Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PUISI ANAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sastra Anak


Dosen Pengampu: Dr. Enny Zubaidah, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9/ Pendidikan Dasar Kelas C

1. Anggili Pratama 15712251004


2. Ivona Febriyani Kurniawati 15712251029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik
tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra
yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi. Puisi
mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan yang
berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita tertawa,
menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan
masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan
masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk
puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang
selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah hakikat puisi anak ?
2. Bagaimana karakteristik puisi anak ?
3. Apa saja jenis puisi anak ?
4. Apa saja unsur puisi anak ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang
dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui:
1. Hakikat puisi anak
2. Karakteristik puisi anak
3. Jenis puisi anak
4. Unsur puisi ana

Puisi Anak 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Puisi Anak


Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspek-
aspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek
keindahan (Nurgiyantoro, 2013:312). Bahasa dalam puisi mendayagunakan
unsur bahasa sehingga mampu memberikan efek menyentuh, mempesona,
membangkitkan imajinasi, merangsang, dan suasana tertentu. Pendayagunaan
unsur bahasa untuk memperoleh keindahan itu antara lain dapat
menggunakan permainan bunyi, dan adanya sarana retorika. Permainan bunyi
berupa berbagai bentuk perulangan untu efek persajakan dan irama yang
melodis. Sarana retorika pada puisi anak berupa pemilihan kata, ungkapan,
permajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
Menulis puisi pada dasarnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan
daya pikir imajinasi siswa dan membentuk watak siswa. Pembelajaran
menulis puisi merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan pada
para siswa sekolah dasar agar siswa dapat mengenal, memahami, dan
memanfaatkan puisi untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, dan meningkatkan kemampuan terutama dalam
kemampuan berbahasa. Cronmiller (2007:1) berpendapat bahwa membaca
dan menulis puisi membutuhkan keterlibatan imajinasi secara aktif dan
kreatif sehingga perlu diajarkan sejak usia dini sebagai bekal hidup
bermakna. Puisi juga membantu mengembangkan keterampilan berpikir.
Berdasarkan pengertian tersebut, puisi anak adalah jenis sastra yang
memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai
wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah. Bahasa yang digunakan dalam
puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, puisi menggunakan
bahasa yang ringkas, kata-kata yang digunakan adalah konotatif yang
mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Kata-kata dalam puisi
seolah-olah tercipta suatu yang dirasakan pembaca, didengar, dan dilihat.

Puisi Anak 3
B. Karakteristik Puisi Anak
Menulis puisi dapat membantu anak mengekspresikan pikirannya
menggunakan bahasa yang indah dalam puisi, anak dapat menjadikan puisi
sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan, dan dapat
mengasah kreativitas anak. Anak harus dapat mengekspresikan sesuatu yang
ada pada pikirannya, yang berupa kata-kata yang dirangkai dalam sebuah
karya sastra yang mempunyai makna yaitu puisi. Siswa harus dapat
memperkaya pengalaman serta pemahaman kosakatanya agar dapat
diterapkan di dalam karya sastra.
Karakteristik puisi anak menggunakan kata-kata kias, tetapi
bahasanya, lugas, sesuai dengan kehidupan anak yang jujur dan polos.
Nurgiyantoro (2013:313) berpendapat bahwa keluasan makna pada puisi anak
belum seluas puisi dewasa, daya jangkau imajinasi anak dalam hal
pemaknaan puisi masih terbatas. Puisi anak harus tetap memperhatikan
kesederhanaan bahasa. Kesederhanaan yang dimaksud adalah dilihat dari
unsur diksi, struktur, ungkapan, dan kemaknaan. Puisi anak, dalam hal bahasa
maupun makna yang diungkapkan masih polos, lugas, apa adanya. Puisi anak
ditulis dengan cara seleksi ketat, penggunaan metafora, dan citraan untuk
menggambarkan imajinasi memori, dan emosi. Seleksi bahasa dan dan
penggunaan berbagai ungkapan, citraan, serta berbagai penggambaran yang
diungkapkan sebatas daya jangkau anak.
Puisi anak mempunyai karakteristik bahasa yang sederhana baik
dalam hal pilihan kata, struktur, maupun pemaknaan. Hal itu sejalan dengan
perkembangan tingkat kejiwaan, daya pikir, dan emosi anak. Bentuk metafora
yang biasa digunakan anak masih dalam bentuk sederhana. Puisi anak
memperhatikan bentuk tipografi yaitu ditulis dalam larik-larik pendek,
berganti baris meskipun margin kanan belum penuh sehingga membentuk
bait-bait (Nurgiyantoro, 2013:315). Kandungan puisi anak tidak jauh dari dari
dunia anak, pengalaman anak, dan bagaimana cara memandang hal-hal yang
menurut ukuran orang dewasa tergolong sederhana. Keindahan puisi anak
pada makna justru terlihat pada kepolosan dan keluguan bahasa yang

Puisi Anak 4
digunakan, artinya lebih banyak menunjuk makna langsung. Menurut Norton
(323 324) puisi anak anak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.
2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain
bahasa.
3. Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang
dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar
kata-kata dalam cara baru.
4. Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.
5. Ditulis berdasarkan pengalaman anak.
6. Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan
menangkap sesuatu dari puisi itu.
7. Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada
anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh
kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.
8. Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.

C. Jenis Puisi Anak


Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu. Pembedaan
yang sering dipergunakan adalah didasarkan isi kandungan yang ingin
disampaikan. Jenis puisi anak menurut Nurgiyantoro (2013:27) dibedakan
menjadi puisi naratif, balada, lirik, dan personal. Puisi naratif adalah puisi
yang mengandung cerita, atau sebaliknya cerita yang dikisahkan dengan cara
puisi. Puisi balada memiliki karakteristik repetisi bunyi yang kuat, berupa
dialog dalam pengisahan cerita, umumnya berisi cerita petualangan heroik.
Puisi lirik adalah puisi yang menggambarkan perasaan, suasana hati, jiwa,
dan pikiran. Puisi personal adalah puisi modern yang sengaja ditulis untuk
anak-anak oleh penulis dewasa maupun anak-anak. Puisi personal dapat
berbicara tentang apa saja yang menarik bagi penulis, misalnya berbicara
tentang alam, keindahan alam, ibu, dan kebaikan hati ibu, pengorbanan ibu,
adik baru, persahabatan, binatang peliharaan, dan lain sebagainya.

Puisi Anak 5
Dalam konteks puisi untuk anak-anak, Huck (1987:406-412)
merekomendasikan adanya tujuh tipe/bentuk puisi untuk anak-anak yaitu; (1)
balada, (2) puisi naratif, (3) liris (lyrical), (4) limerik, (5) sajak bebas (free
verse), (6) haiku, dan (7) puisi kongret. Sementara Stewig (1980)
menambahkan jenis cinquain dan akrostik dalam daftar jenis puisi di atas.
Anak-anak ternyata lebih tertarik terhadap gagasan suatu puisi daripada
mengetahui berbagai macam tipe/bentuk puisi. Meskipun demikian, guru
perlu memperkenalkan kepada anak-anak tentang berbagai macam
tipe/bentuk puisi untuk kemudian mencatat reaksi mereka. Pemahaman serta
apresiasi terhadap berbagai tipe/bentuk puisi akan tubuh secara beransur-
ansur, untuk itu langkah-langkah perkenalan perlu dilakukan sejak dini.
a. Balada
Balada merupakan puisi naratif yang telah diadaptasikan untuk nyanyian
atau yang memberikan efek terhadap lagu. Karakteristik balada seringkali
menggunakan repetisi, rima, dan ritme yang ditandai serta refrain yang
kembali saat balada dinyanyikan. Balada biasanya berkaitan dengan
perbuatan heroik dan mencakup kisah pembunuhan, cerita yang tak
terbalas, perseteruan serta tragedi. Dikaitkan dengan puisi balada untuk
anak-anak salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah: (a) menyeleksi
puisi-puisi balada yang diciptakan oleh penyair; (b) menyeleksi lagu-lagu
balada yang telah ada selama ini; (c) memanfaatkan puisi-puisi balada.
Khusus untuk dua butir pertama seleksi didasarkan atas kesesuaiannya
dengan kehidupan anak-anak, serta kebermaknaan bagi mereka.

Puisi Anak 6
PUISI BALADA SEORANG PELAJAR
Di Pagi hari yang datang
Mentari terbangun menyinari bumi
Nuansa mulai hangat terasa
Menjadi awal hari yang cerah

Seseorang terbangun dari tidurnya


Melihat sang cahaya mentari yang terang
Bersegeralah ia bersiap
Untuk melakukan kewajibannya

Ia akan pergi ke sekolah


Untuk mencari ilmu yang bermanfaat
Dan ia memohon kepada orang tuanya
Agar ia di mudahkan untuk menuntut ilmu

Wahai ibu dan bapak


Doakanlah anakmu ini
Agar di mudahkan untuk mencari ilmu
Supaya kelak anakmu ini menjadi orang berhasil

