Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan
jumlah pulau lebih dari 17.000. Jumlah yang besar ini mengindikasikan pula
kekayaan biodiversity yang dipunyai Indonesia. Dalam buku yang dikeluarkan
Conservation International : Megadiversity : Earths Biologically Wealthiest
Nations (1998) disebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dalam hal
keanekaragaman hayati. Namun eksplioitasi berlebihan pada sumberdaya hayati
sekarang ini menjadi isu kritis, dan menjadi masalah dari manajemen biodiversiti.
Isu terakhir yang banyak menyita perhatian adalah kerusakan terumbu karang
(coral reef), karena perannya yang sentral dalam ekosistem laut.
Dengan panjang pantai 81.000 km indonesia bisa dikatakan negara yang
memiliki paling banyak ragam terumbu karang di kawasan Asia Pasifik. Dari hasil
penelitian P3O-LIPI sudah berhasil diidentifikasi 354 tipe dan 75 famili terumbu
karang. Terumbu karang mempunyai peran penting. Dengan keberadaannya,
pantai dan desa-desa yang terletak di dekat pantai terlindungi dari hantaman
ombak. Terumbu karang juga merupakan komponen penting untuk bermacam-
macam produk manufaktur, seperti farmasi, kesehatan dan industri pangan. Juga
untuk turisme, variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan dalam bentuk
yang memikat merupakan atraksi tersendiri untuk orang-orang asing maupun turis
domestik, sebagaimana misalnya di Maluku dan Sulawesi Utara. Adapun yang
jarang diketahui orang adalah kemampuan terumbu karang dalam memproduksi
oksigen sebagaimana hutan di daratan.
Dengan banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah swt, laut adalah
salah satu nikmat yang paling besar yang Allah berikan karena di dalamnya
terdapat banyak sekali manfaat, dan kapal adalah salah satu transportasi pokok
dan alat pengeksplorasi laut yang paling banyak memiliki peran. Dengan
penalaran dalil-dalil dalam Al-Quran banyak sekali ilmu kapal yang di dapat dari
ayat-ayat Allah Swt.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian Kapal menurut bahasa dan Al-Quran?
2) Bagaimana pelayaran kapal dan perkembangan sistem
penggeraknya dalam ayat-ayat Al-Quran?
3) Bagaimanakah pemanfaatan laut menggunakan metode
perkapalan?

1.3 Tujuan
1) Menjelaskan semua yang tertera pada rumusan masalah.
2) Melengkapi tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.
1.4 Manfaat
1) Memberikan kita wawasan baru tentang perkapalan dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kapal Menurut Bahasa dan Menurut Al-Quran


Menurut bahasa Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan
barang di laut (sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.
Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat
yang lebih kecil.
Menurut pasal 309 ayat (1) KUHD, kapal adalah semua alat berlayar,
apapun nama dan sifatnya. Termasuk didalamnya adalah : kapal karam, mesin
pengeruk lumpur, mesin penyedot pasir, dan alat pengangkut terapung lainnya.
Meskipun nebda-benda tersebut tidak dapat bergerak dengan kekuatannya sendiri,
namun dapat digolongkan kedalam alat berlayar karena dapat
terapung/mengapung dan bergerak di air.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan
dnegan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,
termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
pindah.
Sementara menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, terdapat beberapa pengertian tentang kapal, yaitu : Kapal Perikanan
ialah kapal, perahu, atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk melakukan
penangkapan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian/eksplorasi perikanan.
Dari semua pengertian kapal di atas bisa di simpulkan bahwa kapal benda
terapung yang berada di atas air laut yang d gunakan untuk kepentingan umum
seperti penumpang dan pengangkut barang dan jasa. Nah, jauh sebelum bebarapa
ribu tahun yang lalu kapal ini sudah ada yaitu pada zaman nabi Nuh AS. Sejarah
ini telah di sebutkan dalam Al-Quran sejak lama diantaranya yaitu dalam Q.S.
Hud: 37 38.

Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami ,
dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang zalim itu ,
sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah dia (Nuh)
membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan mendekatinya, mereka
mengejeknya. Dia(Nuh) berkata, Jika kamu mengejek kami, kami pun akan
mengejekmu sebagaimana kamu mengejek kami.

Dalam Al-Quran di jelaskan menggunakan kata bahtera, bahtera ini dapat


berarti suatu kapal kayu yang sangat besar. Di dalam Al-Quran bahkan sudah
dijelaskan tentang bahan utama pembuatan kapal pada awalnya. Jadi kapal
menurut bahasa dan menurut Al-Quran itu sama tapi Al-Quraan sudah
menjelaskan pengertian lebih khusus lagi dengan menggunakan kata bahtera yang
memiliki makana yang sangat khusus dari pada arti kata kapal itu sendiri.
Sebenarnya Al-Quran lah satu-satunya kitab yang menceritakan dan menyatakan
semua fakta tentang alam yang tidak bisa dijelaskan oleh pikiran manusia namun
bisa diterima oleh logika yang tinggi. Dalam Al-Quran juga di jelaskan bahwa
kapal ini berjalan dilautan, para ahli tafsir mendapatkan bahwa kata berjalan ini
berarti terapung atau tidak tenggelam dan bergerak. Tidak semua benda terapung
di laut, ingat hokum Archimedes ada benda yang terapung, ada benda yang
melayang dan ada benda yang terapung. Dan syarat kapal adalah terapung sesuai
dengan yang di jelaskan dalam Al-Quran yaitu berjalan(terapung).
2. Pelayaran Kapal dan Sistem Penggerak Kapal Dalam Al-Quran
Dalam perspektif Al-Quran kapal dan sistem perkapalannya sudah
dijelaskan dengan sangat jelas. Dalam bahas Al-Quran, berjalannya kapal adalah
akibat di gerakkan oleh Allah Swt. Pertanyaanya bagaimana Allah melakukan itu
semua? Dalam sudut pandang alam, tindakan Allah ini di mediasi oleh medium
apa dan dengan mekanisme bagaimana? Dan Al-Quran menjelaskan bahwasanya
kapal bergerak karena faktor utamanya adalah karena tiupan angin.
Q.S. Yunus : 22

Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (dan
berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam kapal, dan
meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang di dalamnya)
dengan tiupan angina yang baik, dan mereka bergembira karenanya. (Q.S. Yunus
: 22)

Memang dalam sejarah media berlayar kapal yang paling pertama adalah
dengan menggunakan tenaga angin karena waktu itu belum ada alat-alat canggih
seperti sekarang yang sudah menggunakan berbagai macam tenaga penggerak
baik itu dari tenaga dayung, mesin, uap, batu bara dan bahkan yang di
kembangkan sekarang adalah kapal dengan tenaga nuklir. Dalam
perkembangannya mesin kapal sudah banyak melalui perkembangan teknologi
mesin agar efisiensi mesin bisa semakin meningkat walaupun tidak mungkin
menjadi 100%. Berikut adalah perkembangannya:
1. Reciprocating Steam Engine
mendominasi dunia ship propulsion (sistem penggerak kapal) hingga sekitar
tahun 1910-an. Keunggulannya adalah terletak pada pengaturan beban, khususnya
untuk arah reversed (arah mundur) yang mana Reciprocating Steam Engine
memberikan kemudahan serta lebih efisien pada range kecepatan rotasi tertentu
agar match dengan kinerja screw propeller. Kelemahannya Reciprocating Steam
Engine adalah pada instalasinya yang relatif berat, kebutuhan space yang besar,
output power per cylinder-nya masih sangat terbatas. Selain itu, Steam tidak dapat
bekerja secara efektif pada tekanan relatif rendah. Serta kebutuhan fuel
consumption yang tinggi, sebagai gambaran bahwa untuk triple-expansion engine
maka memerlukan superheated steam yang mengkonsumsi bahan bakar (oil)
hingga 0.70 kg per kWh.
gambar steam engine mesin penggerak kapal

