PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia banyak dijumpai penyakit polio terlebih pada anak-anak hal ini
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Disamping asupan gizi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua, apalagi dengan kondisi di negeri ini
yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan gizi anaknya
menangi masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui khususnya di daerah terpencil
atau yang jauh dari fasilitas pemerintah, sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat
pinggiran. Kalau hal ini tidak mendapat perhatian, maka akan lebih banyak lagi anak-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan
predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik
batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi
disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
B. Gambaran Klinis
1. Poliomielitis Asimptomatis: Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala
karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri
abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2
atau masuk ke dalam fase ke-2 dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan
2
hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan
kolumna posterior.
kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut
pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-
b. Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau
bentuk bulbar.
C. Etiologi
1. Brunhilde
2. Lansing
Familia : Picornaviridae
3
Genus : Enterovirus .
Spesies : Poliovirus
D. Penularan
1. Inhalasi
E. Pencegahan
1.Imunisasi
F. Patifisiologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak
semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali
dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala.
4
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio
4. Otak tengah midbrain terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-
kadang nucleusrubra.
6. Palidum.
G. Komplikasi
1. Hiperkalsuria
2. Melena
4. Hipertensi ringan
5. Pneumonia
7. Psikosis
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Lab :
a. Pemeriksaan darah
b. Cairan serebrospinal
2. Pemeriksaan radiology
5
I. Penatalaksanaan Medis
1. Poliomielitis aboratif
b. Diet adekuat
teliti.
3. Poliomielitis paralitik
a. Perawatandirumahsakit
b. Istirahat total
d. Fisioterafi
e. Akupuntur
f. Interferon
istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai lagi.
minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis
pernapasan.
Fase akut :
6
b. Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard (papan
penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai
terhadap tungkai.
sehingga dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala
anak harus ditekan lebih rendah dan dimiringkan kesalah satu sisi.
Sesudah fase akut, Kontraktur atropi dan attoni otot dikurangi dengan
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri kepala
b. Paralisis
d. Kaku kuduk
e. Brudzinky
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.
3. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas paralysis otot.
C. Intervensi
Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.
8
Intervensi:
Rasional:
Intervensi:
9
3. Hindari mengigil.
Rasional:
Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot.
Intervensi:
3. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi
fowler.
Rasional:
10
3. Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru.
Intervensi:
nyeri.
4. Minta orang tua membantu anak dengan menggunakan srtategi selama nyeri.
Rasional:
5. Mengurangi nyeri.
Intervensi:
11
3. Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk aktif seperti
Rasional:
program rehabilitasi.
berjalan.
Intervensi:
1. Kaji tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga tingkat ansietas
2. Nyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat keluarga tanpa
3. Sediakan informasi yang akurat sesuai kebutuhan jika diminta oleh keluarga.
berjalan lancar.
Rasional:
12
3. Informasi yang menimbulkan ansietas dapat diberikan dalam jumlah yang
atau kejujuran.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
Poliomielitis Paralitik.
Brunhilde
Lansing
Bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lain-lain serta penularan melalui oral
2. Pemeriksaan radiology
Penatalaksanaan Medis:
Interferon.
15
Penyimpangan tumbuh kembang anak harus dideteksi sejak dini, terutama
sebelum anak berumur 3 tahun, agar dapat segera di intervensi. Apabilah deteksi
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami harap makalah ini dapat bermanfaat
16
DAFTAR PUSTAKA
http://ners-blog.blogspot.com/2011/04/askep-poliomilitis.html
http://golfchannels.net/golf-channel/blog-kuliahan-askep-poliomilitis
http://linrin.blogspot.com/2009/05/askep-poliomilitis.html
17