasal 7 UU No. 15 Tahun 2001:
a. Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia, untuk merek bahasa asing
atau di dalamnya terdapat huruf selain huruf Latin wajib disertai terjemahannya
dalam bahasa Indonesia.
b. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan dilampiri bukti
pembayaran biaya.
c. Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan / atau jasa dapat diajukan
dalam satu permohonan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam surat
permohonan harus dicantumkan: a) Tanggal, bulan, dan tahun;
b) Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
c) Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan mengajukan merek melalui
kuasa;
d) Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakna
unsur- unsur warna; e) Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama
kali dalam hal permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.
2) Pemeriksaan Kelengkapan persyaratan permohonan akan diperiksa oleh Direktur
Jenderal. Jika ada kekuranganpersyaratan, akan diberikan waktu dua bulan untuk
melengkapinya sejak tanggal pengiriman. Bilasudah lengkap, akan diberikan tanggal
penerimaan pada surat permohonan. Selanjutnya, dalam jangkawaktu paling lama
tiga puluh hari sejak tanggal penerimaan, surat akan kepada pemeriksa
untukdilakukan pemeriksaan substantif, yaitu sutau pemeriksaan yang menyangkut
apakah permohonanpendaftaran merek tersebut termasuk merek yang tidak dapat
didaftar dan termasuk permohonan yangharus ditolak. Menurut Pasal 5 UU No. 15
Tahun 2001, merek tidak dapat didaftar apabila merek tersebutmengandung salah
satu unsur:
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
b. Tidak meiliki daya pembeda.
c. Telah menjadi milik umum.
d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya. Menurut Pasal 6, permohonan harus ditolak jika merek:
a. Terdapat persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan :
Merek orang lainyang sudah terdaftar terlebih dahulu untuk barang dan/atau jasa
yang sejenis;
Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis; dan
Indikasi-geografis yang sudah terkenal.
b. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto dan nama badan hukum
tang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulus yang berhak
c. Merupakan tiruan, menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem negara, lembaga nasional maupun internasioanal, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
d. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda, cap, atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak
yang berwenang. Jika permohonan tersebut memiliki salah satu unsur di atas, maka
akan diberitahukan secaratertulis kepada pemohon bahwa mereknya tidak dapat
didaftar atau ditolak. Pemohon dapatmengajukan keberatan dalam jangka waktu tiga
puluh hari atas penolakan tersebut. Jika keberatanditerima, maka pengumuman akan
dilakukan. Sedangkan jika tidak diterima, maka aka ditetapkan suratkeputusan
penolakan tentang permohonan pendaftatan.
3) Pengumuman Menurut Pasal 25 UU No. 15 Tahun 2001, pengumumam dilakukan
dengan mencantumkan:
a. Nama dan alamat lengkap pemilik merek dan kuasanya.
b. Kelas dan jenis barang dan/atau jasa bagi merek yang dimohonkan
pendaftarannya.
c. Tanggal penerimaan.
d. Nama negara dan tanggal penerimaan pendaftaran merek yang pertama kali dalam
hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.
e. Contoh merek. Pengumuman harus berlangsung selama tiga bulan dan dilakukan
dengan:
a. Menempatkannya dalam Berta Resmi Merek yang diterbitka secara berkala oleh
Direktorat Jenderal; dan/atau
b. Menempatkannya pada sarana khusus yang dengan mudah serta jelas dapat dilihat
oleh masyarakat, yang disediakan oleh Direktorat Jenderal.
4) Keberatan dan Sanggahan atas Pendaftaran Merek Berdasarkan Pasal 24 UU No.