gambar steam engine


gambar steam engine

gambar steam engine 2


2. Marine (Steam) Turbines
mesin penggerak kapal yang pertama diinstal oleh Sir Charles Parsons ke kapal
Turbinia pada tahun 1894, dengan kecepatan mencapai 34 knots.Kemudian
turbines mengalami kemajuan pesat hingga pada tahun 1906, yang mana
diaplikasikan sebagai tenaga penggerak untuk kapal perang HMS. Dreadnought
dan kapal Atlantic Liner Mauretania. Kebutuhan bahan bakar (fuel
consumption) secara rata-rata untuk suatu Large Turbine adalah 0.30 kg per kWh.
Namun demikian, keunggulan segi ekonomis tersebut mengalami suatu tantangan
dari sisi Non-reversible dan Rotational Speed, yang mana memerlukan
pertimbangan teknis lebih lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya
reversing turbines yang secara terpisah diinstal ke sistem. Sementara itu untuk
mengatasi rotational speed-nya yang relatif tinggi, maka diperlukan adanya
mechanical geared untuk menurunkan putaran output turbines khususnya untuk
alat gerak kapal berjenis screw propeller, sehingga hal itu menyebabkan terjadinya
power loss berkisar 2 hingga 4 persen. Penurunan putaran turbines (rpm) ke
propeller shaft (poros propeller), dapat juga diatasi dengan merancang electric
driven, yaitu dengan meng-couple secara langsung antara turbine dengan
generator yang mana keduanya sama-sama memiliki operasional yang lebih
efisien bila dalam kondisi putaran tinggi.
ini dia gambar marine (steam) engine.

gambar marine (steam) turbines

Kemudian, generator men-supply listrik ke electric motor yang dihubungkan


dengan poros propeller. Hal ini memberikan kelonggaran pada masalah lay-out
engine room yang mana pengaruh hubungan poros secara langsung dari turbine ke
propulsor dapat dieleminasi. Turbo-electric Drive juga memberikan keuntungan
terhadap pengurangan untuk reversed gear mechanism serta fleksibilitas dalam
operasinya. Namun demikian, power loss akibat transmisi tenaga serta investment
perlu dipertimbangkan.

3. Internal Combustion Engines (diesel engine)


mesin penggerak kapal yang digunakan dalam propulsi kapal, pada umumnya
adalah Reciprocating engines yang beroperasi dengan prinsip-prinsip diesel
(compression ignation) yang mana kemudian dikenal dengan nama Diesel
Engines. Berbagai ukuran untuk Diesel Engines ini kemudian dibuat, mulai dari
kebutuhan untuk pleasure boats hingga ke modern supertankers dan passenger
liners. Engine ini dapat dikembangkan hingga memberikan lebih dari 2500 kW
per cylinder, maka output power bisa mencapai 30,000 kW untuk 12 cylinders
(40,200 HP). Torsi yang diproduksi oleh Diesel Engine, adalah dibatasi oleh
maximum pressure dari masing-masing silinder-nya. Sehingga, ketika engine
memproduksi maximum torque, maka artinya, maximum power hanya dapat
dicapai pada kondisi maximum RPM. Diesel Engine secara konsekuensi, mungkin
memproduksi power sedemikian hingga proporsional dengan RPM untuk masing-
masing throttle setting-nya. Pembatasan ini kemudian menyebabkan masalah
tersendiri didalam melakukan matching antara Diesel Engine dan Propeller.
contoh gambar diesel engine kapal ukuran kecil

