Pekerjaan Lapangan II
Modul Pengauditan Internal
Disusun oleh :
Ridah Alawiah Rahman
A31114315
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul untuk mata kuliah Pengauditan Internal
ini.
Tidak lupa penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak-
pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian modul ini. Harapan penyusun semoga
modul ini dapat menambah pengetahuan dan berguna bagi pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun, maka disadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam modul ini, Oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.0
KATA PENGANTAR...1
DAFTAR ISI.2
BAGIAN II PENDAHULUAN5
BAGIAN IV - LATIHAN...21
BAGIAN V RANGKUMAN...22
2
BAGIAN I
C. SASARAN BELAJAR :
Dapat memahami materi berikut:
1. Gambaran Umum Audit Internal
2. Model-Model Internal Control
3. Strategi Penentuan Risiko
4. Survey Pendahuluan
5. Program Audit
6. Pekerjaan Lapangan I
7. Pekerjaan Lapangan II
8. Temuan Audit
9. Kertas Kerja Audit
10. Sampling Audit
3
11. Metode Analisis
12. Audit System Informasi
13. Laporan Audit Internal
14. Laporan Untuk Manajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.
D. URUTAN PENYAJIAN :
1. Gambaran Umum Audit Internal
2. Model-Model Internal Control
3. Strategi Penentuan Risiko
4. Survey Pendahuluan
5. Program Audit
6. Pekerjaan Lapangan I
7. Pekerjaan Lapangan II
8. Temuan Audit
9. Kertas Kerja Audit
10. Sampling Audit
11. Metode Analisis
12. Audit System Informasi
13. Laporan Audit Internal
14. Laporan Untuk Manajemen Eksekutif dan Dewan Komisaris.
4
BAGIAN II
PENDAHULUAN
D. Urutan pembahasan
1. Teknik-teknik audit internal
2. Audit fungsional
3. Audit operasional
4. Audit terintegrasi (keuangan, kinerja, dan system informasi)
5. Bukti audit (bukti fisik pengakuan, dokumentasi, dan hasil analitis)
5
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN
a. Audit Fungsional
Audit fungsional (functional audit) adalah audit yang mengikuti proses dari
awal hingga akhir, melintasi lini organisai. Audit ini bertujuan untuk menentukan
seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja
sama.
Audit fungsional memiliki kesulitan khusus karena luas dan cakupannya. Audit
fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit atas:
6
Formulasi anggaran.
Dalam melakukan audit fungsional, dan audit jenis lainnya, auditor internal
harus selalu menyadari apa yang diharapkan oleh manajemen senior dari auditor
internal. Setiap organisasi diarahkan dan dipimpin oleh keputusan manajemen.
Keputusan yang baik tergantung keputusan yang tepat.
Dalam semua auditnya, auditor internal, sebagai konsultan sekaligus mitra bagi
manajemen, harus mengevaluasi informasi yang menjadi pengambilan dasar
pengambilan keputusan oleh manajemen dan memastikan bahwa sistem kontrol
berfungsi seperti yang diinginkan.
Memiliki sifat bersungguh sungguh, penuh intgegritas, dan rendah hati dalam
melakukan semua penugasan audit.
7
Oleh karena itu auditor tertarik pada seberapa baik manajer organisasi memenuhi
tujuan organisasi dengan sumber daya yang ada.
Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai operasi dan fungsi,
auditor disarankan untuk menetukan seberapa baik manajemen melakukan
pengelolaan, seberapa baik transaksi yang mengalir atau mengucur melalui saluran
pipa organisasi. Tolak ukur audit atau standar yang diterapkan pada operasi
organisasi dibangun dari elemen elemen yang membentuk kontrol adiministratif
yang dapat diterima.
8
Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi. Organisasi - organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi - organisasi
yang lain munkin tidak merasakan hal yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari
berbagai penyebab. Beberapa diantaranya adalah:
Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan
berbiaya tinggi.
Konsultan luar biasanya mengenakan tarif yang sangat mahal, yang dalam
banyak kasus, akan melebihi biaya memberdayakan orang - orang berbakat yang
telah dimiliki organisasi
9
Apa saja fakta-fakta yang relevan? (data, proses, sistem, kebijakan, organisasi,
orang-orang yang ada, masa lalu, masa kini, kemungkinan di masa datang).
Apa solusi yang mungkin? (alternatif yang ada, biaya, jawaban atas masalah
lokal organisasi yang terpengaruh).
10
Evaluasi - memastikan nilai sesuatu dengan membandingkan antara pencapaian
dengan standar atas tujuan.
Evaluasi program - secara umum, mengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait
dengan sumber daya yang digunakan, dan atas itu, apakah tujuan-tujuan program
telah layak dan sesuai.
Intinya, auditor internal ingin menetukan tiga hal dalam audit atas program.
Dalam sektor swasta pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan
keuntungan. Dalam sektor publik auditor internal memperhatikan:
Keluaran
Keluaran mencakup hal-hal seperti jasa yang diberikan, barang yang diproduksi,
dan biaya, dan bantuan yang diberikan. Misalnya siswa siswa yang diajar,
kasus kasus yang diproses.
Dampak
Jelaslah bahwa tujuan, sasaran dan standar harus diidentifikasi cukup spesifik
dalam penelaahan program jika tidak auditor tidak memiliki alat untuk mengukur
11
dan hasil audit berupa opini akan dipertentangkan. Tujuan, sasaran dan standar tidak
mudah diidentifikasi bila:
Tujuan tujuan saling tumpah tindih atau saling tergantung satu sama lain.
Orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan sasaran, atau standar
tidak benar benar memahaminya.
Maksud yang tampak dari manajemen, dewan komisaris atau badan pembuat UU
tidak diikuti.
3. AUDIT TERINTEGRASI
Konsep integrasi bisa luas dan mencakup aspek-aspek seperti penyediaan audit
yang berlaku sebagai:
Pelaksanaan audit tetap tahap varians dari koperasi klien yang biasanya akan
diaudit secara terpisah.
- Audit keuangan.
- Audit kinerja.
12
- Audit sistem informasi.
Keahlian yang dimiliki staf atau yang tersedia melalui sumber-sumber luar.
4. AUDIT KONTRAK
Kontrak kontruksi atau operasi sering melibatkan uang dalam jumlah besar. Kontrak
kontruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi. Kontrak operasi bisa
memberikan jasa ataupun operasi terprogram.
Pada kontrak lump sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan
dengan harga tetap. Kadang kontrak mengandung klausul kenaikan, kemajuan
pembayaran, ketentuan insentif, dan penyesuaian atas biaya pekerjaan
alapangan, jika biaya melebihi yang disepakati biaya tambahan akan ditanggung
oleh organisasi.
Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek kontruksi atau operasi, karena
banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek ini. Kontrak-kontrak cost-plus
tidak membutuhkan perlindungan atas ketidakpastian. Biaya-biaya tak terduga
bisa dimintakan penggantian sejumlah biaya ditambah tarif tetap atau biaya
ditambah tarif berdasarkan persentase biaya. Jenis penggantian banyak dihindari
organisasi karena adanya motivasi untuk menaikkan biaya sehingga
13
meningkatkan tarif. Beberapa kontrak cost-plus memberikan baiaya maksimum
dan memisahkan setiap penghematan yang bisa dilakukan.
Berguna jika suatu proyek membutuhkan pekejaan yang seragam dalam jumlah
yang besar.
Semua bentuk kontrak ini, khususnya jenis cost-plus bisa memperoleh manfaat
dari pengawasan audit. Audit internal seharusnya tidak menungu sampai proyek
dijalankan untuk melindungi kepentingan organisasi mereka.
Berikut beberapa risiko dan bidang risiko dalam perjanjian kontrak yang harus
diperhatikan auditor internal:
14
Penggunaan buruh yang berlebihan.
Tidak ada upaya untuk mendapatkan harga terbaik untuk bahan baku dan
peralatan.
Tagihan di atas jumlah yang dibayar kontraktor untuk pekerja dan bahan baku.
Kegagalan untuk mengkreditkan proyek atas diskon, tarif, restitusi, asuransi,
bahan baku sisa atau yang dikembalikan.
Duplikasi usaha atau biaya antara kantor pusat dan kantor cabang.
Pengawasan lapangan atau inspeksi yang tidak memadai oleh kontraktor atau
oleh insinyur arsitek.
Komunikasi dan tindak lanjut yang tidak memadai dari kantor pusat.
Akuntansi biaya dan prosedur pelaporan oleh kontraktor yang tidak dapat
diandalkan.
Pengawasan tagihan karena adanya pelanggaran tenaga kerja langsung dari
ketentuan dalam kontrak.
Perlatan yang disewa tidak dapat digunakan.
Praktik kerja yng tidak bagus.
Kualitas yang buruk.
Penggunaan bahan baku dan perlengkapan yang boros atau tiba lebih awal.
Standar yang terlalu tinggi untuk bahan baku dan perlengkapan.
Proteksi fisik bahan baku dan perlatan yang buruk.
Kurangnya kontrol atas ketidakhadiran pegawai kontraktor.
Pekerjaan jenis cost-plus dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan fixed
type.
Berlebihannya biaya yang terjadi akibat kelalaian kontraktor.
Waktu lembur yang tidak terkendali.
15
Catatan lapangan yang tidak akurat.
Perluasan harga per unit yang tidak akurat.
Bukti audit memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk
memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap
pernyataan atau suatu masalah. Keyakinan dibangun dari pertimbangan atas informasi.
Fokus bukti audit sedikit berbeda dengan bukti hukum. Bukti-bukti hukum (legal
evidence) sangat mengandalkan pengakuan lisan, sedangkan Bukti-bukti audit (audit
evidence) lebih mengandalkan bukti-bukti dokumen.
Bukti Terbaik
Bukti terbaik (best evidence), sering disebut bukti primer, merupakan bukti yang
paling alami, bukti yang paling memuaskan mengenai fakta-fakta yang sedang
diselidiki. Bukti tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan keandalan. Bukti
tersebut terbatas pada bukti dokumen dan kebanyakkan diterapkan untuk
membuktikan isi pernyataan tertulis.
Bukti Sekunder
Bukti sekunder (secondary evidence) berada dibawah bukti primer dan tidak dapat
disamakan keandalannya. Bukti sekunder mencangkup salinan bukti tertulis atau lisan.
16
Bukti ini tidak langsung membuktikan keberadaan fakta-fakta primer tetapi hanya
meningkatkan penggunaan pemikiran logis yang ada.
Bukti yang meyakinkan (consuve evidence) merupakan bukti yang tak terbantahkan,
apa pun bentuknya. Bukti ini sangat kuat sehingga mengalahkan semua bukti lainnya
dan merupakan sumber diambilnya kesimpulan. Bukti ini tidak dapat dipertentangkan
dan tidak membutuhkan bukti-bukti yang menguatkan.
Bukti Opini
Untuk pengakuan berupa opini dibuat pengaman dengan mensyaratkan dua elemen:
Aturan bukti kabar angin memberikan pernyataan yang tidak dapat diterima yang
dibuat seseorang, selain saksi ahli, untuk membuktikan kebenaran suatu masalah.
Bukti ini berupa bukti lisan atau tertulis yang dibawa kepengadilan dan menjadi bukti
atas pernyataan yang dikatakan dipengadilan, jadi bahan bukti ini merupakan bukti
angina (hearsay evidence).
17
c. Bentuk Bukti Audit
Bukti audit (audit evidence) adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui
pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit harus
mempunyai dasar nyata untuk opini, kesimpulan, dan rekomendasi audit. Bukti audit
terdiri dari :
Bukti fisik
Bukti fisik (physical evidence) diperoleh dengan orang, property, dan kejadian.
Bukti ini dapat berbentuk pernyataan observasi oleh pengamat atau oleh foto, bagan,
peta, grafik (bukti grafik bersifat persuasive), atau gambar lainnya.
Bukti Pengakuan
Bukti Dokumen
Bukti dokumen (documentary evidence) merupakan bentuk bukti audit yang paling
biasa. Dokumen bisa eksternal (mencakup surat atau memorandum yang diterima
pleh klien, faktur dari pemasok, dan lembar pengemasan) maupun internal
(dokumen yang dibuat dalam organisasi klien mencakup catatan akuntansi, salinan
korespondensi ke pihak luar, laporan penerimaan melalui email, dll).
Bukti Analitis
Bukti analitis (analitycal evidence) berasal dari analisis dan verifikasi. Sumber bukti
ini adalah perhitungan, perbandingan dengan standar yang ditetapkan, operasi masa
lalu, operasi yang serupa, dan hukum atau regulasi, pertimbangan kewajaran, dan
informasi yang telah dipecah ke dalam bagian-bagian kecil
18
Standar-standar Bukti Audit
Kecukupan
Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai dan meyakinkan sehingga
bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati hati untuk mengambil kesimpulan
yang sama dengan auditor.
Kompetensi
Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal, bukti tersebut haruslah yang terbaik
yang dapat diperoleh. Dokumen asli lebih kompeten dibandingkan salinannya,
pernyataan lisan yang menguatkan adalah lebih kompeten dari pernyataan biasa,
bukti langsung lebih andal dibandingkan bukti kabar angin.
Relevansi
Mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunaannya. Fakta dan opini
yang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah harus
memiliki hubungan logis dan masuk akal dengan masalah tersebut.
Harus terdapat rencana yang dibuat untuk menangani dan mengamankan bahan-bahan
yang sensitif, rencana ini harus mencakup metode untuk menjaga integritas dokumen yang
harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus disimpan dalama lemari terkunci
atau kotak penympanan yang aman, penyimpanan juga dapat dilakukan di lokasi luar.
19
Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan dasar pengembangan bukti. Ada beberapa jenis kertas kerja
yang semuanya penting, yaitu mencakup:
Kertas kerja merupakan substansi audit yang harus diberikan pengawasan dan
pemeriksaan seksama untuk menentukan keabsahannya dan tidak meninggalkan pertanyaan
yang tersisa juga bahwa materi di beberapa kertas kerja tidak bertentangan dengan yang
terdapat dalam kertas kerja yang lain.
20
BAGIAN IV
LATIHAN
21
BAGIAN V
RANGKUMAN
Teknik teknik tersebut dapat digunakan sendiri sendiri maupun gabungan, namun
diterapkan dalam kerangka tertentu tergantung pada subjek yang diaudit dimana hasil
akhirnya adalah rekomendasi dan opini audit.
- Audit Fungsional
- Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)
- Studi dan Konsultasi Manajemen
- Audit Atas Program
Bukti Hukum & Bukti Audit, keduanya memiliki tujuan sama memberikan bukti,
untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu
masalah. Fokus keduanya yang sedikit berbeda.
22
BAGIAN VI
TES FORMATIF
1. Audit fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit apa saja? Sebutkan
dan jelaskan!
2. Apa yang dimaksud dengan audit organisasional? Jelaskan!
3. Semua bukti audit harus memenuhi 3 uji. Jelaskan!
4. Ada beberapa bentuk bukti hukum dalam audit. Sebutkan dan jelaskan!
23
BAB VII
UMPAN BALIK
Setelah mahasiswa mempelajari seluruh materi dalam modul ini, maka terdapat
beberapa instrumen latihan untuk menguji kemampuan pemahaman kalian. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kesulitan materi dalam modul ini, sehingga dapat dilakukan
perbaikan dan langkah penyesuaian dimasa yang akan datang.
Kegiatan umpan balik diberikan dalam bentuk pengujian tertulis melalui instrument
dalam bentuk essay, dimana pertanyaan essay ini berjumlah 4 nomor yang mana tiap nomor
mempunyai skor 25, sehingga total skor adalah 100. Kemudian, skor tersebut diolah dalam
bentuk nilai 1 sampai 100. Tingkat keberhasilan pemahaman anda terhadap materi dalam
modul ini, akan ditentukan atas jumlah skor yang anda peroleh dengan kriteria pembobotan
seperti dibawah ini:
Nilai Predikat
90-100% Baik sekali
80-89% Baik
70-79% Cukup
60-69% Kurang
Bagi mahasiswa yang belum mencapai nilai 80%, dapat mengulangi belajar dengan
memilih materi-materi yang masih dianggap sulit secara lebih teliti atau melakukan kegiatan
diskusi bersama teman maupun dosen pembimbing dalam mata kuliah ini.
24
BAGIAN VIII
1. Audit fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit atas:
h. Formulasi anggaran.
Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai operasi dan fungsi, auditor
disarankan untuk menetukan seberapa baik manajemen melakukan pengelolaan,
seberapa baik transaksi yang mengalir atau mengucur melalui saluran pipa organisasi.
Tolak ukur audit atau standar yang diterapkan pada operasi organisasi dibangun dari
elemen elemen yang membentuk kontrol adiministratif yang dapat diterima.
25
Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai dan meyakinkan sehingga
bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati hati untuk mengambil kesimpulan
yang sama dengan auditor.
Kompetensi
Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal, bukti tersebut haruslah yang terbaik
yang dapat diperoleh. Dokumen asli lebih kompeten dibandingkan salinannya,
pernyataan lisan yang menguatkan adalah lebih kompeten dari pernyataan biasa,
bukti langsung lebih andal dibandingkan bukti kabar angin.
Relevansi
Mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunaannya. Fakta dan opini
yang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah harus
memiliki hubungan logis dan masuk akal dengan masalah tersebut.
Bukti Terbaik
Bukti terbaik (best evidence), sering disebut bukti primer, merupakan bukti yang
paling alami, bukti yang paling memuaskan mengenai fakta-fakta yang sedang
diselidiki. Bukti tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan keandalan. Bukti
tersebut terbatas pada bukti dokumen dan kebanyakkan diterapkan untuk
membuktikan isi pernyataan tertulis.
Bukti Sekunder
Bukti sekunder (secondary evidence) berada dibawah bukti primer dan tidak dapat
disamakan keandalannya. Bukti sekunder mencangkup salinan bukti tertulis atau lisan.
26
Bukti ini tidak langsung membuktikan keberadaan fakta-fakta primer tetapi hanya
meningkatkan penggunaan pemikiran logis yang ada.
Bukti yang meyakinkan (consuve evidence) merupakan bukti yang tak terbantahkan,
apa pun bentuknya. Bukti ini sangat kuat sehingga mengalahkan semua bukti lainnya
dan merupakan sumber diambilnya kesimpulan. Bukti ini tidak dapat dipertentangkan
dan tidak membutuhkan bukti-bukti yang menguatkan.
Bukti Opini
Untuk pengakuan berupa opini dibuat pengaman dengan mensyaratkan dua elemen:
Aturan bukti kabar angin memberikan pernyataan yang tidak dapat diterima yang
dibuat seseorang, selain saksi ahli, untuk membuktikan kebenaran suatu masalah.
Bukti ini berupa bukti lisan atau tertulis yang dibawa kepengadilan dan menjadi bukti
atas pernyataan yang dikatakan dipengadilan, jadi bahan bukti ini merupakan bukti
angina (hearsay evidence).
27
BAGIAN IX
DAFTAR PUSTAKA
28