15 Tahun 2001, setiap pihak dapat mengajukan keberatan selamajangka waktu tiga
bulan terhadap merek secara tertulis, dengan alasan serta disertai bukti yang
kuat.Terhadap hal tersebut dapat dilakukan pemeriksaan kembali. (Pasal 26)
Direktorat Jenderal harus mengirimkan salinan surat keberatan kepada pemohon
dalam jangkawaktu empat belas hari sejak diterimanya keberatan, dan pemohon
harus membalas surat tersebutdisertai sanggahan dalam jangka waktu paling lama
dua bulan,
5) Sertifikat Merek Sertifikat merek diberikan kepada orang atau badan hukum yang
mengajukan permohonanpendaftaran selambat-lambatnya 30 hari sejak merek
didaftar di dalam Daftar Umum Merek (DUM),sertifikat merek juga memuat jangka
waktu berlakunya merek, menurut ketentuan Pasal 28 adalah 10tahun sejak tanggal
penerimaan dan dapat diperpanjang. Perpanjangan tersebut dilakukan 12
bulansebelum berakhirnya jangka waktu merek tersebut dan diperpanjang untuk
jangka waktu yang sama,yaitu 10 tahun. Sertifikat tersebut memuat:
a. Nama dan alamat lengkap pemilik atau kuasanya merek yang didaftar;
b. Tanggal pengajuan dan tanggal penerimaan;
c. Nama negara dan tanggal permohonan yang pertama kali apabila permohonan
tersebut diajukan dengan menggunakan Hak Prioritas;
d. Etiket merek yang didaftar;
e. Kelas dan jenis barang dan/atau jasa yang mereknya didaftar;
f. Jangka waktu berlakunya merek.
6) Pengalihan Atas Merek Terdaftar
a. Pengalihan Hak Menurut ketentuan Pasal 40 UU No. 15 Tahun 2001, hak atas
merek terdaftar dapat beralih ataudialihkan karena pewarisan, wasiat, hibah,
perjanjian, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan olehperaturan perundang-
undangan. Pengalihan ini wajib dimohonkan pencatatannya ke Dirjen HaKI
untukdicatat di Daftar Umum Merek, apabila tidak dicatatkan tidak berakibat hukum
pada pihak ketiga.
b. Lisensi Demikian pula halnya, menurut ketentuan Pasal 43-48 UU No. 15 Tahun
2001, pemilik merekterdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian dan wajib dicatatkan keDirjen HaKI, di mana pemilik merek masih tetap
berhak menggunakannya dan memberikan lisensikepada pihak lainnya. Pemilik
merek terdaftar berhak terhadap royaltinya.
c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan
perdagangan diwajibkan memiliki Surat IzinPerusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat
izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjukkepada pengusaha untuk
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaankecil,
perusahaan menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil
perorangan . Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat
Permohonan Izin (SPI), yaitudaftar isian yang memuat perincian data perusahaan
pengusaha dan kegiatan usaha, dan pengusahajuga wajib membayar sejumlah uang
sebagai biaya administrasi .
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan.
Bagi pemilikperusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka ia harus
menunjukpenanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di
tempat SIUPditerbitkan.
1) Tata Cara dan Prosedur Mengajukan SIUP Pemilik/penanggung jawab perusahaan
harus mengisi dan menandatangani SPI dan melampirinyadengan dokumen-dokumen sebagai
berikut:
a. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan / Akte Notaris dan pengesahan dari Departemen
Kehakiman atau instansi yang berwenang bagi perusahaan berbadan hukum.
b. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan / Akte Notaris yang terdaftar pada Pengadilan
Negeri bagi perusahaan yang berbentuk persekutuan.
c. Salinan/copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah bila diwajibkan oleh
UU Gangguan/Hinder Ordonnantie (HO) dan bagi yang tidak disyaratkan cukup dengan Surat
Keterangan Tempat Usaha dari pejabat setempat.
d. Copy KTP pemilik pemilik/penanggung jawab perusahaan.
e. Pas foto dua lembar ukuran 3 x4 dari pemilik/pengurus perusahaan.
f. Copy bukti pembayaran Uang Jaminan dan Biaya Administrasi. No Golongan Usaha
Perdagangan Uang Jaminan Uang Administrasi
1. Perusahaan Dagang Kecil Rp 5.000 Rp 10.000
2. Perusahaan Dagang Menengah Rp 40.000 Rp 30.000
3. Perusahaan Dagang Besar Rp 70.000 Rp 60.000
Permohonan untuk mendapatkan SIUP , akan mendapat keputusan persetujuan atau
penolakandalam waktu selambat-lambatnya 7 hari terhitung mulai tanggal permohonan SIUP
diterima olehpejabat yang menangani perizinan untuk pulau Jawa dan Bali, dan 14 hari untuk
di luar Jawa dan Bali kecuali untuk daerah-daerah Riau Kepulauan, pedalaman Kalimantan
Tengah, Sulawesi Tengah, danIrian Jaya selambat-lambatnya 30 hari. Bahwa cepat atau
lambatnya pengajuan, penanganan, dan pengeluaran SIUP, dipengaruhi olehfaktor-faktor
prasarana dan sarana transportasi, komunikasi, serta keadaan alam dan geografi, makabatas
waktu pemberian persetujuan atau penolakan, atas permohonan izin usaha (SPI) ialah pejabat-
pejabat yang menangani perizinan diterapkan secara berbeda-beda untuk tempat-tempat di
pulau Jawadan Bali dengan daerah-daerah di luar pulau Jawa dan Bali, lebih-lebih untuk
daerah-daerah Riau,pedalaman-pedalaman Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Irian
Jaya.
Batas-batas waktutersebut terhitung mulai Surat Permohonan Izin Usaha (SPI) yang
dilampiri dengan dokumen-dokumenyang lengkap itu diterima secara resmi oleh pejabat yang
menangani perizinan. Bila permohonan SIUP ditolak, maka alasan-alasan penolakan
dijelaskan secara tertulis kepadapemohon oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk. Bagi
pemohon SIUP yang ditolak, diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan
kepadapejabat yang kedudukannya setingkat lebih tinggi dari pejabat yang menolak
permohonan tersebutselambat-lambanya 14 hari sejak diterimanya penolakan. SIUP dapat
diberikan secara otomatis pada perusahaan milik negara, koperasi, dan perusahaandagang
kecil golongan ekonomi lemah yang tidak berbentuk koperasi. Permohonan izin
usahaperdagangan yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan milik negara yang dibentuk
berdasarkanperaturan perundangan yang berlaku atau koperasi yang telah disahkan sebagai
badan hukum secaraotomatis diberikan SIUP dalam arti tidak ditolak.
2) Pembekuan dan Pencabutan SIUP SIUP dapat dibekukan dalam hal perusahaan yang
bersangkutan:
a. Sedang diperiksa di sidang pengadilan karena didakwa melakukan tindak pidana ekonomi
atau perbuatan lain yang berkaitan dengan kegiatan usahanya, yang didasarkan bukti adanya
pemeriksaan yang dikeluarkan oleh pengadilan.
b. Telah mendapat peringatan tertulis sebanyak tiga kali dari pejabat yang berwenang
menerbitkan SIUP karena melanggar ketentuan:
Tidak melaporkan mengenai penghentian kegiatan usahanya / penutupan perusahaannya,
termasuk kantor cabang / perwakilan perusahaan.
Tidak melaporkan pembukaan kantor cabang / perwakilan perusahaan.
Tidak memberikan data / informasi mengenai kegiatan usahanya sesuai ketentuan yang
berlaku.
Tidak memenuhi kewajiban pajak
kepada pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku yang didasarkan permintaan
tertulis dar Kantor Pelayanan Pajak setempat. Jangka waktu pembekuan SIUP paling lama
satu tahun, kecuali masih dalam proses pemeriksaanbadan peradilan. Pembekuan ini
dilakukan oleh Kepala Kanwil DepDag atau Kepala Kantor DepDagyang menerbitkan SIUP,
atau yang mewakili dengan menerbitkan SK. SIUP yang dibekukan dapat dicairkan apabila:
a. Perusahaan yang bersangkutan dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana ekonomi
sesuai keputusan badan peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Perusahaan yang bersangkutan telah mengindahkan teguran dan melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. SIUP dicabut apabila
perusahaan pemegangnya:
a. Telah dijatuhi hukuman oleh badan peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan perdagangan, yaitu:
Tidak memenuhi lagi persyaratan untuk memperoleh SIUP.
Menyalahgunakan SIUP yang menyimpang dari bidang usaha dan jenis kegiatan usaha yang
tercantum dalam SIUP-nya.
Melanggar larangan di bidang perdagangan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pencabutan SIUP dilaksanakan oleh Kepala Kanwil DepDag atau Kepala Kantor
DepDag yangmenerbitkan SIUP, atau yang mewakilinya dengan menerbitkan SK. Perusahaan
yang telah dicabutSIUP-nya dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh SIUP baru
setelah satu tahun sejaktanggal pencabutan dan apabila disetujui permohonannya tersebut,
diperlakukan sebagai perusahaanbaru.
