Responsi Pneumonia Geriatri
Responsi Pneumonia Geriatri
PNEUMONIA
Disusun oleh:
Putu Diva Dharma Suta (1202006184)
Dewa Ayu Putri Novita Dewi (1202006187)
Pembimbing:
dr. IGP Suka Aryana, Sp.PD-KGer
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya maka laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang
mengambil topik Pneumonia ini dapat selesai pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan PBL ini. Laporan PBL
ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di
bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP
Sanglah.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan,
sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan laporan responsi ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 1
2.1 Definisi .............................................................................................. 2
2.2 Etiologi .............................................................................................. 2
2.3 Patogenesis ........................................................................................ 3
2.4 Manifestasi Klinis .............................................................................. 4
2.5 Diagnosis ........................................................................................... 5
2.6 Diagnosis Banding............................................................................. 6
2.7 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................... 7
2.8 Komplikasi ........................................................................................ 7
2.9 Penatalaksanaan ................................................................................. 8
2.9.1 Pilihan Antibiotika .................................................................. 9
2.9.2 Kegagalan Terapi .................................................................... 10
2.10 Pencegahan ....................................................................................... 12
2.11 Prognosis .......................................................................................... 12
BAB III LAPORAN KASUS ........................................................................ 13
3.1 Identitas Penderita ............................................................................. 13
3.2 Anamnesis ......................................................................................... 13
3.3 Riwayat Medis ................................................................................... 14
3.4 Anamnesis Sistem .............................................................................. 16
3.5 Penapisan ........................................................................................... 18
3.6 Pemeriksaan Fisik .............................................................................. 26
3.7 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................... 30
3.8 Daftar Masalah .................................................................................. 32
3.9 Rekapitulasi Assessment Perorangan ................................................ 32
3.10 Prognosis ........................................................................................... 33
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Derajat risiko dan rekomendasi perawatan menurut PORT/PSI ...... 6
Tabel 2. Rekomendasi antibiotika empiris pada CAP .................................... 10
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Patogenesis pneumonia oleh bakteri pneumococcus ........................ 4
Gambar 2. Sistem skor pada pneumonia komunitas berdasarkan PORT ........... 6
v
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran nafas bawah masih menjadi masalah utama dalam bidang
kesehatan. World Health Organization (WHO) melaporkan infeksi saluran nafas
bawah sebagai infeksi penyebab kematian paling sering di dunia dengan hampir
3,5 juta kematian per tahun. Pneumonia dan influenza didapatkan sebagai
penyebab kematian sekitar 50.000 estimasi kematian pada tahun 2010.1,2
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat. Pneumonia berdasarkan tempat didapatkannya dibagi dalam dua
kelompok utama yakni, pneumonia komunitas (community aqquired pneumonia,
CAP) yang didapat di masyarakat dan pneumonia nosokomial (hospital aqquired
pneumonia, HAP).3,4
Pneumonia komunitas (PK) atau community-acquired pneumonia (CAP) masih
menjadi suatu masalah kesehatan utama tidak hanya di negara yang sedang
berkembang, tetapi juga di seluruh dunia. PK merupakan salah satu penyebab
utama kematian di dunia dan merupakan penyebab kematian terbesar ke-6 di
Amerika Serikat. Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001 mencatat kematian akibat pneumonia dan infeksi saluran nafas sebanyak 34
per 100.000 penduduk pada pria dan 28 per 100.000 penduduk pada wanita.
Sementara itu, menurut Riskesdas 2013, pneumonia menduduki urutan ke-9 dari
10 penyebab kematian utama di Indonesia, yaitu sebesar 2,1%.5,6,7
Pneumonia tentunya perlu mendapat perhatian dan penanganan yang tepat,
mengingat penyakit ini masih menjadi permasalahan kesehatan utama di
Indonesia. Untuk itu, diagnosis yang tepat, pemberian terapi antibiotika yang
efektif, perawatan yang baik, serta usaha preventif yang bermakna terhadap
penyakit ini perlu dilakukan agar berkurangnya morbiditas dan mortalitas pada
pneumonia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim
paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat.8 Pnemunonia dibedakan menjadi dua
yaitu pneumonia kominiti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia
komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar rumah sakit,
sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi lebih dari
48 jam atau lebih setelah dirawat di rumah sakit.2
Pneumonia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, klasifikasi paling
sering ialah menggunakan klasifikasi berdasarkan tempat didapatkannya
pneumonia (pneumonia komunitas dan pneumonia nosokomial), tetapi
pneumonia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan area paru yang terinfeksi
(lobar pneumonia, multilobar pneumonia, bronchial pneumonia, dan
intertisial pneumonia) atau agen kausatif. Pneumonia juga sering
diklasifikasikan berdasarkan kondisi yang mendasari pasien, seperti
pneumonia rekurens (pneumonia yang terjadi berulang kali, berdasarkan
penyakit paru kronik), pneumonia aspirasi (alkoholik, usia tua), dan
pneumonia pada gangguan imun (pneumonia pada pasien tranplantasi
organ, onkologi, dan AIDS).3,9
2.2 Etiologi
2
3
2.3 Patogenesis
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan tiga faktor yaitu keaadan
(imunitas) pasien, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan
yang berinteraksi satu sama lain.3 Dalam keadaan sehat, pada paru tidak
akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh
adanya mekanisme pertahanan paru. Adanyanya bakteri di paru merupakan
akibat ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan
lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat
timbulnya sakit.11
Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan: 1) Inokulasi
langsung; 2) Penyebaran melalui darah; 3) Inhalasi bahan aerosol, dan 4)
Kolonosiasi di permukaan mukosa.2 Dari keempat cara tersebut, cara yang
terbanyak adalah dengan kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada virus,
mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteria
dengan ikuran 0,5-2,0 mikron melalui udara dapat mencapai brokonsul
terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi
kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi
aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal
ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi
dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur
(50%) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan
pemakai obat (drug abuse). Sekresi orofaring mengandung konsentrasi
bakteri yang sanagt tinggi 108-10/ml, sehingga aspirasi dari sebagian kecil
sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi
dan terjadi pneumonia.2,3
4
yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik
didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas,
takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai
pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura, ronki, suara
pernafasan bronkial, pleural friction rub.3
2.5 Diagnosis
Diagnosis pneumonia kominiti didasarkan kepada riwayat penyakit yang
lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis pasti pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto toraks
terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih
gejala di bawah ini:
a. Batuk-batuk bertambah
b. Perubahan karakteristik dahak/purulen
c. Suhu tubuh > 38C (aksila) /riwayat demam
d. Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronki
e. Leukosit > 10.000 atau < 4500 12,13
Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia komunitas dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia
Patient Outcome Research Team (PORT).2
2.8 Komplikasi
Pneumonia umumnya bisa diterapi dengan baik tanpa menimbulkan
komplikasi. Akan tetapi, beberapa pasien, khususnya kelompok pasien
risiko tinggi, mungkin mengalami beberapa komplikasi seperti bakteremia
8
2.9 Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksaan utama pneumonia adalah memberikan
antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia. Pemberian
antibitotik bertujuan untuk memberikan terapi kausal terhadap kuman
penyebab infeksi, akan tetapi sebelum antibiotika definitif diberikan
antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk menjaga kondisi
pasien.3
Terapi antibiotika empiris menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan
pada klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme, karena hasil
mikrobiologis umumnya tidak tersedia selama 12-72 jam. Maka dari itu
membedakan jenis pneumonia (CAP atau HAP) dan tingkat keparahan
berdasarkan kondisi klinis pasien dan faktor predisposisi sangatlah penting,
karena akan menentukan pilihan antibiotika empirik yang akan diberikan
kepada pasien.16
Tindakan suportif meliputi oksigen untuk mempertahankan PaO2 > 8 kPa
(SaO2 > 92%) dan resusitasi cairan intravena untuk memastikan stabilitas
hemodinamik. Bantuan ventilasi: ventilasi non invasif (misalnya tekanan
jalan napas positif kontinu (continous positive airway pressure), atau
ventilasi mekanis mungkin diperlukan pada gagal napas. Bila demam atau
9
AIDS.19
2.10 Pencegahan
Di luar negeri di anjurkan pemberian vaksin influenza dan pneumokokus
pada orang dengan resiko tinggi. Vaksinasi sampai saat ini masih perlu
dilakukan penelitian tentang efektivitinya. Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut, penyakit
kronik, diabetes, penyakit jantung koroner, PPOK, HIV, dll. Vaksinasi
ulang direkomendasikan setelah > 2 tahun. Efek samping vaksinasi yang
terjadi antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu
hipersensitivitas tipe 3. Di samping itu vaksin juga perlu di berikan untuk
penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit kronik, dan usia
diatas 65 tahun. Selain vaksin, pola hidup sehat juga termasuk tidak
merokok juga sangat direkomendasikan.20,21
2.11 Prognosis
Kejadian PK di Amerika Serikat adalah 3,4-4 juta kasus per tahun, dan 20%
diantaranya perlu dirawat di RS. Secara umum, angka kematian pneumonia
oleh pneumokokkus adalah sebesar 5%, namun dapat meningkat pada lanjut
usia dengan kondisi yang buruk. Pneumonia dengan influenza di Amerika
Serikat merupakan penyebab kematian terbesar ke-6 dengan kejadian
sebesar 59%. Sebagian besar pada lanjut usia, yaitu sebesar 89%. Mortalitas
pasien PK yang dirawat di ICU adalah sebesar 20%. Mortalitas yang tinggi
ini berkaitan dengan faktor modifikasi yang ada pada pasien.3
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama Pasien : NKN
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Br. Abasan, Singapadu Tengah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 66 tahun
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Bali
Tanggal MRS : 6 Oktober 2016
Tanggal Pemeriksaan : 7 Oktober 2016
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Sesak Nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sesak napas 1 hari SMRS, sesak napas dirasakan terus
menerus dan tidak membaik dengan perubahan posisi, nafas dikatakan berat.
Pasien mengalami sesak napas yang hilang timbul sejak tahun 2011 namun
biasanya membaik dengan obat. Saat ini sesak dirasakan semakin memburuk
sejak 1 hari SMRS. Sebelumnya pasien mengeluh batuk sejak 2 hari yang lalu,
disertai dengan dahak berwarna putih. Pasien juga mengeluh sempat
mengalami demam sejak 2 hari yang lalu namun pasien tidak mengukur
temperaturnya.
Riwayat Penyakit Dahulu/Riwayat Pengobatan
Pasien memiliki riwayat penyakit CHF (Congestive Heart Failure) dan
dikatakan rutin kontrol ke dokter spesialis jantung. Pasien juga mengatakan
rutin minum obat untuk penyakit jantungnya namun pasien tidak ingat nama
obatnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan sama dengan
pasien. Riwayat asthma, batuk lama, hipertensi, kencing manis, dan riwayat
penyakit jantung dalam keluarga disangkal.
14
3.5 Penapisan
1. ADL Barthel (BAI)
No. Fungsi Skor Keterangan
0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)
01 Mengontrol BAB 1 Kadang-kadang inkontinen (1 x seminggu)
2 Kontinen teratur
0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24
02 Mengontrol BAK 1
jam)
2 Mandiri
Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain
03 (lap muka, sisir
rambut, sikat gigi) 1 Mandiri
Penggunaan toilet 0 Tergantung pertolongan orang lain
pergi ke dalam Perlu pertolongan beberapa aktivitas
dari WC (melepas, 1 tetapi dapat mengerjakan sendiri
04
memakai celana, aktivitas yang lain
menyeka,
menyiram) 2 Mandiri
0 Tidak mampu
Perlu seseorang menolong memotong
05 Makan 1
makan
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
Berpindah tempat 1
06 (2orang)
dari tidur ke duduk
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
07 Mobilisasi/berjalan
2 Berjalan dengan bantuan satu orang
3 Mandiri
0 Tergantung orang lain
Berpakaian Sebagian dibantu (mis. mengancing
08 1
(memakai baju) baju)
2 Mandiri
0 Tidak mampu
09 Naik turun tangga
1 Butuh pertolongan orang lain
19
20 : Mandiri
1219 : Ketergantungan ringan
9 11 : Ketergantungan sedang
58 : Ketergantungan berat
04 : Ketergantungan total
2. IADL
Independen (tidak perlu Dependen (perlu
No Aktivitas bantuan orang lain)Nilai = bantuan orang Nilai
0 lain)Nilai = 1
Mengoperasikan telepon
sendiri
Mencari dan Tidak bisa
menghubungi nomer menggunakan
1 Telepon 1
Menghubungi beberapa telepon sama
nomer yang diketahui sekali
Menjawab telepon tetapi
tidak menghubungi
Perlu bantuan
Mengatur semua untuk mengantar
2 Belanja kebutuhan belanja belanja 1
sendiri Sama sekali tidak
mampu belanja
Menyiapkan
makanan jika
sudah disediakan
Merencanakan, bahan makanan
Persiapan menyiapkan, dan Menyiapkan
3 1
makanan menghidangkan makanan tetapi
makanan tidak mengatur diet
yang cukup
Perlu disiapkan
dan dilayani
Merawat rumah sendiri Perlu bantuan
atau bantuan kadang- untuk semua
kadang perawatan rumah
Perawatan
4
rumah Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 1
ringan sehari-hari Tidak
(merapikan tempat berpartisipasi
tidur, mencuci piring) dalam perawatan
20
rumah
Mencuci hanya
Mencuci semua pakaian
beberapa pakaian
Mencuci sendiri
5 Semua pakaian 1
baju Mencuci pakaian yang
dicuci oleh orang
kecil
lain
Berpergian sendiri
menggunakan
Perjalanan terbatas
kendaraan umum atau
ke taxi atau
menyetir sendiri
kendaraan dengan
Mengatur perjalanan
6 Transport bantuan orang lain 1
sendiri
Tidak melakukan
Perjalanan
perjalanan sama
menggunakan
sekali
transportasi umum jika
ada yang menyertai
Meminum obat secara Tidak mampu
7 Pengobatan tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 0
tanpa bantuan sendiri
Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi Tidak mampu
ke bank) mengambil
Manajemen
8
keuangan Mengatur pengeluaran keputusan finansial 1
sehari-hari, tapi perlu atau memegang
bantuan untuk ke bank uang
untuk transaksi penting
TOTAL 7
Skor IADL :
0 : Independen
1 : Kadang-kadang perlu bantuan
2 : Perlu bantuan sepanjang waktu
3-8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
3. Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test)
a. Umur: 66 tahun 0.Salah 1.Benar
b. Waktu/jam sekarang: 16.30 WITA 0.Salah 1.Benar
c. Alamat tempat tinggal: Denpasar 0.Salah 1.Benar
0.Salah 1.Benar
d. Tahun ini: 2016
0.Salah 1.Benar
e. Saat ini berada di mana di Sanglah 0.Salah 1.Benar
f. Mengenali orang lain di RS (dokter, 0.Salah 1.Benar
perawat,dll) 0.Salah 1.Benar
g. Tahun kemerdekaan RI 0.Salah 1.Benar
21
5. Penapisan Depresi
GDS (Geriatri Depression Scale)
No Keterangan YA TIDAK
Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
01 0 1
anda?
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan
02 1 0
dan minat atau kesenangan anda?
03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0
04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
Apakah anda sangat berharap terhadap masa
05 0 1
depan?
Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran
06 1 0
bahwa anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?
Apakah anda merasa mempunyai semangat yang
07 0 1
baik setiap saat?
Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang
08 1 0
buruk akan terjadi pada diri anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
09 0 1
hidup anda?
10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
12 Apakah anda lebih senang berada dirumah 1 0
23
TOTAL 7
6. Penapisan Inkontinensia
Interpretasi:
Skor > 24 : Gizi baik
Skor 17-23,5 : Berisiko malnutrisi
Skor < 17 : Malnutrisi
Elektrokardiogram
31
Rontgen Thorax AP
Intepratasi :
Klinis : febris, dyspneu, suspek pneumonia, riwayat chf
Cor : Prominent ke kiri
Pulmo : Perselubungan di pericardial kanan
Sinus Pleura kanan kiri tajam
Diaphragma kanan normal kiri tampak mendatar
Tulang-tulang : tidak tampak kelainan
32
3.10 PROGNOSIS
Dubius ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
34
35
36
DAFTAR PUSTAKA
37
15. Djojodibroto, R.D. Respirologi : Respiratory Medicine. 2013. Jakarta : ECG.
16. Jeremy, P.T. At Glance Sistem Repiratory Edisi II. 2007. Jakarta : Erlangga
Medical Series.
17. Alberta Clinical Practice. Guidelines for the diagnosis and management
community aquuired pneumonia. Akses online pada tanggal 3 Juni 2016 di
http://www.albertadoctors.org/bcm/ama/amawebsite.nsf/alldocsearch/87256
D B000705C3F87256E0500553605/$File/pneumoniapediatrics.pdf
18. Nuryasni. Pola Kepekaan Bakteri Gram Negatif pada Penderita Infeksi
Saluran Pernapasan Bawah terhadap Amoksisilin di Laboraturium
Mikrobiologi Klinik Departemen Mikrobiologi FK UI tahun 2001-2005.
2009. Program Sarjana Pendidikan Dokter Umum. Universitas Indonesia :
Jakarta.
19. National Health Services. Pneumonia : Pneumonia Complication. 2014.
Akses online pada tanggal 3 Juni 2016 di
www.nhs.uk/Conditions/Pneumonia/Pages/Complication.aspx
20. Center of Disease Control and Prevention. Pneumonia: Pneumococcal
disease. 2015. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/pneumococcal/clinicians/clinical-features.html. Diunduh
paa 3 Juni 2016.
21. World Health Organization. Global action plan for prevention and control of
pneumonia. 2009.
38