Anda di halaman 1dari 8

POKOK BAHASAN

GANGGUAN MENSTRUASI
A. Definisi Gangguan Menstruasi

Menstruasi adalah suatu proses pelepasan lapisan dalam dinding rahim akibat
pengaruh hormon yang terjadi secara berkala pada perempuan usia subur.
(Pardede, 2009)
Menstruasi adalah gejala periodik pelepasan darah dan mukosa jaringan dari
lapisan dalam rahim melalui vagina. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan
selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat
menopause, kecuali selama masa kehamilan. Berdasarkan pengertian klinik,
menstruasi dinilai berdasarkan 3 hal : Siklus menstruasi, lama menstruasi, dan
jumlah darah yang keluar. (Sarwono, 2011)
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, 2005).
Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa
darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan
mulai memproduksi cukup hormon tertentu (kurir kimiawi yang dibawa didalam
aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran darah ini (Robert P. Masland dan
David Estridge, 2004).
Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi
siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih
banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi
tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita
karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadapkesuburan dan kesehatan
wanita pada umumnya. Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan
hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh
kondisimedis lainnya. Banyaknya terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya
pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya
regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.

Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum selama masa remaja.


Gangguan ini dapat menyebabkan kecemasan yang signifikan pada pasien dan
keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berkontribusi pada masalah ini. Dalam
rangka untuk mengobati gangguan menstruasi, mengetahui apa itu siklus menstruasi
yang normal itu penting. (Sarwono, 2011)

Gangguan menstruasi merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang


wanita datang berobat ke dokter atau ke tempat pertolongan pertama. Keluhan
gangguan menstruasi bervariasi dari ringan sampai berat dan tidak jarang
menyebabkan rasa frustasi baik bagi penderita, keluarganya bahkan dokter yang
merawatnya. Selain menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan menstruasi
ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-hari dan mengganggu emosional si
penderita. (Sarwono, 2011)

1
B. Klasifikasi Gangguan Menstruasi

1. Pre Menstrual Syndrome (PMS)

Premenstruasi sindrom (premenstrual syndrome atau premenstrual


tension-PMS) atau disebut dengan gejala pre - menstruasi yang dapat
menyertai sebelum atau saat menstruasi, adalah gabungan dari gejala fisik dan
atau fisiologis yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu
sebelum haid dan menghilang setelah haid datang. Biasanya seperti : perasaan
malas bergerak, badan menjadi lemas serta mudah merasa lelah, nafsu makan
meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam, emosi menjadi labil,
biasanya perempuan mudah uring - uringan, sensitif, dan perasaan negatif
lainnya, mengalami kram perut (dismenorrhoe), kepala nyeri, pingsan, berat
badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak,
pinggang terasa pegal. (Lokawana, 2009)
Kadar sindroma pramenstruasi (PMS) dan waktunya pada setiap wanita
tidak selalu sama. Ada wanita yang merasa sangat sakit sampai menderita kram
dan tidak dapat beraktifitas. Beberapa ahli mengatakan bahwa gejala tersebut
berhubungan kadar hormon estrogen dan progesteron pada siklus menstruasi.
Menurut ahli lain memperkirakan gangguan menjelang menstruasi berhubugan
dengan masalah psikis, misalnya wanita menganggap masa menstruasi sebagai
beban sehingga tanpa sadar ia menolaknya. Gangguan ini bisa juga merupakan
tanda dari penyakit yang serius seperti endometriosis, kista atau angioma uteri
dan adanya infeksi Rahim.

2. Nyeri Menstruasi (dismenorrhoe) menurut Anurogo (2009)

a. Berdasarkan jenis nyeri dibagi menjadi :


1) Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa
menstruasi atau segera setelah masa menstruasi mulai. Banyak perempuan
terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak
dapat mengerjakan apa pun.
2) Nyeri kongestif, penderita biasanya akan tahu sejak berhari - hari sebelumnya
bahwa masa menstruasinya akan segera tiba. Dia mungkin akan mengalami
pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu
ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit
dipahami, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh,
terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu
merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari
sampai kurang dari 2 minggu.
b. Berdasarkan ada tidaknya kelainan yang dapat diamati dibagi menjadi :
1) Dismenore primer, timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau
perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri menstruasi itu
normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik.
2) Dismenore sekunder, biasanya baru muncul kemudian yaitu jika ada penyakit
atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar
kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di
sekitarnya.

2
3. Gangguan Siklus menstruasi

Terdapat 5 gangguan menstruasi yang paling sering muncul yaitu


oligomenore (jangka waktu menstruasi terlalu lama), polimenore (terlalu sering
menstruasi), amenore (tidak menstruasi sama sekali), hipermenore (darah
menstruasi terlalu banyak), hipomenore (darah menstruasi terlalu sedikit). Di
sinilah pentingnya mengetahui pola siklus menstruasi. Membuat catatan siklus
menstruasi sangatlah penting. Catatan ini diperlukan untuk mengevaluasi
perubahan menstruasi. (Atriabirama, 2009)

a. Oligomenore (jangka waktu menstruasi terlalu lama)


Siklus menstruasi lebih panjang (lebih dari 35 hari). Perdarahannya biasanya
berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak
terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulator
dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
b. Polimenore (terlalu sering menstruasi)
Siklus menstruasi yang lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari) ,
perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak daripada haid normal.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah
kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya. Pada
gangguan hormonal terjadi gangguan ovulasi yang menyebabkan pendeknya
masa luteal. Diagnosis dan pengobatan membutuhkan pemeriksaan hormonal
dan laboratorium lain (Sianipar, 2009).
c. Amenore (tidak menstruasi sama sekali)
Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan berturut-
turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dan sekunder.
1) Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang perempuan berumur 18 tahun
atau lebih tidak pernah haid, umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan
kongenital dan genetik.
2) Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah mendapatkan haid,
tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya merujuk pada gangguan gizi,
gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Ada pula
amenorea fisiologis yaitu masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa
laktasi, dan setelah menopause
d. Hipermenore (darah menstruasi terlalu banyak)
Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, perdarahan
menstruasi yang berlangsung lebih dari 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih
dari 80 ml dianggap berlebihan. Pada bentuk gangguan seperti ini siklus
menstruasi tetap teratur akan tetap jumlah darah yang dikeluarkan cukup
banyak. Penyebab kelainan ini terdapat pada kondisi dalam uterus. Penyebab
lainnya kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip
endometrium, atau hiperplasia endometrium (perubahan dinding rahim) , dan
sebagainya. Diagnosis kelainan dapat ditetapkan pemeriksaan dalam,
ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan terhadap kerokan. (Sarwono, 2011)
e. Hipomenore (darah menstruasi terlalu sedikit)
Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal
menstruasi. Akan tetapi jumlah darah yang dikeluarkan relative sedikit.
Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan
gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu. Penyebab lainnya adalah terdapat
pada konstitusi penderita, kondisi uterus, gangguan endokrin, dan lain-lain.
Terapi hipomenorea adalah bersifat psikologis untuk menenangkan penderita,

3
kecuali bila sudah didapatkan penyebab nyata lainnya. Kondisi ini tidak
memperngaruhi fertilitas.

4. Perdarahan Uterus Disfungsional

Perdarahan abnormal biasanya merupakan gejala dari penyakit lain.


Perdarahan uterus abnormal adalah alasan paling umum dari wanita yang
datang ke dokter ginekologi. Pada perdarahan disfungsional uterus yang
sebenarnya ada gangguan endokrin. Nama lainnya adalah perdarahan
anovulatoar, karena tak ada ovulasi, tak ada korpus luteum, sehingga tidak
dihasilkan progesteron dan tidak terjadi fase sekresi pada endometrium.
Endometrium menjadi hiperplastik. Karena kadar estrogen menurun (folikel
berdegradasi) timbul perdarahan. Perdarahan psikogenik digolongkan sebagai
perdarahan disfungsional.

5. Endometriosis

Endometriosis adalah implantasi jaringan endometrium di luar kavum uteri.


Endometriosis dibagi menjadi 2 yaitu, Endometriosis eksterna dan
Endometriosis interna.
a. Endometriosis eksterna (endometriosis) adalah implantasi jaringan endometrium
di luar kavum uterus.
b. Endometriosis interna (adenomiosis) adalah implantasi jaringan endometrium di
dalam otot rahim.
Akibat implantasi endometrium yang masih aktif dalam otot rahim terjadi
perubahan pada saat menstruasi atau aktivitasnya mengikuti perubahan
hormonal. Pada saat menstruasi, endometrium mengalami proses menstruasi
tetapi darah tidak mempunyai saluran untuk keluar sehingga terjadi timbunan
darah. Timbunan darah ini saat menstruasi menimbulkan rasa sakit.
Mekanisme terjadinya endometriosis interna atau adenomiosis karena jaringan
otot terbuka saat kontraksi persalinan atau waktu kuretage sehingga terjadi
invasi endometrium ke dalam otot rahim.

4
CONTOH PENGKAJIAN KASUS

a. Data Subjektif

1) Biodata pasien
a) Nama : Ny A
b) Umur : 16 thn
c) Agama : Islam
d) Pendidikan : SMA
e) Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
f) Alamat : Lembang
g) Pekerjaan : Pelajar
2) Keluhan Utama
Ny A datang ke Poli Kebidanan puskesmas Lembang mengeluh perut terasa
sakit dari perut bagian bawah, pusing, mual, dan ingin muntah sejak malam
sebelumnya .
3) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi meliputi :
a) Menarche
Haid pertama pada umur 12 tahun.
b) Siklus haid
Siklus haid 30 hari
c) Banyaknya
Ny A mengatakan 2 kali sehari ganti pembalut
d) Lamanya haid
Ny A mengatakan lama haid 7 hari
e) Disminorea
Terasa nyeri dan sakit selama haid
4) Riwayat perkawinan
Belum Menikah
5) Riwayat KB
Belum pernah ber KB selama sekali
6) Riwayat kesehatan
Tidak sedang sakit , menderita batuk, pilek dan demam.
Tidak ada riwayat penyakit sistemik maupun penyakit keturunan
7) Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
a) Sebelum menstruasi : Makan sehari 3 kali, porsi sedang, dengan
jenis menu nasi, lauk, sayur, buah dan minum 6-7 gelas sehari,
kadang-kadang minum 1 gelas susu.
b) Setelah mentruasai : Sejak nyeri haid Ny A tidak nefsu makan,
hanya minum dan makan makanan ringan saja.
Eliminasi
a) Sebelum menstruasi : BAB 1 kali per hari, bau khas feces,
konsinstensi lunak, warna kuning.
b) Selama mentruasi : BAB dan BAK masih sama seperti
sebelum mentruasi.
Istirahat
a) Sebelum menstruasi : Tidur siang sekitar 1 jam dan tidur
malam sekitar 8 jam
b) Selama mentruasi : tidur tidak nyenyak yang
diakibatkan nyeri perut yang dialaminya.
Personal Hygiene

5
a) Sebelum menstrasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan
sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan shampo,
menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti
pakaian 2 kali per hari, dan ganti pakaian dalam 2-3 kali.
b) Selama mentruasi : Mandi 2 kali sehari menggunakan
sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan shampo,
menyikat gigi 3 kali per hari, dan ganti pembalut 2 kali.
Aktifitas
a) Sebelum mentruasi : Aktifitasnya sebagai pelajar aktif di
sekolah dan bermain.
b) Sebelum mentruasi : Hari ini Nn. A tidak sekolah dan
tidak bermain.
c) Seksualitas : tidak pernah melakukan hubungan
seksual kerena belum menikah.
8) Data psikologis
Nn. A mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri yang dialaminya saat
ini mengganggu aktifitasnya serta berharap rasa nyerinya bis segera hilang.
Keluarga Nn. A pun merasa cemas dan berharap semoga sakit Nn. A bisa
dengan segera teratasi.

b. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum, meliputi :


a) Keadaan Umum
Baik
b) Kesadaran
Baik (Komposmentis) berupa kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
c) Tekanan darah
110/70 mmHg.
d) Suhu
36,5
e) Nadi
85x/menit
f) Respirasi
20x/menit
g) TB / BB
155 cm/ 45 kg
2. Pemeriksaan fisik
a) Kepala / rambut
Tidak ada perubahan bentuk, tidak ada luka terbuka, tidak ada nyeri
tekan.Bersih, tidak rontok, todak berketombe
b) Muka
Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan sakit.
c) Mata
Tidak oedema, conjugtiva pucat dan sklera putih.
d) Hidung
Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan.
e) Mulut
Bersih, tidak stomatitis.
f) Telinga
Simetris, bersih tidak ada serumen.
g) Leher

6
Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran, tidak ada perunhan bentuk, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada luka terbuka.
h) Payudara
Tidak ada benjolan, simetris.
i) Abdomen
Tidak ada benjolan dan perbesaran , ada nyeri tekan di bagian perut bawah
dan teraba tegang
3. Data penunjang
USG : uterus tidak ada kelainan.

c. Interpretasi data

Tanggal : 09 September 2017 Pukul 09.00 WIB

Diagnosa kebidanan :
Nn. A umur 16 tahun dengan menstruasi hari ke 2 dengan disminorea primer.
Data dasar
Data Subjektif :

a) Nn. A mengatakan berumur 16 tahun


b) Nn A mengatakan belum pernah menikah
c) Nn A mengatakan nyeri perut bagian bawah, pusing, mual dan saat ini
sedang menstruasi hari ke 2
d) Nn A nafsu makan berkurang akibat mual dan muntah yang dialaminya
e) Nn A mengatakan janrang melakukan olahraga
f) Nn A mengatakan merasa cemas akan kesehatannya
Data Obyektif :
a) Kesadaran umum : cukup
b) TD : 110/70 mmHg
c) S : 36,5 C
d) N : 85xper/menit
e) R : 20x/menit
f) TB :155 cm
g) R : 45 Kg
h) Muka terluhat pucat dan tampak menahan rasa sakit.
i) Mata tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih.
j) Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.
k) Benyak darah menstruasi sekitar 2 kali ganti pembalut, warna merah
kehitaman, encer dan sedikit penggumpalan
l) USG : Uterus tidak terlihat ada kelainan.
Masalah
a) Nn. A merasa cemas dengan keadaan saat ini

Diagnosa Potensial
Disminorea Sekunder

7
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida.B.G. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologis untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Atriabirama. 2009. Gangguan menstruasi. [online]. Diakses dari : www.artikel.com
Diakses pada: 7 September 2017
Fatia, Puteri. 2009. Kesehatan reproduksi remaja. [online]. Diakses dari :
www.kespro.com Diakses pada: 7 September 2017
Wiknjosastro. (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai