N sen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
br bra
C en me
IP in n @ u
TA i t gc gm w
a ai
D np opy l.c
IL a a om
IN se ta
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
AN
G
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
1
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
(TEORI DAN PRAKTEK)
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
MENGGUNAKAN ENVI 5.1 dan ENVI Lidar
-U
N
D
AN
___________________________________________________________
PENGOLAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH
OLEH
:
ARDIANSYAH
G
AN
PENGOLAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH
D
N r k
N
MENGGUNAKAN ENVI 5.1 dan ENVI LiDAR
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
Penyusun : Ardiansyah
I O nu p
l.c
G pe em
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
Jakarta Selatan
l: R m
D np opy
ISBN : 978-602-71527-0-0
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
a
AK m g
____________________________________________________________
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT dan dengan memanjatkan rasa syukur yang
sebesar-besarnya, akhirnya tercapailah sudah salah satu obsesi penulis. Tujuan
buku ini disusun adalah penulis ingin berpartisipasi dalam memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan negeri khususnya dibidang penginderaan jauh
melalui media buku. Penulis berkeinginan, bidang penginderaan jauh dalam
negeri harus terus berkembang mengingat betapa luas negeri ini serta
pentingnya suatu informasi spasial sebagai data dalam suatu analisis
perencanaan. Saat ini, melakukan pengolahan data citra satelit tidak sesulit masa
lalu. Kini teknologi semakin canggih dan murah, dimana dalam sisi hardware,
G
laptop dan pc dengan spesifikasi standar pun dapat mengolah data citra satelit.
AN
Selain itu, beberapa citra satelit dapat diakses dengan mudah secara online dan
D
N r k
gratis. Oleh karena itu, kini pengolahan data satelit, tidaklah perlu harus
N
U ne ya
-U
AN t.
dilakukan didalam laboraturium komputer.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
Target buku ini adalah mereka yang masih awam di bidang penginderaan jauh
I O nu p
dan berkeinginan untuk mendalaminya dalam sisi teknis. Buku ini dirancang
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
dengan sedemikian detail, sehingga bagi para pembaca yang memang tidak
br bra
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
teori yang berada didalamnya tidak terlalu lengkap, oleh karena itu penulis
Em am si
N
TA i t gc
N isen
ini masih jauh dari sempurna. oleh karena itu penulis mengharapkan saran
AK m g
perbaikan dari para pembaca. Akhir kata, penulis memiliki harapan agar semoga
H ku ran
buku ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca.
e
do ila
*D
Penulis
___________________________________________________________
i
DAFTAR ISI
1. DASAR REMOTE SENSING 1
1.1. Gelombang Elektromagnetik 2
1.2. Sensor dan Band pada Citra 6
1.3. Resolusi dalam Penginderaan Jauh 8
2. INTERFACE ENVI 5.1 10
2.1. Memulai ENVI 10
2.2. Membuka Data 11
2.3. Tools Navigasi dalam ENVI 15
G
2.4. Layer Stacking 16
AN
2.5. Edit ENVI Header 20
D
3. PIXEL VALUE PADA CITRA 25
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
3.1. Identifikasi Nilai Piksel (Pixel Value) 26
D bi
H /pe an
G
3.2. Komposit RGB 33
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
4. PREPROCESSING (LANDSAT) 59
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
N
TA i t gc
N isen
correction) 78
e
do ila
____________________________________________________________
ii
6. PENAJAMAN CITRA 127
6.1. Penajaman Spasial (Pansharpening) 127
6.2. Penajaman Spektral 132
7. KLASIFIKASI CITRA 138
7.1. Klasifikasi Supervised 140
7.2. Klasifikasi Unsupervised 160
7.2.1. Metode K-Means 168
7.2.2. Metode ISODATA 172
7.2.3. Reklasifikasi 175
7.3. Post Processing (Majority/Minority Analysis) 182
G
AN
8. UJI AKURASI HASIL KLASIFIKASI 187
9. EXPORT RASTER (CLASS IMAGE) TO VEKTOR 198
D
N r k
N
10. APLIKASI BAND MATH 202
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
10.1. Aplikasi NDVI 202
G
LE lis erb
10.2. Identifikasi Suhu Permukaan Darat 208
om
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
IL a
___________________________________________________________
iii
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
AN
G
BAB 1.
DASAR REMOTE SENSING
G
AN
Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), data penginderaan jauh sangat
D
berperan penting dalam menyediakan informasi spasial. Pemetaan ekstra-
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
terestris dengan memanfaatkan data penginderaan jauh memiliki banyak
D bi
H /pe an
G
kelebihan dibandingkan pemetaan terestrial dengan alat ukur seperti theodolith
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
singkat.
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
N
TA i t gc
series.
N isen
IL a
IP in n
akurasi tidak selalu baik, tergantung dari tingkat ketajaman citra (resolusi
H ku ran
___________________________________________________________
1
mengidentifikasi sebaran nilai penurunan muka tanah di suatu area secara time
series, dll.
Saat ini, melakukan proses pengolahan citra satelit sudah semakin mudah.
Komputer serta laptop yang tersedia kini telah memiliki spesifikasi yang
cukup tinggi untuk mampu mengolah data citra satelit. Selain itu, beberapa
citra satelit juga tersedia secara gratis, seperti Landsat, Modis, dan NOAA.
Sedangkan apabila membutuhkan citra reslusi tinggi, kita dapat
memaanfaatkan aplikasi google maps atau google earth yang menyediakan
citra-citra resolusi tinggi secara time series. Dengan kata lain, mengolah citra
satelit kini tidak sesulit dulu yang harus dilakukan didalam lab dengan
peralatan komputer yang mahal. Kini anda dapat melakukannya di rumah
dengan menggunakan laptop atau PC sebagai hardware dan koneksi internet
untuk mendownload perangkat lunak serta untuk mengakses data satelit.
G
Dalam buku ini, anda akan belajar bagaimana cara mengolah data citra
AN
penginderaan jauh, khususnya data Landsat 8. Sebelum melakukan proses
D
pengolahannya, sebaiknya anda memahami terlebih dahulu mengenai dasar-
N r k
N
U ne ya
dasar remote sensing yang diulas pada sub-bab berikut ini.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
1.1. Gelombang Elektromagnetik
om
G pe em
gm w
yang digunakan, yakni penginderaan jauh aktif dan penginderaan jauh pasif.
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
Pasif Aktif
*D
____________________________________________________________
2
dengan obyek. Kemudian hasil interaksi tersebut direkam oleh sensor
penginderaan jauh dan menghasilkan gambar atau foto atau citra.
Berbeda dengan sistem pasif, penginderaan jauh aktif menggunakan
sensor buatan dalam memancarkan gelombang elektromagnetik,
kemudian interaksi gelombang dari muka bumi direkam kembali oleh
sensornya.
G
AN
(m) dengan sistem pemangkatannya, misalkan nano dan mikro.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
Sedangkan jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satuan waktu
C n me
L
diistilahkan sebagai frekuensi. Frekuensi ini memiliki satuan Hertz (Hz) yang
AK m g
ekuivalen dengan satu siklus per detik. Hubungan antara frekuensi dan panjang
H ku ran
C=.v
C = kecepatan cahaya (m/s), = panjang gelombang (m), v = frekuensi
(Hz)
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
dengan frekuensi
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
spektrum yang memiliki energi yang paling besar, sedangkan spektrum mikro
Em am si
IL a
IP in n
C n me
____________________________________________________________
4
Tabel 1. Jenis spektrum beserta panjang gelombangnya
G
2 4 m,
AN
Mid Wave Infrared (MWIR)
4.5 5 m
D
N r k
N
U ne ya
8 9.5 m
-U
AN t.
Thermal Infrared (TIR)
D bi
H /pe an 10 14 m
G
LE lis erb
om
Mikro 1 mm 1 m
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
penginderaan jauh.
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Ketiga interaksi tersebut terjadi akibat keberadaan berbagai jenis gas yang
terdapat di atmosfer seperti oksigen, karbondioksida, nitrogen, hidrogen dan
helium. Molekul-molekul gas tersebut dapat menyerap (absorbsi),
memantulkan (refleksi) serta meneruskan (transmisi) radiasi elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik yang mampu menembus bumi itulah yang dapat
G
AN
dimanfaatkan di dalam bidang penginderaan jauh, sehingga istilah tersebut
dikenal sebagai jendela atmosfer. Jendela atmosfer didefinisikan sebagai
D
N r k
N
bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat melalui atmosfer dan
U ne ya
-U
AN t.
mencapai permukaan bumi. Berikut adalah gambaran spektrum yang termasuk
D bi
H /pe an
G
kedalam jendela atmosfer beserta gas-gas penghambatnya.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
____________________________________________________________
6
image. Gambaran muka bumi hasil perekaman satelit inilah yang disebut
sebagai data citra satelit.
Band pada citra satelit merupakan saluran pada sensor yang menerima
gelombang elektromagnetik balik pada panjang gelombang tertentu. Panjang
gelombang dimasing-masing saluran band tersebut ditentukan sesuai dengan
aplikasi serta misi dari satelit yang membawa sensor tersebut. Selain itu,
pemilihan interval panjang gelombang juga harus memperhitungkan jendela
atmosfer sehingga gelombang elektromagnetik yang digunakan tidak
terhambat oleh atmosfer.
Saluran/Band Aplikasi
G
- Tanggap peningkatan penetrasi air.
AN
Band 1 (0,45 - 0,45 m) - Mendukung analisis sifat khas lahan, tanah,
D
N r k
N
vegetasi.
U ne ya
-U
- Mengindera puncak pantulan vegetasi.
AN t.
D bi
H /pe an
G
Band 2 (0,53 - 0,61 m) - Menekankan perbedaan vegetasi dan nilai
LE lis erb
om
kesuburan.
I O nu p
- Memisahkan vegetasi
l.c
G pe em
gm w
U in m
do olf :
D iz u
IN se ata
D np opy
N
TA i t gc
N isen
- Kelembapan tanah
IL a
IP in n
- Kelembapan tanah
H ku ran
- Pemetaan planimetrik
- Identifikasi permukiman
Band 8 (0,50 0,90 m)
- Bentang alam dan budaya
- Identifikasi geologi
(Sumber: Landsat Handbook, 1986 dan Program Landsat 7, 1989)
___________________________________________________________
7
1.3. Resolusi dalam Penginderaan Jauh
G
AN
pikselnya adalah 30 x 30 meter. Namun apabila menggunakan satelit
Pleaides yang memiliki ukuran piksel 0,5 x 0,5 m, maka mobil tersebut
D
N r k
N
dapat teridentifikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Citra Landsat
U ne ya
-U
AN t.
memiliki resolusi spasial 30 meter dimana lebih rendah bila dibandingkan
D bi
H /pe an
G
satelit Pleaides yang memiliki resolusi 0,5 meter.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Gambar 1.6. Contoh visualisasi obyek pada beberapa macam tingkat resolusi
spasial
____________________________________________________________
8
Resolusi Temporal yakni periode waktu ulang satelit kembali merekam
di area yang sama. Contoh citra satelit yang tergolong memiliki reosolusi
temporal tinggi, yakni NOAA (4 kali dalam sehari), Modis (1 hari),
TRMM (1 hari), dll. Sedangkan citra satelit yang tergolong memiliki
resolusi temporal rendah antara lain ALOS (46 hari), Landsat 8 (31 hari),
SPOT (26 hari), dll. Biasanya citra satelit yang memiliki resolusi
temporal tinggi tersebut adalah satelit yang digunakan untuk
mengidentifikasi kondisi atmosfer dan cuaca. Hal tersebut tentu
dimaksudkan karena kondisi atmosfer dan cuaca sangat dinamis
perubahannya. Satelit yang memiliki resolusi temporal tinggi umumnya
memiliki resolusi spasial yang sangat rendah.
G
7 memiliki sensor dengan resolusi radiometrik 8 bit, artinya sensor
AN
tersebut dapat membedakan suatu obyek sebanyak 28 = 256 variasi.
D
Sehingga nilai piksel pada Landsat 7 memiliki interval 0-255. Sedangkan
N r k
N
U ne ya
generasi Landsat selanjutnya yakni Landsat 8 memiliki resolusi
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
radiometrik 16 bit, artinya sensor Landsat 8 lebih sensitif dalam
LE lis erb
membedakan obyek sebanyak 216 = 65536 variasi dibandingkan Landsat
om
I O nu p
7.
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
digunakan pada citra. dalam resolusi spektral ini, citra satelit digolongkan
IN se ata
l: R m
D np opy
kurang dari 30. Contoh citra multispektral seperti Landsat 8 (11 band),
TA i t gc
N isen
IL a
___________________________________________________________
9
BAB 2.
INTERFACE ENVI 5.1
G
dengan data vektor GIS.
AN
D
Sebagai suatu software pengolah data citra, ENVI memiliki tools lengkap yang
N r k
N
U ne ya
-U
mampu memenuhi kebutuhan dalam setiap proses pengolahan data citra
AN t.
D bi
H /pe an
G
penginderaan jauh. Perangkat lunak ini telah didesain dengan sedemikian
LE lis erb
rupa, menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang penginderaan
om
I O nu p
G pe em
gm w
U in m
macam format data satelit. Pada software ENVI versi 5.1 atau yang saat ini
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
D np opy
Em am si
Software ENVI ini merupakan software berlisensi, dan dapat didownload pada
TA i t gc
N isen
IL a
http://www.exelisvis.com/login.aspx?ReturnUrl=%2fMyAccount%2fDownl
oads.aspx
AK m g
H ku ran
e
do ila
Anda dapat memulai perangkat lunak ENVI dengan cara klik icon ENVI
yang terdapat pada dekstop komputer anda seperti gambar di bawah ini.
____________________________________________________________
10
Setelah itu, akan muncul tampilan awal ENVI seperti gambar dibawah ini.
G
AN
Untuk membuka data didalam software ENVI, langkahnya yakni klik menu
D
File, lalu pilih open, atau pada iconbar, anda dapat secara langsung meng-
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
klik ikon open seperti di bawah ini.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Selanjutnya, carilah file citra satelitnya. Pada praktikum ini, sampel data yang
digunakan adalah data Landsat 8 yang didownload dari situs USGS Glovis.
Berikut adalah tampilan file data Landsat 8. Umumnya, data Landsat ber-
format tiff dengan disertai file metadatanya (*_MTL.txt).
___________________________________________________________
11
Landsat 8 memiliki 2 sensor, yakni sensor Onboard Operational Land Imager
(OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah 11 band.
G
AN
Sensor OLI merekam efek pantulan obyek muka bumi dengan menggunakan
D
N r k
N
gelombang tampak (visible), inframerah dekat (NIR), dan inframerah jauh
U ne ya
-U
AN t.
(SWIR). Adapun band-band pada Landsat 8 yang termasuk TIRS beserta
D bi
H /pe an
G
spesifikasinya adalah sebagai berikut:
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
12
Terlihat dari penamaanya, file tiff (image) yang penamaannya diakhiri dengan
_B1, adalah image band 1, sedangkan file yang diakhiri dengan _B2,
adalah image band 2, dan seterusnya hingga band 11 (_B11).
Sedangkan file metadata (.txt) berisi tentang deskripsi dan spesifikasi sebuah
data dalam suatu scene image. Informasi yang terdapat didalamnya meliputi
tanggal perekaman, kondisi perekaman seperti tutupan awan, sudut matahari
dll; serta konstanta kalibrasi radiometrik untuk seluruh band.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
13
Atau anda juga dapat men-select lebih dari satu layer, dengan menahan
tombol CTRL.
G
AN
Pilihlah band 1 hingga band 7, lalu klik Open
D
N r k
N
U ne ya
-U
Maka akan muncul layer band 1, hingga band 7 pada kotak Layer Manager
AN t.
D bi
H /pe an
G
(kotak sebelah kiri).
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Cara ini dapat anda lakukan apabila citra satelit yang akan diinput adalah
berformat tiff atau HDR. Format HDR adalah format data raster dari software
ENVI, sedangkan format tiff merupakan format data raster yang sifatnya
generik/umum.
Beberapa data satelit, tidak selalu berformat tiff. Cara untuk membuka
format data yang tidak umum/non-generic adalah dengan cara:
____________________________________________________________
14
Klik menu File Pilih Open As kemudian pilih jenis sensor satelitnya.
