Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Terapi Air

1.1 Defenisi Terapi Air

Terapi air adalah penggunaan air untuk penyembuhan dengan cara

meringankan berbagai keluhan (Hadibroto & Alam, 2006). Kemampuan air untuk

penyembuhan sudah diakui sejak dahulu, terutama di kerajaan Yunani, kekaisaran

Romawi, kebudayaan Turki serta masyarakat Eropa dan China Kuno. Masyarakat

umum menyadari bahwa air memiliki banyak manfaat terhadap tubuh. Mandi air

panas bermanfaat membuat tubuh lebih rileks, menyingkirkan pegal-pegal dan

rasa kaku pada otot serta membuat tidur menjadi lebih nyenyak. Uap air panas

dapat membuka pori-pori, merangsang keluarnya keringat, membuat pembuluh

darah melebar dan mengendurkan otot-otot. Mandi air dingin di bak atau di

pancuran member efek berupa rasa segar dan gairah semangat. Suhu dingin

mengerutkan pembuluh darah di kulit sehingga aliran darah dialihkan ke jaringan-

jaringan internal dan organ-organ tubuh untuk mempertahankan suhu dasar tubuh.

Air dingin atau air es digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan memar

serta menutup pori-pori.

Terapi air, dalam ilmu kedokteran, digunakan sebagai salah satu

fisioterapi pada pasien yang mengalami kecelakaan serius dengan akibat cedera

otot, atau pasien dengan keluhan pada persendiannya, dan mereka yang

mengalami hambatan fisik seperti pasien stroke. Banyak rumah sakit di negara-

negara maju kini memberi pilihan berupa proses melahirkan di dalam air. Terapi

air dapat digunakan dalam berbagai cara sesuai dengan manfaatnya masing-

Universitas Sumatera Utara


masing, yaitu berendam air panas, berendam air dingin, berendam air biasa, mandi

uap, mandi cara Sitz (Sitz bath), pancuran air panas dan dingin, pembungkusan,

kantong air, dan floatasi (mengambang dalam larutan air garam).

1.2 Asal Usul Terapi Air

Terapi air dipergunakan pertama kali pada zaman Mesir kuno. Selain itu,

peradaban Yunani dan Romawi juga melakukan hal yang sama. Penduduk Mesir

menggunakan minyak esensial dan bunga untuk menyembuhkan berbagai

penyakit. Sementara bangsa Romawi dan Yunani mempunyai kebiasaan berendam

lama untuk rekreasi sekaligus terapi (roman baths). Pada abad 19 mulai dikenal

kegunaan daya apung air (buoyancy) yang bermanfaat untuk terapi latihan dalam

air. Bangsa Yunani bahkan membuat undang-undang yang mewajibkan mandi air

dingin bagi masyarakatnya dengan berbagai cara dikaitkan dengan mitologi

mereka.

Air sebagai bagian terapi sudah dipergunakan oleh Hipocrates dengan

diwalinya penggunaan air sebagai modalitas sekitar tahun 500 SM. Hipocrates

tercatat sebagai pemikir besar yang sudah menyadari sifat-sifat fisiologis air, baik

air panas maupun dingin, dapat digunakan dalam perawatan sakit demam, tukak

lambung, perdarahan dan dalam penyakit-penyakit operasi serta medis. Hipocrates

memahami fenomena reaksi karena ia mengamati bahwa setelah seseorang mandi

air dingin, tubuhnya dengan cepat mengembalikan pansanya dan tetap hangat.

Pada tahun 1826, Prissnitz mengembangkan pusat terapi air pertama di

Grafenberg. Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai pendiri terapi air (hydro-therapy).

Terapi air merupakan metode paling klasik dalam perawatan penyakit dan sudah

dipergunakan sejak dulu oleh ras-ras primitif.