Wahai anakku
Pergilah engkau menuntut ilmu
Akan ibu doakan supaya engkau menjadi sukses
doa ibu akan menyertai engkau

pergilah sang anak ke sekolah


menempuh perjalanan yang jauh
tak peduli panas terik matahari yang menyengat
takkan menghentikan langkahnya

demi harapannya dan keinginannya


takkan mundur 1000 langkah
untuk menjadi orang sukses
dan berguna bagi nusa dan bangsa

Puisi Anak 7
Balada Kasih Ibu
Cintamu menyinari jiwa bak cerahnya sinar sang
mentari
Sayangmu segarkan asa sesegar embun pagi
Kasihmu wangi seharum bunga melati
Hadirmu di sisiku takkan tergantikan
Cinta, rindu, dan ragaku bahkan adalah milikmu
Bagaimana mungkin aku terbang mencari sosok lain tuk
menggantimu
Jasamu padaku takkan mungkin terbalaskan
Mengandung, melahirkan dalam derita tak masalah
bagimu
Merawat, mendidik, membesarkan dalam kesusahan
tak apa buatmu
Itu semua demi aku anakmu
Bu bagaimana aku bisa balas semua ini
Semua cinta, kasih, dan sayangmu padaku
Gunung emas, lautan permata, seisi dunia bahkan
takkan sanggup membalasnya
Hanya doa mungkin yang bisa kupanjatkan
Karena hanya Tuhanlah yang sanggup tuk
membalasnya
Tuhan ampunilah segala dosanya
Tuhan sayangilah ia
Tuhan tempatkanlah ia di surgamu nanti
Amiin

Puisi Anak 8
Puisi Balada "Ibu"
Ibu...
Engkau adalah nafas hidupku
Engkau yang selalu ada dalam hatiku
Engkau adalah wanita yang luar biasa bagi ku

Dalam balutan kelemahan mu


Engkau pancarkan berjuta harapan
Tersenyum penuh dengan keindahan
Dalam sebuah ketulusan

Oh...ibu aku tak tahu bagaimana jadinya diriku


Jika hidupku tanpa kasih sayang mu
Akupun tak habis pikir apa jadinya
Jika ku tak dilahirkan dari rahim mu

Tetapi sampai sekarang dan sampai kapanpun


Aku akan bersyukur kepada Allah
Karena telah memberikan malaikat dan bidadari
Dalam wujud seorang yang hebat seperti mu IBU...

Puisi Anak 9
MAMA, ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU
PAGAR
Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar
Kasihan sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba
Sherly hanya dapat memberinya sepotong coklat dan
Gula-gula. Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk
membeli buku.

Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar


Kasihan sekali. Tampaknya lapar dan belum makan dari
pagi
Barangkali uang belanja masih tersisa. Sebagaian
dapat diberikan padanya
Untuk pembeli sebungkus nasi atau makanan.

Mama, orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu


pagar.
Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya
kelihatan cerah.
Ia kembali berjalan tersaruk-saruk dituntun oleh
tongkatnya menuju rumah tetangga
(Sherly Malinton, Bunga Anggrek untuk Mama, 1981:16)

b. Sajak/Puisi Naratif
Puisi naratif merupakan salah satu bentuk puisi (anak-anak) yang
menceritakan suatu kejadian khusus atau episode cerita yang panjang.
Jenisnya dapat berupa lirik, soneta, atau ditulis dalam bentuk sajak bebas,
tetapi persyaratannya harus dipenuhi, yakni harus menceritakan
kisah/cerita tertentu yang sebenarnya tidak ada ceritanya. Di Amerika
Serikat, puisi naratif klasik yang digemari oleh anak-anak adalah kisah
Santa Claus, atau Sinterklas. Tokoh ini digambarkan ke luar malam-
malam menjelang natal untuk membagi-bagi hadiah kepada anak-anak.
Puisi naratif lain yang disenangi anak-anak (Amerika) usia di bawah
tujuh tahun adalah cerita binatang. Anak-anak usia tujuh/delapan tahun
menggemari puisi naratif yang mengisahkan raja-raja yang memiliki sifat

Puisi Anak 10
pemarah, puisi-puisi lucu, pada usia yang lebih lanjut, anak-anak
menyukai kisah tragis/kisah sedih dan anak-anak pertengahan (middle
graders) menyukai cerita mengerikan (Huck, 1987:408).

PUTRI BANGAU
Karena tak ada aral melintang
Konon dahulu di negeri Jepang Mereka pun kawin tanpa halangan
Tersebutlah tentang sebuah dongeng Mendirikan huma di tengah hutan
Mengisahkan seekor bangau yang Sambil bekerja pagi dan petang
malang
Sayapnya luka tak bisa terbang Ketika Pak Tani kerja di lading
Sang istri bertenun dalam kamar
Seorang Pak Tani setengah baya
Menemukannya dekat telaga Setelah siap selembar kain
Bangau dipungut diobatinya Sarung sutra halus dan indah
Sehingga sembuh sayap yang luka Sang istri mohon agar dijual
Kepada pedagang yang dari kota
Sang bangau tak dapat banyak bicara
Pada Pak Tani berhati mulia Karena kainnya sangat indah
Dalam hatinya ia berjanji Sutra halus tenunan dewi
Suatu waktu akan datang kembali Pedagang kota sedia membayar
Banyaknya uang sepundi emas
Datanglah saatnyadi suatu pagi
Ketika Pak Tani lagi sendiri Demikianlah hidup Pak Tani miskin
Datanglah padanya seorang putri Mnjadi kaya beristri jelita
Ingin diterima sebagai istri Mereka rukun saling setia
Nikmati hidup damai bahagia

c. Liris/Lyrical
Puisi jenis ini biasanya bersifat pribadi/deskriptif tanpa ditetapkan
panjangnya atau strukturnya kecuali pada unsur melodinya. Sudjiman
(1986:47) mengemukakan batasan lirik sebagai karya sastra yang
berisikan curahan perasaan pribadi, yang mengutamakan lukisan
perasaannnya. Satu hal yang mencolok pada liris/lirik adalah
kebernyanyian atau singingness kata-katanya, sehingga anak-anak merasa
senang. Pada puisi liris/lirik orkestrasi bunyi sangat dominan.

Puisi Anak 11
LINDUNGILAH AKU
Bila petang sudah datang
Aku mulai ancang-ancang
Untuk pergi terbang melayang
Menerobos awan hitam, dan
Menelusuri gelapnya malam

Akulah si kelelawar hitam


Yang tak pernah jemu ataupun bosan
Terbang berkeliling mancari buah matang
Untuk kujadikan santapan

Tidurku di hari siang


Bergerombol bersama teman-teman
Begelantungan di atas dahan
Nun jauh tinggi jangkauan

Namun kehidupanku kini tak lagi tenteram


Bahkan selalu terancam
Diburu dan ditembaki senapan
Oleh manusia yang tak punya rasa kasihan

Wahai para pemburu


Kasihanilah aku serta keturunanku
Jangan terus menerus diburu
Karena akupun ingin hidup seperti kamu
Bebas berkembang biak tiada yang menggangu

Seandainya aku punah dari bumiku


Tentunya anak-anak serta cucumu
Tak akan pernah ada yang tahu
Bagaimana bentuk dn rupaku.
(Romi N.G. Firdaus, 10 tahun, MI Fathurachman Jakarta Selatan)

Puisi Anak 12
PAPAKU
Ya Tuhan..
Aku mohon Kau melindungi
Dan menjaga Papa selalu.
Saat aku masih tidur lelap
Papa sudah berangkat kerja
Mencari nafkah buat kami semua
Tengah malam Papa baru pulang
Saat aku sudah tertidur pulas
Ya Tuhan..
Terima kasih Kau beri kami
Papa yang baik hati
(Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran 1 Yogyakarta)

d. Limerik
Puisi limerik merupakan sajak lima baris dengan baris pertama dan
keduanya berimaan (rhyming), baris ketiga dan keempat bersifat
persetujuan (agreeing), dan baris kelima biasanya berisi pengakhiran
(ending). Pada ending biasanya dinyatakan dengan kejutan atau humor.
Puisi jenis ini juga ditandai oleh adanya nada humor, keganjilan dan
keanehan pengucapan. Anak-anak pada usia tingkat pertengahan sudah
dapat menikmati puisi limerik, hal ini disebabkan oleh kemampuan
berpikir mereka yang sudah pada tingkat berpikir simbolis dan abstrak.

Pernah ada seorang dari Calcutta


Yang pernah menikmati makan mentega
Dia akan mencakup roti
Dengan selai sebaliknya
Dan melemparkan mentega dalam selokan!

Puisi Anak 13
e. Haiku
Jenis puisi Haiku merupakan salah satu bentuk puisi Jepang kuno yang
berkembang sekitar abad ke-13 Masehi. Haiku terdiri atas tujuh belas
suku kata. Baris pertama dan ketiga berisi lima suku kata, dan baris kedua
terdiri atas tujuh suku kata. Hampir setiap haiku dapat dipilih menjadi dua
bagian yakni, (i) uraian yang berisikan acuan (langsung atau tidak
langsung biasanya pada cuaca); (ii) berisikan pernyataan tentang mood
atau suasana hati. Hubungan kedua bagian itu disiratkan, baik
kesamaannya maupun perbedaan penceritaannya. Untuk sasaran anak-
anak SD kita, bentuk haiku tampaknya belum dikembangkan menjadi
bahan apresiasi sastra atau bahan pertimbangan pembinaan keterampilan
menulis kreatif.

Laut apa yang hendak kau tunjukan padaku

Laut yang berangin sepoy menguray rambutku

Laut berombak kecil berkejaran sepanjang waktu

Laut berombak besar yang menghantam karang

Laut dengan pengunjung yang ramai

Atau hanya Laut dengan air tenang?

Hadiah Naik Kelas

Sepeda baru

Kudapat dari ibu

Warnanya biru

Puisi Anak 14
f. Sajak Bebas (Free Verse) dan Akrostik
Sajak bebas tidaklah memiliki rima tetapi untuk bentuk puitiknya
bergantung pada ritme. Sehubungan dengan hal tersebut, Panuti Sudjiman
(1986:67) menyatakan bahwa sajak bebas merupakan sajak tanpa pola
matra dan panjang larik, tak terikat pada konvensi struktur, dan pokok isi
disusun berdasarkan irama alamiah. Puisi akrostik merupakan puisi yang
sudah dikenal anak terutama siswa jenjang sekolah dasar. Puisi ini
merupakan jenis puisi yang sangat mudah dipahami dan ditulis oleh anak
terutama karena prosedur penulisannya. Puisi Akrostik ditulis dengan
cara mengembangkan larik-larik dalam puisi melalui pengembangan
huruf yang tersusun ke bawah membentuk sebuah kata.

BUNGAKU

Begitu banyak warnanya


Untaiannya sangat indah
Nampak berembun di pagi hari
Gerakannya lembut ketika tersapu angin
Aku begitu senang melihatnya.

PERGI

P: Petang yang menguning bergegas ke singgasana


E: Enyah bersama pekikan burung senja
R: Radak yang kauberi, remai terasa
G: Gabak suatu pertanda
I: Ilam-ilam yang kurasa

Puisi Anak 15
g. Cinquain
Jenis puisi lain yang cukup sederhana adalah puisi cinquain. Jenis puisi
ini cocok digunakan sebagai bahan pengajaran puisi di sekolah dasar.
Seperti halnya puisi jenis haiku, puisi cinquain juga puisi yang didasarkan
pada jumlah suku kata yang diajarkan kepada siswa secara prosedural
melalui tahapan-tahapan. Mulai dari bagian awal puisi sampai pada
bagian akhir puisi digunakan larik dengan jumlah suku kata tertentu. Puisi
ini diawali dengan dua suku kata pada larik pertama, empat suku kata
larik kedua, enam suku kata pada larik ketiga, delapan suku kata pada
larik keempat dan dua suku kata pada larik terakhir seperti pada puisi
Huck (1980) berikut.

Padi

Berwarna hijau

Tumbuh semakin merunduk

Kau dibutuhkan untuk makan

Tumbuhan penghasil beras

Duri

Tajam menancap

Kucoba untuk mencabut

Sungguh, sangat perih menyayat

Semat

Puisi Anak 16
Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi dibedakan menurut isi kandungan
yang ingin disampaikan. Jenis-jenis puisi anak pada umumnya berisi cerita
yang menarik bagi anak berkaitan dengan pengalaman dan dunia anak.

D. Unsur Puisi Anak


Puisi anak terbentuk oleh dua sapek yang saling berkaitan, yaitu
sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang ingin
diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur
bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Puisi anak
memiliki unsur-unsur pembangun puisi menurut Nurgiyantoro (2013:321-
358) sebagai berikut.
a. Bunyi
Aspek bunyi dalam sebuah puisi merupakan penentu keberhasilan puisi
sebagai karya seni. Aspek bunyi yang dimaksud adalah persajakan, rima.
Sajak atau rima adalah pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan
dan didayakan untuk mencapai efek keindahan. Aspek bunyi dalam puisi
selain berfungsi sebagai persajakan dan pendukung arti, juga sebagai
pembangkit suasana tertentu. Suasana yang dapat disampaikan dalam
puisi seperti suasana senang, duka, riang-gembira, sedih, dan romantis.
Fungsi bunyi dalam puisi anak sebagai peniru bunyi-bunyian sebagai
pengkongkretan suara. Keindahan bunyi dalam sebuah puisi terasa
intensitassnya setelah puisi itu dibacakan, dan bahkan jika mungkin
dilagukan, tidak dilihat secara visual dalam bentuk tulisan.

POTONG BEBEK ANGSA


Potong bebek angsa masak di kuali
Nona minta dansa dansa empat kali
Sorong ke kiri sorong ke kanan
Tra lalala lala lala
Sorong ke kanan tra lalala lala lala
Masuk ke hutan ambil rambutan
Dikejar-kejar sama orang utan

Puisi Anak 17
Persajakan, rima
Pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan & didayakan
untuk mencapai efek keindahan itulah yang kemudian dikenal
sebagai persajakan, sajak, atau rima. Fungsi persajakan, yaitu yang
dikenal sebagai daya evokasi: kemampuan untuk membangkitkan
bunyi lain secara ekspresif.

BUNGA MELATI
Bunga mungil bunga melati
Tumbuh di taman berumpun-rumpun
Kusiram engkau setiap pagi
Supaya segar berdaun rimbun

Bunga kecil indah berseri


Kembanglah bertangkai-tangkai
Kucium wangimu harum sekali
Kelopak lembut segar terurai

Kupetik engkau pagi dan petang


Jadi hiasan di taman kembang
Bila datang kumbang bertamu
Dia kan lihat putih wajahmu

Irama
Irama dalam puisi berkaitan dengan gerak, alunan, bunyi yang
teratur yang ritmis, dan itu akan terasa jika puisi itu dibaca dan
didengarkan. Selain berhubungan dengan alunan bunyi, irama juga
berurusan dengan tinggi rendah dan cepat lambat serta variasi
keduanya, bahkan juga dengan tekanan kata.

Puisi Anak 18
GURUKU
Sungguh mulia jasamu
Mengajar murid mengenal ilmu
Tanpa rasa ragu

Engkau guruku seorang


Mengajarku dengan penuh kasih sayang
Perbedaan tidak kau pandang
Kami semua merasa senang

Guruku
Tanpamu ku tak bisa meraih cita-citaku
Aku akan selamanya
Mengingat
(Dewi Anggraeni, Sepuluh Tahun, SD Kartika
Cimahi)

b. Kata
Kata yang digunakan untuk menyampaikan isi puisi melalui
pertimbangan sehingga puisi yang dihasilkan indah dan bermakna.
Pemilihan kata akan dapat mendialogkan sesuatu yang ingin disampaikan
secara efektif. Pertimbangan pemilihan kata dari aspek bunyi adalah
adanya bentuk persajakan di awal, tengah, dan akhir larik.
Seleksi kata
Dilihat dari segi penulis puisi, seleksi kata-kata adalah proses
penulisan yang intensif, menantang dan sekaligus mengasyikkan
sebagai manifestasi ekspresi pengalaman emosionalnya. Dilihat dari
sudut pembaca puisi, seleksi kata-kata adalah jaminan pemerolehan
kenikmatan emotif & kemudahan pemahaman dialog yang
ditawarkan. Apek pemilihan kata berdasarkan :

Puisi Anak 19
Aspek bunyi : ketetapan pemilihan kata dari aspek bunyi dalam
puisi menjanjikan salah satunya adalah nilai kepuitisan dan itu
berarti bahwa adanya efek keindahan pada puisi yang
bersangkutan. Pemilihn bunyi-bunyi yang terpola secara tepat
mnyebabkan puisi menjadi enak dan lancar dibaca, merdu dan
mampu membangkitkan sugesti tertentu.
Aspek bentuk : puisi adalah sebentuk ekspresi yang padat dan
indah. Bahasa puisi mesti singkat dan padat. Singkat
mengindikasikan sedikitnyan kata-kata yang dipakai, sedang
padat menunjukan luasnya gagasan yang ditawarkan.
Aspek makna : puisi hadir untuk mendialogkan dan
menawarkan sesuatu, makna tetapi dengan cara-cara yang
literer, bicara lewat nurani, kata hati dan rasa.
Aspek ekspresivitas : merupakan aspek yang menekankan pada
kesan dan efek yang ingin dicapai karena efek itu seolah-olah
dapat meyakinkan bahwa sesuatu yang diungkapkan itu benar-
benar merupakan lontaran hati secara serta merta.
c. Sarana retorika
Sarana retorika merupakan sarana yang efektif untuk memperindah
teks puisi atau kesastraan pada umumnya. Penggunaan sarana retorika
dimaksudkan untuk lebih menghidupkan ekspresi. Sarana retorika yang
dimaksud adalah meliputi bentuk-bentuk permajasan,citraan, dan
penyiasatan struktur. Permajasan berfungsi untuk menambah
kemungkinan berbagai dimensi pemaknaan. Citraan untuk
mengkongkretkan penuturan, sedangkan penyiasatan struktur untuk lebih
menghidupkan pengekspresian.
Permajasan adalah suatu bentuk pengungkapan makna denotasi dan
konotasi, makna langsung dan tidak langsung yang ditunjuk, makna
tersirat dan tersurat. Permajasan biasa disebut sebagai bahasa kias.
Penggunaan majas dalam puisi anak masih sederhana. Permajasan yang
biasa digunakan pada puisi anak antara lain adalah majas metafora, majas

Puisi Anak 20
personifikasi, dan majas perbandingan atau simile. Majas simile yang
berupa perbandingan langsung, yaitu yang secara jelas menunjukkan
antara kedua hal yang diperbandingkan. Majas lain yang sering
ditemukan pada puisi anak adalah majas personifikasi, yaitu majas yang
memperlakukan benda-benda tidak bernyawa seperti manusia sesuai
dengan imajinasi anak.
Sarana retorika yang lain adalah citraan. Baik puisi dewasa maupun
anak banyak memanfaatkan citraan untuk melukiskan sesuatu agar
mudah diimajinasikan oleh pembaca atau pendengar. Imaji dipahami
sebagai penggambaran indera secara konkret yang dibangkitkan lewat
kata. Citraan dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan
jumlah indera manusia, yaitu citraan penglihatan (visual), citraan
pendengaran (auditif), gerakan (kinestetis), rabaan, cecapan, dan
penciuman.
Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika pada
bagian struktur. Penyiasatan struktur yang biasa digunakan dalam puisi
dapat berupa bentuk repetisi (pengulangan) dan paralelisme. Bentuk
repetisi berupa repetisi kata, frase, kalimat, larik-larik, sebagian atau
seluruh bait puisi. Paralelisme merupakan bagian dari repetisi atau
pengulangan.
Sarana retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan
kebahasaan & memperluas (juga mengongkretkan & memfasilitasi)
jangkauan pemaknaan. Sarana retorika meliputi:
Pemajasan.
Pemajasan adalah suatu bentuk pengungkapan yang berada di
wilayah tarik-menarik antara makna denotasi & konotasi, langsung
& tidak langsungnya makna yang ditunjuk, makna tersirat & tersurat.
Pemajasan lebih difungsikan untuk menambah kemungkinan
berbagai dimensi pemaknaan. Secara garis besar majas
dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
Perbandingan. (berupa bentuk metafora, simile)

Puisi Anak 21
Persamaan. (berupa bentuk personifikasi)
Pertautan. (berupa bentuk metonimi-sinekdok)
Contoh Puisi

ILMU
Ilmu
Bukan bagaikan
mengambil sepotong kue
memakannya, kemudian kenyang

tapi
ilmu bagaikan
meraih bulan
yang bulat bersinar
yang jauh disana

walau sulit meraihnya


tapi sangat menyenangkan
bila berhasil menghafalnya

(Safira Azizah, kelas IV Cimanggis Depok)

Citraan
Citraan untuk mengongkretkan penuturan yang membantu pembaca
untuk melihat, mendengar, merasakan, & menyentuh berbagai
pengalaman yang diungkapkan dalam puisi. Citraan dibedakan
menjadi:

Puisi Anak 22
Penglihatan (visual)
Pendengaran (auditif)
Gerakan (kinestik)
Rabaan,
cecapaian (taktil termal)
Penciuman (olfaktori)
Contoh Puisi oleh Syair-syair Asep

PANCA INDRAKU

Aku melihat bulan


Denhan mataku
Aku mendengar kicau burung
Dengan telingaku

Aku merasa manisan


Dengan lidahku
Aku mencium bunga
Dengan hidungku
Aku meraba patung
Dengan kulit tanganku

Penyiasatan struktur
Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika yang
bermain di wilayah struktur & menghasilkan efek retoris yang
paling intensif. Penyiasatan struktur untuk lebih menggayakan,
mengintensifkan, & menghidupkan pengeksprsian. Contoh puisi

Puisi Anak 23
DERITA ANAK BANGSA

Ia mengayuh sepedanya
Ia mengayuh semangatnya
Ia mengayuh harapannya
Menjual Koran di pagi hari
Panasnya matahari, dinginnya hujan
Tak ia rasakan
Ia sampai putus sekolah

Cita-cita tak lagi ia gantungkan


Masa depan tak berani ia angankan
Hanya ada satu kewajiban
Menjual Koran, mencari makan
Seperti inikah nasib anak bangsa?
(Ainun Qalbi SR, kelas 1 SMPN 1 Surabaya)

d. Tema
Puisi anak dibuat untuk mengekspresikan sesuatu yang bisa berupa
gagasan, ide, pengalaman, emosi atau hal lain. Menurut Nurgiyantoro
(2013:354) menyebutkan bahwa tema yang banyak ditemukan pada puisi
anak antara lain adalah masalah keluarga, persahabatan, liburan, rumah,
dan tempat-tempat lain. Anak melalui pengamatan selintas, kandungan
dalam puisi anak antara lain berkaitan dengan hal-hal yang ada disekitar
anak, misalnya orang tua, guru, teman, binatang kesukaan, lingkungan
alam,empati terhadap sesama. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa puisi anak memiliki unsur-unsur pembangun yang
dapat mendukung penyampaian makna dan keindahan. Unsur-unsur

Puisi Anak 24
pembangun puisi anak berupa bunyi, kata, sarana retorika,dan tema.
Penulisan puisi yang didasarkan pada unsur-unsur pembangun puisi akan
menghasilkan hasil puisi yang baik. Jika penulis puisi itu adalah anak-
anak, kandungan isi puisi yang dihasilkanmesti juga tidak jauh dari dunia
anak, pengalaman anak, & bagaimana cara anak memandang hal-hal itu
semua yang menurut ukuran orang dewasa terrgolong sederhana. Orang
dewasa yang menulis puisi anak pun mau tidak mau harus menyeuaikan
diri dengan dunia dan cara pandang anak agar puisi yang dihasilkan
komunikatif bagi pembaca anak. Tema-tema yang banyak ditemukan
pada puisi anak misalnya, tema orang tua dan guru, tema
binatang dan lingkungan alam, tema religius.

MAMA
Ohmama
Kenapa hatimu mulia
Aku ingin memelukmu
Aku selalu merindukanmu

Sejak aku masih kecil


Aku selalu disayang mama
Mama oh mama
Kau jangan bersedih

(Desti Yuliani Bayuningsih, SDN Banaran 1,


Playen, Gunungkidul)

Puisi Anak 25
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Puisi anak adalah jenis sastra yang memperhatikan pemilihan aspek-
aspek kebahasaan terutama diksi, bentuk, makna untuk memperoleh efek
keindahan Bahasa dalam puisi mendayagunakan unsur bahasa sehingga
mampu memberikan efek menyentuh, mempesona, membangkitkan imajinasi,
merangsang, dan suasana tertentu. Puisi anak adalah jenis sastra yang
memperhatikan aspek kebahasaan yaitu diksi, makna, dan bentuk sebagai
wujud ekspresi diri dengan bahasa yang indah. Bahasa yang digunakan dalam
puisi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, puisi menggunakan
bahasa yang ringkas, kata-kata yang digunakan adalah konotatif yang
mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Kata-kata dalam puisi seolah-
olah tercipta suatu yang dirasakan pembaca, didengar, dan dilihat.
Puisi anak anak mempunyai karakteristik sebagai berikut: puisi anak
adalah puisi yang berisi kegembiraan, mengutamakan bunyi bahasa dan
membangkitkan semangat bermain bahasa, harus berupaya memperbaiki
ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan
imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru, menyajikan
cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari, ditulis
berdasarkan pengalaman anak, berbentuk informasi sederhana yang membuat
anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu, tema puisi harus
menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik
egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan
semangat pribadi anak-anak, dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.
Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu yaitu balada,
sajak/puisi naratif, liris/lyrical, limerik, haiku , sajak bebas (free verse) dan
akrostik, cinquain. Puisi anak terbentuk oleh dua aspek yang saling berkaitan,
yaitu sesuatu yang ingin diekspresikan dan sarana pengekspresian. Hal yang
ingin diekspresikan dan pengekspresian berkaitan dengan unsur isi dan unsur

Puisi Anak 26
bentuk yang terdapat pada unsur-unsur pembangun puisi anak. Unsur-unsur
tesebut adalah 1) bunyi yang terdiri dari persajakan, irama, dan seleksi kata, 2)
sarana retorika, 3) tema.

B. Saran
Puisi untuk anak-anak sangat bermanfaat untuk pengembangan ide
dan kreatifitas dalam menulis ide yang ada pada diri ana, dengan menulis
puisi anak dapat mengembangkan kejadian di sekitar anak menjadi sebuah
puisi dengan kata-kata yang indah. Sehingga pengenalan puisi pada anak
dapat dilakukan sedini mungkin dengan tetap mempertimbangkan
perkembangan bahasa anak.

Puisi Anak 27
DAFTAR PUSTAKA

Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Childrens Literature
in The lementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.


Yogyakarta: Gadjah Mada. University press.

http://renitawidiastuti.blogspot.co.id/2014/12/analisis-puisi-anak.html

http://romakyokaesa-niro.blogspot.co.id/2015/03/contoh-puisi-akrostik-puisi-
cinquain.html

Puisi Anak 28

Anda mungkin juga menyukai