G
AN
D
2.3. Tools Navigasi Dalam ENVI
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Seperti umumnya perangkat lunak GIS, ENVI selalu memiliki tombol
D bi
H /pe an
G
Navigasi yang digunakan untuk menggeser, memperbesar dan memperkecil
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
harus klik display-nya
AN
D
Fixed Zoom out : Untuk memperkecil tampilan citra satelit tanpa harus
N r k
N
U ne ya
klik display-nya.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Zoom to full extent : Untuk menampilkan keseluruhan scenes citra
om
satelit.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
Layer stacking ini adalah proses pembuatan multi-band pada citra, yakni
ai a : ini
D np opy
band 2, band 3, dst) menjadi satu file. Output dari proses ini adalah file citra
TA i t gc
N isen
IL a
(format HDR) yang sudah memiliki lebih dari satu band (multi band) dan
IP in n
C n me
bukan lagi dalam single band. Proses ini sangat penting dilakukan untuk
L
____________________________________________________________
16
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
17
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan proses layer stacking.
AN
G
___________________________________________________________
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a
18
IN se ata om
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
*Setiap kali anda melihat tombol choose, artinya anda diminta untuk
menyimpan file output dari suatu proses. Tombol choose ini berfungsi
untuk menyimpan output.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
19
Maka hasil proses layer stacking ini muncul didalam kotak Layer Manager
dengan nama layer ALL_BAND
G
AN
2.5. Edit ENVI Header
D
Pada langkah ini, kita akan melakukan pengaturan data header dari file citra.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Langkah ini sebenarnya optional, tidak terlalu penting, namun bila dilakukan,
D bi
H /pe an
G
akan mempermudah kita dalam hal proses kedepannya nanti. Langkah yang
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
Langkah pertama adalah klik Edit ENVI Header yang terdapat didalam
ai
br bra
U in m
do olf :
Toolbox. Kemudian, pilih file citra yang akan diedit, yakni ALL_BAND.
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
20
Maka, akan muncul kotak seperti di bawah ini. Langkah awal adalah
mengubah nama/rename dari masing-masing band. Langkahnya adalah
sebagai berikut:
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
21
Selanjutnya adalah mendefinisikan batas panjang gelombang dari masing-
masing band. Langkahnya adalah sebagai berikut:
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Selanjutnya isilah batas panjang gelombang di masing-masing band sesuai
LE lis erb
om
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Sumber : http://landsat.usgs.gov/band_designations_landsat_satellites.php
Tabel diatas ini adalah spesifikasi sensor pada Landsat 8 yang diambil dari
situs USGS. Tabel ini menunjukkan panjang gelombang yang diakomodir dari
____________________________________________________________
22
setiap band-nya. Dengan acuan tabel ini, isilah panjang gelombang
(wavelenght) pada kotak Edit Wavelenght Values, misalkan band 1 diisi
dengan 0,45 (0,43-0,45), kemudian band 2 diisi dengan nilai 0,51 (0,45
0,51), dst.
Perlu diingat, pengisiannya harus sesuai dengan spesifikasi citranya, sebagai
contoh jika kita menggunakan Landsat 7, maka nilai panjang gelombang di
setiap band-nya tentu akan berbeda dengan Landsat 8. Carilah spesifikasi
panjang gelombang tiap band dari sensor yang anda gunakan di berbagai
macam literatur.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
23
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
IL a
24
IN se ata om
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
Setelah selesai melakukan kegiatan ini, tutuplah software ENVI lalu bukalah
AN
G
BAB 3.
PIXEL VALUE PADA CITRA
G
Rentang nilai piksel bergantung dari resolusi radiometrik sensor yang
AN
terpasang di setiap citra satelit. Sebagai contoh, Citra Landsat 7, memiliki
D
resolusi radiometrik 8 bit, dimana rentangnya 28= 256, sehingga nilai
N r k
N
U ne ya
pikselnya adalah dari 0 hingga 255. Sedangkan Landsat 8, memiliki resolusi
-U
AN t.
D bi
H /pe an
radiometrik 16 bit, artinya mampu membedakan obyek sebanyak 216, yakni
G
LE lis erb
65.536 tingkat perbedaan. Hal inilah yang menyebabkan nilai piksel/digital
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
berformat HDR
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
3.Klik Open
AK m g
H ku ran
e
do ila
____________________________________________________________
26
G
AN
Kita akan mengidentifikasi nilai piksel citra namun dalam single band terlebih
dahulu. Langkah-langkah untuk menampilkan single band dalam mode
D
N r k
N
greyscale pada citra yang telah ter-layer stacking adalah sebagai berikut.
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
___________________________________________________________
27
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
5.klik band 6
TA i t gc
a ai
Greyscale
D np opy l.c
6.Klik Load
IL a
28
IN se ata om
D iz u
U in m
N
Tampilkan band 6 dalam mode Greyscale.
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
Maka akan tampil layer baru (band 6) pada kotak Layer Manager
G
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
Zoom citra dan carilah obyek laut, lahan terbangun dan awan seperti tampilan
di bawah ini. Kemudian aktifkan cursor value , tool ini berfungsi untuk
mengidentifikasi nilai piksel pada piksel yang kita tunjuk dengan cursor.
Sebaiknya non-aktifkan layer ALL_band terlebih dahulu dengan cara
menghilangkan centang pada layer tersebut agar nilai piksel yang
teridentifikasi hanya di layer band 6 saja.
G
AN
D
N r k
N
7. Un-check
U ne ya
-U
AN t.
layer ALL_Band
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
,
ai
br bra
U in m
do olf :
9.Arahkan kursor ke
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
obyek air(laut),
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
10.Kemudian, catatlah
AK m g
___________________________________________________________
29
Nilai piksel pada obyek air umumnya rendah, hal ini dikarenakan sifat air yang
mampu menyerap sebagian besar gelombang elektromagnetik dari matahari
dan hanya sedikit yang memantulkannya. Sehingga dapat dikatakan tingkat
reflektan air sangatlah rendah. Hal berbeda dengan pemukiman yang memiliki
tingkat reflektan yang lebih tinggi dibandingkan air. Sehingga, nilai piksel
permukiman lebih tinggi, dan rona piksel permukiman juga lebih terang
dibandingkan rona piksel air yang gelap.
Tingkat reflektan pada air pun sebenarnya dapat berbeda tergantung material
yang terkandung di dalamnya. Kemudian, bila dilihat berdasarkan panjang
gelombang yang merekamnya, nilai spektral air pun berbeda. Misalkan pada
band 6 Landsat 8 (gelombang NIR), air akan terlihat gelap, daratan akan
terlihat terang. Hal ini dikarenakan tingkat reflektan pada panjang gelombang
ini sangat rendah, berbeda bila kita menggunakan band hijau (band 3 pada
G
Landsat 8) maka obyek air akan tersegmentasi ronanya. Rona yang lebih cerah
AN
adalah air yang mengandung sedimen. Oleh karena itu, dengan menggunakan
D
algoritma tertentu, kita dapat mengetahui dan mengukur tingkat sedimen
N r k
N
U ne ya
dalam air.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
Daratan
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Lau
Em am si
N
TA i t gc
Lau N isen
IL a Sedi
Sedi
t ta
IP in n
C n me
t ta
npa
L
Laut
men
men
npa
AK m g
sed
H ku ran
sed
ime
e
do ila
i
me
*D
n
n
Gambar 3.2. Visualisasi Laut pada spektrum Hijau, Merah, dan Inframerah Dekat
____________________________________________________________
30
0
G
AN
D
Gambar 3.3. Kurva reflektan air berdasarkan kandungan sedimennya
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Terapkan langkah yang sama untuk menampilkan band 2 dalam mode
om
I O nu p
greyscale sehingga telah terdapat 3 layer yang terdapat didalam kotak Layer
l.c
G pe em
gm w
Manager.
@ u
ai
br bra
U in m
Gunakan view swipe untuk membandingkan layer band 2 dengan layer band 6
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
___________________________________________________________
31
Didalam ENVI, terdapat 3 tool yang berfungsi untuk menvisualisasikan
perbandingan antar layer. Ketiga tools tersebut adalah View Blend, View
Flicker, dan View Swipe.
G
Bila kita ingin menarik garis pantai, band apa sebaiknya yang digunakan?
AN
D
Sebaiknya gunakan band yang berada pada panjang gelombang inframerah
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
dekat (NIR). Pada Landsat 8, panjang gelombang inframerah dekat masuk
D bi
H /pe an
G
dalam range band 6 (0,85 0,88 m). Perhatikanlah perbedaan kenampakan
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
Band 2 Band 6
*D
G
AN
Sumber : Richards & Jia, 1999
D
N r k
N
Pada gelombang Hijau (0,4 -0,5 m), obyek air (water) dan vegetasi memiliki
U ne ya
-U
AN t.
reflektan yang sama-sama rendah, oleh karena itu, pada band 2 (0,45-0,51 m)
D bi
H /pe an
G
yang masuk kategori gelombang hijau, baik air maupun daratan akan terlihat
LE lis erb
om
sama-sama gelap.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
reflektan yang besar, di mana air memiliki reflektan sangat rendah, sedangkan
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
vegetasi memiliki reflektan yang tinggi. Itulah mengapa pada band 6, rona
IN se ata
l: R m
vegetasi/daratan terlihat lebih terang, kontras dengan rona air yang sangat
ai a : ini
D np opy
gelap.
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
minimal 3 layer sekaligus yang digunakan untuk mengisi kanal Red, Green,
H ku ran
dan Blue.
e
do ila
___________________________________________________________
33
kanal Red, band hijau pada kanal Green, dan band biru pada kanal
Blue.
2. False Color Composite (Warna semu)
False Color merupakan kombinasi RGB yang memberikan
kenampakan warna obyek yang bukan sebenarnya. Biasanya komposit
ini digunakan untuk penajaman visual, dengan menggunakan
komposit yang tepat, maka obyek dapat terlihat lebih jelas dan
kontras.
Berikut adalah cara mengubah tampilan RGB dari layer yang telah ter-layer
stacking.
G
AN
Klik kanan pada layer
D
N r k
N
All_Band, kemudian pilih
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
change RGB Bands
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
Maka akan muncul kotak Change Bands seperti gambar di bawah ini. Klik
lfa A
IN se ata
l: R m
masing-masing berurutan dari mulai Band 5 (Red), lalu diikuti band 4 (Green),
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
1. Band 5 (Red)
AK m g
2. Band 4 (Green)
H ku ran
3. Band 3 (Blue)
e
do ila
*D
Klik OK
____________________________________________________________
34
Maka, tampilan citra akan berubah yang semula adalah true color menjadi
false color composite RGB 543.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Mata manusia sama halnya dengan sensor dalam satelit. Bedanya, mata
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
yakni dalam rentang 0,4 - 0,7 m. Itulah sebabnya, kenampakan yang dilihat
lfa A
IN se ata
l: R m
oleh mata kita sama seperti kenampakan True Color Composite pada citra
ai a : ini
D np opy
satelit.
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
citra. Misalkan dalam membedakan obyek air (sungai, danau, dan laut) dengan
AK m g
H ku ran
daratan. False Color RGB 653 sangat baik dalam membedakan antara obyek
e
air dengan obyek daratan dibandingkan True Color RGB 432. Hal ini
do ila
disebabkan karena penggunaan band 6, band 5 dan band 3 pada False Color
*D
merupakan band yang memiliki perbedaan (GAP) reflektan yang besar antara
obyek vegetasi (darat) dan laut. Berikut ini adalah grafik reflektan vegetasi
dan air berdasarkan panjang gelombang serta band-band yang terdapat di
Landsat 8.
___________________________________________________________
35
Gambar 3.6. Kurva Reflektan air dan vegetasi beserta panjang gelombang di
G
band Landsat 8 (Richards & Jia, 1999)
AN
D
N r k
Oleh karena itu, warna air dengan darat akan terlihat kontras seperti gambar
N
U ne ya
-U
AN t.
di bawah ini.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
a
AK m g
1.Klik Data
manager
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
N
TA i t gc
N isen
IL a
___________________________________________________________
37
Maka akan muncul layer baru, sebenarnya dengan data yang sama
ALL_BAND, namun dalam layer yang berbeda kompositnya.
G
sebenarnya adalah data
AN
yang sama, yakni data
D
ALL_BAND
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
38
3.3. Z Profile Citra Multiband
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
1.klik/select layer ALL_Band
AN t.
D bi
H /pe an 2.Klik icon Spectral
G
dalam komposit RGB
LE lis erb
om
Profile
I O nu p
3.Lalu aktifkan
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
tools Select
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
___________________________________________________________
39
Gambar disamping adalah contoh pola reflektan
vegetasi, hasil identifikasi menggunakan tools z
profile.
X axis, adalah panjang gelombang, dimana
nilainya diwakili oleh sejumlah band yang
digunakan (Band 1-7), sedangkan
Y axis, adalah pixel value dari pixel yang
dipilih/ter-selected yang mana
merepresentasikan tingkat reflektan.
Terlihat pada grafik tersebut, obyek vegetasi
memiliki reflektan tertinggi pada gelombang
inframerah dekat (0,7-1 m). Kemudian
reflektan terendah berada pada kisaran
gelombang merah (0,6 0,7 m).
Cobalah, catat pola spektral dari obyek lainnya, seperti lahan basah, lahan
G
kering, awan, laut dalam, sedimen laut, dll. Kemudian pada obyek yang sama,
AN
bandingkan grafik tersebut dengan kedua grafik reflektan seperti gambar di
D
bawah ini. Apakah ada kemiripan?
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
40
Pola reflektan object sebenarnya dapat diukur menggunakan suatu alat yang
bernama spektrometer/spectroradiometers. Alat ini dapat mengukur reflektan
objek pada panjang gelombang tertentu dari sumber energi matahari. Waktu
pengukuran paling optimal adalah sekitar jam 11 pagi hingga jam 2 siang,
karena pada selang waktu tersebut, intensitas gelombang elektromagnetik
matahari sangat tinggi, dengan syarat cuaca tidak mendung.
Obyek diletakkan tepat di depan sensor, lalu sensor diarahkan tepat mengenai
obyek agar pantulannya dapat terekam. Kemudian, alat tersebut tersambung
dengan PC/laptop yang kemudian digunakan untuk menyimpan spectra
library hasil pengukurannya.
G
AN
Sensor optis
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
Obyek yang
br bra
U in m
do olf :
akan diukur
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
Untuk mendapatkan informasi tersebut, maka kita bisa memanfaatkan tool
D
Compute statistik yang terdapat di dalam toolbox. Berikut adalah langkah-
N r k
N
U ne ya
langkahnya:
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
1.Dalam toolbox, klik
om
I O nu p
folder Statistic
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
2.Pilih Compute
L
Statistik
AK m g
H ku ran
3.Klik citranya,
e
misalkan
do ila
*D
ALL_BAND
4.Klik OK
____________________________________________________________
42
Maka akan muncul kotak Compute Statistik Parameters seperti gambar
dibawah ini.
Kita dapat memunculkan beberapa informasi seperti nilai Covariance,
dengan cara mencentang kolomnya.
G
Jika anda ingin menyimpan
AN
hasil kalkulasi statistik, anda
D
bisa menceklis kolom ini dan
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
menyimpannya apda direktori
D bi
H /pe an
G
anda.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
6. Klik OK
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
43
Lalu akan muncul kotak Statistic Results seperti gambar di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
Dalam kolom Basic Stats, anda akan mendapatkan nilai min, max, mean dan
I O nu p
l.c
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
adalah nilai piksel region luar scenes yang biasanya berwarna hitam.
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
____________________________________________________________
44
Oleh karena itu, untuk mencari nilai minimum sebenarnya dari scene citra,
maka anda harus mencari didalam histogram pada masing-masing band.
Berikut adalah langkahnya:
G
points)
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Misalkan anda pilih histogram band 1, kemudian ceklah nilai minimum piksel
Em am si
(DN) dengan melihat dalam kolom jumlah piksel (Npts). DN yang memiliki
TA i t gc
N isen
IL a
dalam scenes citra, atau jumlahnya sama dengan 0. Untuk mengetahui nilai
minimum, maka anda harus mencari DN paling rendah hingga tinggi yang
AK m g
H ku ran
___________________________________________________________
45
Untuk lebih memahaminya, anda dapat melihat penjelasan berikut ini.
Gambar disamping
menunjukkan DN = 8988
merupakan DN minimum
band 1.
G
tersebar didalam scenes
AN
citra band 1. DN 8988
D
adalah DN minimum band
N r k
N
1.
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Anda dapat juga melihat distribusi sebaran data melalui kurva. Langkahnya
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
D np opy
1
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
46
Grafik ini menunjukkan
distribusi pixel citra pada
band 1.
X Axix : Nilai Pixel
Y Axix : jumlah Pixel.
Dari grafik disamping terlihat,
nilai pixel yang mendominasi
terdapat pada rentang
10.000 12.500 .
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
47
Pastikan scene-scene citra yang akan dimosaic memiliki posisi yang
berdampingan.
Sebaiknya, tanggal perekaman antar scenes yang akan diproses tidak
terlampau jauh lamanya.
Berikut ini akan dicontoh cara melakukan proses mosaik menggunakan data
Landsat 8. Terlihat file di bawah ini adalah 2 scenes yang memiliki path-row
berdampingan, yakni Path 122 Row 64 (LC8122064...), dan Path 122 Row 65
(LC8122065..).
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
Untuk posisi kedua scene tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
48
Data Landsat 8 yang diunduh dari situs USGS sudah terigestrasi dan telah
memiliki sistem koordinat. Gambar dibawah ini menunjukkan citra scenes
Landsat 8 (band 8 pankromatik-15 meter) memiliki posisi yang sama dengan
data jaringan jalan dari Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Karena telah memiliki koordinat, maka scenes Citra Landsat dapat secara
D bi
H /pe an
G
langsung diproses mosaik secara otomatis.
LE lis erb
om
Langkah awal, pastikan Citra Landsat untuk kedua scenes tersebut telah
I O nu p
l.c
7).
br bra
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
49
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a
50
IN se ata om
Mosaicking
D iz u
1.Buka Menu
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan proses mosaik:
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
3. Klik tombol add +
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
5.Klik OK
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
51
Gunakan tombol cursor value untuk mengidentifikasi piksel terluar di
masing-masing scenes. Bila anda belum melakukan transformasi apapun pada
citra, maka biasanya nilai piksel terluar ini bernilai 0. Contoh di bawah ini,
cara untuk masking atau menghilangkan piksel terluar.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
52
7. Isikan nilai pixel terluar,
misakan = 0.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
Terlihat dipreview pada display citra, piksel terluar dari kedua scenes akan
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
53
Dalam struktur Path-Row scenes Landsat, antar scenes yang saling
bersebelahan, pasti memiliki area yang saling tumpang tindih (overlaping).
G
yang berbeda. Kita dapat
AN
memilih scenes yang memiliki
D
kualitas lebih baik di zona
N r k
N
U ne ya
overlap tersebut. Lihatlah dari
-U
AN t.
D bi
H /pe an persentase tutupan awan
G
LE lis erb
paling rendah di zona overlap
om
tersebut.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
Dalam kasus berikut, scene path 122 row 64 memiliki kuantitas awan lebih
L
rendah di zona overlap, maka naikkan posisinya ke layer paling atas (bring
AK m g
H ku ran
to front).
e
do ila
*D
____________________________________________________________
54
8.Pilih/Select layer path
122 row 64
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
Contoh perbandingan gambar di bawah ini, dimana posisi scene path 122 row
l: R m
D np opy
(gambar kanan).
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
55
Kemudian untuk proses penyetaraan warna antara scene yang akan di mosaic,
dapat diaktifkan di tab Color Correction. Penyetaraan histogram dapat dipilih
beradasarkan area yang teroverlap saja, atau seluruh scenes.
11.Centang Histogram
Matching, lalu pilih
tipenya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
Kemudian, pilihlah scene acuan ingin digunakan sebagai dasar penyetaraan
-U
AN t.
D bi
H /pe an
warna dan histogram.
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
____________________________________________________________
56
Langkah terakhir adalah menyimpan output mosaic.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
16.Simpan dan berinama
AN t.
D bi
H /pe an
G
output file, misalkan
LE lis erb
om
MOSAIC
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
17.Klik Open
18.Klik Finish
___________________________________________________________
57
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a
Berikut adalah hasil proses mosaik.
D np opy ai
IL a l.c
58
IN se ata om
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
BAB 4.
PREPROCESING (LANDSAT)
Sebelum citra dianalisis, tahap awal yang harus dilakukan adalah proses
preprocessing. Tahap preprocessing yang dibahas pada bab ini yakni adalah
kalibrasi dan koreksi. Proses kalibrasi lebih kepada transformasi nilai piksel
untuk mendapatkan nilai spektral radian dan reflektan. Citra hasil perekaman
satelit yang masih original atau bersifat data mentah (Raw Data), dimana
piksel-pikselnya masih memiliki nilai digital number (DN) atau nilai piksel
(Pixel Value). Digital number (DN) dalam piksel dapat dikatakan indeks
angka yang merepresentasikan tingkat pantulan gelombang Elektromagnetik
G
dari obyek dimuka bumi yang diterima/direkam oleh sensor. Sedangkan dalam
AN
visualisasinya, Digital Number merepresentasikan tingkat kecerahan pada
D
citra. Untuk mendapatkan nilai spektral radian obyek sebenarnya, maka citra
N r k
N
U ne ya
satelit haruslah dikalibrasi.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Tahap selanjutnya adalah koreksi. Proses ini sangat penting dilakukan karena
om
saat satelit merekam bumi, terjadi distorsi sehingga menurunkan kualitas citra.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
yang berada di ruang angkasa dengan permukaan bumi yang sangat jauh,
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
(kemampuan sensor merekam reflektan obyek muka bumi) yang salah satunya
ai a : ini
D np opy
adalah akibat gangguan atmosfer. Selain itu, dinamika posisi satelit dan juga
Em am si
IL a
mengakibatkan posisi geometris citra yang tidak sesuai dengan posisi yang
IP in n
C n me
Selain itu, proses lainnya dalam konteks preprocessing yang dibahas pada bab
*D
ini adalah mosaic dan juga penajaman citra. Kedua proses ini sebenarnya
bukan bertujuan untuk memperbaiki citra akibat distorsi, namun lebih kepada
persiapan awal citra sebelum proses pengolahan digital dilakukan.
Proses kalibrasi ini bersifat optional, artinya tidak selalu harus dilakukan.
Proses kalibrasi ini sangat penting apabila user menginginkan transformasi
___________________________________________________________
59
nilai piksel dalam bentuk nilai spektral radians dan nilai reflektan sebenarnya.
Aplikasi dari penerapan kalibrasi ini misalkan kebutuhan suatu algoritma
dimana input citra harus memiliki nilai piksel dalam satuan nilai spektral
radians, contohnya adalah algoritma yang dikembangkan oleh Budiman
(2005) untuk menghitung kandungan sedimen dalam air:
G
memiliki satuan Watts/m2*srad*m. Berikut adalah ilustrasinya.
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
total energi yang diterima obyek per satuan luas. Nilai reflektan ini tidak
memiliki satuan dan biasanya diukur berdasarkan persentase (%). Gambar di
bawah ini adalah contoh pola reflektan beberapa macam obyek.
____________________________________________________________
60
Dalam pengolahan data Landsat 8, kedua nilai ini dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
G
Reflektan ' = M*Qcal + A
AN
D
Dimana : Mp = faktor skala sedangkan Ap = faktor penambah
N r k
N
U ne ya
Dalam menghitung reflektan, tidak semua band dapat digunakan. Band
-U
AN t.
D bi
H /pe an
yang memiliki gelombang thermal (TIRS) tidak dapat dikonversi ke satuan
G
LE lis erb
reflektan, karena band ini hanya merekam radiasi saja.
om
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
(TOA Reflectance)
IP in n
C n me
L
http://landsat.usgs.gov/Landsat8_Using_Product.php
*D
' = MQcal + A
___________________________________________________________
61
Dimana:
' = Reflektan TOA yang belum terkoreksi sudut matahari.
M = faktor skala (Band-specific multiplicative rescaling factor )
A = faktor penambah (Band-specific additive rescaling factor)
Qcal = Nilai piksel (DN)
Untuk nilai faktor M dan A, dapat dilihat pada metadata citra. Dalam file
citra Landsat, selalu tersedia file metadata-nya, dimana metadata ini biasanya
berformat Text (*.txt). Dalam Landsat 8, penamaan file metadata ini selalu
diakhiri dengan _MTL. Berikut adalah contoh tampilan metadata dalam
folder hasil unduhan Citra Landsat dari situs GLOVIS USGS.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
Terlihat, untuk seluruh Band (band 1 hingga band 9), memiliki nilai faktor M
L
(0,00002) dan A (-0,1) yang sama, sehingga ini memudahkan dalam hal
AK m g
H ku ran
penulisan rumus, karena rumus yang digunakan adalah sama untuk seluruh
e
Band 10 dan 11 tidak memiliki nilai faktor M dan A, karena kedua band
tersebut adalah band thermal. Band thermal tidak merekam reflektan obyek
melainkan radiasi obyek, oleh karena itu kedua band tersebut tidak dapat
dikonversi menjadi nilai Reflektan TOA.
' = (M*Qcal) + A
(0.0002*B1)-0.1
G
AN
Untuk penulisan variabel tidak terpengaruhi oleh besar kecilnya huruf B,
D
baik penulisan B1 maupun b1 tetap bisa diinputkan ke dalam bandmath.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Bukalah software ENVI, kemudian input layer ALL_band.
LE lis erb
om
Lalu, dalam kolom Toolbox, pilih folder band ratio, kemudian double click
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Band Math.
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
____________________________________________________________
64
Kemudian, masukkan rumus berikut ke dalam kolom Enter an Expression.
2.Ketik-lah rumus-nya
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Karena semua rumus dapat diterapkan di seluruh band, maka anda cukup klik
om
G pe em
gm w
bawah ini.
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
4.Klik variabel B1
ai a : ini
D np opy
Em am si
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
7.Klik OK
___________________________________________________________
65
Maka, seluruh band akan ter-selected biru seperti gambar di bawah ini.
8.Klik
Choose
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
10.Klik
AN t.
D bi
H /pe an
G
11.Klik OK Open
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
66
Secara visual, tampilan citra terlihat lebih cerah. Namun yang paling penting
adalah nilai piksel telah berubah menjadi nilai reflektan. Ceklah nilai piksel
dari layer TOA_SPEKTRAL dengan tools cursor value , kemudian
bandingkan nilai pikselnya dengan layer ALL_BAND.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Terlihat pada gambar di atas, nilai piksel pada layer ALL_BAND masih
@ u
ai
br bra
U in m
dalam nilai digital mumber, dengan angka ribuan, sedangkan pada layer
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
D np opy
(TOA Radiance)
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
H ku ran
L = ML*Qcal + AL
e
Dimana :
do ila
*D
Mp = faktor skala
AL = faktor penambah
Keduan faktor tersebut dapat dilihat pada file metadata citra, di mana dalam
format tulisan metadata tersebut, Mp adalah
RADIANCE_MULT_BAND_..., sedangkan AL adalah
RADIANCE_ADD_BAND_....
___________________________________________________________
67
Berikut adalah tampilan metadatanya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Nilai faktor Mp dan AL tidak memiliki nilai yang sama antar setiap band-nya,
@ u
ai
br bra
U in m
hal ini berbeda dengan faktor skala spektral radian. Oleh karena itu, penulisan
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
IL a
____________________________________________________________
68
1.Klik Band Math
G
AN
Kemudian, ketiklah rumus untuk setiap band, lalu klik Add to list hingga
seluruh rumus masuk dalam kolom Previous Band Math Expressions.
D
N r k
N
2.Ketik rumus band 1,
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an lalu klik Add to list,
G
LE lis erb
hingga rumus tersebut
om
G pe em
gm w
U in m
Expressions
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Kemudian, lanjutkan
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
hingga band 7.
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Dalam proses konversi ini, data input adalah layer ALL_Band. Nilai piksel
dalam layer inilah yang diubah dari DN menjadi nilai radian
(Watts/m2*srad*m).
Untuk melakukan proses konversi, tidak bisa secara sekaligus, karena rumus
yang diproses berbeda setiap bandnya, oleh karena proses kalkulasi atau
konversi nilai piksel harus dilakukan satu-persatu.
___________________________________________________________
69
Mulailah dengan band 1 terlebih dahulu, caranya adalah sebagai berikut:
3.Select rumus
untuk band 1
4.Klik ok
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
5.Pada layer ALL_BAND, select-
om
G pe em
gm w
inputnya.
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
6.Klik Choose
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
7.Simpan dengan
nama
RADIAN_BAND_1
8.Klik Open
9.Klik ok
____________________________________________________________
70
Maka layer RADIAN_BAND_1 akan muncul, tentunya dalam kondisi single
layer atau band tunggal. Ceklah nilai piksel pada layer tersebut dengan
menggunakan tools cursor value ,
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Lanjutkan-lah dengan melakukan proses untuk band 2.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
10.klik kembali
@ u
ai
br bra
U in m
bandmath
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
11.Klik /Select
untuk rumus
band 2
12.Klik OK
___________________________________________________________
71
13.Klik b2 (band2) di layer
ALL_BAND
14.Klik Choose
G
AN
RADIAN_BAND_2
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
16.Klik Open
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
17.Klik OK
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
Setelah band 1 hingga band 7 berhasil dikonversi kedalam nilai radian, lalu
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
72
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
73
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
hingga
Layer Stacking
H /pe an
management
18.Dalam toolbox,
buka folder Raster
U ne ya
N r k
D bi
Radian_band_7
Radian_band_1
AN t.
G
kemudian inputlah
19.Klik Import File,
-U
N
D
AN
G
___________________________________________________________
20.Klik Reorder Files 21. Urutkan posisi band
dengan cara drag and drop,
kemudian klik OK
22.Klik Choose
G
AN
D
N r k
N
23.Simpan, dan berinama
U ne ya
-U
AN t.
output, misalkan
D bi
H /pe an
G
ALL_RADIAN_BAND
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
24.Klik OK
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
dimana piksel dari seluruh band pada layer tersebut memiliki nilai radian
H ku ran
____________________________________________________________
74
Tampilkan layer pertama kali muncul masih dalam greyscale, maka
tampilkanlah layer tersebut dalam mode RGB.
Klik Data
manager
Carilah layer
ALL_RADIAN_BAND.
Kemudian buatlah
G
komposit, dengan cara
AN
memilih band-nya.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Klik Load Data
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
bawah ini.
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
75
Nilai spektral radian dapat dikonversi menjadi nilai suhu permukaan
menggunakan rumus berikut:
G
k = konstanta yang besarnya 2989 mm*K,
AN
T = suhu dengan satuan Kelvin,
= panjang gelombang dalam satuan m.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
Band thermal inframerah (TIRS) yang berada di kisaran 10 m sangat
G
LE lis erb
tepat digunakan untuk mengukur suhu permukaan bumi yang suhunya
om
G pe em
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Sedangkan untuk mengukur suhu yang lebih tinggi, seperti yang dilakukan
ai a : ini
D np opy
Flynn, et al. (2001) yang mendeteksi lava ( 868 Kelvin atau 596 Celcius),
Em am si
IL a
____________________________________________________________
76
4.2. Koreksi Radiometrik
G
nilai reflektan yang error akibat posisi matahari. Citra yang diakuisisi pada
AN
musim yang berbeda, akan tampak salah satu kekurangannya yakni iluminasi
D
matahari.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Oleh karenanya, nilai reflektan pada citra harus dikoreksi dengan sudut elevasi
matahari yang dihitung berdasarkan waktu/musim perekaman data citra.
Adapun rumus dari koreksi sudut matahari ini adalah sebagai berikut:
' '
= Atau
cos(SZ) sin(SE)
___________________________________________________________
77
Dimana :
= Reflektan TOA terkoreksi sudut matahari
' = Reflektan TOA tanpa korekasi sudut matahari
SE = Sudut elevasi matahari (Local sun elevation angle).
SZ = Local solar zenith angle; SZ = 90 - SE
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
Bila menggunakan kedua rumus tersebut pun akan menghasilkan hasil yang
IP in n
sama.
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
____________________________________________________________
78
Rumus ini berlaku untuk seluruh band, dimana band yang digunakan
haruslah piksel yang telah dikonversi kedalam nilai reflektan TOA.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Masukkan rumus kedalam Band Math
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
1.Klik
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
Bandmath
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
2.Masukkan
L
Add to list
e
do ila
*D
3.klik OK
___________________________________________________________
79
Karena rumus tersebut bisa diterapkan sekaligus untuk seluruh band yang
ada di layer TOA_SPEKTRAL, maka kita bisa gunakan Map Variable to
Input File.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
6.Klik OK
____________________________________________________________
80
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
do olf :
10.Klik OK
H ku ran lfa A
AK m g
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
81
7.Klik
U in m
N
Choose
G pe em
I O nu p
LE lis erb
9.Klik Open
Simpan output file dengan cara klik tombol Choose.
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
_ANGEL
G
-U
N
D
berinama, misalkan
AN
8.Simpan output, dan
TOA_SPECTRAL_SUN
G
___________________________________________________________
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
Maka, perbedaan apakah yang muncul antara citra yang belum terkoreksi
-U
AN t.
D bi
H /pe an
sudut matahari dengan citra yang telah terkoreksi?