Universitas Sumatera Utara


1.3 Penggunaan Sifat Air dalam Proses Terapi Air

Terapi air adalah pengobatan yang menggunakan sifat air (Sutawijaya,

2010). Banyak sekali sifat air yang menguntungkan kita. Beberapa sifat air yang

dapat digunakan dalam proses terapi air adalah daya apung, dimanfaatkan tubuh

untuk bagian jantung, besarnya daya yang terjadi sebanding dengan besar bagian

tubuh yang masuk serta densitasnya; tekanan hidrostatik, air mempunyai tekanan

hidrostatik sehingga menimbulkan tekanan ke segala arah dengan kekuatan yang

sama sesuai dengan kedalaman dan tekanan cairan; pergerakan air, aliran

turbulensi air dapat memberikan manfaat yaitu memberikan tahanan pada tubuh

dan efek latihan dapat dipercepat; energi panas, air dapat berubah wujud ke dalam

suhu yang panas atau dingin sehingga air dapat digunakan untuk terapi kompres

hangat atau dingin ataupun terapi mandi uap.

2. Mandi Uap

2.1 Defenisi Mandi Uap

Mandi uap (sauna) adalah salah satu jenis terapi air dimana seseorang

mandi di ruang uap hangat yang dirancang khusus. Uap itu dari air yang

dipanaskan sehingga menguap dan dipompakan ke ruangan tertutup sehingga

menciptakan panas basah. Tujuan dari sauna adalah membantu mengeluarkan

racun melalui keringat sekaligus pembersihan kulit. Pengeluaran racun dilakukan

oleh panas kering dan pembersihan kulit oleh panas basah.

2.2 Efek Mandi Uap

Adapun efek terapi uap menurut Crinnion (2007) adalah sirkulasi perifer

meningkat 5-10%; sirkulasi ke otot, ginjal dan bagian visceral menurun; laju

Universitas Sumatera Utara


metabolik meningkat; konsumsi oksigen meningkat; terjadi pengeluaran cairan;

denyut jantung meningkat; tekanan darah menurun; meningkatkan cortisol

plasma, kortikosteroid, growth hormone, TSH dan prolaktin; bronkodilatasi;

relaksasi otot dan penurunan aktivitas sistem neuromuscular; kehilangan air dan

elektrolit (Na, K, Cl) yang merupakan kompensasi dari regulasi hormon

aldosteron di ginjal; lipolisis.

2.3 Penelitian yang Berhubungan dengan Mandi Uap

Penelitian yang dilakukan oleh Kihara, et.al (2004) membuktikan bahwa

mandi uap (sauna) dapat menurunkan aritmia jantung pada pasien gagal jantung

kronik. Raisanen (2010) mengungkapkan ada enam keuntungan dari mandi uap

yaitu mengurangi stres, mendetoksifikasi, membuat tidur nyenyak,

merelaksasikan otot dan meredakan sakit dan nyeri di otot dan sendi,

meningkatkan kerja jantung, melawan penyakit dan meredakan kesesakan.

3. Oukup

3.1 Defenisi Oukup

Masyarakat Indonesia umumnya sudah mengenal mandi uap dengan

menggunakan rempah-rempah. Hal ini dibuktikan dengan adanya istilah-istilah

lokal yang digunakan dalam mengartikannya. Masyarakat Banjarmasin,

Kalimantan Selatan, mengistilahkan mandi uap dengan timung. Timung adalah

bagian dari prosesi proses pingitan bagi calon pengantin dan umumnya dilakukan

seminggu sebelum upacara pernikahan. Masyarakat Papua yaitu suku bangsa

Towe juga mengenal mandi uap, mereka mengistilahkannya dengan ukup. Mereka

menggunakan terapi pengobatan ini untuk mengeluarkan roh jahat dan penyebab

Universitas Sumatera Utara


penyakit lainnya. Masyarakat Gorontalo di Sulawesi Utara mengenal mandi uap

dengan istilah bersetanggi. Bersetanggi ini dilakukan dengan uap kering caranya

yaitu rempah-rempah yang akan digunakan dihaluskan kemudian dibakar dengan

menggunakan alat yaitu angio kemudian tubuh ditutupi dengan kain supaya

asapnya tidak keluar. Pada masyarakat Palembang, mandi uap dikenal dengan

istilah betangas. Betangas merupakan mandi uap dengan ramuan rempah-rempah

dimana kita duduk diatas kursi atau tempat yang telah di sediakan dan di bawah

tempat duduk tersebut di berikan uap dari rebusan rempah-rempah, para calon

pengantin menggunakan kain untuk menutupi seluruh badan kecuali muka,

bahkan sebagian calon pengantin menutup secara keseluruhan.

Betangas ini bertujuan untuk mengeluarkan keringat dan membersihkan pori-pori

biar pada saat hari pernikahan diharapkan tidak banyak mengeluarkan keringat

dan bau.

Oukup adalah sauna tradisional suku Karo yang memanfaatkan

keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai ramuannya untuk kesehatan pasca

melahirkan dan pengobatan berbagai jenis penyakit (Nasution, 2009). Oukup juga

dikenal dengan istilah mandi rempah. Oukup merupakan salah satu cara perawatan

kesehatan ibu pasca melahirkan. Oukup berguna untuk mengeluarkan keringat,

melancarkan peredaran darah, menghilangkan bau badan serta lemak di dalam

tubuh. Oukup dahulu dilakukan dengan cara memasak air disertai dengan ramuan-

ramuan tertentu, kemudian setelah mendidih diangkat dan diletakkan di dalam

ember. Ember tersebut diletakkan di bawah kursi, ibu duduk di atas kursi tersebut

sambil dibungkus dengan selimut sehingga menyebabkan uap air panas itu

memaksa si ibu berkeringat, gunanya agar si ibu sehat karena sisa kotoran di

dalam tubuhnya keluar. Hal ini merupakan suatu tradisi yang diturunkan nenek

Universitas Sumatera Utara


moyang kepada generasi penerusnya dalam proses perawatan kesehatan ibu pasca

melahirkan.

3.2 Keanekaragaman Tumbuhan yang dipergunakan sebagai Ramuan

Oukup

Ramuan oukup terbuat dari rebusan berbagai tumbuhan. Menurut,

Nasution (2009) terdapat 69 jenis tumbuhan yang dipergunakan sebagai ramuan

oukup.

Tabel 1. Keanekaragaman tumbuhan yang dipergunakan sebagai ramuan oukup

Bagian
Nama Jenis
Tumbuhan Ketersediaan
No.
yang di Alam
Nama Lokal Nama Ilmiah
Digunakan
1. Daun paris Justicia sp. Daun Banyak
2. Rengas Gluta renghas L. Daun Kurang
3. Seledri Apium graveolens L. Daun Banyak
4. Pegagan Centella asiatica (L.) Urban Daun Banyak
5. Nira Arenga pinnata Merr. Akar Kurang
6. Pinang Areca catechu L. Akar Banyak
7. Rotan Calamus sp.1 Akar Kurang
8. Rotan rambung Calamus sp.2 Akar Kurang
9. Rotan runtih Calamus sp.3 Akar Kurang
10. Rumbia Metroxylon sp. Akar Kurang
11. Ketang Calamus sp.4 Daun Kurang
12. Enau Arenga pinnata Merr. Buah Kurang
13. Sundur langit Emilia sonchifolia (L.) DC Daun Kurang
14. Nenas Ananas comosus (L.) Merr. Buah Kurang
Salinsayo Gaultheria leucocarpa Daun Kurang
15.
Blume
16. Kemiri Aleurites moluccana Willd. Biji Banyak
Sapot-sapot Desmodium dasylobum Daun Kurang
17.
Miq.
18. Bambu Bambusa vulgaris Schrad. Akar Banyak
Rumput parang Eleusine indica (L.) Gaertn Seluruh Kurang
19.
tegoh bagian
20. Sere wangi Andropogon citratus DC. Batang Banyak
21. Asam glugur Garcinia atroviridis Griff. Daun Banyak
22. Bunga lawang Illicium verum Hook. Bunga Kurang

Universitas Sumatera Utara


Jintan Coleus amboinicus Lour. Daun Banyak
23.
hitam/torbangun
Nilam Pogostemon cablin Daun Banyak
24.
(Blaanco) Bth.
25. Kemangi Ocimum basilicum L. Daun Banyak
Pirawas Cinnamomum porrectum Daun Kurang
26.
(Roxb.) Kosterm
Kulit manis Cinnamomum burmanii Daun Banyak
27.
Blume
28. Bawang putih Allium cepa L. Umbi Banyak
29. Bawang merah Allium sativum L. Umbi Banyak
30. Gundera Allium schoenoprasum L. Daun Kurang
Benalu kopi/ Serurulla ferugia (Jack) Daun Banyak
31.
surindan kopi Danser
Senduduk/ Melastoma sp. L. Daun Banyak
32.
senggani
33. Pala Myristica fragrans Houtt. Bunga Banyak
Cengkeh Syzygium aromaticum L. Buah Banyak
34.
Merr.
35. Kayu putih Eucalyptus alba Reinw. Daun Banyak
Pandan wangi Pandannus amaryllifolius Daun Banyak
36.
Roxb.
37. Lada Piper nigrum L. Biji Banyak
38. Sirih liar Piper caducibracteum Daun Banyak
39. Ciak-ciak Polygonium chinense L. Daun Kurang
40. Jeruk hantu Citrus sp.1 Buah Kurang
41. Jeruk kayu Citrus sp.2 Buah Kurang
42. Jeruk kejaren Citrus sp.3 Buah Kurang
43. Jeruk kelele Citrus sp.4 Buah Kurang
44. Jeruk kersik Citrus sp.5 Buah Kurang
Jeruk kuku Citrus medica Buah Kurang
45.
harimau Sarcodactylis
46. Jeruk malem Citrus sp.6 Buah Kurang
Jeruk Citrus Hystrix DC. Buah Banyak
47.
mungkur/purut
Jeruk nipis Citrus aurantifolia Buah Banyak
48.
(Christm.) Swingle
Jeruk Citrus medica L. Buah Banyak
49.
pagar/gawang
50. Jeruk puraga Citrus nobilis Lour. Buah Banyak
51. Daun besan Eurycoma longifolia Jack Buah Kurang
52. Daun ikan-ikan Maoutia asperra Wedd. Daun Kurang
Jelatang Laportea decumana Wedd. Seluruh Banyak
53.
bagian
54. Salagundi Vitex trifolia L. Daun
55. Bungle Zingiber purpureum Roxb. Rimpang Banyak
Cekala Nicolaia speciosa (Blume) Batang Banyak
56.
Horan.

Universitas Sumatera Utara


57. Jahe Zingiber officinale Roscoe. Rimpang Banyak
Jahe merah Zingiber officinale var. Rimpang Banyak
58.
rabrum Theilade
59. Jahe prancis Zingiber sp. Rimpang Banyak
60. Kencur Kaempferia galanga L. Rimpang Banyak
Kuning gajah/ Curcuma domestica Val. Rimpang Banyak
61.
kunyit
62. Laja Alpinia sp. Rimpang Banyak
63. Lempuyang Zingiber Americans Blume Rimpang Banyak
64. Lengkuas Alpinia galanga (L.) Willd Rimpang Banyak
Temu giring Curcuma heyneana Val. & Rimpang Kurang
65.
Zyp.
66. Temu ireng Curcuma aeroginosa Roxb. Rimpang Kurang
Temu kunci Boesenbergia pandurata Rimpang Banyak
67.
Roxb.
Temu mangga Curcuma mangga Val. & Rimpang Banyak
68.
Zyp.
69. Temulawak Curcuma xanthorhiza Roxb. Rimpang Banyak

Tumbuh-tumbuhan ini mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri atau

yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volatile oils adalah

komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu,

biji-bijian bahkan putik bunga (Gunawan, 2009). Kegunaan minyak atsiri sangat

banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri

digunakan sebagai bahan baku dalam perisa maupun pewangi (flavour and fragrance

ingredients). Industri kosmetik dan parfum menggunakan minyak atsiri kadang

sebagai bahan pewangi pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum.

Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami pengolahan sebagai

perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti

nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai fragrance juga

digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi

serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida.

Tumbuh-tumbuhan ini ketika direbus akan mengeluarkan aroma atau bau

yang disebut dengan aromaterapi. Aromaterapi dapat mengurangi stres,

Universitas Sumatera Utara


menenangkan pikiran dan membangkitkan semangat dan gairah dan dipercaya

dapat membersihkan racun dalam tubuh (Ulla, 2009).

4. Studi Fenomenologi

Fenomenologi merupakan salah satu tradisi penelitian kualitatif.

Fenomenologi adalah disiplin ilmu yang berakar dari filosofi dan psikologi yang

berkaitan dengan pengalaman hidup manusia (Polit & Hungler, 1999).

Fenomenologi adalah cabang filosofi yang menekankan pada subjektifitas

pengalaman manusia (Brockopp, 1999).

Fenomenolog berkeyakinan bahwa pengalaman hidup memberikan arti

dengan persepsi masing-masing orang dari suatu fenomena tertentu. Peneliti

berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang

yang berada dalam situasi-situasi tertentu (Moleong, 2005). Tujuan dari

penyelidikan fenomenologi adalah untuk menjelaskan secara penuh pengalaman

hidup dan persepsi yang menimbulkannya.

Peneliti adalah instrumen dalam penelitian kualitatif. Makna dari kalimat

tersebut adalah bahwa peneliti tersebut : memiliki daya responsif yang tinggi,

yaitu mampu merespon sambil memberikan interpretasi terus-menerus pada gejala

yang dihadapi; memiliki sifat adaptabel, yaitu mampu menyesuaikan diri,

mengubah taktik atau strategi mengikuti kondisi lapangan yang dihadapi;

memiliki kemampuan untuk memandang objek penelitiannya secara holistik,

mengaitkan gejala dengan konteks saat itu, mengaitkan dengan masa lalu, dan

dengan kondisi lain yang relevan; memiliki kemampuan untuk melakukan

klasifikasi agar dengan cepat melakukan interpretasi dan selanjutnya peneliti juga

diharapkan memiliki kemampuan menarik kesimpulan mengarah pada perolehan

Universitas Sumatera Utara


hasil; memiliki kemampuan untuk mengekspor dan merumuskan informasi

sehingga menjadi bahan masukan bagi pengayaan konsep ilmu.

Penelitian kualitatif sangat mementingkan pengujian keabsahan data.

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat criteria

(Lincoln & Guba, 1985 dalam Moleong, 2005). Pertama, kredibilitas (credibility)

yaitu kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang

dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca

secara kritis dan dari partisipan sebagai informan. Untuk hasil penelitian yang

kredibel, terdapat tujuh teknik yang diajukan yaitu: keterkaitan yang lama antara

peneliti/pengamat dengan partisipan (prolonged engagement); pengamatan terus-

menerus (persistent observation) berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau

tentatif; triangulasi (triangulation) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagi pembanding terhadap data itu; diskusi teman sejawat (peer debriefing)

dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang

diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat; analisis kasus negatif

(negative case analysis) dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus

yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah

dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding; pengecekan atas

kecukupan referensial (referencial adequacy checks) dilakukan dengan

memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian

yang telah dilakukan, dan konfirmasi langsung dengan partisipan yang terlibat

langsung pada saat penelitian dengan mengonfirmasi ikhtisar hasil wawancara

atau yang disebut dengan member checking. Kedua, transferabilitas

Universitas Sumatera Utara


(transferability). Kriteria ini digunakan untuk memenuhi kriteria bahwa hasil

penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu dapat ditransfer ke

subyek lain yang memiliki tipologi yang sama.

Ketiga, dependabilitas (dependability). Kriteria ini dapat digunakan

untuk menilai apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan

mengecek: apakah si peneliti sudah cukup hati-hati, apakah membuat kesalahan

dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, pengumpulan data, dan

pengintepretasiannya. Teknik terbaik yang digunakan adalah dependability audit

dengan meminta dependent dan independent auditor untuk mereview aktifitas

peneliti. Keempat, konfirmabilitas (confirmability). Merupakan kriteria untuk

menilai mutu tidaknya hasil penelitian. Jika dependabilitas digunakan untuk

menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti, maka konfirmabilitas

untuk menilai kualitas hasil penelitian, dengan tekanan pertanyaan apakah data

dan informasi serta interpretasi dan lainnya didukung oleh materi yang ada dalam

audit trail.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai