TINJAUAN PUSTAKA
dan secara kolektif dikenal sebagai cincin waldeyer. Cincin ini terdiri dari
jaringan limfoid dari dasar lidah (tonsil lidah), dua tonsil tekak, adenoid,
dan jaringan limfoid pada dinding posterior. Jaringan ini berperan sebagai
pertahanan terhadap infeksi, tetapi tonsil dapat menjadi tempat infeksi akut
atau kronis. 5
kompleks yang terdiri atas sel M (sel membran), makrofag, sel dendrit dan
terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa Ig G. Tonsil
dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan
antigen spesifik.6
4
Tonsil merupakan jaringan kelenjar limfa yang berbentuk oval yang
untuk memperangkap bakteri dan virus yang masuk ke tubuh melalui mulut
tidak selalu mengisi seluruh fossa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya
Secara mikroskopik tonsil terdiri atas tiga komponen yaitu jaringan ikat,
5
Tonsil terdiri atas:
1. Tonsil faringealis atau adenoid, agak menonjol keluar dari atas faring dan
2. Tonsil palatina atau faucial, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk
fossa tonsilaris di kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian
dapat bersifat spesifik atau non spesifik. Apabila patogen menembus lapisan
mengeliminasi antigen.9
3. Tonsil lingual atau tonsil pangkal lidah, epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk.
tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung,
6
Sistem imunitas ada 2 macam yaitu imunitas seluler dan humoral. Imunitas
yang dapat membunuh kuman dan virus. Kuman yang dimakan oleh
imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang
disana serta menyebabkan infeksi tonsil yang kronis dan berulang (Tonsilitis
kronis). Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid
ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat melebihi ukuran
yang normal.10
dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa
yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba
7
Tonsilitis terjadi dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui
ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis Akut yang
8
2.4 Klasifikasi Tonsilitis
1. Tonsilitis Akut
a. Tonsilis viral
disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering adalah virus
rongga mulut akan tampak luka luka kecil pada palatum dan tonsil yang
b. Tonsilitis bakterial
lakunaris.11
2. Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis difteri
berusia kurang dari 10 tahunan frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun.11
9
b. Tonsilitis septik
yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan
3. Tonsilis Kronik
berbahaya tersebut. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibody
10
reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli
morfonuklear.16
Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak
bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut
bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot,
kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada
telinga.16
radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga
ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan
11
2.6 Manifestasi Klinik Tonsilitis
dan kesulitan menelan. Sedangkan menurut Soepardi, tanda dan gejala yang
timbul yaitu nyeri tenggorok, tidak nafsu makan, nyeri menelan kadang-
submandibuler dan nyeri tekan, anoreksia, dan otalgia (nyeri telinga). Bila
laring terkena suara akan menjadi serak. Pada pemeriksaan tampak faring
2) Bau mulut (halitosis) yang disebabkan adanya pus pada kripta tonsil.
3) Sulit menelan dan sengau pada malam hari (bila tonsil membesar dan
12
a. Umur
merupakan penyakit yang sering terjadi pada usia 5-10 tahun dan dewasa
muda usia 15-25 tahun. Dalam suatu penelitian prevalensi karier Group A
tahun, 2,3% usia 15-44 tahun, dan 0,6 % usia 45 tahun keatas.19
b. Jenis Kelamin
diperoleh 657 data penderita Tonsilitis Kronis dan didapatkan pada pria 342
21
(52%) dan wanita 315 (48%). Sebaliknya penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit Pravara di India dari 203 penderita Tonsilitis Kronis, sebanyak
98 (48%) berjenis kelamin pria dan 105 (52%) berjenis kelamin wanita.22
c. Suku
Malaysia adalah suku Bidayuh 38%, Malay 25%, Iban 20%, dan Chinese
14%. 21
13
2.8 Komplikasi Tonsilitis
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada
3. Mastoiditis akut
4. Laringitis
larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa
5. Sinusitis
lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau
ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa.16
6. Rhinitis
dan nasopharynx.16
14
7. Abses parafaring.
servikal.16
8. Abses intratonsilar.
Dijumpai nyeri lokal dan disfagia yang bermakna. Tonsil terlihat membesar
ulserasi dari tonsil. Tonsilolith lebih sering terjadi pada dewasa dan
menambah rasa tidak nyaman lokal atau foreign body sensation. Hal ini
kekuningan diatas tonsil. Sangat sering terjadi tanpa disertai gejala. Dapat
15
2.9 Pemeriksaan Tonsilitis
Menurut brodsky T0: Tonsil terletak pada fosa tonsil, T1: <25%, T2:
atas: 23
T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai jarak pilar anterior
uvula.
T2: batas medial tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai jarak
pilar anterior-uvula.
T3: batas medial tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai jarak
pilar anterior-uvula.
T4: batas medial tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai uvula
atau lebih
3. Bila dilakukan penekanan pada plika anterior dapat keluar pus atau
16
4. Warna kemerahan pada plika anterior bila dibanding dengan mukosa
tonsil.11
perlengketan. Tanda klinis tidak harus ada seluruhnya, minimal ada kripta
dengan adanya hiperemi pada plika anterior, pelebaran kripta tonsil dengan
17
2.10 Pemeriksaan penunjang tonsilitis
a.Mikrobiologi
inadekuat. Gold standard pemeriksaan tonsil adalah kultur dari dalam tonsil.
yang akurat terhadap flora bakteri Tonsilitis Kronis tidak dapat dipercaya
dan juga valid. Kuman terbayak yang ditemukan yaitu Streptokokus beta
b.Histopatologi
adanya Ugras abses dan infitrasi limfosit yang difus. Kombinasi ketiga hal
18
2.11 Penatalaksanaan Tonsilitis
suntikan (intravena)
b. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2
tahun.
c. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3
tahun.
Kontraindikasi Tonsilektomi
kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan
19
b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid
d. Pemberian antipiretik
a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap.
1) Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah
hemoliticus
20
8) Otitis media efusa atau otitis media supuratif
perbaikan dalam waktu yang singkat. Gejala-gejala yang tetap ada dapat
infeksi yang sering terjadi yaitu infeksi pada telinga dan sinus. Pada kasus-
kasus yang jarang, Tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius
dari satu penderita ke orang lain. Tidaklah jarang terjadi seluruh keluarga
atau beberapa anak pada kelas yang sama datang dengan keluhan yang
Tonsilitis atau yang memiliki keluhan sakit menelan. Gelas minuman dan
perkakas rumah tangga untuk makan tidak dipakai bersama dan sebaiknya
kembali. Sikat gigi yang talah lama sebaiknya diganti untuk mencegah
21
sering mencuci tangan mereka untuk mencegah penyebaran infeksi pada
orang lain.19
22