G
LE lis erb
om
I O nu p
Secara visual, tidak ada perbedaan antara data yang belum dikoreksi dengan
l.c
G pe em
gm w
data yang telah dikoreksi. Namun, perbedaan yang nyata terletak pada
@ u
ai
br bra
U in m
perbedaan nilai piksel antara keduannya. Gunakan tool cursor value , lalu
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
bandingkan nilai piksel antara kedua data tersebut (sebelum dan sesudah
IN se ata
l: R m
terkoreksi)
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
82
4.2.2. Dark Piksel Correction
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
dengan sangat kuat, sehingga sensor satelit menerima pantulan air dengan
ai a : ini
D np opy
intensitas kecil, sehingga efek rona piksel air dalam citra akan menjadi gelap
Em am si
dengan nilai piksel 0. Namun karena obyek air terhalang atmosfer yang
TA i t gc
N isen
IL a
kembali oleh atmosfer dan ditangkap oleh sensor sehingga warna rona akan
lebih terang karena pengaruh pantulan atmosfer (bias atmosfer) atau nilai
AK m g
H ku ran
Pergeseran nilai inilah yang disebut sebagai bias akibat efek atmosfer. Nilai
bias ini kemudian digunakan sebagai angka pengurang untuk seluruh piksel
yang terdapat dalam scenes citra di masing-masing band sehingga nilai piksel
akhir yang didapat adalah nilai piksel tanpa efek atmosfer.
___________________________________________________________
83
Rumus dark piksel correction adalah sebagai berikut:
Nilai bias didapat dari nilai minimum dimasing-masing band. Nilai minimum
tersebut dapat dilihat pada proses perhitungan statistik citra yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya.
Layer yang digunakan adalah layer yang masih berupa nilai digital number
(layer ALL_BAND). Kemudian hitunglah nilai minimum (bias) di masing-
masing band.
G
Hasil perhitungan kemudian dicatat seperti contoh di bawah ini:
AN
Band 1 = 9636
D
Band 2 = 8664
N r k
N
U ne ya
Band 3 = 7392
-U
AN t.
D bi
Band 4 = 6344
H /pe an
G
LE lis erb
Band 5 = 5911
om
Band 6 = 4883
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Band 7 = 4960
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
84
*kenapa bias pada gelombang tampak lebih besar dibandingkan
gelombang inframerah?
G
Pantulan Ralyleigh terjadi dimana gelombang elektromagnetik
AN
berinteraksi dengan partikel udara yang ukurannya lebih kecil daripada
D
panjang gelombang yang datang. Contoh partikel yang ada di atmosfer
N r k
N
U ne ya
tersebut antara lain berupa partikel halus debu, molekul nitrogen (NO2)
-U
AN t.
D bi
dan oksigen (O2).
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
85
Proses koreksi dengan metode dark piksel correction ini dapat diterapkan di
software ENVI secara otomatis, yakni dengan cara sebagai berikut.
Bukalah citra yang akan dikoreksi, yakni layer ALL_BAND.
G
AN
Correction
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
2.Pilih Dark Substraction
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
dikoreksi,yakni ALL_band
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
86
Kemudian, isi nilai minimum (bias) pada masing-masing band didalam
kolom Current Subtraction Values.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
Maka akan muncul layer baru RADIOMETRIK yang merupakan hasil dari
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
proses koreksi radiometrik. Secara visual memang tidak ada perubahan rona
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
IL a
layer yang belum dikoreksi (ALL_BAND) dengan layer yang telah dikoreksi
IP in n
C n me
(RADIOMETRIK).
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
87
Mengapa langit berwarna biru?
Pada siang hari, perjalanan sinar matahari ke bumi melalui atmosfir lebih
G
dekat. Dalam situasi ini, pantulan Rayleigh menyebabkan scattering langit
AN
lebih terang untuk dilihat dan berwarna biru, ini disebabkan karena panjang
D
gelombang terpendek yang dapat ditangkap oleh mata manusia adalah
N r k
N
U ne ya
gelombang biru.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Pada saat terbit matahari dan terbenam matahari, cahaya matahari
om
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
Sedangkan pada malam hari, langit terlihat gelap, hal ini karena ketidak
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
88
4.2.3. Koreksi Awan Tipis
G
tersebut tinggi, sedangkan wilayah yang tidak diliputi oleh awan Cirrus ini
AN
akan berwarna gelap, atau nilai pikselnya rendah.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
IL a
awan cirrus.
IP in n
C n me
L
___________________________________________________________
89
awan cirrus haruslah memiliki nilai piksel 0. Nilai piksel terendah
kecenderungan berada diatas 1000, oleh karena itu, nilai piksel harus
dikurangi DN terendah-nya, sehingga nilai terendah menjadi bernilai
0.
Kemudian, DN piksel pada band 1 hingga 7 dikurangi dengan DN
piksel band 9 yang nilai pikselnya telah termodifikasi. Hasilnya,
nilai piksel band 1-7 yang terliput cirrus akan berkurang, sedangkan
nilai piksel yang tidak terliput awan cirrus tentu akan tetap nilai-nya,
atau berkurang sedikit tergantung faktor skala yang digunakan.
Beberapa metode lain yang bisa anda terapkan adalah melakukan modelling
regresi linear. Namun untuk praktikum kali ini, rumus yang digunakan
adalah rumus matematis sederhana yang sebelumnya telah dijelaskan.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
90
Langkah selanjutnya adalah mendapatkan nilai minimum dari
layer band 9
2.Pilih Band 9
G
AN
3.Klik OK
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
4.Scrool kebawah
ai a : ini
D np opy
untuk dapatkan
Em am si
DN minimum
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
5.Catat-lah DN
minimum-nya
6.Tutup tabel
statistik
___________________________________________________________
91
Langkah selanjutnya adalah mendapatkan nilai minimum dari layer band 9.
G
AN
8.Ketik rumusnya,
D
kemudian klik Add to list
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
9.Klik OK
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
IL a
RADIOMETRIK.
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
92
Langkahnya adalah sebagai berikut:
G
AN
12.Klik
D
N r k
N
RADIOMETRIK
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
13.Klik OK
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
93
Kemudian, definisikan variabel b9, yakni layer band 9.
14.Klik/select B9
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
16.Klik Choose
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
berinama, misalkan
AK m g
H ku ran
KOREKSI_CIRRUS
e
do ila
*D
18.Klik Open
19.Klik OK
Maka, hasilnya akan muncul sebagai layer baru.
____________________________________________________________
94
G
AN
Perhatikan perbedaan antara layer yang belum terkoreksi, terkoreksi
D
dengan nilai a=1 dan dengan nilai a=1,5.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Pada scenes landsat di atas, terlihat bahwa nilai faktor a=1,5 lebih baik dalam
meminimalisir awan cirrus dibandingkan faktor lainnya. Nilai faktor
___________________________________________________________
95
tersebut belum selalu baik dan digunakan untuk seluruh kondisi. Sebagai
contoh apabila awan cirrus berada di wilayah laut, hasil dari algoritma
tersebut terkadang memberikan efek menggelapkan piksel laut yang tertutup
awan cirrus, sehinga ronanya lebih gelap dibandingkan obyek laut sekitarnya
yang tidak tertutup awan cirrus. Sehingga sebaiknya nilai faktor yang
digunakan pada kondisi tersebut adalah nilai faktor yang lebih rendah.
Penggunaan faktor ini tentu akan berbeda bila anda menggunakan scenes
lainnya, karena kualitas hasil ditentukan juga dengan kondisi ketebalan awan
cirrus. Oleh karena itu sangat disarankan untuk mencoba mempergunakan
beberapa nilai faktor, kemudian bandingkan hasilnya, dan pilihlah yang
memberikan kualitas visual paling baik.
G
Citra satelit merekam obyek muka bumi dan menyajikannya dalam suatu
AN
gambar/foto. Foto tersebut tidak hanya menampilkan gambaran (visual)
D
obyek, namun juga posisi sebenarnya obyek tersebut di muka bumi. Posisi
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
yang direkam oleh satelit, tidak selalu akurat. Ketidakakuratan ini terlihat
D bi
H /pe an
G
dari adanya distorsi atau pergeseran lokasi suatu obyek pada citra dari lokasi
LE lis erb
om
G pe em
gm w
Sebagai contoh, daerah yang bergunung akan terlihat datar, atau puncak
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Sumber:http://www.geog.ucsb.edu/~jeff/115a/lectures/geometry_of_aerial_
photographs_notes.html
____________________________________________________________
96
(NASA Earth Observatory images by Robert Simmon, based on the
G
AN
USGS National Elevation Dataset.)
D
N r k
N
Oleh karena itu, suatu citra satelit sebelum diproses lebih lanjut harus
U ne ya
-U
AN t.
melewati tahap koreksi geometrik. Koreksi geometrik ini bertujuan untuk
D bi
H /pe an
G
memperbaiki posisi obyek dalam citra akibat distorsi ke posisi yang
LE lis erb
om
G pe em
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
N
TA i t gc
N isen
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
97
Kesalahan Acak (non-systematic geometric errors), disebabkan oleh
orbit,perilaku satelit, efek rotasi bumi, dan efek bentuk muka bumi. Untuk
mengoreksinya diperlukan sebuah proses yang dikenal dengan istilah
image to map rectification. Proses ini memerlukan Titik Kontrol Tanah
(Ground Control Points, GCP) untuk menyesuaikan koordinat piksel
pada citra dengan koordinat objek yang sama di bidang datar peta (bumi).
Contoh perubahan bentuk citra akibat kesalahan acak adalah sebagai
berikut (Purwadhi, 2001):
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
Berdasarkan publikasi yang diambil dari situs USGS, data landsat yang
e
do ila
Proses yang telah diterapkan pada produk ini adalah koreksi geometrik
dengan menggunakan Titik Kontrol Tanah (GCP). Selain itu, koreksi
terhadap efek topografi juga telah dilakukan dengan memanfaatkan data
digital elevation model (DEM). Akurasi/presisi citra dari produk ini
____________________________________________________________
98
tergantung dari akurasi ground control point serta resolusi dem yang
digunakan.
Sumber : http://landsat.usgs.gov/Landsat_Processing_Details.php
G
Dalam praktek ini, akan dibahas mengenai langkah koreksi geometrik
AN
menggunakan ENVI Classic.
D
N r k
N
U ne ya
-U
ENVI Classic merupakan aplikasi tambahan dari software ENVI dimana
AN t.
D bi
H /pe an
G
memiliki tampilan ENVI versi terdahulu. Software ENVI generasi sebelum
LE lis erb
versi 5, memiliki tampilan seperti ENVI Classic, dimana ciri khasnya yakni
om
I O nu p
tampilannya hanya terdiri dari kotak yang berisi deretan menubar tanpa
l.c
G pe em
gm w
U in m
Classic tidak jauh berbeda, memiliki fungsi dan menu yang sama, hanya saja
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
D np opy
di ENVI, hal ini dikarenakan dalam pelaksaan koreksi geometrik, citra satelit
Em am si
IL a
ENVI Classic.
e
do ila
___________________________________________________________
99
Gambar di bawah ini adalah tampilan awal ENVI classic yang berupa kotak
berisi deretan menu
Dalam latihan koreksi geometrik ini, data yang akan dikoreksi adalah data
yang didownload dari google (google imagery). Data tersebut akan dikoreksi
terhadap citra landsat 8, artinya dalam hal ini, landsat 8 digunakan sebagai
referensi karena landsat 8 dianggap sudah memiliki posisi geometrik yang
baik.
G
AN
D
1.Buka menu File Pilih Open Imge File
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
3.Klik Open
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Maka akan muncul kotak Available Bands List. Kotak ini berfungsi untuk
menunjukkan data/layer apa saja yang telah diinputkan. Kemudian,
tampilkan-lah citra tersebut dalam komposit RGB berwarna agar
memudahkan dalam proses interpretsi.
____________________________________________________________
100
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
Maka akan muncul 1 Display dengan 3 jendela (Image, Scrool, dan Zoom)
AN t.
D bi
H /pe an
G
yang berisi tampilan citra. Inilah karakteristik tampilan ENVI Classic yang
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
sama.
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
101
Maka akan muncul layer google_imagery yang berformat TIFF. Citra ini
hanya terdiri dari 3 komponen Band, yakni band Red, Green, dan Blue.
Langkah selanjutnya, tampilkan citra tersebut dalam display yang baru.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
11.Buatlah kombinasi
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
102
Koordinat sistem dari citra yang akan di koreksi harus sama dengan
koordinat sistem dari citra referensinya. Untuk mengecek koordinat sistem
dari suatu layer, bukalah Map info seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.
Terlihat, bahwa
Klik (+) pada Map info di masing-masing layer
koordinat
sistem dari layer
google_imagery
adalah
Mercator,
berbeda dengan
layer All_BAND
yang memiliki
sistem UTM.
G
Oleh karena itu,
AN
sistem
D
koordinat layer
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
google_imagery
D bi
H /pe an
G
harus diubah
LE lis erb
om
menjadi UTM
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
13.Klik
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
menu Map
IP in n
C n me
L
a
AK m g
14.Pilih Convert
H ku ran
15.Pilih/select citra
e
Map Projection
do ila
*D
________
16.Klik OK
________________ ___________________________________
103
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
104
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
tersebut agar sesuai dengan sistem koordinat dari layer ALL_BAND.
-U
N
D
Kemudian lakukan pengaturan sistem koordinat pada citra google imagery
____________________________________________________________
AN
G
Maka. Display 1 (#1) berisi layer ALL_BAND yang digunakan sebagai
referensi (base), sedangkan Display 2 (#2) berisi layer google_48s yang
akan dikoreksi (warp).
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
105
30.Base image
berisi citra yang 31.Warp
digunakan sebagai image berisi
referensi, maka citra yang
pilih Display 1 akan
dikoreksi,
maka pilih
32.Klik OK
Display 2
Maka akan muncuk kotak Ground Control Point Selection. Tahap ini adalah
proses pengumpulan titik GCP, dimana titik-titik yang diambil harus
G
merupakan obyek yang sama pada kedua citra tersebut.
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
31.Carilah obyek
D bi
H /pe an
G
yang sama di
LE lis erb
om
kedua
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
display/layers
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
32.Kemudian
IN se ata
l: R m
simpan GCP
ai a : ini
D np opy
tersebut dengan
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
106
33.Ambilah GCP minimal 5 titik dengan 34.RMS error akan
distribusi menyebar di seluruh scenes muncul secara
layer yang dikoreksi. otomatis bila GCP
telah terkumpul
lebih dari 4 titik.
Nilai RMS ini tidak
boleh lebih dari 1.
Apabila nilai RMS >1,
maka hasil koreksi
menjadi kurang
presisi.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
107
Setelah GCP terkumpul dengan catatan RMS <1, selanjutnya simpan lah
GCP tersebut dengan cara sebagai berikut.
36.Klik menu
FilePilih Save GCPs
to ASCII
37.Klik Choose
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
misalkan GCP
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
39.Klik Open
40.Klik OK
____________________________________________________________
108
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
109
U in m
N
43.Klik OK
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
42.Pilih citra yang akan dikoreksi
41.Klik menu Options, pilih Warp File
AN
___________________________________________________________
G
44.Pilih metodenya,
misalkan Polynomial
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
berinama misalkan
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
GOOGLE_KOREKSI_GEOMETRIK
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
48.Klik Open
49.Klik OK
____________________________________________________________
110
Maka didalam kotak Available
Bands List muncul layer
GOOGLE_KOREKSI_GEOMETRIK.
Inputkanlah layer
GOOGLE_KOREKSI_GEOMETRIK,
dan bandingkanlah dengan layer
G
AN
ALL_BAND untuk melihat presisi
D
geomterik secara visual.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Koreksi Geometrik
ai a : ini
D np opy
Em am si
Dalam penentuan titik GCP, obyek yang diambil sebaiknya adalah obyek
TA i t gc
N isen
IL a
antara citra yang dijadikan sebagai referensi dengan citra yang akan
L
dikoreksi. Contoh obyek yang baik diambil sebagai GCP yakni perpotongan
AK m g
H ku ran
jalan, bangunan besar, dan obyek lainnya selama tidak berubah bentuk
e
___________________________________________________________
111
Dimana Lmax = Nilai distorsi maksimum
Hmax = ketinggian maksimum obyek
= Sudut terhadap nadir. (derajat)
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Apabila minimal GCP telah ter-input sebanyak 4 titik, maka secara otomatis
Em am si
nilai RMS akan muncul. Root Mean Square (RMS) error merupakan metode
TA i t gc
N isen
IL a
yang digunakan untuk menguji ketelitian hasil koreksi dari titik-titik GCP
IP in n
C n me
G
AN
Resampling adalah proses penentuan nilai digital piksel citra setelah
D
mengalami perubahan posisi hasil koreksi. Nilai piksel ini akan ditentukan
N r k
N
U ne ya
dengan metode matematis yang dihitung dari nilai piksel yang ada
-U
AN t.
D bi
H /pe an
disekitarnya. Ada tiga macam teknik resampling, yaitu nearest neighbour
G
LE lis erb
(tetangga terdekat), bilinear dan cubic convolution. Ketiga teknik tersebut
om
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
baru ditentukan oleh hasil rata-rata 4 buah piksel lama yang mengelilinginya.
Em am si
IL a
nilai piksel baru ditentukan oleh hasil rata-rata 16 buah piksel lama yang
IP in n
C n me
mengelilinginya.
L
a
AK m g
H ku ran
___________________________________________________________
113
BAB 5.
MEMOTONG CITRA
2.Pilih Resize
G
Data
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
3.Klik/Select citranya
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
4.Pilih Spatial
IL a
IP in n
C n me
Subset
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
114
Maka akan muncul kotak Select Spatial Subset seperti gambar di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
7.Klik OK
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
8.Klik OK
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
9.Klik OK
*D
___________________________________________________________
115
10.Klik Choose
untuk
menyimpan
G
AN
12.Klik Open
D
N r k
N
U ne ya
13.Klik OK
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
layer layer
G pe em
gm w
@ u
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
116
5.2. Memotong Menggunakan Data Raster
Apabila terdapat 2 citra yang kita ingin potong dengan cara menggambar
kotak (rectangle), seperti langkah yang sebelumnya, maka hasil potongan
antara kedua citra tersebut belum tentu sama cakupan areanya
(penggambaran batasnya). Cara yang mudah dilakukan, yakni memotong 1
citra terlebih dahulu dengan menggambar rectangle. Lalu hasil potongannya
digunakan sebagai referensi untuk memotong citra berikutnya. Hal ini dapat
menghasilkan 2 potongan citra dengan luas/cakupan yang sama.
Dalam sub-bab ini, Layer citra yang akan dipotong adalah band 8, namun
luas potongannya harus sama persis dengan hasil potongan dari layer
CROP_RECTANGLE_JAKARTA. Teknik yang akan digunakan adalah
resize data berdasarkan file citra, atau dalam hal ini layer
CROP_RECTANGLE_JAKARTA akan digunakan sebagai referensi
G
AN
pemotong untuk band 8, sehingga luas/cakupan area hasil cropping akan
sama.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
Oleh karena itu, inputlah band 8 dan CROP_RECTANGLE_JAKARTA
H /pe an
G
kedalam ENVI.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Band 1 hingga band 7 Band 8
G
AN
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan proses pemotongan
D
N r k
N
menggunakan file citra sebagai referensinya.
U ne ya
-U
AN t.
1.Buka folder Raster Management,
D bi
H /pe an
G
yang terdapat dalam Toolbox
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
3.Pilih/select citra
D np opy
2.Pilih Resize
yang akan dipotong,
Em am si
N
TA i t gc
N isen
Data
IL a
yakni band 8
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
118
5.Pilih File
6.Pilih layer
CROP_RECTANGLE_JAKARTA
sebagai referensi
pemotongnya
7.Klik OK
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
8.Klik OK
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
9.Klik Choose
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
berinama, misalkan
D np opy
CROP_PANKROMATIK
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
_JAKARTA
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
11.Klik Open
e
do ila
*D
12.Klik OK
___________________________________________________________
119
Maka hasil potongan band 8 (pankromatik) akan memiliki cakupan area
yang sama dengan layer yang digunakan sebagai referensinya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
5.3. Memotong Menggunakan ROI dari Vektor Polygon
om
Dalam sub-bab ini, kita akan mempelajari bagaimana cara memotong citra
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
administrasi ini berupada data vektor hasil deliniasi atau digitasi dari
Em am si
IL a
Untuk latihan kali ini, data vektor poligon shapefile DKI Jakarta telah
IP in n
C n me
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
120
Potonglah citra Landsat yang telah di-layer stacking dan terkoreksi
radiometrik dengan vektor poligon administrasi Jakarta, sehingga area data
Landsat yang dimiliki nanti, hanya meliput wilayah DKI Jakarta saja. Data
poligon yang telah disiapkan berformat shapefile ESRI. Poligon ini
dihasilkan dari proses digitasi yang bereferensi dari citra satelit atau peta
batas administrasi yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
1.Klik Open
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
shapefilenya.
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
3.Klik tipe
*D
filenya,shapefile
___________________________________________________________
121
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
122
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
6.Klik Open
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
Maka akan muncul batas administrasi vektor pada map display di ENVI
____________________________________________________________
AN
G
5.Select datanya
Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi data vektor kedalam ROI
8.Klik Vektor to
ROI
9.Select/Klik data
vektor jakarta
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
10.Klik OK
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
in a single ROI
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
12.Klik OK
___________________________________________________________
123
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
akan dipotong
H ku ran do olf :
lfa A
15.Klik OK
AK m g
e br bra
124
IN se ata
13.Klik Vektor to ROI
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
Maka, ROI akan muncul sebagai poligon, seperti gambar di bawah ini.
____________________________________________________________
AN
G
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
do olf :
21.Klik OK
H ku ran lfa A
AK m g
e
C n me
br bra
@ u
20.Klik Open
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
125
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
Yes
U ne ya
N r k
D bi
18.Klik Choose
AN t.
output, misalkan
G
-U
N
16.Klik Vektor ROI-nya
D
19.Simpan dan berinama
17.Klik untuk memilih
CROP_VEKTOR_JAKARTA
AN
___________________________________________________________
G
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a
seperti gambar dibawah ini.
D np opy ai
IL a l.c
om
126
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
Maka hasinya adalah citra akan terpotong seluas wilayah DKI jakarta,
AN
G
BAB 6.
PENAJAMAN CITRA
G
AN
Sedangkan penajaman spektral atau biasa diistilahkan sebagai spectral
enhancement, didefinisikan sebagai suatu proses memanipulasi kontras pada
D
N r k
N
citra untuk meningkatkan kualitas visual sehingga informasi yang terdapat
U ne ya
-U
AN t.
D bi
pada citra menjadi lebih mudah teridentifikasi.
H /pe an
G
LE lis erb
om
Didalam software ENVI, anda dapat dengan mudah melakukan kedua proses
I O nu p
l.c
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
penajaman tersebut.
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
Faktor resolusi atau kedetailan citra adalah kunci dalam proses interpretasi
IP in n
C n me
L
Saat ini, beberapa satelit telah menyediakan citra resolusi tinggi namun tidak
selalu dalam mode multispectral atau berwarna. Beberapa satelit memiliki
band monochrome dan multispektral, contohnya antara lain:
Data Landsat pun termasuk pada jenis satelit yang menyediakan data
pankromatik dan multispektral. Pada Landsat 8, band pankromatik terdapat
pada band 8 memiliki resolusi 15 meter, lebih tinggi dibandingkan band
multispektral lainnya yang memiliki resolusi 30 m.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
D np opy
IL a
resolusi tinggi. Metode fusi ini dikembangkan oleh Dr. Yun Zang dari
AK m g
Proses fusi ini dapat juga diterapkan pada citra beda sensor, misalkan antara
e
do ila
diperhatikan, yakni:
1. Kedua citra yang akan di fuzi (multispektral dan pankromatik) harus
memiliki rasio resolusi sebesar 5:1. Maksudnya adalah bila ingin
melakukan panshapening Landsat multispektral dengan resolusi 30
meter, maka resolusi citra pankromatik yang masih diperbolehkan
tidak boleh lebih kecil dari 6 meter.
____________________________________________________________
128
2. Kedua citra yang akan di fuzi (multispektral dan pankromatik) harus
memiliki geometri yang sama. Oleh karena itu, biasanya kedua citra
beda sensor yang akan difusi harus melalui tahap koreksi geometrik
terlebih dahulu.
3. Tanggal perekaman kedua citra yang akan d fuzi haruslah dalam
tempo yang berdekatan. Hal ini dimaksudkan agar potensi
perubahan obyek yang terdapat didalam scenes citra tidak terlampau
besar.
G
-
AN
Citra band 8 yang telah dipotong (cropping) menggunakan
file lain (CROP_RECTANGLE_JAKARTA) sebagai
D
N r k
N
acuan, sehingga cakupannya menjadi sama. (nama file =
U ne ya
-U
AN t.
CROP_PANKROMATIK_JAKARTA)
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
CROP_RECTANGLE_JAKARTA.
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
1.klik Open
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
129
Bila anda ingin melakukan perbandingan secara visual antara layer
pankromatik dan multispektral, anda dapat lakukan proses swipe seperti
contoh di bawah ini.
Swipe
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
Berikut adalah langkah-langkah melakukan proses pansharpening didalam
-U
AN t.
D bi
software ENVI.
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
2.Pilih folder
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
Image
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Sharpening
ai a : ini
D np opy
Em am si
3.Pilih
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
metodenya,
C n me
L
misalkan
AK m g
Gram Schmit
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
130
6.Kemudian pilih citra sebagai
resolusi tingginya, yakni
CROP_PANKROMATIK_JAKARTA
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
8.Klik icon (...) untuk
LE lis erb
7.Klik ok
om
G pe em
gm w
penajaman ini
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
berinama, misalkan
*D
PANSHARPEN_GRAM_SCHMIT
10.Klik OPEN
___________________________________________________________
131
Berikut perbandingan antara citra multispektral dengan citra hasil
pansharpening :
G
AN
Penajaman spektral merupakan proses memanipulasi kontras pada citra
D
untuk meningkatkan kualitas visual sehingga informasi yang terdapat pada
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
citra menjadi lebih mudah teridentifikasi. Terdapat 4 hal bentuk penajaman
D bi
H /pe an
G
yang dapat anda lakukan didalam software ENVI, yakni:
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Bukalah citra yang akan digunakan untuk penajaman, misalkan citra yang
ai a : ini
D np opy
PANSHARPEN_GRAM_SCHMIT.
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
132
Di dalam ENVI, fungsi penajaman telah tersedia di bagian menubar. Anda
dapat memilih beberapa tipe penajaman, kemudian secara otomatis, tampilan
citra akan berubah sesuai dengan jenis penajaman yang digunakan. Jenis
penajaman yang telah tersedia di ENVI meliputi penajaman Linear,
Equalization, Gaussian, Square Root, Logarithmic, dan Optimized Linear.
Jenis-jenis penajaman tersebut memiliki metode perentangan histogram
yang telah disetting secara baku. Namun, anda juga dapat mengatur
histogram secara manual dengan menggeser kurva pada masing-masing
kanal Red, Green, dan Blue sehingga menghasilkan kenampakan visual yang
anda inginkan.
Anda dapat mengatur tingkat kecerahan dan kekontrasan pada citra dengan
langkah sebagai berikut.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
Kecerahan
N isen
kekontrasan
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
133
Tipe pelebaran kontras (Stretch) yang terdapat didalam menubar ENVI
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
G
AN
2.Pilih jenis penajaman.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anda dapat melakukan proses
D bi
H /pe an
G
perentangan histogram secara manual. Berikut adalah contohnya:
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
3.Pilih Costum
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
4.Pilih Kanal-nya.
AK m g
H ku ran
Misalkan Kanal
e
do ila
Merah terlebih
*D
dahulu
Klik
____________________________________________________________
134
Maka anda akan melihat
distribusi histogram kanal
merah, dimana kanal merah
ini diisi dengan band 4 (RGB
432).
G
AN
disamping, maka tampilan
citra akan berubah.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
Pada pixel-pixel yang memiliki nilai DN pada rentang tersebut yang rata-rata
e
do ila
adalah obyek lahan terbangun, akan berubah menjadi lebih berwarna merah.
*D
Hal ini karena pada rentang DN tersebut, kontras histogram merah (RED) di
mampatkan sehingga warna merah menjadi lebih menonjol.
___________________________________________________________
135
Dalam melakukan proses penajaman spektal untuk meningkatkan kualitas
visual citra, ada baiknya dimulailah dengan penentuan komposit RGB
terlebih dahulu. Dengan menggunakan Komposit RGB yang tepat, dapat
memberikan visualisasi yang lebih baik. Contoh dalam mendeteksi
mangrove, tampilan RGB 564 (False Color) memberikan visualisasi yang
lebih baik dibandingkan dengan tampilan RGB 432 (True Color) dimana
mangrove lebih kontras berwarna coklat dibandingkan obyek vegetasi lain
di sekitarnya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
RGB 432 (True Color) GB 564 (False Color)
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Kemudian, dengan mengunakan filter penajaman seperti Optimized Linear,
om
I O nu p
warna mangrove lebih kontras lagi dengan berubah menjadi warna merah.
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
136
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
sehingga tekstur citra akan berubah.
IN se ata
D iz u
137
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb kekontrasan
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
Geser, untuk pengaturan
G
-U
N
D
Selain itu, anda juga dapat mengatur tingkat ketajaman (sharpen) image
AN
___________________________________________________________
G
BAB 7.
KLASIFIKASI CITRA
G
maupun pancaran yang spesifik dan berbeda-beda. Dengan memahami
AN
karakteristik nilai piksel pada suatu obyek maka kita akan mendapatkan
D
sebaran seluruh obyek tersebut di seluruh scenes citra. Piksel-piksel yang
N r k
N
U ne ya
memiliki kriteria yang sama, akan tergabung dan membentuk satu kelas yang
-U
AN t.
D bi
H /pe an
mencerminkan obyek tersebut. Bila yang diidentifikasi adalah beberapa
G
LE lis erb
kelas obyek, maka seluruh piksel pada citra akan terbagi habis kedalam
om
G pe em
gm w
tutupan lahan semisal kelas lahan terbangun, kelas badan air, kelas vegetasi,
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
IL a
Contoh dari kalimat diatas dapat anda pahami dengan membedakan kedua
IP in n
C n me
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Gambar A Gambar B
____________________________________________________________
138
Dari kedua gambar tersebut, sama-sama memberikan visualisasi
kenampakan tutupan lahan DKI Jakarta. Namun, bila dibandingkan dengan
gambar A, gambar B memberikan tampilan/visualisasi yang lebih mudah
diinterpretasi dan dipahami dalam memberikan informasi tutupan lahan.
Sedangkan pada gambar A, untuk mendapatkan informasi tutupan lahan
maka perlu ada usaha interpretasi terlebih dahulu, tentu ini menjadi lebih
sulit. Perbedaan dari kedua data tersebut, Gambar B merupakan data hasil
klasifikasi dimana seluruh pikselnya telah terklasifikasi menjadi 5
kelas/obyek tutupan lahan. Sedangkan gambar A merupakan data mentah
dimana piksel-piksel belum memiliki atribut apapun.
Menurut Lillesand dan Kiefer (1990), klasifikasi dibagi ke dalam dua jenis
teknik yaitu
a. Klasifikasi Supervised (Terbimbing)
G
Teknik ini dilakukan dengan prosedur pengambilan sampel
AN
beberapa piksel untuk masing-masing kelas/obyek. Sampel atau
D
Region Of Interest ini digunakan untuk mendapatkan karakteristik
N r k
N
U ne ya
nilai piksel di masing-masing obyek/kelas. Kemudian seluruh piksel
-U
AN t.
D bi
H /pe an
yang bukan sebagai sampel akan dikelompokkan dengan mengacu
G
LE lis erb
pada karakteristik nilai piksel sampel yang telah diambil dengan
om
G pe em
gm w
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
IL a
ingin diidentifikasi.
e
do ila
*D
G
Surut Surut
AN
Penentuan skala pada data citra dapat menggunakan rumus/aturan
D
Aturan Tobler. Aturan ini menekankan pada ukuran obyek terkecil
N r k
N
U ne ya
yang mampu ditampilkan dalam peta.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
Skala peta = Resolusi spasial citra (dalam meter) * 2 * 1000
G
LE lis erb
Bila kita menggunakan citra Landsat, resolusi 30 meter, maka sepadan
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
140
Kemudian gunakan tools Data Manager untuk menampilkan data tersebut
dalam layer komposit yang berbeda, misalkan komposit False Color RGB
654.
G
AN
2.Pilih komposit False,
D
N r k
N
misalkan RGB 654
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
ditampilkan dalam 2 layer komposit yang berbeda, satu layer dalam true
IN se ata
l: R m
color (RGB 432), layer lainnya dalam komposit false color (RGB 654).
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
141
Rename kedua layer tersebut, agar mempermudah dalam mengenali dan
membedakan antar layer.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
6.Klik Kanan Rename Item
D bi
H /pe an 7.Rename, sebagai
G
LE lis erb
om
TRUE COLOR
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
Maka, kedua layer tersebut telah berganti nama sesuai dengan kompositnya.
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
8.Klik/Select, hingga
terblok warna biru
G
AN
pada layer tersebut
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
Maka akan muncul kotak Region of Interest. Dalam hal ini, ROI yang akan
IN se ata
l: R m
dibuat telah terintegrasi dengan layer False Color. Sedangkan layer True
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
IL a
IP in n
C n me
L
___________________________________________________________
143
10.Klik New ROI
11.Rename kelas
pertama, misalkan
lahan terbangun
12.Kemudian pilih
G
warnanya
AN
D
N r k
N
U ne ya
Maka kelas pertama tadi muncul dalam direktori layer FALSE COLOR.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
Langkah selanjutnya, buatlah kelas tutupan lahan lainnya.
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
14.Rename Kelas
C n me
L
berikutnya
AK m g
H ku ran
kemudian pilih
e
do ila
warnanya.
*D
____________________________________________________________
144
15.Klik New ROI
16.Rename Kelas
selanjutnya,
kemudian pilih
warnanya. 18.Rename
Kelasnya,
kemudian
G
17.Klik kembali
AN
pilih
New ROI
D
warnanya.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
145
Kemudian, mulailah menggambar sampel poligon di masing-masing ROI.
Misalkan dimulai dari kelas lahan terbangun. Carilah obyek lahan terbangun,
semisal pemukiman, industri, perkantoran,dll.
Tampilan Lahan terbangun di True Color (kiri) dan False Color (kanan).
G
Setelah menemukan target obyek, selanjutnya aktifkan ROI untuk kelas
AN
Lahan Terbangun, lalu gambarlah poligon di area yang akan dijadikan
D
N r k
sampel.
N
U ne ya
-U
AN t.
19.Double-Click Kelas
D bi
H /pe an
G
20.Klik icon Polygon.
LE lis erb
Lahan Terbangun.
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
146
22.Deliniasi line polygon
hingga menuju titik awal,
sehingga membentuk garis
yang menyambung, lalu
sambungkan hingga kursor
berbentuk lingkaran
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
23.Double click, pada pertemuan
-U
AN t.
D bi
H /pe an garis hingga menjadi poligon utuh
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
Carilah obyek permukiman lainnya untuk menambah ROI pada kelas Lahan
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
klik
___________________________________________________________
147
Setelah selesai mengambil ROI untuk kelas lahan terbangun, Lanjutkan lah
dengan membuat poligon-poligon sampel ROI di masing-masing kelas
tutupan lahan lainnya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
juga bisa mengecek statistik dari sampel-sampel yang telah anda buat.
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
26.Klik OK
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
___________________________________________________________
149
Anda juga dapat
melihat
distribusi pixel
per masing-
masing kelas
ROI. Pertama
tentukan kelas
ROI terlebih
dahulu.
G
AN
Lalu nilai
D
N r k
statistic dari
N
U ne ya
-U
AN t.
sampel kelas
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
ROI terpilih
om
I O nu p
akan muncul.
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
____________________________________________________________
150
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
ru ud ilik
All Item
do ila do olf :
H ku ran lfa A
29.Klik Select
AK m g
e
C n me
br bra
@ u
IP in n
31.Klik Open
TA i t gc gm w
a
151
U in m
N
28.Pilih Save As
G pe em
output, misalkan
I O nu p
ROI_SUPERVISED
LE lis erb
27.Klik menu File
32.Klik OK
AN
___________________________________________________________
G
Setelah ROI tersimpan, kemudian mulai-lah untuk melakukan proses
klasifikasi. Caranya adalah sebagai berikut.
33.Bukalah folder
Classification
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
klasifikasinya, misalkan
@ u
ai
36.Klik OK
br bra
U in m
do olf :
Maximum Likelihood
ru ud ilik
D iz u
35.Select/Pilih
lfa A
IN se ata
l: R m
input citra-nya
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
152
37.Klik Select All Items
38.Klik Choose
G
berinama, misalkan
AN
CLASS_SUPERVISED
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
40.Klik Open
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
41.Klik OK
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Maka akan muncul layer baru hasil proses klasifikasi dengan metode
supervised. Warna dari kelas tersebut me-representasi-kan dari obyek
tutupan lahan. Hasil ini muncul dari proses perhitungan statistik dari sampel-
sampel ROI yang telah dibuat. Sampel-sampel ROI dianalsis secara statistik
kemudian diinterpolasi ke seluruh area. Baik-buruknya hasil klasifikasi,
tentu tergantung dari kualitas sampel ROI yang diambil. Apabila sampel
___________________________________________________________
153
tidak representatif, maka kesalahan hasil klasifikasi dapat terjadi. Hal ini
dicontohkan seperti gambar di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
Area yang dilingkari warna merah, harusnya merupakan laut (biru). Namun
br bra
U in m
do olf :
dari hasil klasifikasi ini terlihat obyek tersebut adalah lahan basah (warna
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
ungu). Hal ini terjadi karena tidak ada sampel ROI badan air yang dibuat di
l: R m
D np opy
N
TA i t gc
IL a
IP in n
Untuk dapat memperbaiki hasil klasifikasi, tidak perlu anda lakukan dengan
AK m g
H ku ran
membuat ROI dari awal. Anda dapat menambahkan atau mengurangi sampel
e
do ila
ROI yang telah anda buat dan simpan. Hasil pembaharuan ROI tersebut,
*D
____________________________________________________________
154
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
155
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
ingin diedit .
H /pe an
kelas ROI yang
U ne ya
N r k
Double click pada
D bi
AN t.
G
-U
lagi.
editlah
N
D
misalkan
n sampel
Kemudian
AN
___________________________________________________________
sampel ROI,
G
lebih banyak
menambahka
Hasil editing,
bisa anda
simpan dengan
file yang sama
(Save), atau
membuat file
yang baru (Save
As)
G
kembali dengan cara yang sama.
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
Pilih metodenya, misalkan
G
LE lis erb
om
Maximum Likelihood
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Select/Pilih input
citra-nya
Klik OK
____________________________________________________________
156
Select kelas ROI
G
CLASS_SUPERVISED_EDIT
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Klik Open
ai a : ini
D np opy
Klik OK
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
Setelah hasil dari proses klasifikasi selesai, anda dapat membandingkan hasil
AK m g
___________________________________________________________
157
Contoh di bawah ini, dengan hanya menambahkan sampel ROI badan air
pada area yang salah, hasilnya terlihat berubah.
G
Sebelum di editing Sesudah di editing
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Bila anda telah terlanjur menutup ENVI, anda dapat menginputkan kembali
D bi
H /pe an
G
ROI yang telah anda simpan, yakni dengan cara sebagai berikut
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
158
Kemudian, carilah file
ROI (xml) yang telah
disimpan sebelumnya.
G
AN
D
N r k
N
Maka, seluruh ROI yang telah
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
tersimpan akan muncul kembali.
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
klasifikasi lagi.
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
159
7.2. Klasifikasi Unsupervised
Sama seperti pada proses klasifikasi sebelumnya (Supervised), anda harus
input datanya terlebih dahulu. Kemudian, buatlah 2 layer dengan komposit
berbeda dari data tersebut.
Bukalah data CROP_RECTANGLE_JAKARTA.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Kemudian gunakan tools Data Manager untuk menampilkan data tersebut
D bi
H /pe an
G
dalam 2 layer komposit yang berbeda, misalkan komposit false color RGB
LE lis erb
om
654.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
____________________________________________________________
160
Sehingga, kini terdapat data CROP_RECTANGLE_JAKARTA, ditampilkan
dalam 2 layer komposit yang berbeda, satu layer dalam True color (RGB
432), layer lainnya dalam komposit False color (RGB 654).
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Rename kedua layer tersebut, agar mempermudah dalam mengenali dan
D bi
H /pe an
G
membedakan antar layer.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
5.Rename, sebagai
ai a : ini
D np opy
FALSE COLOR
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
161
Maka, kedua layer tersebut telah berganti nama sesuai dengan kompositnya.
G
AN
Prinsip dasar dari klasifikasi unsupervised adalah mengelompokkan
D
(clustering) piksel-piksel yang memiliki kemiripan spektral kedalam
N r k
N
U ne ya
beberapa kelas. Teknik clustering yang digunakan terdiri dari 2 yakni metode
-U
AN t.
D bi
H /pe an
K-means dan metode ISODATA. Sebelum melakukan proses clusterring,
G
LE lis erb
ada baiknya anda mencoba sedikit percobaan sebagai berikut.
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
IL a
IP in n
____________________________________________________________
162
2.Pilih Menu Display pilih 2D Scatter Plot
G
AN
karena scater pixel diambil
D
untuk 2 band saja. 4.pilih lah X band = band 6 (1,65 m)
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Y band = band 5 (0,88 m)
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
163
7.Agar warna dibedakkan,
8.Kemudian digit-lah scatter pada
pilihlah warna lain untuk
area yang ditunjukkan pada
pemilihan scatter selanjutnya.
lingkaran di bawah ini. Lalu akhiri
dengan klik kanan.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
Dari percobaan di atas, maka kita dapat mengetahui pola scatter lahan
-U
AN t.
D bi
H /pe an
terbangun dan badan air pada band 5 dan band 6 dan mampu mengklusterkan
G
LE lis erb
atau mengelompokkannya.
om
I O nu p
Band 5
l.c
G pe em
gm w
terbangun, memiliki
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
a
AK m g
band 6
e
do ila
*D
Band 6
G
AN
Pusat kluster lahan
D
N r k
N
terbangun
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
ITERASI 1
e
do ila
*D
___________________________________________________________
165
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
166
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
ITERASI 2
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
ITERASI 3
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
___________________________________________________________
167
G
Dalam penerapannya nanti, band yang digunakan tidak hanya berjumlah 2
AN
band, namun dapat dilakukan untuk seluruh band multispektral Landsat 8
D
(band 1-7). Sehingga karakteristik scatter akan semakin variatif.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
7.2.1. Metode K-Means
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
1.Buka folder
l: R m
ai a : ini
D np opy
Classification
Em am si
Unsupervised
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
2.Pilih metodE K-
AK m g
H ku ran
means
e
do ila
*D
3.Select/Pilih
citranya
4.Klik OK
____________________________________________________________
168
5.Tentukan banyaknya kelas, misalkan
30 kelas.
7.Klik Choose
G
untuk menyimpan
AN
D
N r k
N
8.Simpan output dan
U ne ya
-U
AN t.
D bi
berinama, misalkan
H /pe an
G
LE lis erb
UNSUPERVISED_JAKART
om
I O nu p
A
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
9.Klik Open
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
10.Klik OK
e
do ila
*D
___________________________________________________________
169
Bila proses telah selesai, maka akan muncul layer class image
(UNSUPERVISED_JAKARTA) yang merupakan hasil dari proses
klasifikasi Unsupervised dengan parameter yang telah ditentukan.
G
AN
yang terdapat dalam class image tersebut.
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
IL a
IP in n
____________________________________________________________
170
Mulailah mengidentifikasi setiap kelas tersebut dengan membandingkannya
dengan layer True Color dan False Color.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
Karena kelas yang dihasilkan cukup banyak, maka satu tutupan lahan,
l: R m
D np opy
N
TA i t gc
sama.
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
171
7.2.2. Metode ISODATA
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan proses unsupervised
menggunakan algoritma ISODATA.
1.Buka folder
Classification
Unsupervised
G
AN
2.Pilih metode
D
N r k
N
U ne ya
ISODATA
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
3.Select/Pilih
AK m g
H ku ran
citranya
e
do ila
*D
4.Klik OK
____________________________________________________________
172
5.Tentukan jumlah kelas minimal dan 6.Tentukan jumlah proses iterasi,
maksimal,misalkan min=5 dan misalkan 5.
max=30 kelas. Semakin banyak maksimum iterasi,
Semakin banyak kelas, semakin semakin baik hasil klasifikasi,
banyak objek yang mampu namun akan semakin lama proses
diidentfikasi loading-nya
7.Klik Choose
untuk menyimpan
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an 8.Simpan output dan
G
LE lis erb
berinama, misalkan
om
I O nu p
UNSUPERVISED_JAKARTA
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
9.Klik Open
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
10.Klik OK
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
173
Mulailah mengidentifikasi setiap kelas tersebut dengan membandingkannya
dengan layer True Color dan False Color.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
174
selanjutnya, akan dijelaskan cara untuk menggabungkan kelas-kelas yang
sama.
7.2.3. Reklasifikasi
G
AN
Langkah ini dilakukan setelah seluruh kelas terdefinisi. Lalu ceklah kelas-
D
N r k
N
kelas yang sama, kemudian tentukan kelas referensinya.
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Misalkan pada contoh diatas, kelas 1 sebagai referensi badan air dengan
anggotanya kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 25 dan kelas 26.
___________________________________________________________
175
Kemudian kelas 4 sebagai referensi kelas lahan basah, dengan anggotanya
kelas 4, kelas 5, kelas 6, kelas 7 dan kelas 8.
Kemudian lakukan hal yang serupa dengan kelas lainya (lahan terbangun,
Vegetasi, Rumput, Lahan Terbuka, Lahan Pertanian Kering, Awan,
Bayangan Awan).
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
2.Pilih/select citra hasil klasfikasi yang ingin di-
LE lis erb
om
rename, misalkan
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
UNSUPERVISED_ISODATA_JAKARTA
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
3.Klik OK
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
176
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a
6.Klik OK
IN se ata om
D iz u
177
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
Classification Info
AN t.
5.Klik OK
G
-U
N
D
4.Klik Edit Attributes Pilih
AN
___________________________________________________________
G
7.Rename masing-masing kelas
sesuai dengan tutupan obyek. Anda
juga dapat mengatur warna-nya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
8.Bila seluruh kelas
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
9.Klik OK
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
____________________________________________________________
178
10.Klik Open
11.Pilih/Select file
citranya
G
AN
D
N r k
N
12.Klik Open
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
Maka layer tersebut akan muncul dengan penamaan kelas yang telah
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
berubah sesuai dengan obyek tutupan lahan. Apabila saat proses rename
@ u
ai
br bra
U in m
juga melibatkan pengaturan warna kelas, maka hasil dari layer klasifikasi
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
ini.
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
179
Sedangkan untuk proses penggabungannya (merge), dapat dilihat pada
langkah-langkah berikut ini.
G
AN
UNSUPERVISED_ISODATA_JAKARTA
D
3.Klik OK
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Kemudian, akan muncul kotak Combine Classes Parameters. Pada kotak ini,
@ u
ai
br bra
- Output Class = pilih salah satu dari kelas yang sama sebagai
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Reference/Ketua Grup.
- Input Class = pilihlah seluruh member/anggota kelas yang sama. Seluruh
ai a : ini
D np opy
Em am si
IL a
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
180
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
181
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
contoh awal yakni menggabungkan kelas-kelas badan air.
D bi
AN t.
G
-U
N
Berikut adalah langkah-langkah untuk menggabungkan kelas, sebagai
D
AN
___________________________________________________________
G
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Maka akan muncul layer baru, dimana layer tersebut adalah hasil proses
LE lis erb
reklasifikasi yang hanya memiliki sejumlah kelas sesuai jumlah jenis tutupan
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
182
Bukalah citra yang merupakan hasil klasifikasi.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
1.Buka folder Classification
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Post Classification Pilih
om
I O nu p
Majority/Minority/Analysis
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
183
4.Pilih kleas yang akan di
smooth-kan
6.Klik Choose
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
7.Simpan output, dan berinama
LE lis erb
om
G pe em
gm w
POST_CLASS_SUPERVISED_3_3M
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
8.Klik Open
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
9.Klik OK
do ila
*D
Anda dapat mencoba proses tersebut dengan ukuran kernel yang berbeda
dan bandingkan hasilnya.
Terkadang proses ini hanya untuk memperbaiki tampilan, namun tidak selalu
memperbaiki presisi atau akurasinya. Nilai piksel yang sebenarnya akan
____________________________________________________________
184
diubah sesuai dengan piksel-piksel disekitarnya dalam radius ukuran kernel
yang digunakan. Misalkan ukuran 3 x 3 seperti contoh berikut:
G
AN
apabila piksel tersebut memang benar adanya adalah sebuah awan, maka
D
dalam konteks ini, proses majority/minority dapat memperkecil akurasi dari
N r k
N
U ne ya
suatu model klasifkasi.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Berikut ini adalah contohperbandingan secara visual antara citra komposit
LE lis erb
om
RGB, citra hasil klasifikasi, dan citra hasil proses mayority/minority dengan
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
185
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
186
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
BAB 8.
UJI AKURASI HASIL KLASIFIKASI
G
AN
menggunakan metode secanggih apapun, maka hasilnya tetap saja tidak
berkualitas (sampah). Untuk menghindari ini, suatu data spasial yang
D
N r k
N
digunakan sebagai input data analisis harus memiliki presisi yang baik dan
U ne ya
-U
AN t.
D bi
validitas yang tinggi.
H /pe an
G
LE lis erb
om
Hasil klasifikasi citra dapat dikatakan masih bersifat tentatif apabila belum
I O nu p
l.c
U in m
do olf :
teknik interpretasi yang digunakan oleh sang interpreter. Uji akurasi dalam
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
suatu alur proses klasifikasi citra bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
l: R m
tingkat kebenaran dari model klasifikasi yang telah dibuat. Data hasil
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
tersebut. Apabila akurasi tinggi maka model klasifikasi dapat dikatakan valid
C n me
L
adalah rendah, maka hasil klasifikasi tersebut tidak layak digunakan sebagai
e
do ila
data spasial untuk keperluan analisis, yang artinya bahwa perlu dilakukan
*D
G
AN
Saat ini, satelit-satelit penginderaan jauh telah banyak yang menyajikan
D
kenampakan visual dengan kedetailan atau tingkat resolusi yang tinggi. Citra
N r k
N
U ne ya
resolusi tinggi ini tentu sangat membantu kita dalam upaya interpretasi
-U
AN t.
D bi
H /pe an
obyek dengan sangat mudah. Beberapa citra resolusi tinggi bahkan sampai
G
LE lis erb
menyajikan tingkat kedetailan yang sangat tinggi, misalkan saja satelit
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Software ENVI memiliki tools yang berfungsi untuk melakukan proses uji
validasi. Data yang diinputkan berupa data raster maupun vektor poligon.
Bab ini akan menjelaskan cara melakukan uji akurasi dimana sampel data
sebagai data lapangan adalah data vektor poligon. Data vektor ini didapat
dari survei serta dari interpretasi citra resolusi tinggi. Didalam lampiran buku
ini, anda dapat mempelajari bagaimana cara membuat vektor poligon
memanfaatkan software Google Earth. Software Google Earth merupakan
software GIS opensource yang mampu menampilkan citra-citra resolusi
tinggi dengan waktu perekaman time series. Dengan memanfaatkan Google
G
Earth, anda dapat mendeliniasi poligon sampel.
AN
Deliniasi poligon
D
N r k
N
lahan terbangu
U ne ya
-U
AN t.
(merah), badan air
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
(biru) dan rumput
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
ru ud ilik
uji validasi.
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
189
Langkah pertama adalah bukalah citra hasil klasifikasi yang ingin diuji
akurasinya.
G
AN
D
N r k
N
Dalam ENVI, format data vektor yang dapat digunakan sebagai data input
U ne ya
-U
AN t.
adalah shapefile (*.shp). Oleh karena itu, bila anda melakukan digitasi
D bi
H /pe an
G
didalam Google earth dimana output vektornya berformat kml, maka anda
LE lis erb
om
harus konversi data tersebut kedalam format shapefile. Proses konversi data
I O nu p
l.c
G pe em
vektor dapat dilakukan di software GIS seperti Arc Gis maupun Quantum
gm w
@ u
ai
GIS.
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
Inputlah data vektor poligon yang dijadikan sampel untuk melakukan uji
D iz u
lfa A
IN se ata
validasi.
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
4.Klik Open
____________________________________________________________
190
5.Klik file yang ingin
dijadikan ROI.
6.Klik OK
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Data vektor poligon yang
LE lis erb
om
G pe em
memiliki attribute.
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
IN se ata
l: R m
lahan dimasing-masing
ai a : ini
D np opy
poligon.
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
menunjukkan tabel
AK m g
H ku ran
___________________________________________________________
191
Oleh karena itu, untuk mempertahankan informasi kelas
tutupanlahan terebut, pada langkah di bawah ini pilihlah Unique
records of an attributes to separate ROIs.
7.Ceklis, kemudian
pada kolom
Attribute, pilihlah
Field Keterangan.
G
seperti gambar di bawah ini.
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
192
Setelah proses konversi vektor poligon menjadi ROI selesai, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses pembuatan Confussion Matrix.
Langkahnya adalah sebagai berikut.
9.Buka folder
ClassificationPost
Clasification Pilih Confussion
Matrix Using Ground Truth
ROI
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
11.Klik OK
___________________________________________________________
193
Selanjutnya akan muncul kotak Match Classes Parameters. Pada kotak ini,
anda harus mencocokkan kelas yang ada didalam Ground Truth ROI dengan
kelas yang terdapat di citra klasifikasi.
13.Klik Add
Combination
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
16.Klik OK
____________________________________________________________
194
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
195
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
persen
H /pe an
pixel
U ne ya
N r k
Dalam satuan
D bi
AN t.
G
Maka akan muncul informasi seperti pada gambar di bawah ini.
Dalam satuan
-U
N
D
AN
___________________________________________________________
G
Perhitungan akurasi secara manual adalah sebagai berikut:
Sampel Total
1 2 3 4 5 6
1 480 0 5 0 0 0 485
2 0 52 0 20 0 0 72
Class 3 0 0 313 40 0 0 353
Image 4 0 16 0 126 0 0 142
5 0 0 0 38 342 79 459
6 0 0 38 24 60 359 481
Total 480 68 336 248 402 438 1992
= Piksel error = Piksel benar
G
objek yang benar di peta klasifikasi dengan data lapangan. Pada tabel matriks
AN
di atas, nilai akurasi keseluruhan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
D
= Total piksel benar/Total keseluruhan piksel
N r k
N
U ne ya
-U
= 1672/1992
AN t.
D bi
H /pe an
G
= 0,84 atau 84%
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
U in m
Anderson (1976), dalam proses pemetaan tutupan lahan, akurasi total yang
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
dapat diterima atau dikatakan valid adalah harus melebihi 85%. Sedangkan
IN se ata
l: R m
D np opy
70%.
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
proses klasifikasi, sehingga nilai indeks kappa lebih rendah dari nilai akurasi
*D
____________________________________________________________
196
Kategorian tingkat akurasi berdasarkan nilai Kappa Menurut Landis dan
Koch (1977, dalam Congalton dan Green, 2008), adalah sebagai berikut:
0 0,4 = rendah
0,4 0,8 = sedang
0,8 1 = tinggi
G
Perhitungan akurasi produser dan user pada tabel di atas adalah sebagai
AN
berikut:
Producers Accuracy :
D
N r k
N
U ne ya
1 = 480/480 = 100%
-U
AN t.
D bi
2 = 52/68 = 76%
H /pe an
G
LE lis erb
3 = 313/356 =88%
om
4 = 126/248 = 51%
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
5 = 342/402 = 85%
@ u
ai
br bra
U in m
6 = 359/438 = 82%
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Users Accuracy:
ai a : ini
D np opy
1 = 480/485 = 99%
Em am si
2 = 52/72 = 72%
TA i t gc
N isen
IL a
3 = 313/353 =87%
IP in n
C n me
4 = 126/142 = 89%
L
5 = 342/459 = 74%
AK m g
H ku ran
6 = 359/481 = 75%
e
do ila
*D
___________________________________________________________
197
BAB 9.
EXPORT RASTER (CLASS IMAGE) TO VEKTOR
Software ENVI memiliki tool yang dapat melakukan proses konversi data
raster menjadi data vektor. Input data raster yang dapat dikonversi haruslah
merupakan citra hasil klasifikasi (class image). Tahapan prosesnya adalah:
Tahap awal adalah melakukan konversi data Raster menjadi data vektor
dengan format ENVI Vektor Format (evf). EVF ini adalah format data vektor
G
milik ENVI dan tentu format ini tidak terlalu generik atau umum. Agar data
AN
vektor bisa dibuka di berbagai macam software GIS yang umum digunakan,
D
maka anda harus meng-konversinya menjadi format shapefile.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
Berikut adalah langkah-langkah melakukan proses export raster menjadi
G
LE lis erb
vektor dengan output akhir berformat shapefile.
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
Raster to Vektor
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
198
2.Pilih/klik citra hasil
klasifikasi yang ingin di
konversi kedalam format
vektor
3.Klik OK
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
4.Pilih/Select kelas-kelas yang ingin
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
5.Klik Choose
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
berinama misalkan
L
vektor_class
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
7.Klik Open
8.Klik OK
___________________________________________________________
199
Tunggulah hingga proses selesai.
Anda dapat mengeksport format evf ini kedalam format shapefile agar data
vektor ini dapat dibuka di software GIS seperti Arcgis atau Quantum GIS.
G
AN
9.Buka folder
D
N r k
N
Vector, pilih Classic
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
EVF to Shapefile
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
menjadi shapefile
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
11.Klik Open
e
do ila
*D
____________________________________________________________
200
12.Klik Choose
13.Simpan output
shapefile, dan berinama
misalkan
G
vektor_class_shapefile
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
14.Klik Open
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
15.Klik Ok
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
Maka anda dapat membuka output tersebut didalam software Arc Gis
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
201
BAB 10.
APLIKASI BAND MATH
Bab ini akan menjelaskan mengenai cara melakukan transformasi citra atau
aplikasi band ratio. Tahap ini anda akan banyak bermain dengan rumus-
rumus algoritma yang nanti digunakan untuk memanipulasi/transformasi
nilai piksel. Pada contoh di bawah ini, anda akan berlatih menggunakan
beberapa rumus algoritma untuk melakukan transformasi nilai piksel pada
citra sehingga nilai piksel tersebut menghasilkan informasi seperti angka
indeks vegetasi dan nilai suhu permukaan darat.
G
10.1. Aplikasi NDVI
AN
Indeks vegetasi merupakan suatu nilai yang memiliki interval tertentu
D
N r k
N
dimana nilai tersebut merepresentasikan tingkat kehijauan vegetasi. Tingkat
U ne ya
-U
AN t.
D bi
kehijauan suatu vegetasi dipengaruhi oleh kondisi klorofil yang terkandung
H /pe an
G
didalam tumbuhan. Indeks vegetasi ini sering digunakan untuk
LE lis erb
om
G pe em
gm w
kerapatan vegetasi.
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
kehijauan vegetasi. Salah satu ukuran yang sering digunakan adalah metode
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
____________________________________________________________
202
yang mampu ditangkap oleh mata manusia. Itulah mengapa vegetasi
memiliki warna hijau.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
NIR dan Hijau. Sedangkan gelombang merah dan biru diserap karena adanya
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
mesofil yang terdapat pada daun akan membuat nilai kecerahan yang
*D
Dimana:
NIR = Band yang memiliki panjang gelombang Inframerah Dekat.
Red = Band yang memiliki panjang gelombang merah.
___________________________________________________________
203
Dalam sensor OLI pada Landsat 8, NIR adalah band 5 sedangkan Red adalah
Band 4. Hal berbeda bila menggunakan Landsat 7, dimana NIR adalah band
4 dan Red adalah Band 3.
Nilai NDVI ini berkisar antara -1 hingga 1. Apabila nilai NDVI mendekati
nilai 1, maka obyek tersebut memiliki indeks kehijauan yang tinggi.
Sebaliknya, bilai NDVI mendekati nilai -1, maka obyek tersebut memiliki
indeks kehijauan yang rendah atau bukan merupakan obyek vegetasi.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
204
Kemudian aktifkan tools Band math dan masukkan rumus NDVI
kedalamnya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
2.Masukkan rumusnya,
om
I O nu p
yakni :
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
(B5-B4)/(B5+B4)
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Namun, untuk
ai a : ini
D np opy
mempertahankan nilai
Em am si
N
TA i t gc
N isen
menggunakan format
AK m g
H ku ran
floating. Sehingga
e
do ila
penulisan pada
*D
bandmath adalah:
(float(b4)-float(b3)) /
3.Klik OK (float(b4)+float(b3))
6.Klik B5
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
7.Klik Band 5
br bra
C n me
IP in n @ u
TA i t gc gm w
a ai
D np opy l.c
IL a om
206
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
4.Klik B4
N r k
D bi
AN t.
5.Klik Band 4
G
Kemudian, definsikan variabel B5 dan B4 pada rumus tersebut.
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
11.Klik OK
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
207
U in m
N
misalkan NDVI
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
10.Klik Open
AN
___________________________________________________________
G
Maka hasilnya adalah sebagai berikut.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
D np opy
yang memiliki nilai NDVI rendah. Piksel yang memiliki NDVI rendah
Em am si
IL a
air, lahan terbangun, awan, dll. NDVI ini tidak dapat digunakan sebagai
IP in n
C n me
L
Tidak ada batasan (threshold) nilai NDVI yang jelas dan konsisten, hal
AK m g
H ku ran
____________________________________________________________
208
Secara teknis, band 10 merupakan band yang biasa digunakan dalam proses
pengolahan suhu permukaan darat. Sedangkan band 11, berdasarkan
beberapa publikasi jurnal yang ada, band ini kurang memiliki akurasi yang
tinggi dalam mengestimasi nilau suhu permukaan dibandingkan band 10.
Resolusi spasial dari kedua band ini adalah 30 meter, hal ini merupakan suatu
perbaikan pada band thermal pada versi Landsat generasi sebelumnya yang
hanya memiliki resolusi 60 meter saja.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
209
a. DN to Spektral Radian
Tahap awal adalah melakukan kalibrasi radiometrik pada citra band 10.
Nilai suhu permukaan dihitung dari nilai spektra radian citra, oleh karena itu
citra band 10 yang pikselnya masih berupa DN harus dikalibrasi kedalam
nilai spektra radian.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
L = ML*Qcal + AL
Dimana :
Mp = faktor skala
AL = faktor penambah
Qcal = Digital Number (DN)
Keduan faktor tersebut dapat dilihat pada file metadata citra, dimana dalam
format tulisan metadata tersebut, Mp adalah
RADIANCE_MULT_BAND_..., Sedangkan AL adalah
G
AN
RADIANCE_ADD_BAND_....
D
Berikut adalah tampilan metadatanya.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
= ((0.0003342)*B1)+0.1
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
210
Kemudian tuliskan rumus dalam band, seperti contoh di bawah ini.
1.Klik Band Math
2.Ketik rumus
algoritmannya
G
4.klik OK 3.Klik Add to List
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an 5.Definisikan variabel B1, dengan
G
LE lis erb
cara klik B1
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
7.Klik Choose
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
berinama misalkan
AK m g
H ku ran
RADIANS_BAND10
e
do ila
*D
9.Klik Open
10.Klik OK
___________________________________________________________
211
Maka layer RADIANS_BAND10 akan muncul pada kotak Layer
Manager.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
Hubungan antara suhu dengan spektral radian dapat dijelaskan pada rumus
TA i t gc
N isen
IL a
berikut ini.
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
212
Nilai K1 dan K2 dapat dilihat pada metadata seperti yang terdapat pada
gambar di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Nilai K1 pada band 10 = 774.89 sedangkan nilai K2 =1321.08. Maka
D bi
H /pe an
G
penulisan rumus pada bandmath adalah sebagai berikut
LE lis erb
om
I O nu p
T = K2 / ln ((K1/CV) +1)
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
= 1321.08 /alog((774.89/B1)+1)
br bra
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
1.Klik Bandmath
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
2.Masukkan
AK m g
H ku ran
rumusnya
e
do ila
*D
5.Klik OK
___________________________________________________________
213
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
11.Klik OK
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
214
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
sebagai data input
U ne ya
10.Klik Open
N r k
D bi
6.Klik Variabel B1
AN t.
8Klik Choose
G
misalkan KELVIN_BAND10
-U
7.Klik layer Radians_BAND10
N
D
____________________________________________________________
AN
G
Maka layer KELVIN_BAND10 akan muncul pada kotak Layer
Manager.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
c. Kelvin to Celcius
LE lis erb
om
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
1.Klik Bandmath
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
2.Masukkan rumusnya
H ku ran
e
do ila
*D
5.Klik OK
___________________________________________________________
215
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
lfa A
11.Klik OK
AK m g
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
216
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
10.Klik Open
LE lis erb
CELCIUS
H /pe an
8.Klik Choose
sebagai data input
U ne ya
N r k
6.Klik Variabel B1
D bi
berinama misalkan
AN t.
G
9.Simpan output dan
7.Klik layer KELVIN_BAND10
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
217
U in m
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
Maka layer CELCIUS akan muncul pada kotak Layer Manager.
N
D
AN
___________________________________________________________
G
BAB 11.
LIDAR
G
AN
Output dari sistem ini adalah kumpulan titik-titik atau biasa diistilahkan
D
N r k
N
sebagai Point Cloud, yang memiliki informasi X, Y, dan Z. Nilai X, Y dan
U ne ya
-U
AN t.
D bi
Z dari point cloud ini mampu memberikan gambaran obyek permukaan bumi
H /pe an
G
secara 3 dimensi.
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
218
Jarak yang dimaksud dalam hal ini adalah jarak antara pesawat terhadap
obyek. Setelah itu, GPS yang terpasang didalam pesawat juga merekam nilai
altitude dan posisi geografis pesawat terhadap permukaan bumi. Nilai
altitude inilah yang digunakan untuk meng-kalibrasi jarak obyek menjadi
nilai ketinggian.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
berikut:
*D
1. Laser
G
AN
Kurva dibawah ini menunjukkan tingkat reflektan vegetasi dan air pada
D
keseluruhan panjang gelombang Terlihat bahwa tingkat reflektan
N r k
N
U ne ya
-U
vegetasi paling kuat pada spektrum inframerah dekat (0,7 1 um)
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
tersebut secara realtime setiap 1/200 detik dalam bentuk raw data IMU.
Em am si
IL a
3. Diferential GPS
AK m g
H ku ran
___________________________________________________________
221
Pemetaan LiDAR ini akan sangat optimal dan presisi bila Jarak
maksimum pesawat dari base station GPS tidak boleh lebih dari 10 km.
(Cramer, 1997; Behan dkk., 2000; Kozmus dan Stopar, 2003; Turton,
2006).
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
http://tnlandforms.us/)
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
Secara teknis, sensor lidar menembakkan gelombang laser dan setiap 1 kali
penembakan, beberapa spot terpantulkan karena terhalang seresah tajuk,
namun beberapa spot diteruskan hingga mengenai beberapa objek
dibawahnya, hingga mengenai ground. Sehingga setiap dalam 1 tembakkan,
sistem lidar mampu menangkap beberapa gelombang balik (pantulan) atau
multiple wave.
____________________________________________________________
222
Multiple wave pada LiDAR
Kelebihan Lidar:
G
tidak bergantung dengan matahari, artinya dapat dilakukan di malam
AN
hari.
D
N r k
N
2. Proses pendataan obyek untuk mendapatkan nilai x,y,z menjadi lebih
U ne ya
-U
AN t.
cepat dan lebih luas area cakupannya bila dibandingkan dengan survei
D bi
H /pe an
G
terestris.
LE lis erb
om
3. Titik yang dihasilkan lebih banyak, yakni kisaran per 1 meter2 minimal
I O nu p
l.c
serta FoV.
br bra
U in m
do olf :
4. Biaya lebih efisien (jika area > 1.000 ha), bila dibandingkan dengan
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
Survei Terestrial.
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
Kekurangan Lidar:
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
terhalang awan atau kabut menjadi tidak presisi. Begitu juga dengan
AK m g
H ku ran
___________________________________________________________
223
Pemanfaatan data LiDAR antara lain:
1. Pertambangan
2. Perencanaan Sistem Drainase (Mikro Hidrologi)
3. Perencanaan Infrastruktur (Jalan tol, sutet, jalan kereta api, dll)
4. Perencanaan Kota
5. Monitoring Hutan
6. Perkebunan
7. Militer
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
224
BAB 12.
G
AN
yang optimal yakni mampu melakukan proses feature extraction dari point
cloud data lidar. Feature extraction ini merupakan proses pendefinisian
D
N r k
N
U ne ya
obyek menggunakan algoritma tertentu, dimana obyek akan secara otomatis
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
dikenali lewat pola sebaran pointnya. Obyek yang mampu dikenali hanya
LE lis erb
om
berupa obyek pohon, bangunan dan kabel listrik. Selain itu, terdapat berbagai
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
ru ud ilik
berhasil dikenali; serta tool isometric view yang berguna untuk membaca
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
Em am si
Data LiDAR ini berupa sebaran titik-titik yang sangat rapat bahkan
N
TA i t gc
N isen
IL a
berbanding lurus dengan luas area yang diolah. Semakin luas area yang
a
AK m g
RAM serta didukung kapasitas hardisk yang besar untuk menyimpan output
hasil pengolahan.
___________________________________________________________
225
12.1. Membuka ENVI LIDAR
Bukalah Software ENVI Lidar, klik Start All Program ENVI
LiDAR
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Maka akan muncul tampilan Awal ENVI LiDAR seperti pada gambar
LE lis erb
om
dibawah ini.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
226
c
b d
G
AN
a. Layers Windows, berfungsi untuk menampilkan layer-
D
layer input maupun output dari suatu proses pengolahan.
N r k
N
U ne ya
-U
b. Data Display, berfungsi untuk menampilkan gambar 3
AN t.
D bi
H /pe an
G
dimensi
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
227
12.2. Membuat Project Baru
Dalam proses pengolahan data menggunakan software ini, user harus
membuat suatu file project baru. Untuk membuat sebuah project baru, klik
menu File New Project.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
228
Maka akan muncuk kotak notifikasi seperti pada gambar di bawah ini
dimana user harus menginputkan suatu data Lidar; Klik saja OK.
Kemudian, inputkan lah data lidar yang akan diproses. Format umum data
lidar adalah berupa Laz, namun anda dapat menginputkan format data
lainnya. Sebagai contoh, bukalah sampel data lidar yang terdapat pada
direktori instalasi software ENVI, yang berlokasi di:
C:\Program Files\Exelis\ENVILiDAR51\DataSample
G
AN
Ambillah salah satu file Laz, misalkan Avon. Select file tersebut, kemudian
D
klik Open.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
229
Kemudian akan muncul notifikasi sebagai berikut: Bila tidak ada lagi data
yang ingin diinputkan, maka klik-lah No, pada notifikasi tersebut.
Pilihlah sistem UTM agar unit/satuan ukuran dalam meter. Klik saja Yes,
apabila muncul notifikasi seperti di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
Maka ENVI LiDAR akan melakukan proses inputting data, termasuk meng-
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
copy data kedalam direktori data dimana tempat kita menyimpan project.
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
230
Bila selesai, maka didalam kotak layer, akan muncul data lidar yang telah
diinput, serta gambar 3 dimensi dari point cloud data tersebut didalam Data
Display.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Cek lah Direktori folder tempat anda menyimpan output project. Didalam
LE lis erb
om
direktori tempat file project disimpan, akan muncul folder Product dan
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
Folder Raw Data. Folder Product berisi data-data hasil proses pengolahan,
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
231
12.3.1. Merubah Warna
Klik Height Palette Editor pada toolbar, hingga muncul kotak Height
Palette Editor seperti gambar di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
Klik lah tombol tersebut lalu pilihlah gradasi warna sesuai keinginan anda.
____________________________________________________________
232
Berikut adalah contoh penggunaan warna palette Earthstones.
G
AN
12.3.2. Menghitung jarak dan beda tinggi.
D
Sebagaimana layaknya suatu software penggindran jauh dan GIS, software
N r k
N
U ne ya
ENVI lidar ini dilengkapi juga tools untuk melakukan pengukuran, dalam
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
hal ini pengukuran yang dimaksud adalah pengukuran jarak dari satu titik ke
LE lis erb
om
titik lain.
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
233
Kemudian untuk melakukan proses pengukuran, gunakan
Measurement Tools. Kemudian klik titik awal dan titik akhir untuk
menghitung kedua jarak titik tersebut. Hasilnya akan muncul anotasi didalam
Data Display seperti gambar di bawah ini.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
jarak horizontal (datar) kedua titik tersebut, kemudian, nilai Z, yakni beda
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
tinggi dari kedua titik tersebut, serta nilai Slant, yakni jarak bidang miring
IN se ata
l: R m
dari kedua titik tersebut. Bidang miring tersebut terjadi karena kedua titik
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
234
Berikut adalah contoh ilustrasi gambarnya:
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Untuk menghilangkan anotasi tersebut, klik kanan-lah pada anotasi
D bi
H /pe an
G
tersebut, kemudian pilih Delete Annotation.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
____________________________________________________________
236
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
12.4. Mendefinisikan DTM and DSM
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
Data LiDAR adalah data yang hanya memiliki informasi X,Y, dan Z,
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
ketinggian. Sehingga data LiDAR ini tak lebih adalah data yang
do olf :
ru ud ilik
D iz u
IN se ata
l: R m
suatu proses lebih lanjut, point cloud data Lidar ini diinterpolasi menjadi
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
DEM dikategorikan menjadi 2 jenis, yakni DSM dan DTM. DSM merupakan
C n me
L
permukaan atas suatu obyek. Sedangkan DTM merupakan data raster yang
e
do ila
___________________________________________________________
237
Sebagai ilustrasi, berikut adalah penggambarannya.
Hal terpenting dalam proses pengolahan data Lidar adalah bahwa user harus
mampu memisahkan point cloud DTM dan DSM. Software ENVI LiDAR
G
memiliki kemampuan dalam memisahkan point cloud DSM dan DTM serta
AN
mampu menginterpolasikannya menjadi sebuah data raster/vektor.
D
N r k
N
U ne ya
-U
Inti dari proses yang dilakukan oleh softwre tersebut adalah dengan
AN t.
D bi
H /pe an
G
algoritma-nya, ENVI mampu mengklasfikasi setiap point cloud.
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
238
Maka akan muncul kotak dialog seperti gambar di bawah ini.
Centang-lah kolom pada Produce Ortho, Produce DSM dan Produce DEM.
Kita juga dapat mengatur format dari output proses tersebut.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
ai a : ini
Pada kotak ini, user diminta untuk mendefinisikan area dari keseluruhan
D np opy
Em am si
data yang akan diproses. User cukup membuat kotak dengan melakukan
TA i t gc
N isen
IL a
drag (klik-tahan dan geser) pada mouse untuk membuat poligon kotak
IP in n
C n me
L
areanya.
AK m g
H ku ran
Selain itu user juga dapat me-load boundary dari data suatu data vektor,
e
do ila
Atau user dapat memilih mengolah keseluruhan area pada data dengan
memilih Entire Area.
___________________________________________________________
239
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Kemudian klik-lah Pada Tab Production Parameters. Pada tab
LE lis erb
om
G pe em
gm w
piksel dari output raster dem, interval kontur, metode filter, dll.
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
\
____________________________________________________________
240
Bila pengaturan telah selesai, maka lanjutkan untuk memilih Start
Processing. Tunggulah hingga proses pengolahan selesai.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
Maka didalam kotak layer, akan muncul beberapa layer, diantaranya, layer
e
do ila
Terrain, DSM, dan DEM Countours yang berada pada Grup Layer Vektor,
*D
Sedangkan dibawahnya adalah Grup Point yang terdiri dari layer Terrain
dan Unclassified.
___________________________________________________________
241
Gambar di bawah ini adalah merupakan DEM DSM dimana titik tertinggi
dihitung dari puncak/tajuk pohon.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
Sedangkan gambar berikut adalah DEM DTM yang memperlihatkan
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
242
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
243
U in m
yakni berada di dalam folder Products.
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
Output dari data-data tersebut, tersimpan dalam direktori folder project,
AN
___________________________________________________________
G
BAB 13.
G
ada didalam software ini mampu mengklasifikasikan point cloud
AN
kedalam beberapa kelas, yakni pohon, bangunan, dan obyek bergaris.
D
N r k
N
Secara umum, algoritma tersebut dapat mengenali point cloud dilihat
U ne ya
-U
AN t.
dari polanya
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
Ciri point cloud vegetasi memiliki pola acak tidak bersimetri, tidak
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
D
N r k
N
Obyek line ini semisal kabel listrik, telepon, maupun kabel yang
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
terpasang dan tersangga di udara, bukan di dasar tanah.
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
Hasil akhir dari proses ini adalah point cloud yang telah terklasifikasi,
*D
beserta fitur-fitur dari ketiga obyek tersebut dalam format data vektor.
Adapun langkah prosesnya adalah sebagai berikut:
___________________________________________________________
245
13.1. Obyek Pohon
Klik icon Process Data pada toolbar, atau pada menubar pilih
Process Process Data. Ceklis pada kolom Produce Trees
(Sebaiknya diikuti dengan Produce DSM, DEM, dan DEM
Countours).
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
____________________________________________________________
246
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
proses.
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
berikut.
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
247
G
AN
Didalam Group Vectors, terdapat beberapa layer, salah satunya adalah
D
layer Tree, bila diceklis tersendiri, tampilannya seperti kerucut terbalik
N r k
N
U ne ya
berwarna hijau. Layer tersebut menggambarkan pohon-pohon yang
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
berhasil terdefinisi dari proses klasifikasi sebelumnya.
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
248
yang diproses, Gunakan Isometric View untuk menampilkan
perspektif kenampakan dari atas. Terlihat setiap pohon memiliki
lingkaran berbeda-beda. Lingkaran tersebut adalah diameter tajuk
pohom yang nilainya diekstrak dari proses clustering berdasarkan
parameter yang telah ditentukan.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
Selain diameter, data vektor dari layer Trees ini memiliki tinggi disetiap
lfa A
IN se ata
l: R m
D np opy
pohon sebenarnya.
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
3 dimensinya.
e
do ila
*D
___________________________________________________________
249
Berikut tampilan 3 Dimensi Viewernya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
13.2. Obyek Bangunan
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Proses berikutnya adalah mendefinsikan bangunan, dimana langkahnya
om
I O nu p
G pe em
gm w
@ u
ai
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
Klik icon Process Data pada toolbar, atau pada menubar pilih
Process Process Data. Centang pada kolom Produce Buildings.
____________________________________________________________
250
Sertakan juga data DEM dan DSM, dan bila terdapat obyek pohon,
masukkan juga sebagai data input.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
251
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
252
IN se ata
D iz u
U in m
N
G pe em
I O nu p
Kemudian lakukan proses pengaturan parameter.
LE lis erb
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
hingga proses selesai dan muncul notifikasi sebagai berikut.
AN t.
G
-U
N
D
____________________________________________________________
AN
G
L
N isen
Em am si
ai a : ini
*D l: R m
do ila ru ud ilik
H ku ran do olf :
AK m g lfa A
e
C n me
br bra
@ u
IP in n gm w
TA i t gc
a ai
D np opy l.c
IL a om
IN se ata
D iz u
253
U in m
Berikut adalah tampilan hasil proses.
N
G pe em
I O nu p
LE lis erb Berikut adalah tampilan 3 Dimensi Viewer.
H /pe an
U ne ya
N r k
D bi
AN t.
G
-U
N
D
AN
___________________________________________________________
G
13.3. Obyek Line (Kabel)
G
AN
D
Langkahnya adalah sebagai berikut.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
Klik icon Process Data pada toolbar, atau pada menubar pilih
om
G pe em
gm w
sertakan juga data DEM dan DSM, dan bila terdapat obyek pohon,
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
____________________________________________________________
254
Definisikan area, terutama area yang terdapat obyek bangunannya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
Kemudian lakukan proses pengaturan parameter.
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
255
Berikut adalah tampilan hasil proses.
G
AN
D
Berikut adalah tampilan 3 Dimensi Viewer.
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
Hasil dari proses pengolahan data didalam software ENVI dapat anda buka
didalam software GIS, misalkan Quantum GIS atau Arc GIS.
Hasil output dari pengolahan ENVI LiDAR dapat anda lihat didalam folder
Product, dimana lokasinya berada bersamaan dengan lokasi file tempat anda
menyimpan project.
____________________________________________________________
256
Berikut contoh input data hasil pengolahan ENVI LiDAR yang dibuka di
Software Arc GIS.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
Data vektor titik disimbolkan sebagai titik, dimana didalam attribute-nya
D bi
H /pe an
G
berisi informasi tinggi (kolom Height) dan diameter tajuk pohon (kolom
LE lis erb
om
G pe em
gm w
@ u
ai
Titik-titik tersebut adalah titik tengah (center point) dari setiap batang pohon.
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
257
Dengan melakukan proses analisis GIS, misalkan analisis buffer, maka kita
akan mendapatkan area tajuk-tajuk setiap pohonnya.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
Kemudian pada kotak Buffer,
H /pe an
G
LE lis erb
om
U in m
do olf :
ru ud ilik
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
G pe em
gm w
kabel listrik disimbolkan dalam bentuk garis (line). Feature feature tersebut
@ u
ai
br bra
U in m
D iz u
lfa A
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
259
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J. H., E., Roach J.T., & R. Wittmer,. (1976). A Land Use And
Land Cover Classification System For Use With Remote Sensor
Data.Geological Survey Professional Paper 964. Washington : United
States Government Printing Office.
Canberra. Richards, J.A. and Jia, X. (1999). Remote Sensing Digital Image
Analysis, Third edition, 363 pp. (Springer-Verlag).
G
AN
Chein-I Chang dan H.Ren. 2000. An Experiment-Based Quantitative and
D
N r k
N
Comparative Analysis of Target Detection and Image Classification
U ne ya
-U
AN t.
D bi
Algorithms for Hyperspectral Imagery. IEEE Trans. on Geoscience and
H /pe an
G
Remote Sensing
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
U in m
do olf :
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
Elachi, C., Jakob van Zyl. 2006. Introduction to the Physics and
ai a : ini
D np opy
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
____________________________________________________________
260
Purwadhi Sri Hardiyanti, Sanjoto Tjaturahono. 2009. Pengantar
Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Semarang. Pusat Data Penginderaan
Jauh LAPAN dan Jurusan Geografi UNS.
G
AN
D
N r k
N
U ne ya
-U
AN t.
D bi
H /pe an
G
LE lis erb
om
I O nu p
l.c
G pe em
gm w
@ u
ai
br bra
U in m
do olf :
ru ud ilik
D iz u
lfa A
IN se ata
l: R m
ai a : ini
D np opy
Em am si
N
TA i t gc
N isen
IL a
IP in n
C n me
L
a
AK m g
H ku ran
e
do ila
*D
___________________________________________________________
261