Izin Usaha Industri (IUI) Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada
pula perusahaan industri. Sama halnyadengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri
pun juga harus memiliki surat izin yaitu SuratIzin Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan
industri baru atau perluasan wajib memperoleh IUI. Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap
Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada perusahaanindustri untuk dapat langsung
melakukan persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan /instalasi peralatan
dan lain-lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUIberlaku
untuk seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi. Adapun IUI
terdiri atas:
a. Izin Tetap, yaitu yang diberikan kepada perusahaan industri yang telah siap berproduksi
secara komersial.
b. Izin Perluasan, yaitu yang diberikan kepada perusahaan industri yang melakukan
penambahan kapasitas produksi dan/atau penambahan jenis industri atau komoditi yang
diizinkan.
1) Pengajuan Permohonan dan Pemberian IUI
a. Persetujuan Prinsip Persetujuan prinsip adalah surat yang diberikan kepada perusahaan
industri untuk melakukan persiapan-persiapan dalam rangka pembangunan pabrik dan sarana
produksi sebelum melaksanakan produksi komersial.
Permohonan Persetujuan Prinsip yang wewenang pemberiannya izin
usahanyadilimpahkan oleh Menteri kepada Dirjen Pajak atau Ka Kanwil Departemen
Perindustrian,diajukan langsung oleh pemohon kepada Dirjen atau Ka Kanwil Departemen
Perindustrianyang bersangkutan. Setelah permohonan tersebut diterima, dalam 14 hari kerja
pihak yang bersangkutan akanmengeluarkan Persetujuan Prinsip yang dimaksud atau
menolaknya. Persetujuan Prinsiptersebut:
Dapat diubah sesuai dengan permohonan dari yang bersangkutan
Berlaku selama jangka waktu tiga tahun, dapat diperpanjang oleh pejabat yang memperoleh
pelimpahan kewenangan dari Menteri Perindustrian untuk mengeluarkan IUI.
Batal dengan sendirinya apabila selambat-lambatnya tiga tahun, pemohon tidak
melaksanakan kegiatan pembangunan fisik pabrik. Dalam melaksanakan Persetujuan Prinsip,
pengusaha harus menyampaikan informasikemajuan pembangunan proyeknya setiap satu
tahun sekali, paling lambat tanggal 31 Januaripada tahun berikutnya.
b. Izin Tetap Permohonan Izin Tetap bagi jenis industri yang wewenang pemberian IUI-
nyadilimpahkan oleh Menteri kepada Dirjen atau Ka Kanwil Departemen Perindustrian
makapermohonan tersebut diajukan langsung oleh pemohon kepada pihak yang bersangkutan.
Dalamhal pembangunan fisik pabrik telah selesai dan siap melaksanakan kegiatan
berproduksikomersial, perusahaan wajib mengajukan permohonan Izin Tetap kepada pihak
yangbersangkutan. Selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak penerimaan permohonan, akan
dilakukanpemeriksaan ke lokasi guna memastikan kesiapan pabrik untuk berproduksi
komersial. Hasilpemeriksaan tersebut akan dilaporkan kepada pihak yang bersangkutan
selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah pemeriksaan. Dalam hal pemeriksaan tersebut di atas
tidak dilaksanakan, pemohon yang bersangkutan dapat membuat surat pernyataan siap
berproduksi komersial kepada pihak yang bersangkutan. Dalam jangka waktu 14 ahri kerja
sejak penerimaan laporan hasil pemeriksaan dimaksud di atas ataupun pernyataan bahwa
pemeriksaan tidak dilaksanakan tersebut di atas, pihak yang bersangkutan megeluarkan
IzinTetap atau menundanya dengan pernyataan tertulis berdasarkan pertimbangan belum
siapnya pabrik berproduksi secara komersial.
c. Izin Perluasan Perusahaan yang telah meiliki Izin Tetap, wajib memiliki Izin Perluasan
apabila:
Melakukan kegiatan penambahan kapasitas produksi di atas 30% dari kapasitas terpasang
yang telah diizinkan di luar jenis industri yang bersangkutan.
Melakukan perluasan dan atau diversifikasi produk di luar jenis industri yang bersangkutan ,
sepanjang jenis atau komoditi industri tersebut tidak termasuk dalam daftar bidang usaha yang
tertutup bagi penanaman modal. Permohonan Izin Perluasan disampaikan langsung oleh
direksi perusahaan ke Dirjen Departemen Perindustrian . jika berhalangan, pemohon dapat
menguasakan kepada pihak lain yang disertai dengan surat kuasa asli. Permohonan tersebut
akan diproses maksimal dalam waktu tiga hari kerja. Pencabutan IUIIUI dapat dicabut dalam
hal:
a. Melakukan perluasan tanpa memiliki Izin Perluasan Industri
b. Tidak menyampaikan informasi industri secara berturut-turut tiga kali atau dengan sengaja
menyampaikan informasi yang tidak benar
c. Melakukan pemindahan lokasi usaha tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat
yang diberi kewenangan d. Melakukan pemindahtanganan hak atas IUI tanpa persetujuan
tertulis dari Menteri atau pejabat yang diberi kewenangan Pencabutan IUI dilakukan setelah
dikeluarkan:
a. Peringatan secara tertulis kepada yang bersangkutan sebanyak tiga kali berturut-turut
dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan
b. Membekukan IUI ntuk jangka waktu enam bulan sejak dikeluarkan Penetapan Pembekuan
kegiatan usaha industri .
pembekuan dapat dicairkan kembali apabila perusahaan yang bersangkutan
melakukan perbaikan selama masa pembekuan tersebut. Terhadap pencabuatn IUI,
perusahaan dapat mengajukan banding kepada Menteri atau Dirjenynag bersangkutan dalam
jangka waktu 30 hari sejak diterimanya Surat Pencabutan IUI. Dan pihaktersebut dapat
menerima atau menlak permohonan banding dalam jangka waktu 30 hari kerja
sejakditerimanya permohonan banding tersebut.
Manfaat Legalitas Perusahaan Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas
perusahaan, amka akan diperolehbeberapa manfaat diantaranya:
1. Sarana perlindungan hukum Seorang pengusaha yang telah melegalkan perusahaannya
akan terhidar dari tindakan pembokaran atau penertiban dari pihak berwajib, sehingga
memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan usahanya
2. Sarana Promosi Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak
langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3. Bukti kepatuhan terhadap hukum Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan
bahwa pengusaha telah mematuhi aturanhukum yang berlaku, secara tidak langsung ia telah
menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
4. Mempermudah mendapatkan suatu proyek Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa
perusahaan harus memiliki dokumen-dokumenhukum yang menyatakan pelegalan perusahaan
tersebut. Sehingga hal ini sangat penting nantinyauntuk sarana pengembangan usaha.
5. Mempermudah pengembangan usaha Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana
yang cukup besar untuk merealisasikannya.Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan
proses peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen legalitas ini akan menjadi
salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan industri,


dalammenjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu legalitas demi
keberlangsungan perusahaantersebut. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan bermacam-macam
disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan perusahaan tersebut, diantaranya Nama
Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP), dan Izin Usaha Industri (IUI).
Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka akan didapat
beberapamanfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari tindakan hukum yang berhubungan
dengan masalahperizinan, dalam hal promosi produk, dalam hal bukti kepatuhan terhadap
hukum, dalam halpermudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal permudahan mendapatkan
pinjaman dana unutkperluasan perusahaan maupun kegiatan lainnya.
2. Saran

Maka dari itu, berdasarkan ketentuan dari pemerintah dan keuntungan-keuntungan


yang diperolehnantinya, seorang pengusaha harus mengurus legalitas perusahaannya. Dengan
proses yang tidakterlalu rumit dan biaya yang tidak terlalu besar, pengusaha sudah
mendapatkan jaminankeberlangsungan perusahaannya. Justru jika pelegalan itu tidak diurus,
nantinya pengusaha itu sendiriyang akan mendapatkan kesulitan dalam kegiatan usahanya.
Selain merasa terancam dengan penertibanoleh pihak berwajib, mereka juga akan eksulitan
mengembangkan usahanya menuju ke arah yang lebihbaik.

Anda mungkin juga menyukai