Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TAKE HOME

GEOTEKNIK JALAN

Dosen Pengampuh

Dr. Ir. H. Soedarsono, M.Si

IWAN SUDIRWAN

20163530846

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNISSULA

SEMARANG

2017

i
Uraian Soal..!
Kegiatan : Pembangunan jalan bebas hambatan (Jalan Tol sepanjang 40 Km) direncanakan
melewati daerah pegunungan dan dataran aluvial.

Pemasalahan : Daerah pegunungan tersebut terdapat beberapa patahan yaitu:


1. Sesar Naik (Reverse fault)
2. Sesar Anjak (Thrust Fault)
3. Sesar Turun (Normal Fault)
4. Sesar Geser (Strike Slip Fault)
5. Amblesan Tanah (Landsubsidence)

Permintaan : Berilah solusi dari kajian teknis agar jalan tetap Stabil.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia melakukan pembangunan besar-besaran
disegala sektor, tak terkecuali di bidang kontruksi, khususnya jalan tol. Seiring dengan
perkembangan zaman serta pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin padat , maka
pergerakan barang dan jasa juga akan meningkat yang kemudian harus diimbangi dengan

2
peningkatan sarana dan prasarana transportasi, diantaranya penambahan jaringan jalan dan
pengaturan lalu lintas. Penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas ini sangat
diperlukan di Indonesia terutama di kota-kota besar.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan berbagai macam usaha untuk


mencegah atau mengatasi masalah kemacetan khususnya di kota-kota besar, maka diperlukan
jaringan jalan baru yang mampu mengurangi kemacetan serta melancarkan pergerakan
lalulintas pada akses jalan antara kota ataupun provinsi yang akan dilaluinya. Salah satu
solusinya yaitu pembangunan jalan bebas hambatan (jalan Tol). Penentuan lokasi jalan tol
pada perencanaanya harus memperhatikan beberapa aspek, seperti aspek geometri, hidrologi,
lalu lintas, geotektonik dan korstruksi, dari aspek-aspek tersebut maka dibutuhkan data
pendukung yang cukup banyak serta diperlukan waktu yang lama dalam pengolahanya.

Dalam pelaksanaan pembangunan jalan tol ada banyak masalah yang sering dijumpai
dilapangan diantaranya adalah masalah geologi pada lapisan tanah dasar jalan tersebut.
Masalah geologi merupakan masalah yang sangat kompleks dan sering terjadi seperti, sesar
naik (reverse vault), sesar anjak (thrust fault), sesar turun (normal fault), sesar geser (strike
slip fault) dan amblesan tanah (landsubsidence). Sehingga dibutuhkan kajian teknik yang
tepat unuk mengatasi masalah masalah tersebut agar jalan tetap stabil.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ialah:

1. Bagaimana kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar turun pada lapisan tanah
dasar perkerasan jalan tol ?
2. Bagaimana kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar anjak pada lapisan tanah
dasar perkerasan jalan tol ?
3. Bagaimana kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar naik pada lapisan tanah dasar
perkerasan jalan tol ?
4. Bagaimana kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar geser pada lapisan tanah
dasar perkerasan jalan tol ?
5. Bagaimana kajian teknis untuk mengatasi masalah penurunan tanah (Landsubsidence)
pada lapisan tanah dasar perkerasan jalan tol. ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

3
1. Untuk mengetahui kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar turun pada lapisan
tanah dasar perkerasan jalan tol
2. Untuk mengetahui kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar anajak pada lapisan
tanah dasar perkerasan jalan tol
3. Untuk mengetahui kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar naik pada lapisan
tanah dasar perkerasan jalan tol
4. Untuk mengetahui kajian teknis untuk mengatasi masalah sesar geser pada lapisan
tanah dasar perkerasan jalan tol
5. Untuk mengatasi kajian teknis untuk mengatasi masalah penurunan tanah
(Landsubsidence) pada lapisan tanah dasar perkerasan jalan tol.

BAB II

PEMBAHASAHAN\

2.1 Umum
Fault atau patahan merupakan kondisi dimana terjadi pergerakan atau pergeseran
batuan akibat adanya gaya geologi. Cara paling mudah untuk melihat apakah ada
patahan atau tidak di suatu daerah adalah dengan melihat adanya offset di daerah
tersebut karena itu merupakan ciri yang paling banyak digunakan untuk menemukan
sebuah patahan di muka bumi ini. dalam patahan, bidang yang mengalami patahan
disebut dengan sesar. Di Indonesia sendiri patahan yang paling terkenal adalah patahan
semangko yang berada di pulau sumatera yaitu dari sumatera utara hingga lampung
atau hampir seluruh pulau sumatera. Patahan semangko ini terbentuk karena lempeng

4
Eurasia terdesak oleh lempeng indo Australia dan hal ini menyebabkan terjadinya
patahan serta membuat pulau sumatera terbelah.

Sesar sendiri kemudian membagi daerah menjadi dua blok yaitu hanging wall dan
foot wall. Hanging wall merupakan bidang yang terletak di atas bidang yang
mengalami sesar sedangkan sebaliknya foot wall merupakan bidang yang terletak di
bagian bawah sesar. Untuk bisa membedakan mana yang merupakan hanging wall dan
mana yang foot wall bisa dilihat secara mudah yaitu dengan melihat struktur batuannya
jika ada yang berbentuk menyerupai kaki berarti itu adalah foot wall. Di dalam
lingkungan patahan atau fault juga terdapat beberapa istilah yaitu horst dan graben.
Graben merupakan lapisan tanah yang turun sedangkan horst merupakan lapisan tanah
yang naik.

2.2 Sesar Turun (Normal Fault)


Sesar turun disebabkan oleh gaya tegangan yang mengakibatkan tertariknya kekar
bumi ke arah yang berlawanan. Sesar ini biasa terjadi karena adanya pengaruh gaya
gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari hilangnya pengaruh
gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi). Sesar normal juga dapat
tejadi dari kekar tension, release maupun kekar gerus. Daerah yang mengalami sesar
turun biasa ditandai oleh adanya lembah dan lereng yang curam.

Sesar normal banyak terdapat pada daerah dengan gejala tektonik tariakn, pada
pegunungan lipatan, bagian luar suatu jalur orogen, bagian puncak kubah atau lipatan,
atauupun sebagai pencerminan diatas permukaan dari gejala sesar yang letaknya lebih
dalam.
Secara umum, sesar didefinisikan sebagai bidang retakan yang mempunyai
pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini bersifat relatif dan
kepentingannya juga relatif. Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar
(slicken-side) yang dicirikan oleh permukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan
tangga-tangga kecil. Arah pergerakan sesar ini dapat ditentukan oleh arah gores
garisnya.

2.3 Sesar Naik (Reverse fault)

5
Reserve Fault ini merupakan patahan yang terjadi dengan arah foot wall yang
relatif turun dibandingkan dengan hanging wall. Ciri yang mudah ditemukan pada jenis
patahan ini adalah tingkat kemiringannya yang relatif kecil yaitu sekitar 45 derajat saja
atau setengah dari kemiringan normal fault

2.4 Sesar Anjak (Thrust Fault)


2.5

Anda mungkin juga menyukai