Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah Kelompok

Mata kuliah : Dasar-dasar Promosi Kesehatan


Dosen : Yunitia Insani SKM, M.Kes

KONFERENSI INTERNASIONAL KE-7 PROMOSI


KESEHATAN
DI NAIROBI-KENYA TAHUN 2009

ARS B17 | Kelompok 7


DIAH REZKY ANGGRAENI 201701061
NURUL KHUSNUL FATIMAH 201701065
LILIS RAHMAWATI 201701067
NURUL ILMY IKBAL 201701072
SAHRIANTO 201701074

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PELAMONIA
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat dan
karunia-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Analisa
Sistem Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai Tahun 2011 dapat terselesaikan, sebagai salah
satu syarat yang harus dipenuhi dalam rangka penyelesaian Mata Kuliah Politik Kesehatan.
Penyusun sadar bahwa tidak ada yang sempurna dimuka bumi ini, demikian pula dengan
makalah ini.Isi yang terkandung didalamnya masih jauh dari kesempurnaan, kesemuanya itu
karena keterbatasan penyusun sebagai manusia biasa.Oleh karena itu denagan kerendahan
hati penyusun siap menerima masukan yang sifatnya membangun dari semua pihak, dalam
rangka penyempurnaan makalah ini.
Wassalam.

Penyusun

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan sistem berusaha menimbulkan pemahaman terhadap politik bukan
hanya dari perspektif kelembagaan atau institusi yang ada saja.Akan tetapi, sistem
politik selalu bergerak dinamis, melibatkan fungsi dan lingkungan internal dan
eksternal.Untuk memahami pendekatan sistem, kita harus memahami sistem yaitu
suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu
sama lain dan saling mempengaruhi yang secara sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pemahaman sistem dan pendekatan sistem adalah
mutlak perlu untukmempelajari dan memahami sistem informasi kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan salah-satu unsur penting
dalam peningkatan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai
salah-satu indikator kunci dalam penetuan indeks pembangunan bangsa.Pembanguna
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud terutama dengan perhatian khusus pada penduduk rentan
antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin. Secara umum
pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Sinjai tahun 2011
telah menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, penyusun mencoba untuk membuat analisa sistem
pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai sebagai salah-satu pilar
pelayanan masyarakat di bidang kesehatan, dan karena itu butuh analisa melalui
pendekatan sistem antara input, proses dan output dalam subsistem.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana analisa politik Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai tahun 2011melalui
pendekatan sistem berdasarkan profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai?
C. Tujuan
Untuk mengetahui jenis analisa politik Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai melalui
pendekatan sistem.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Umum Kabupaten Sinjai


Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi
Sulawesi Selatan, yang terletak dipantai timur bagian selatan jazirah Sulawesi Selatan,
kurang lebih 223 km dari Kota Makassar. Terletak diantara 5 256 LS sampai 5
2116 LS dan diantara 119 5630 BT sampai 120 2533 BT dengan batas
wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Bone
2. Sebelah Timur : Teluk Bone
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Bulukumba
4. Sebelah Barat : Kabupaten Gowa
Luas Kabupaten Sinjai adalah 819.96 km, lebih dari 55.5 % daerahnya terdiri
dari daerah dataran tinggi ( 100 500 meter dari permukaan laut ).Secara administrasi
pemerintah Kabupaten Sinjai dibagi menjadi 9 Kecamatan defenitif dengan jumlah
desa sebanyak 67 dan 13 kelurahan.Temperatur udara Kabupaten Sinjai berada pada
sekitar 21 celcius sampai 31 celcius.Secara marfologi, lebih dari 55,5% daerah
Kabupaten Sinjai adalah daerah dataran tinggi (100-500 meter dari permukaan laut).
Secara ekonomi, Kabupaten Sinjai mempunyai letak strategis karena memiliki dua
jalur perhubungan, yaitu darat dan laut.
Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Sinjai sebesar 228.304
jiwa.Kepadatan penduduk Kabupaten Sinjai tidak merata antara wilayah perkotaan
dan pedesaan, wilayah perkotaan lebih padat penduduknya dibanding dengan wilayah
pedesaan. Kecamatan Sinjai Utara yang merupakan ibu kota Kabupaten memiliki
tingkat kepadatan tertinggi yaitu 1271 jiwa/km dan kepadatan penduduk terendah di
Kecamatan Bulupoddo yaitu 155 jiwa/km. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
penduduk perempuan di Kabupaten Sinjai secara keseluruhan lebih banyak dibanding
jumlah penduduk laki-laki dengan perbandingan perempuan sebanyak 51,7% dan
laki-laki 48,3%. Penduduk Kabupaten Sinjai pada tahun 2011 sebanyak 228.304 jiwa
yang terdiri dari 110.225 jiwa penduduk laki-laki dan 118.079 jiwa penduduk
perempuan.
Penduduk Kabupaten Sinjai tersebar di 9 Kecamatan, namun persebaran tersebut tidak
merata. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Sinjai
tahun 2011 adalah Kecamatan Sinjai Utara sebesar 1.271 jiwa/km2 dan kepadatan
terendah di Kecamatan Bulupoddo yaitu sebesar 155 jiwa/km2.
B. Analisa Sistem
Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsuratau variable-variabel yang saling teroganisasi, salingberinteraksi
dan saling bergantung sama lain. Murdick dan Ross(1993) mendefinisikan sistem
sebagai seperangkat elemen yangdigabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan
bersama.Sedangkan definisi sistem dalam kamus Websters Unbriged adalah elemen-
elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Scott
(1996) mengatakan sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input),
pengolahan (processing), serta keluaran (output).
Unsur-unsur atau komponen dasar sistem adalah :
1. Input ialah kumpulan elemen/bagian yang terdapat dalam sistem dan
yangdiperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses ialah kumpulan elemen/bagian yang berfungsi mengubah masalahmenjadi
keluaran yang direncanakan.
3. Output ialah kumpulan elemen/bagian yang dihasilkan dari berlangsungnyaproses
dalam sistem.
4. Feed back (balikan) ialah kumpulan elemen/bagian yang merupakan keluarandari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

Ada banyak batasan tentang analisa sistem,beberapa di antaranya:

1. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada danrelevansi
antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada.
2. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang
ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untukkemudian
dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehinggamembantu
administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untukmencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam
bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan
yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai adalah sebuah sistem. Puskesmas dan
jaringannya adalah sub-sub sistem yang terintegrasi dalam melaksanakan seluruh
upaya terpadu antar program dalam mewujudkan pencapaian Visi dan Misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Sinjai yang merupakan bagian dari tujuan pembangunan
kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Komponen Input
Komponen sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten Sinjai terdiri dari :
1. Komponen Input
a. Man yaitu Jumlah Petugas ( medis/paramedis dan non medis/paramedis ) yang
ada di kantor Dinas Kesehatan dan yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas
di tingkat kecamatan dan desa. jumlah keseluruhan tenaga medis yang ada di
Kabupaten Sinjai adalah sebanyak 57 dengan rasio 23,6 per 100.000
penduduk, jumlah tenaga keperawatan Tahun 2011 di Kabupaten Sinjai
sebanyak 402 orang, Untuk tenaga farmasi tahun 2011 sebanyak 22 orang,
dengan jumlah apoteker dan sarjana farmasi sebanyak 19 orang dan tenaga
D3 farmasi dan Asisten apoteker sebanyak 11 Orang, jumlah tenaga gizi
tahun 2011 adalah sebanyak 28 orang, terdapat sebanyak 89 orang tenaga
kesehatan masyarakat dengan, sedangkan untuk tenaga sanitasi sebanyak 34
orang. Tenaga teknisi medis di Kabupaten Sinjai berjumlah 38 orang
Sedangkan untuk tenaga fisioterapis sebanyak 6 orang.
b. Money yaitu sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang tersedia untuk
menjalankan seluruh program bidang Kesehatan. Untuk pembangunan
kesehatan di Kabupaten Sinjai pembiayaan antara lain bersumber dari
pemerintah baik pusat maupun daerah dan bantuan luar negeri / swasta.
1. Anggaran Pembangunan Kementerian Kesehatan
Anggaran Kesehatan Pusat yang dialokasikan di Kabupaten Sinjai sebesar
Rp 30.999.181.828,- yang terdiri dari Dana Dekonsentrasi Rp 30.150.000,-
, dana DAK Rp. 5.319.808.273,- , dana ASKESKIN Rp. 782.637.800,- ,
dana Tugas Pembantuan Rp.14.936.918.755,- dan dana Adhock Rp.
9.929.667.000,- dan untuk Tahun 2011, alokasi anggaran kesehatan pusat
mengalami penurunan menjadi Rp.6.979.669.700,- yang terdiri Dana
Alokasi Khusus (DAK) Rp.4.506.500.000,- , Askeskin Rp. 378.661.000,-
,Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp. 1.421.749.200,- , dan dana
Bansos (Jamkesmas dan Jampersal) sebesar Rp. 672.759.500,-
2. Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN)
Dana hibah luar negeri yang diperoleh pada Tahun 2011 antara lain Global
Alliance For Vaccine and Immunization (GAVI) sebesar Rp.36.414.000,-
Dana bantuan luar negeri lainnya yaitu Global Fund Aids, TB, Malaria
(GF-ATM) sebesar Rp. 205.152.989,- Selain itu juga terdapat dana
bantuan Nederland Leprosy Relief (NLR) yang merupakan bantuan dari
Belanda dengan anggaran sebesar Rp. 5.335.000,-
3. Anggaran Pembangunan Daerah
Anggaran Daerah Bidang Kesehatan mengalami penurunan dibandingkan
Tahun 2010, dari sebesar Rp.46.110.242.045,- pada Tahun 2010 menjadi
Rp. 40.887.346.770,- pada Tahun 2011.
c. Metode yaitu prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat yang tersedia.
Dalam hai ini pelayanan kesehatan yang dilaksanakan baik di kantor dinas
kesehatan Kabupaten Sinjai, Puskesmas maupun Puskesmas Pembantu dan
Pos Kesehatan Desa adalah mengacu pada petunjuk teknis pelayanan
kesehatan masyarakat yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Namun dalam beberapa hal pelaksanaan ini kegiatan dan pelayanan
ini disesuaikan juga dengan struktur dan infrasuktur daerah Kabupaten Sinjai.
d. Markets atau sasaran pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten
Sinjai adalah seluruh masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dalam
wilayah Kabupaten Sinjai. Namun tidak menutup kemungkinan paket
pelayanan ini dapat pula dipergunakan oleh masyarakat di luar Sinjai yang
kebetulan sakit ketika berada di Sinjai atau atas alasan rujukan berjenjang.
e. Machine yaitu perlengkapan dan peralatan kesehatan yang menunjang
pelayanan kesehatan masyarakat.
Termasuk upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) di
antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Poskesdes (Pos
Kesehatan Desa), Desa Siaga dan sebagainya. Pada tahun 2011 jumlah
Posyandu mengalami peningkatan dari sebanyak 318 di tahun 2010 dengan
rincian 11 (3,46%) Posyandu Pratama, 30 (9,43%) Posyandu Madya, 164
(51,57%) Posyandu Purnama dan 113 (35,53%) Posyandu Mandiri menjadi
323 posyandu di tahun 2011 dengan rasio posyandu per 100 balita yaitu
1,27.Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain adalah poskesdes
sebanyak 13 unit (meningkat dari jumlah tahun 2010 sebanyak 11 unit), Desa
Siaga sebanyak 80 Desa dan termasuk Desa Siaga aktif sebanyak 80 desa.

