Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
praktisi pendidikan akan selalu berhadapan dengan pertanyaan pertanyaan besar yang
sesuatu yang penting sehingga dianggap harus selalu ada. Jenis pendidikan seperti
apa dan mengapa model pendidikan tertentu harus dilaksanakan agar bisa selalu
mengubah manusia menjadi baik. "Untuk mengubah manusia menjadi baik tentunya
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
1
2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah penerapan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan Di
SMA Kota Banda Aceh?
2. Bagaimanakah kurikulum berbasis lingkungan di SMA Kota Banda Aceh?
3. Adakah kegiatan yang berbasif partisipatif di SMA Kota Banda Aceh?
4. Bagaimanakah pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah di SMA
Kota Banda Aceh?
3
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar masalah dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisis penerapan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
di SMA Kota Banda Aceh
2. Menganalisis kurikulum berbasis lingkungan di SMA Kota Banda Aceh
3. Mengetahui kegiatan yang berbasif partisipatif di SMA Kota Banda Aceh
4. Mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah di SMA
Kota Banda Aceh
E. Kajian Teoritis
1. Implementasi Kebijakan
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan
pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004, Hlm 39). Fungsi implementasi
adalah membentuk suatu upaya yang memungkinkan tujuan-tujuan atau sasaran
kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah.
Implementasi sebenarnya menyangkut kreativitas dari pelaksana kebijakan untuk
merancang dan menemukan alat-alat khusus untuk mencapai tujuan. Hal ini karena
kebijakan negara pada umumnya masih berupa pernyataan-pernyataan umum tentang
tujuan, sasaran, dan berbagai macam sarana yang masih harus dijabarkan ke dalam
program-program yang lebih rasional yang selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam
proyek-proyek.
Implementasi kebijakan bisa didefinisikan juga sebagai cara yang dilaksanakan
agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Untuk mengimplementasikan
kebijakan ada dua pilihan langkah yang memungkinkan, yaitu langsung
mengimplementasikan dalam bentuk program-program, atau dapat melalui kebijakan
turunan (derivat) dari kebijakan publik tersebut (Syafaruddin 2002, hlm 26).
Selanjutnya di dalam proses implementasi, birokrasi pemerintah
menginterpretasikan kebijakan menjadi program, jadi program dapat dipandang
sebagai kebijakan birokrasi, karena dirumuskan oleh birokrasi yang otomatis
membawa kepentingan para birokrat. Selanjutnya kebijakan birokrat ini menjadi
kebijakan politis yang lebih operasional dan siap dilaksanakan. Untuk membuat
4
kebijakan politis lebih operasional lagi agar para pelaksana di lapangan bisa
bertindak program dirumuskan sebagai proyek. Sementara Wibowo (2004, hlm 97)
mengatakan Setiap program yang diturunkan dari sebuah kebijakan mempunyai
beberapa tujuan, dan setiap tujuan dapat dicapai dengan beberapa kegiatan.
Implementasi sebuah kebijakan dapat terkomunikasikan dengan baik dari
pelaksana atau komunikator ke kelompok sasaran atau komunikan apabila
komunikasi berjalan secara efektif. Komunikasi yang efektif dari para pelaksana
program ke komunikan atau antara komunikator yang satu dengan lainnya dapat
meningkatkan kompetensi mereka dalam pelaksanaan sebuah kebijakan.
a. Program Kebijakan
Program Kebijakan menurut Arikunto (2012, hlm 135) jika dikaitkan dengan
implementasi dari sebuah kebijakan adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Menurut Suwitri (2011, hlm 295) pengertian program adalah cara yang disahkan
untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu
seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:
1) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau
sebagai pelaku program.
2) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga
diidentifikasikan melalui anggaran.
3) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui
oleh publik.
Program juga harus disusun dengan jelas dan jika tetap masih bersifat umum
program harus diterjemahkan secara lebih operasional menjadi proyek. Menurut
Suwitri (2011, hlm 296) Kejelasan program diperlukan untuk memeriksa dan
mengevaluasi tindakan administrasi yang dilakukan birokrasi guna mentransformasi
kebijakan menjadi kegiatan nyata.
2. Sekolah Adiwiyata
Sekolah Adiwiyata adalah salah satu program yang bertujuan terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan
5
hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam
kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak
lingkungan yang negatif (Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No. 02 Tahun
2009).
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2012, hlm 04) adiwiyata mempunyai
pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal. Di mana dapat diperoleh
segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan warga
sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan. Pelaksanaan program adiwiyata juga diletakkan pada
dua prinsip dasar:
a. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggung
jawab dan peran.
b. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara komprehensif.
Pelaksanaan program sekolah adiwiyata merupakan amanah Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan
tindak lanjut dari kesepakatan Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri
Pendidikan Nasional No.03/MenLH/02/2010, No.01/II/KB/2010 Tanggal 1 Februari
2010 tentang pendidikan lingkungan hidup melalui program adiwiyata.
Dengan melaksanakan kebijakan pendidikan lingkungan hidup melalui program
Adiwiyata ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh yaitu:
a. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan
penggunaan berbagai sumber daya
b. Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi
berbagai sumber daya dan energi
c. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi
semua warga sekolah
d. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.
e. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif
dimasa yang akan datang
6
Hidup (2012, hlm 4) Indikator pertama mengandung enam kriteria yang harus
dipenuhi yaitu pengembangan visi misi yang tertuang dalam dokumen kurikulum
rencana program dan kegiatan sekolah dan diketahui oleh semua warga sekolah.
pendidikan lingkungan hidup yang tertuang dalam dokumen kurikulum, selain itu
adalah:
sekurang-kurangnya 50% dari jumlah total tenaga pendidik dan non kependidikan,
baik atas inisiatif sekolah maupun pihak lain selama empat tahun. Peningkatan
kapasitas SDM juga bisa dilakukan melalui kegiatan studi banding, training dan
pendidik dan non kependidikan, baik atas inisiatif sekolah maupun pihak lain selama
merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan serta manusia ke
penggunaan air, listrik, alat tulis kantor, dan plastik, termasuk petunjuk teknis dan
pelaksanaannya yang didukung oleh komite dan melibatkan seluruh warga sekolah,
serta adanya kegiatan monitoring secara rutin. Kriteria yang kelima adalah adanya
kebijakan, peraturan dan/atau tata tertib sekolah yang mengatur kebersihan dan
kelas, dan kawasan sekolah yang berwawasan lingkungan melalui ketersediaan ruang
terbuka hijau. Di samping itu peraturan atau tata tertib tersebut harus disosialisasikan
8
melaui rapat, upacara, seminar, serta penyebaran leaflet, spanduk, dan booklet
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengembangan materi ajar,
hasil karya warga sekolah, penjualan hasil tanaman langka yang dipelihara sekolah,
atau penggalangan dana yang berasal dari kerjasama dengan sponsor yang peduli
lingkungan.
menjadi sebuah gambaran tentang keadaan pengetahuan dan sikap dari siswa untuk
selanjutnya jika dilihat dari sudut kognitif berarti pengembangan pengertian tentang
biosfer, tentang bumi dan isinya yang didiami oleh makhluk hidup. Kekurangan
12
pengaruh adanya asas keterbukaan dan pentingnya peran serta mereka dalam
No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab III Pasal 5, Setiap
orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pasal
yang tertuang pada Pasal 5 ayat 3 Hak dan kewajiban untuk berperan dalam rangka
tahun 2010 pada jalur formal sudah dimulai sejak tahun 1975 oleh Institut Ilmu
Pendidikan (IKIP) Jakarta. Pada tahun 1977/1978 rintisan Garis-garis Besar Program
Sampai tahun 2010, jumlah Pusat Studi Lingkungan yang menjadi Anggota Badan
Koordinasi Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 101 Pusat
Studi Lingkungan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
14
Penelitian ini akan dilaksanakan pada seluruh SMA di Kota Banda Aceh yang
telah menerapkan kebijakan sekolah adiwiyata. Adapun sekolah yang telah
menerapkan adiwiyata di Kota Banda Aceh adalah sebagai Berikut:
a. SMAN 1 Banda Aceh
b. SMAN 2 Banda Aceh
c. SMAN 3 Banda Aceh
d. SMAN 4 Banda Aceh
e. MAN Model Banda Aceh
f. MAN 2 Banda Aceh
g. SMTI Banda Aceh
c. Studi Dokumentasi
Bungin (2010, hlm 121) Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menulusuri data historis yang
berbentuk surat, catatan harian, laporan dan lain sebagainya. Creswell (2010, hlm
16
270) dokumen ini bias berupa dokumen publik (seperti Koran, makalah, dan laporan
kantor) ataupun dokumen privat (seperti buku harian, diary, surat dan email).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
catatan dokumen. Fungsinya sebagai pendukung dan pelengkap dari data primer
yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Data dari dokumen
akan digunakan sebagai data sekunder dan data pendukung setelah observasi dan
wawancara. Adapun catatan dokumen yang akan dipelajari yaitu:
a. Laporan Evaluasi Program Adiwiyata setiap tahun
b. Piagam Penghargaan Program Adiwiyata
c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Tingkat SMA
d. RKAS
e. Silabus
f. Dokumen pelaksanaan program Adiwiyata SMAN 2 Klaten
g. Laporan kegiatan bertema Lingkungan Hidup
h. Daftar inventaris Sarana dan Prasarana
5. Teknik Analisis Data
Menurut Sarwono (2006, hlm 239), prinsip pokok analisis kualitatif adalah
mengolah dan menganalisis data-data yang sistematik, teratur, terstruktur dan
mempunyai makna. dalam proses analisis data kualitatif, terdapat beberapa
komponen diantaranyanya sebagai berikut:
a. Data reduction (reduksi data), mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya.
b. Data display (penyajian data), penyajian data dalam penelitian kualitatif
berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,flowchart dan
sejenisnya.
c. Conclusion drawing/ verifikasi,kesimpulan dalam penelitia kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Darmadi, Hamid. (2014). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori, Konsep,
Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Suwitri Sri. (2011). Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Zen, M.T. (1982). Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta: PT. Gramedia
Sumber Lain
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 02 Tahun 2009 tentang
Sekolah Adiwiyata.
Undang Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
19