Tutor Pneumotorax New
Tutor Pneumotorax New
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam pleura
yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena.
Epidemiologi
Didapatkan dari literatur lain Pneumothorax lebih sering terjadi pada penderita
dewasa yang berumur sekitar 40 tahun. Laki-laki leih sering daripada wanita.
Pneumothorax sering dijumpai pada musim penyakit batuk.
Di RSUD Dr. Soetomo, leih kurang 55% kasus pneumothorax disebabkan oleh
penyakit dasar seperti tuberculosis paru aktif, tuerkulosis paru disertai fibrosis
atau emfiesema local, bronkotis kronis dan emfiesema. Selain karena penyakit
tersebut di atas, pneumothorax pada
wanita dapat terjadi saat menstruasi dan sering berulang. Keadaan ini disebut
pneumothorax katamenial yang disebabkan oleh endometriosis di pleura.
Kematian akibat pneumothorax lebih kurang 12%.
Etilogi
Etiologi trauma thorax kebanyakan diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
umumnya berupa trauma tumpul. Trauma tajam terutama disebakan oleh tikaman
dan tembakan. Trauma pada bagian ini juga sering disertai dengan cedera pada
tempat lain misalnya abdomen, kepala, dan ekstremitas sehingga merupakan
cedera majemuk. Tersering disebabkan oleh ruptur spontan pleura visceralis yang
menimbulkan kebocoran udara ke rongga thorax. Pneumothorax dapat terjadi
berulang kali. Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh:
a. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari
alveolus akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai
closed pneumothorax. Apabila kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai katup,
maka udara yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari kavum pleura
pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama semakin banyak sehingga
mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan terjadinya
tension pneumothorax.
Klasifikasi
Pada saat ekspirasi mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal
kembali lagi ke posisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal
flutter.
Pneumothorax ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi
sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan
sempurna.
Terjadinya hipereksansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock
dikenal dengan simple pneumothorax. Berkumpulnya udara pada cavum pleura
dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed
pneumothorax. Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara
maksimal karena elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya
bilamana proses ini semakin berlanjut, hipereksansi cavum pleura pada saat
inspirasi menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak
pada paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup terjadilah
penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan
napas. Akibatnya dapat timbullah gejala pre-shock atau shock oleh karena
penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension pneumothorax.
Manifestasi Klinis
2. Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan tajam pada
sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak
pernapasan.
5. Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
6. Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien, biasanya
pada jenis pneumotoraks spontan primer.
2. Pneumotoraks ventil dengan tekanan positif tinggi, sering dirasakan lebih berat
3. Berat ringannya pneumotoraks tergantung juga pada keadaan paru yang lain
serta ada tidaknya jalan napas.
4. Nadi cepat dan pengisian masih cukup baik bila sesak masih ringan, tetapi bila
penderita mengalami sesak napas berat, nadi menjadi cepat dan kecil disebabkan
pengisian yang kurang.
b. menarik nafas dalam atau terbatuk c. Sesak nafas d. Dada terasa sempit e.
Mudah lelah f. Denyut jantung yang cepat g. Warna kulit menjadi keiruan akibat
kekurangan oksigen
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi pada
dada), pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal, trakea dan
jantung terdorong ke sisi yang sehat, deviasi trakea, ruang intercostals yang
melebal.
b. Palpasi : pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar, iktus
jantung terdorong ke sisi thorax yang sehat, fremitus suara melemah atau
menghilang pada sisi yang sakit.
c. Perkusi : suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar, batas jantung terdorong kearah thorax yang sehat, apabila tekanan
intrapleural tinggi, pada tingkat yang berat terdapat gangguan respirasi sianosis,
gangguan vaskuler syok.
d. Aukustalsi : pada bagian yang sakit , suara nafas melemah sampai mengilang,
suara vocal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative.
3. Pemeriksaan radiologi :
1. Foto rontgen gambaran radiologis yang tampak pada foto rontgen kasus
pneumothorax antara lain :
a. Bagian pneumothorax akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan
tampak garis-garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru yang kolaps
tidak membentuk garis, akan tetapi berentuk lobuler sesuai dengan lobus paru.
b. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radiooaque yang
berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali.
Besar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan sesak nafas yang
dikeluhkan.
c. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat, spatium intercostalis
melear, diafragma mendatar dan tertekan kebawah. Apabila ada pendorongan
jantung atau trakea ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi
pneumothorax ventil dengan tekanan intrapleura yang tinggi.
2. CT-scan thorax
Tatalaksana
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
Tindakan dekompresi
Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus pneumothorax yang
luasnya >15%. Pada intinya, tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan
intrapleura dengan membuat hubungan antara cavum pleura dengan udara luar
dengan cara :
a. Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura akan
berubah menjadi negative karena mengalir ke luar melalui jarum tersebut.
1. Dapat memakai infuse set jarum ditusukkan ke dinding dada sampai kedalam
rongga pleura, kemudian infuse set yang telah dipotong pada pangkal saringan
tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air.
2. Jarum abbocath merupakan alat yang terdiri dari gabungan jarum dan kanula.
Setelah jarum ditusukkan pada posisi yang tetap di dinding thorax sampai
menebus ke cavum pleura, jarum dicabut dan kanula tetap ditinggal. Kanula ini
kemudian dihubungkan dengan pipa plastic infuse set. Pipa infuse ini selanjutnya
dimasukkan ke botol yang berisi air .
3. Pipa water sealed drainage (WSD) pipa khusus (thorax kateter) steril,
dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan troakar atau dengan bantuan
klem penjempit. Setelah troakar masuk, maka thorax kateter segera dimasukkan
ke rongga pleura dan kemudian troakar dicabut, sehingga hanya kateter thorax
yang masih tertinggal di rongga pleura. Selanjutnya ujung kateter thorax yang ada
di dada dan di pipa kaca WSD dihubungkan melalui pipa kaca WSD dihubungkan
melalui pipa plastic lainnya.
Komplikasi
1. Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah hitam pada tepi jantung, mulai
dari basis sampai ke apeks
4. Pneumothorax kronik : menetap selama lebih dari 3bulan. Terjadi bila fistula
bronkopleura tetap membuka.
Prognosis
Hasil dari pneumothorax tergantung pada luasnya dan tipe dari pneumothorax.
Spontaneous pneumothorax akan umumnya hilang dengan sendirinya tanpa
perawatan. Secondary pneumothorax yang berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya, bahkan ketika kecil, adalah jauh lebih serius dan membawa angka
kematian sebesar 15%. Secondary pneumothorax memerlukan perawatan darurat
dan segera. Mempunyai satu pneumothorax meningkatkan risiko mengembangkan
kondisi ini kembali. Angka kekambuhan untuk keduanya primary dan secondary
pneumothorax adalah kira-kira 40%; kebanyakan kekambuhan terjadi dalam waktu
1,5 sampai 2 tahun.
TRAUMA TORAK
Tension Pneumotoraks
b. Etiologi Etiologi Tension Pneumotoraks yang paling sering terjadi adalah karena
iatrogenik atau berhubungan dengan trauma. Yaitu, sebagai berikut:Trauma benda
tumpul atau tajam meliputi gangguan salah satu pleura visceral atau parietal dan
seringdengan patah tulang rusuk (patah tulang rusuk tidak menjadi hal yang
penting bagi terjadinya Tension pneumotoraks). Pemasangan kateter vena sentral
(ke dalam pembuluh darah pusat), biasanya vena subclavia atau vena jugular
interna (salah arah kateter subklavia).Komplikasi ventilator, pneumothoraks
spontan, Pneumotoraks sederhana ke Tension Pneumotoraks ketidakberhasilan
mengatasi pneumothoraks terbuka ke pneumothoraks sederhana di mana fungsi
pembalut luka sebagai 1-way katupAkupunktur, baru-baru ini telah dilaporkan
mengakibatkan pneumothoraks.
Berikut adalah keadaan atau kelainan akibat trauma toraks yang berbahaya dan
mematikan bila tidak dikenali dan ditatalaksana dengan segera : dispnea, hilangnya
bunyi napas, sianosis, asimetri toraks,mediastinal shift.