Komponen Proses
a. Proses kinerja petugas medis/paramedis dan non medis/paramedic
Jumlah Rumah Sakit umum di Kabupaten Sinjai 1 buah dan tidak terdapat
Rumah Sakit Jiwa ataupun Rumah Sakit khusus lainnya, maka Rasio Rumah
Sakit terhadap jumlah penduduk yaitu1 : 228.304.
Indikator yang dapat memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit adalah :
BOR pada Rumah Sakit Daerah Sinjai sebesar 47,6. Artinya tingkat
pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit Daerah Sinjai belum optimal
dimana nilai parameter BOR yang ideal adalah 60 85%.
Gambaran mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat antara lain berdasarkan
NDR (Net Death Rate) yaitu angka kematian > 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar dan GDR (Gross Death Rate) yaitu angka
kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Nilai NDR yang masih
dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita
keluar dan nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita
keluar. Berdasarkan indikator tersebut maka mutu pelayanan Rumah Sakit
Daerah Kabupaten Sinjai pada Tahun 2011 memperlihatkan hal yang
memuaskan dimana NDR nya hanya sebesar 1,3 dan GDRnya 2,4.
Indikator yang dapat diukur terkait tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit
antara lain dapat dilihat berdasarkan LOS (length of Stay) yaitu rata-rata lama
perawatan seorang pasien. Pada Tahun 2011 LOS di Rumah Sakit Daerah
kabupaten Sinjai adalah 5,1 yang berarti rata-rata lama perawatan seorang
pasien yaitu selama 5 hari. Sedangkat tingkat efisiensi dari penggunaan tempat
tidur dapat dilihat berdasarkan TOI (Turn Over Interval) yaitu rata-rata hari,
tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Idealnya
tempat tidur kosong 1-3 hari. Pada Tahun 2011 TOI di Rumah Sakit Daerah di
Kabupaten Sinjai masih tinggi yaitu 5,6. Artinya lama tempat tidur kosong
selama 5 sampai 6 hari dan berarti belum termasuk dalam standar ideal TOI.
b. Proses penggunaan Bahan dan obat serta penyediaan lainnya
Di kabupaten Sinjai, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik
pemerintah dikelola oleh unit pengelola obat, yang disebut sebagai Gudang
Farmasi yang bertanggungjawab terhadap distribusi obat, alat kesehatan dan
sediaan farmasi lainnya bagi unit-unit pelayanan kesehatan dalam hal ini seluruh
puskesmas beserta jajarannya (puskesmas pembantu).Pada Tahun 2011 jumlah
Apotik di Kabupaten Sinjai sebanyak 12 buah, jumlah tersebut meningkat dari
sebanyak 8 apotik di tahun 2010. Adapun jumlah toko obat tahun 2011 sebanyak
14 buah dan Gudang Farmasi kabupaten 1 buah.
c. Proses penggunaan prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat
Pada tahun 2006 jumlah Puskesmas di Kabupaten Sinjai sebanyak 15 buah
yang terdiri dari 7 Puskesmas Perawatan dan 8 puskesmas non perawatan dan
meningkat menjadi 9 Puskesmas Perawatan dan 6 puskesmas non perawatan pada
tahun 2009. Pada tahun 2011 telah terdapat 11 Puskesmas perawatan dan 4
puskesmas non perawatan.Sedangkan jumlah Puskesmas Pembantu di Kabupaten
Sinjai pada Tahun 2011 adalah 63 pustu, dengan rasio Puskesmas Pembantu
terhadap Puskesmas yaitu 4,2 : 1, artinya jika dirata-ratakan maka setiap
Puskesmas didukung oleh 4 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Disamping itu dalam melaksanakan tugas operasionalnya
Puskesmas di Kabupaten Sinjai juga didukung oleh ketersediaan Puskemas
Keliling sebanyak 15 buah.
d. Proses pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat
Pada Tahun 2011 jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Sinjai sebanyak
46.124 dan dicakup Askeskin/Jamkesmas adalah seluruhnya atau 100%. Untuk
pelayanan rawat jalan, yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sebanyak
25.654 (55,6%) dan pelayanan kesehatan rujukan sebanyak 674 (1,5%). Adapun
untuk pelayanan rawat inap, yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
sebanyak 3.559 (7,7%) dan pelayanan kesehatan rujukan sebanyak 253 orang
(0,5%)
e. Proses pendapatan dan pengeluaran penganggaran
Pada tahun 2010, Anggaran Kesehatan Pusat yang dialokasikan di Kabupaten
Sinjai sebesar Rp 30.999.181.828,-. Dana hibah luar negeri yang diperoleh pada
Tahun 2011 antara lain Global Alliance For Vaccine and Immunization (GAVI)
sebesar Rp.36.414.000,- yang dananya teralokasi untuk program Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dalam hal ini terkait vaksinasi dan imunisasi. Bentuk kegiatannya
antara lain : orientasi teknik regulasi KIA, Jampersal, vaksinasi, buku KIA bagi
tim puskesmas dan bidan di desa, orientasi teknik kemitraan bidan dukun,
pertemuan regular kelompok CSO untuk mobilisasi masyarakat dan pelayanan
serta pertemuan bidan dan dukun tingkat puskesmas dan tingkat desa.
Dana bantuan luar negeri lainnya yaitu Global Fund Aids, TB, Malaria (GF-ATM)
sebesar Rp. 205.152.989,- yang merupakan bantuan dari para donator yang
mempunyai perhatian terhadap penderita AIDS, TB dan Malaria. Alokasi dana
GF-ATM di Kabupaten Sinjai digunakan antara lain untuk pengendalian malaria
sebesar Rp.160.303.789,- dan Rp.44.849.200,- untuk pengendalian TBC.nl
Selain itu juga terdapat dana bantuan Nederland Leprosy Relief (NLR) yang
merupakan bantuan dari Belanda yang dialokasikan melalui Dirjen Pemberantasan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dengan anggaran sebesar Rp.
5.335.000,- dan dialokasikan untuk penemuan dan pengobatan penderita kusta,
dimana anggaran yang diberikan didasarkan pada kasus yang ditemui dan
ditangani. Pada Tahun 2011, Anggaran Daerah Bidang Kesehatan mengalami
penurunan dibandingkan Tahun 2010, dari sebesar Rp.46.110.242.045,- pada
Tahun 2010 menjadi Rp. 40.887.346.770,- pada Tahun 2011.

Komponen Output
Output Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan termasuk tenaga
cukup dan terampil, peralatan berfungsi baik, penggunaan anggaran.output, yang
dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani,
jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan Selain itu penting juga untuk
diketahui Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini
digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah
untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
Komponen output pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Sinjai
terlihat dari cakupan pelayanan kesehatan dalam bentuk promotif, preventif, kuratif
dan rehalbilitatif. Hal ini terlihat dari cakupan pelayanan kesehatan sebagai berikut :
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Berdasarkan data dari Seksi KIA Subdin Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten
Sinjai cakupan K1 dan K4 pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan
dengan cakupan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 dari sebanyak 4.475 sasaran
ibu hamil, pencapaian K1 sebesar 112,6% (5.039) dan cakupan K4 sebesar 97,6%
(4.369). Sedangkan pada Tahun 2011 dari sejumlah 4.873 sasaran ibu hamil,
capaian K1 sebesar 102,7% (5.007) dan capaian K4 sebesar 88,5% (4.314).
Besarnya penurunan persentase capaian tersebut antara lain juga disebabkan
penetapan sasaran yang lebih besar pada tahun 2011 dengan mengacu pada juknis
yang telah ditetapkan dalam penentuan nilai proyeksi, namun demikian
pencapaian cakupan tersebut telah melampaui target cakupan secara nasional,
dimana untuk K4 target nasional sebesar 85%.
b. Pada tahun 2011 ini mengalami penurunan dengan jumlah persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan sebesar 90% (sebanyak 4.185 dari 4.652 ibu bersalin).
Penurunan persentase cakupan tersebut juga dipengaruhi besarnya jumlah sasaran
dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk pelayanan ibu nifas terjadi peningkatan
jika dibandingkan tahun Tahun 2010, ibu nifas yang mendapat pelayanan nifas
sebesar 82,6% (4.619) dan pada Tahun 2011 meningkat menjadi 95,7% (4.452).
c. Cakupan imunisasi TT1 sebesar 102,7% dan cakupan imunisasi TT2 sebesar
94,6%. Cakupan pemberian tablet Fe1 (Pertama kali ibu mendapatkan tablet Fe
sebanyak 30 tablet) di Kabupaten Sinjai sebesar 102,7% dan Cakupan pemberian
tablet Fe3 (Pemberian tablet Fe berikutnya sebanyak 90 tablet) sebesar 89,49%.
d. Cakupan Neonatus risti / komplikasi yang ditangani di Kabupaten Sinjai Tahun
2011 adalah 24,8%, meningkat dibandingkan Tahun 2010 yang hanya 4,4%.
e. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi di Kabupaten Sinjai pada tahun
2011sebesar 91% (2.422 dari 2.665 jumlah bayi). Pada anak balita sebesar 85%
(19.690 dari 23.206 anak balita) dan pada ibu nifas sebesar 66% (3.092 dari 4.652
orang ibu nifas).
f. Cakupan kunjungan neonatal 1 kali (KN1) Kabupaten Sinjai pada tahun 2011 ini
adalah 99,2% (4.297 bayi) dan kunjungan neonatus 3 kali (KN Lengkap) adalah
93,1% (4.030 bayi).
g. Jika dibandingkan dengan Tahun 2010, maka Pada Tahun 2011 jumlah peserta
KB baru mengalami peningkatan yaitu sebesar 7.744 dimana 88,6% (6.865)
diantaranya adalah peserta KB Non MKJP, dengan pengguna kontrasepsi suntik
merupakan yang terbanyak yaitu sebesar yaitu 51,6%. Jumlah keseluruhan peserta
KB aktif tahun 2011 adalah 30.606.
h. Imunisasi
Cakupan Imunisasi DPT1 + HB1 tahun 2011 adalah 108,8%, meningkat
dibanding Tahun 2010 sebesar 104,7% dan imunisasi DPT3 + HB3 adalah sebesar
101,4%, juga meningkat dari Tahun 2010 sebesar 95,7%. Cakupan Imunisasi
campak tahun 2011 adalah 107,6%, lebih besar dibanding tahun 2010 yaitu
sebesar 99,6%. Drop out imunisasi DPT1-campak 1,1% , angka yang lebih baik
dibanding tahun 2010 dengan DO lebih besar yaitu 4,88%. Cakupan Imunisasi
BCG Tahun 2011 sebesar 108%, jika dibandingkan dengan Tahun 2010 dengan
cakupan 105,5%, maka terjadi penigkatan cakupan imunisasi BCG Tahun 2011.
Cakupan Imunisasi Polio3 tahun 2011 adalah 100,31%, lebih tinggi dibanding
tahun 2010 sebesar 98,6%.
i. Pada Tahun 2011, cakupan anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan
(minimal 8 kali) sebanyak 81,9% (19.002 orang).
j. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah sebesar 82,3%,
meningkat dibanding Tahun 2010 sebesar 79% dan Cakupan pelayanan kesehatan
siswa SD dan setingkat tahun 2011 ini pada siswa SD/MI = 55,2%, lebih rendah
cakupannya dibanding Tahun 2010 sebesar 79,6%. (lihat Tabel 46 dan 47)
Untuk Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) kegiatannya lebih banyak
bersifat Promotif dan Preventif. Jumlah SD/MI yang melaksanakan sikat gigi
massal sebanyak 108 (40,4% dari 267 jumlah SD/MI) dan yang mendapat
pelayanan gigi sebanyak 254 sekolah (95,1%).
k. Pelayanan terhadap Usila yang berumur diatas 60 tahun pada Tahun 2011 dapat
dilihat melalui jumlah USILA yang mendapat pelayanan kesehatan yaitu sebesar
90,22%, menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun 2010 yang
persentase pelayanan usila adalah 44,45%.
l. Berdasarkan data dari Subdin P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, dari
24.490 jumlah sarana air bersih, 20.927 (85,5%) diantaranya diperiksa dan
jumlah rumah tangga yang mengakses air bersih yang bersumber dari sumur gali
adalah yang paling besar yaitu 53,2%, air ledeng sebesar 24,7% dan hanya
tersedia di Kecamatan Sinjai Utara (ibukota Kabupaten Sinjai), penampungan air
hujan sebesar 8,8%, mata air 2,1% dan sumur pompa tangan 1,6%, sedangkan
jumlah masyarakat yang mengkonsumsi air kemasan belum tersedia datanya.
m. Tempat-tempat umum di Kabupaten Sinjai Tahun 2011, jumlah yang ada 213
buah, jumlah yang diperiksa 242 buah, diperiksa sebanyak 239 dan jumlah TUPM
sehat 198 buah (82,85%). Target tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 80
%.
n. Kondisi sarana penyehatan lingkungan pemukiman di Kabupaten Sinjai Tahun
2011, Jumlah Keluarga yang telah memiliki sarana air bersih : 24.490, yang telah
diperiksa sumber airnya sebanyak 20.927 (85,5%). Dari sebanyak 49.752 jumlah
rumah, 76,7% diantaranya atau sebanyak 38.173 rumah telah memiliki jamban
yang seluruhnya telah diperiksa dan ditemukan 88,6% jamban termasuk jamban
sehat. Jumlah KK yang telah memiliki tempat sampah : 41.190 ( 82,8 % ) dan
yang sehat sebanyak 35.359 (85,8%). Jumlah rumah yang telah memiliki sarana
pengelolaan air limbah : 41.838 ( 84,1 % ) dan yang tergolong sehat 35.714
(85,4%).
o. Pada tahun 2011, berdasarkan hasil pemeriksaan, sarana pelayanan kesehatan
berjumlah 189 buah, dan dilakukan pembinaan pada seluruh sarana tersebut
(100%). Untuk institusi pendidikan berjumlah 463 buah dan 99% (459) dibina.
Sarana Ibadah berjumlah 531 buah dan 97,7 % (519) dilakukan pembinaan. Dari
sejumlah 194 sarana perkantoran, 96,9% (188). Adapun untuk instalasi
pengolahan air minum, dari 53 yang ada, 48 diantaranya (90,6%) dibina. Sarana
lainnya yaitu sebanyak 49, sebesar 91,8% (45) dibina. Total jumlah sarana yang
ada sebanyak 1.479 sarana dan yang dibina sebanyak 1448 sarana (97,9%).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas yaitu :
Berdasarkan jenis analisa sistemterdapat 3 komponen utama penyusun sistemDinas
Kesehatan Kabupaten Sinjai yaitu
1. Komponen input termasuk man yakni ketersediaan petugas medis/paramedis dan
non medis/paramedis, money yaitu sumber-sumber pembiayaan kesehatan,
metode yaitu prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat, markets atau sasaran
pelayanan kesehatan, machine yaitu perlengkapan dan peralatan kesehatan yang
menunjang pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Komponen Prosestermasukproses kinerja petugas medis/paramedis dan non
medis/paramedis, proses penggunaan bahan dan obat serta penyediaan lainnya,
proses penggunaan prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat, proses
pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat, proses
pendapatan dan pengeluaran penganggaran.
3. Komponen Output termasuk cakupan anpelayan kesehatan pada ibu hamil, bayi
dan balita, anak usia sekolah, usila, pelayanan air bersih, pembinaan kesehatan dll

B. Saran
Model dasar sistem adalahinput, proses, output adalah cocok bagi kasus sistem
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu pengetahuan sistem dan pendekatan sistem
dasar untuk mempelajari sistem informasi kesehatanadalah mutlak perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Ardini, R.F. dan Hendriani, W. 2012. Proses Berhenti Merokok secara Mandiri pada Mantan
Pecandu Rokok dalam Usia Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan Universitas Airlangga Vol. 1 No. 02, Juni 2012.
Aritonang, M.E.R. 1997. Fenomena Wanita Merokok. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Merokok Membahayakan Kesehatan dan Merugikan
Perekonomian Masyarakat. http://www.depkes.go.id/article/view/2078/merokok-
membahayakan-kesehatan-dan-merugikan-perekonomian-masyarakat.html. Diakses
pada tanggal 15 Oktober 2014.
Djauzi, S. 2009. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Scheiding, R.A. 2009. The Relationship between Smoking Cessation and Self-Efficacy.
https://etd.ohiolink.edu/!etd.send_file?accession=marietta1260369637&disposition=inl
ine Diakses pada tanggal 16 Oktober 2014.
Wismanto, Y. B., Sarwo, Y. B. 2010. Konsistensi Niat dan Perilaku Berhenti Merokok pada
Karyawan Sekretariat Daerah Kabupaten / Kotamadya di Jawa Tengah. Anima:
Indonesian Psychological Journal. Vol. 25, No. 2, January 2010, 25 (2). pp. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai