Anda di halaman 1dari 6

SCIENTIA VOL. 1 NO.

1, FEBRUARI 2011
ISSN : 2087-5045

AKTIFITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG


BULAN (Tithonia diversifolia. A. Gray) TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA

Verawati, Mimi Aria, Novicaresa M.


STIFI Perintis Padang

ABSTRACT

The anti inflammatory effect of ethanolic extract of the kembang bulan (Tithonia
diversifolia A.Gray) leaves on female white mice has been done topically using
modification methode between making edema and granuloma pouch. Induction was done
by injectioning carragenin 2 %b/v in NaCl fisiologis subcutaneously. The extract was
given topically as ointment for 4 days in various concentration: 1%, 2.5% and 5%. The
parameter were observed include edema volume, totally of leucocytes cell on edema and
blood. The result of research showed that ethanolic extract of the kembang bulan
(Tithonia diversifolia A.Gray) leaves gives topically anti inflammatory effect. It can
reduced the edema volume and gives effect on decreasing leucocytes cell on edema and
can increased neutrofil cells and limpocyt cells on blood significantly (P<0,05). The
maximal effect of anti inflammatory was seeen at concentration 5% with the lowest
edema volume 0,03 ml, higher than anti inflammatory effect of hidrocortison acetat 2,5%
with edema volume 0,08 ml.

Keywords : Tithonia diversifolia, anti-inflammatory, edema

PENDAHULUAN luar negeri yang tumbuh dan


dikembangkan di Indonesia. Salah satu
Tumbuhan adalah gudang bahan tumbuhan tersebut adalah bunga
kimia yang memiliki berbagai manfaat kembang bulan (Tithonia diversifolia A.
termasuk untuk obat berbagai penyakit. Gray) atau secara tradisional dikenal
Oleh karena itu saat ini banyak para sebagai Bunga Busuk, Bunga Kipait,
peneliti berusaha untuk mengisolasi dari Family Asteraceae (Hanum, 2002).
senyawa kimia dari tumbuh-tumbuhan Selain itu dari penelitian sebelumnya
tersebut guna dimanfaatkan dalam diketahui bahwa tumbuhan
bidang pengobatan. Penggunaan T. diversifolia aktif sebagai anti bakteri
tumbuh-tumbuhan sebagai obat (Dewi,2010), seperti kita ketahui salah
tradisional mempunyai keunggulan satu sebab inflamasi bisa disebabkan
antara lain dalam hal khasiat yang lebih oleh bakteri.
baik serta efek samping yang lebih kecil
dari pada obat berbahan kimia murni. Bagian yang dimanfaatkan dari
Saat ini tanaman obat tradisional masih tumbuhan T. diversifolia sebagai sumber
berperan sebagai alternatif untuk zat kimia, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar penduduk di pengobatan tradisional biasanya adalah
bidang kesehatan (Wijaya et al, 1995; bagian daun, tapi dapat juga
Donatus, 1983). Tumbuhan yang menggunakan kulit akar dan batang.
merupakan bahan baku obat tradisional Daun dari tumbuhan T. diversifolia ini
tersebut tersebar hampir di seluruh mengandung senyawa alkaloid,
wilayah Indonesia, baik itu tumbuhan terpenoid, flavonoid, saponin, tanin,
asli Indonesia, maupun tumbuhan dari serta polifenol. Manfaat dari daun.

47
SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011
ISSN : 2087-5045

T. diversifolia secara tradisional Ekstraksi sampel


biasanya digunakan sebagai obat sakit
perut, kembung, diare dan digunakan Sebanyak 1,5 kg daun kembang
sebagai obat luka dan anti radang (anti- bulan segar dicuci bersih kemudian
inflamasi) (Dalimartha, 2000). dilakukan pengeringan tanpa sinar
matahari (kering angin). Setelah kering
Berdasarkan penggunaan daun dilakukan penyerbukan dengan cara
T. diversifolia secara tradisional sebagai pemblenderan dan dimaserasi dengan
anti-inflamasi dan penelitian etanol 70% selama 3x3 hari dan
sebelumnya mengenai antibakteri, maka disaring. Filtrat diuapkan secara vakum
perlu dilakukan penelitian secara ilmiah sehingga diperoleh ekstrak kental etanol.
dengan menguji aktivitas anti inflamasi
ekstrak daun T. diversifolia terhadap Pembuatan Sediaan Uji
mencit putih betina dengan
menggunakan metode modifikasi antara Ekstrak daun kembang bulan
metode udem buatan dengan ditimbang sesuai dengan konsentrasi
granuloma pouch (Gryglewsky, 1997; yang akan dibuat lalu digerus halus
Domer, 1971). Parameternya adalah dalam lumpang, kemudian tambahkan
pengukuran volume udem buatan pada vaselin flava sedikit demi sedikit sambil
bagian punggung mencit putih dan digerus sehingga didapatkan massa yang
penentuan jumlah sel leukosit pada homogen. Sediaan uji terdiri atas 3
tempat terjadinya inflamasi dan dalam macam konsentrasi yaitu 1% b/b; 2,5%
darah (Winter, 1962). b/b dan 5% b/b. Pembanding yang
digunakan adalah hidrokortison asetat
dengan konsentrasi 2,5% b/b.
METODE PENELITIAN

Alat Pembuatan Larutan Penginduksi

Alat- alat yang digunakan yaitu Timbang karagen dihitung


rotary evaporator, botol maserasi, jarum sebanyak 1 gram, lalu gerus halus dalam
suntik 5 ml, jarum suntik 1 ml, gunting lumpang kemudian sedikit demi sedikit
bedah, timbangan hewan, lumpang dan ditambah NaCl fisiologis 50 ml sambil
stamfer, gelas ukur, alat cukur, spidol, digerus homogen, maka konsentrasi
kandang hewan, dan lain- lain. karagen yang diperoleh adalah 2% .

Bahan Penginduksian Udem

Bahan yang digunakan yaitu a. Mencit dicukur bulu bagian


daun kembang bulan, etanol 70%, air punggungnya dengan diameter
suling, vaselin flava, NaCl fisiologis, 3cm. Mulanya dipotong dengan
karagen, krim perontok bulu dan gunting, selanjutnya untuk
hidrokortison asetat (serbuk). Hewan menghilangkan bulu yang masih
yang digunakan adalah mencit putih tersisa dioleskan krim perontok bulu,
betina dengan berat 20-30 g sebanyak 25 sehingga bulunya betul-betul hilang
ekor, dimana masingmasingnya dibagi dibiarkan selama 24 jam.
menjadi 5 kelompok

48
SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011
ISSN : 2087-5045

b. Pada bahagian punggung yang Pengukuran Parameter yang


dicukur disuntikkan dengan udara Dilakukan
sebanyak 5 ml secara subkutan
sehingga terbentuk kantong udara a. Pengukuran volume radang pada
dan sekaligus disuntikkan juga 0,1 hari ke lima eksudat diambil dengan
ml karagen 2% dalam NaCl jarum suntik lalu diukur volumenya.
fisiologis.
b. Penghitungan jumlah sel leukosit
c. Setelah 24 jam kantong udara dalam hapusan darah dan cairan
terbentuk dihisap udaranya dengan eksudat. Darah atau cairan eksudat
jarum suntik 5 ml sehingga kantong segar ditetesi pada gelas objek satu
udara tersebut jadi kempes. tetes dan ratakan dengan gelas objek
Selanjutnya ditambahkan larutan yang lain sehingga diperoleh lapisan
karagen 2% dalam NaCl fisiologis darah yang homogen (hapusan
sebanyak 0,2 ml pada tempat yang darah), lalu dikeringkan. Setelah
ada kantong udara tersebut. kering ditetesi dengan metanol,
sehingga melapisi seluruh lapisan
Pemberian Sediaan Uji darah, dibiarkan 5 menit.
Ditambahkan satu tetes larutan
Sediaan uji diberikan dengan Giemsa yang telah diencerkan
cara mengoleskan secara merata pada dengan air suling (1 : 20) dan
daerah yang terbentuk kantong udara dibiarkan selama 20 menit. Dicuci
(daerah yang dicukur) sebanyak 200 mg dengan air suling, dikeringkan dan
(dalam bentuk salep) dengan diameter dilihat dibawah mikroskop. Dihitung
3 cm segera setelah pemberian karagen jumlah sel neutrofil, eusinofil,
2% dalam NaCl fisiologis sebanyak 0,2 limfosit, dan sel monosit.
ml. Selanjutnya obat diberikan lagi
setiap hari selama 3 hari setelah Analisa Data
pemberian pertama (obat diberikan
selama 4 hari). Pada kelompok kontrol Untuk menganalisa data hasil
hanya diberikan vaselin flava saja. penelitian yang diperoleh dari semua
parameter akan digunakan analisa
variansi (ANOVA) satu arah.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel I. Hasil pengukuran volume eksudat dari radang punggung mencit putih betina
setelah pemberian ekstrak daun Tithonia diversifolia A.Gray secara topikal

Volume eksudat (ml)


Konsentrasi (%)
Perlakuan
0 1 2,5 5 Hidrokortison asetat 2,5
1 0,51 0,08 0,15 0,01 0,09
2 0,39 0,08 0,06 0,04 0,09
3 0,36 0,1 0,05 0,03 0,1
4 0,50 0,085 0,11 0,03 0,08
5 0,40 0,11 0,05 0,04 0,07
Rata-rata 0,43200 0,09100 0,07320 0,03000 0,08600
SD 0,068337 0,013416 0,056667 0,012247 0,011402

49
SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011
ISSN : 2087-5045

Tabel II. Hasil perhitungan sel leukosit dari eksudat punggung mencit betina setelah
pemberian ekstrak daun Tithonia diversifolia A.Gray. secara topikal

Jumlah Sel Leukosit ( x SD, n = 5 )


Konsentrasi Neutrofil Neutrofil
Monosit Limposit Eosinofil
segmen batang
0% 34.60 + 3.209 1.60 + 0,894 19.80 + 4.764 42.80 + 2.588 1.20 + 0,447
1% 47.40 + 4.278 1.60 + 0,894 18.80 + 4.324 30.80 + 1.924 1.40 + 0,548
2,5% 53.80 + 1.924 2.60 + 1.673 8.40 + 4.450 34.20 + 2.588 1.00 + 0,000
5% 60.60 + 1.517 2.40 + 1.673 8.00 + 2.828 27.60 + 2.074 1.40 + 0,548
Hidrokortison
59.40 + 5.771 1.80 + 0,837 20.60 + 3.362 17.20 + 3.347 1.00 + 0,000
asetat 2,5%

Tabel III. Hasil perhitungan sel leukosit dari darah mencit putih betina setelah pemberian
ekstrak daun Tithonia diversifolia A.Gray secara topikal

Jumlah Sel Leukosit ( x SD, n = 5 )


Konsentrasi Neutrofil Neutrofil
Monosit Limposit Eosinofil
segmen batang
0% 50.80 + 1.643 1.20 + 0.837 17.00 + 0.707 29.80 + 1.924 1.20 + 0.837
1% 64.80 + 3.271 1.80 + 1.924 6.80 + 3.114 25.60 + 0.894 1.00 + 0.000
2,5% 70.80 + 3.564 1.40 + 0.894 4.20 + 2.387 22.40 + 3.362 1.20 + 0.447
5% 76.40 + 5.128 1.60 + 0.894 1.80 + 0.837 19.00 + 4.301 1.20 + 0.447
Hidrokortison
64.80 + 6.535 2.20 + 1.643 4.00 + 2.550 27.80 + 4.868 1.20 + 0.447
asetat 2,5%

Pembahasan terhadap kontrol memberikan perbedaan


yang sangat bermakna (p < 0,01).
Pemberian sediaan uji dengan
dosis konsentrasi 1% ternyata telah Hasil perhitungan jumlah sel
memberikan efek anti-inflamasi. Dari leukosit dari uji statistik dengan analisa
tiga dosis yang digunakan efek varian menunjukkan bahwa pemberian
maksimum diberikan oleh dosis ekstrak daun T. diversifolia
konsentrasi 5% yang ditandai dengan mempengaruhi persentase jumlah sel
kecilnya volume eksudat yang leukosit, baik itu dalam eksudat maupun
didapatkan. Setelah pemberian ekstrak dalam darah. Dimana terjadi
etanol daun T. diversifolia secara peningkatan jumlah sel neutrofil segmen
topikal sesuai dosis, diperoleh suatu dibandingkan dengan kontrol negatif. Ini
korelasi yang menunjukkan hubungan berarti, bahwa semakin besar
antara volume eksudat (ml) terhadap konsentrasi ekstrak semakin efektif
konsentrasi ekstrak (%). Dimana volume mengurangi volume edema. Sedangkan
eksudat rata-rata mengalami penurunan pada jumlah sel eosinofil, monosit dan
sesuai dengan peningkatan dosis yang limposit mengalami penurunan yang
diberikan dibandingkan dengan kontrol disebabkan karena pembuluh darah di
positif yang hanya menggunakan daerah radang memperoleh
vaselin flava saja. Dari hasil uji analisa permeabelitasnya kembali, sehingga
varian dapat dilihat bahwa pada aliran cairan terhenti, dan terjadi pula
konsentrasi zat uji 1%, 2,5% dan 5% penghentian migrasi leukosit. Cairan

50
SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011
ISSN : 2087-5045

yang sebelumnya telah dieksudasi Ditinjau dari hasil penelitian


diserap oleh pembuluh limfa dan sel-sel yang telah dilakukan dan analisa data
fagositik mengalami desintegrasi, keluar secara statistik ternyata ekstrak daun
melalui pembuluh limfe dan dihilangkan T. diversifolia memberikan efek anti
dari radang, sehingga persentase jumlah inflamasi melalui kemampuannya
sel leukosit dalam darah kembali menghambat dan mengurangi volume
mendekati jumlah normal. udem pada daerah radang, dan
mempengaruhi migrasi serta jumlah sel
Sel leukosit yang memegang leukosit pada darah dan eksudat, maka
peranan penting dalam proses dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
fagositosis pada jaringan yang rusak T. diversifolia memiliki aktivitas
adalah neutrofil dan monosit. Monosit sebagai anti inflamasi secara topikal.
dalam eksudat disebut makrofag yang Dengan bertambahnya konsentrasi
merupakan sel yang bergerak aktif ekstrak, semakin bertambah pula
memberi respon secara kemotaksis, aktivitas anti inflamasinya.
fagosit aktif dan mampu mematikan
serta mencerna berbagai agen penyebab
inflamasi pada jaringan yang rusak. KESIMPULAN
Eksudat merupakan cairan yang
tertimbun dalam jaringan atau ruangan Dari hasil penelitian yang telah
karena bertambahnya permeabelitas dilakukan dapat diambil kesimpulan
pembuluh darah. Hasil perhitungan sebagai berikut :
jumlah sel leukosit pada cairan eksudat
radang dan uji statistik dengan analisa 1. Ekstrak etanol daun kembang bulan
varian menunjukkan bahwa pemberian (T. diversifolia) memiliki aktivitas
ekstrak daun T. diversifolia dapat anti inflamasi. Hal ini dilihat dari
mempengaruhi jumlah sel leukosit penurunan volume eksudat pada
secara bermakna dengan peningkatan radang punggung mencit putih betina
dosis dibandingkan dengan kontrol yang di berikan secara topikal.
negatif, dimana menyebabkan kenaikan
jumlah sel leukosit dalam eksudat 2. Pemberian ekstrak etanol daun
radang. kembang bulan (T. diversifolia)
secara topikal ternyata dapat
Hidrokortison asetat dalam meningkatkan jumlah sel leukosit
bentuk salep yang digunakan sebagai baik dalam cairan eksudat maupun
pembanding yang merupakan salah satu dalam darah.
sediaan obat anti inflamasi yang bayak
digunakan untuk mengobati reaksi DAFTAR PUSTAKA
peradangan pada kulit ternyata
menunjukkan efek yang hampir Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan
sebanding dengan ekstrak daun T. Obat Indonesia, Trubus
diversifolia pada konsentrasi 1% dapat Agriwidya, Jakarta.
mengurangi dan menekan derajat Dewi, R., 2010, Aktivitas Anti mikroba
inflamasi yang terjadi pada hewan dari Elephantropus scober L,
percobaan. Sedangkan efek pada Tithonia diversifolia A.Gray,
konsentrasi 2,5% terhadap penurunan Tagetes erecta L, Skripsi,
derajat inflamasi menunjukkan efek Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
yang lebih baik dibandingkan Indonesia, Padang, 258.
pembanding 2,5%. Donatus. I. A., 1983, Pengembangan
Farmakologi Dalam

51
SCIENTIA VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2011
ISSN : 2087-5045

Pengembangan Obat
Tradisional. Oleh Husin, M.
Risalah Simposium Penelitian
Tumbuhan Obat III, Fakultas
Farmasi Gajah Mada,
Yogyakarta.
Domer, F.R., 1971, Animal Experiment
in Pharmacological Basis of
Therapeutic, Charles C. Thomas
Publiser, Springfield, IIIonis,
USA.
Gryglewsky, J.R., 1997, Some
Experimental Models for the
Study of Inflamation and Anti
Inflamatory Drugs, Departemen
of Pharmacology, Copernicus
Academy of Medicine, Cracow,
Poland.
Hanum, I. Fridah and van der Masen,
LIG, 2002, Auxiliary Plants,
J.Nat.Prod p.297-298.
Wijaya, K., S. Dalimartha dan A.S.
Wirian, 1995, Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia,
Jilid III, Pustaka Kartini,
Jakarta.
Winter, C.A., Risley, E.A and G.W
Nuss, 1962, Carragenin-
Induced Edema in Hind Paw of
Rat Asam Assay For anti
Inflamantory Days, Proceding A
Society For Experimental
Biology and Medicine III,p.544-
547.

52

Anda mungkin juga menyukai