gambar diesel engine kapal

4. Gas Turbine;
mesin penggerak kapal ini juga telah dikembangkan dalam dunia ship propulsion
yangmana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses udara yang dikompresikan,
dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memutar turbine. Gas
turbine umumnya diaplikasikan pada dunia kedirgantaraan, dan perkembangannya
sangat tergantung pada teknologi metal yang mampu menahan terhadap tekanan
dan temperatur yang tinggi. Keunggulan dari gas turbine ini terletak pada ukuran
dan kapasitas power yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak
lainnya.
contoh gambar gas turbin kapal ukuran kecil
gambar gas turbin kapal
Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi full load sangat cepat, yaitu
berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbine sangat jarang
dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan
investasinya yang relatif mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapal-
kapal perang jenis, frigates; destroyers; patrol crafts; dsb. Instalasinya pun
kadang merupakan kombinasi dengan tipe permesinan yang lainnya, yakni :
Diesel engines.

Beragam macam dari tipe marine engines, tidak semuanya di-rate pada basis yang
sama. Sebagai misal, Steam Reciprocating Engines selalu di-rate dalam bentuk
Indicated Power (PI ); Internal Combustion Engines dalam bentuk Indicated
Power, atau juga, Brake Power (PB ); dan Turbine dalam bentuk Shaft Power (PS
). Bentuk Horse Power masih tetap digunakan sampai saat ini, dimana untuk 1 HP
= 0.7457 kW, sedangkan dalam English units 1 HP = 550 ft-lb per sec. Indicated
Power diukur di dalam cylinders, yang artinya, ada suatu instruments yang
bertugas merekam secara kontinu tekanan uap atau gas.
3. Manfaat Laut Yang Didukung Perkapalan Dalam Al-Quran
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari laut itu sendiri, allah sudah
menjanjikan itu untuk ummat manusia dalam Al-Quran. Seperti yang tertera
dalam Q.S. Al Fathir [35] :

Artinya: Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum
dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat
memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat
kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar
membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu
bersyukur.

Dengan menggunakan perkapalan pemanfaatan wilyah laut bisa menjadi


lebih terpenuhi. Adapun pemanfaatan laut yang di dukung perkapalan adalah
sebagai berikut :
A. Sarana Transportasi
Manfaat laut untuk kepentingan transportasi ini sudah dijelaskan dalam
dan
firman-Nya di surat al Baqarah ayat 164;
kapal-kapal yang berlayar di lautan dengan membawa apa yang bermanfaat bagi
manusia. Dengan segala bentuk aktivitas para nelayan dan mungkin juga dari
angkatan perang yang memanfaatkan jalur ini tentu harus dalam koridor
senantiasa untuk melakukan inovasi-inovasi agar lebih maju baik dari segi
peralatan dan sarana pendukung agar mampu menundukkan segenap bencana
yang ada di laut apakah itu badai, kehilangan arah dan tidak adanya angin yang
membuat kapal-kapal konvensional berhenti tidak mampu bergerak, Allah juga
berfirman:
Dan di

antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai
pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-
Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya. Itulah mengapa kita
senantiasa dimaklumkan oleh Allah untuk senantisa memikirkan kondisi alam
yang demikian menakjubkan ini, di mana semua harapan inovasi ini hanya akan
bisa dilakukan bagi mereka yang mau memikirkannya.
Sebagai jalur transportasi laut yang mengantarkan manusia kemana yang
dia mau, dari satu negeri ke negeri lain, dari satu pulau ke pulau lain; dengan
berbagai kepentingannya apakah sebagai transportasi perang, perdagangan, atau
ekspedisi biasa. Hal ini tidak akan bisa ada tanpa rahmat-Nya yang menundukkan
kapal-kapal yang berlayar itu dan juga laut dengan segalam gejala alam yang
melingkupinya.

B. Lahan Eksploitasi di Dalamnya


1. Sumber Hayati
Inilah keistimewaan agama Islam yang telah begitu sempurna memberikan
ajarannya kepada para pemeluknya dengan memberikan hukuman halal bagi
segenap hewan-hewan laut baik yang masih hidup dalam proses penangkapan atau
pun sudah mati ketika ditangkap.
Bisa dibayangkan laut yang mempunyai prosentasi 70% dibandingkan
dengan daratan, tentu keanekaragaman hayatinya jauh lebih banyak dibandingkan
dengan daratan, kemudian akan dilabeli haram tentu akan sangat menyusahkan
manusia yang akan memanfaatkan kekayaan yang terkandung di dalamnya.
a. Hewan-hewan Laut
Dalam konteks Indonesia jenis Fauna yang ada di lautan Indonesia
sungguh sangat luar biasa banyaknya, apalagi untuk kawasan timur Indonesia.
Jenis ikan yang ada di Indonesia ratusan bahkan ribuan spesies. Tentu sangat
besar kemanfaatannya jika dikelola dengan baik dan tanpa eksploitasi yang tidak
bertanggung jawab.
Betapa dengan perairan yang dimiliki bangsa ini, sudah dapat diduga
dengan kurang optimalnya pengamanan akan memberikan implikasi banyaknya
pencurian kekayaan kita oleh orang-orang luar Indonesia, lihat tabel.
Memang kepemilikan menurut Islam; utamanya masalah air (baca: laut
dan kandungan di dalamnya) ini tentu milik umum, sehingga tiap individu dapat
memanfaatkannya namun kita harus menyerahkan urusan pengelolaannya kepada
negara agar dapat dijaga adanya monopoli di antara anggota masyarakatnya.
b. Flora
Rumput laut adalah tumbuhan yang paling populer di antara kita karena
kita sudah lama memanfaatkan ini. Namun tentu masih banyak tumbuhan-
tumbuhan lain yang ada di dalam laut yang menantang kita untuk
memanfaatkannya. Taman Bawah Laut Bunaken di laut Sulawesi adalah satu di
antara sekian banyak komunitas bawah laut yang dapat dinikmati dan memberikan
income bagi para pengelola; Pemda dan juga untuk warga sekitar dengan
memberikan pelayanan jasa boga atau tempat peristirahatan.

2. Sumber non Hayati


Barang-barang tambang seperti emas, perak dan logam-logam lainnya
tentu bukan tidak mungkin juga terdapat di dalam laut, sebagaimana sudah
dieksplorasi dan dieksploitasi barang-barang tambang lainnya di daratan,
dan
sebagaimana firman-Nya : " kamu dapat mengeluarkan
perhiasan yang dapat kamu memakainya.
Bahan bakar minyak adalah sumber langka yang walaupun termasuk
dalam golongan sumber alam yang tidak mampu untuk diperbaharui namun tidak
dapat dipungkiri sumber cadangannya juga cukup besar dan berada dilepas
pantai.
dan laut yang di yang
Allah mengisyaratkan ini dengan ayatnya:
menyala, mungkin karena kandungan minyak yang ada di dalamnya yang sangat
besar sehingga nantinya akan mengakibatkan ledakan besar dari bahan bakar ini
pada saatnya, wallahu alam.
Merupakan tugas para insinyur dan para ahli serta negara dalam melaksanakan
eksplorasi setiap saat dan senantiasa dikembangkan demi kesejahteraan yang
merata.

C. Nelayan
Apa yang telah dipaparkan di muka tentang kelautan tidak bisa dilepaskan dari
kata nelayan[19], kelompok masyarakat yang senantiasa dikaitkan dengan
masalah kemiskinan.
Bermukim dekat laut dengan beragam jenis ikan dan sumber daya kelautan
lainnya selama ini tidak membuat masyarakat pesisir hidup berkecukupan. Justru
kemelaratanlah yang begitu akrab dengan kehidupan sebagian besar mereka.
Kemiskinan memang dialami sekitar 90 persen atau 119 juta penduduk yang
tinggal di wilayah pantai. Jumlah masyarakat pesisir ini mencapai 60 persen dari
penduduk Indonesia. Sementara kalau dilihat dari potensi bangsa Indonesia ini,
tentu sangat ironis terjadi hal yang demikian, tentu ada hal yang salah dalam
pengaturan semua ini.
Sebut misalnya Riau, yang meski tergolong provinsi terkaya di Indonesia,
42 persen penduduknya berada di bawah garis kemiskinan. Mereka itu umumnya
adalah masyarakat pesisir. Ini seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Perikanan
dan Kelautan Provinsi Riau Prof Dr Tengku Dahril dalam kunjungan kerja
Direktur Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Prof Dr Widi Agus Pratikto.
Segala sumber tambang dan kekayaan laut di Indonesia harus dilindungi agar
mampu memberikan kemanfaatan yang merata dan memberiakan kesejahteraan
bagi penduduknya. Walaupun sebagai mana diungkapkan di atas laut dan
kekayaannya adalah milik umum namun harus ada campur tangan pemerintah
untuk mengatur ini. Sehingga prakteknya, kepemilikan umum ini dikelola oleh
negara, dan hasilnya (keuntungannya) dikembalikan kepada masyarakat. Bisa
dalam bentuk harga yang murah, atau bahkan gratis, dan lain-lain. Adanya
pengaturan kepemilikan umum semacam ini, jelas menjadikan aset-aset startegis
masyakat dapat dinikmati bersama-sama. Tidak dimonopoli oleh seseorang atau
sekelompok orang, sehingga yang lain tidak memperoleh apa-apa; sebagaimana
yang tejadi dalam sistem kapitalis.

Dari pemaparan diatas pemanfaatn laut itu sangat bergantung erat dengan
yang namanya perkapalan. Contoh, dalam transportasi laut. kendaraan yang paling
utama dan tidak ada yang lain lagi di gunakana selain kapal. Dengan jenis kapal
yang masing-masing mempunyai fungsi sesuai dengan muatannya. Kemudian
contoh lain adalah dalam eksplorasi laut seperti tambang dan minyak bumi itu
semua membutuhkan yang namanya kapal untuk mengangkut bahan mentah dari
tengah laut menuju daratan untuk di proses selanjutnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah telah mengukirkan sebuah masa depan terutamanya dalam
perkapalan. Kapal adalah salah satu alat transporatsi yang secara khusus
disebutkan dalam Al-Quran dan memiliki fungsi yang sangat besar bagi umat
manusia. Dalam pemanfaatan sumber daya alam baik darat maupun laut kapal
adalah transportasi vital. Dengan melihat paparan al-Quran di atas dapat kita
simpulkan bahwa Islam telah memberikan gambaran secara jelas bahwa Kapal
memberikan kemanfaatan yang luar biasa besar. Semua yang terkandung di
dalamnya adalah untuk manusia agar digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran manusia.
Terma yang digunakan dalam al Quran untuk menggambarkan kapal
cukup beragam, sementara untuk yang terkait dengan eksplorasi dan eksploitasi
dapat memberikan gambaran kepada kita akan sunber yang ada di dalamnya.
Adalah sebuah kewajiban untuk memakmurkan dunia dan seisinya, semua
yang dilakukan agar difokuskan untuk mencoba mensyukuri segenap nikmat-
nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, 2012. Nalar Ayat-Ayat Semesta. Jakarta: Mizan

http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/02/pengenalan-mesin-penggerak-
kapal.html

http://shareandcare123.blogspot.com/2015/08/makalah-pemanfaatan-kelautan-
dalam.html

http://sarapanseharihari.blogspot.co.id/2014/04/perikanan-dalam-perspektif-
islam.html

http://al-qurandantafsir.blogspot.co.id/2010/11/pemanfaatan-kelautan-dalam-
perspektif.html

Anda mungkin juga menyukai