Anda di halaman 1dari 9

BAB V

KONSEP DESAIN

5.1. Tema Desain

5.1.1. Memorable Exotic View

Strategi konsep desain perancangan ini berangkat dari key word


memorable exotic view. Kata ini berasal dari kata Memorable (berkesan),
berbekas, ada kesannya dan Exotic View (panorama eksotis) panorama eksotis
yang berkesan. Dalam konsep ini, desain resort ingin menunjukkan keunikan
lingkungan dan panorama eksotisnya dapat memberikan pengalaman baru yang
berkesan bagi pengunjung. Motivasi resort Uluwatu yang memberikan kesan atau
pengalaman baru tersebut dapat digunakan untuk membentuk identitas serta
karakter resort sehingga sesuai dengan harapan pengunjung.

5.1.2. Karakteristik Bali

1. Hirarki Ruang/Tri Loka atau Tri Angga

Falsafah Tri Hita Kirana atau tiga sumber kebaikan, yang


membentuk setiap elemen di alam semesta menjadi Atma, Prana, Angga
(jiwa, tenaga, jasad), menjadi sumber dari konsep Tri Loka, yang membagi
menjadi tiga tingkatan Bhur Loka, Bhuwah Loka, Shuah Loka, dan Tri
Angga yang membagi menjadi tiga bagian Utama Angga, Madya Angga,
Nista Angga.

Tampilan : Terdiri dari kepala, tangan, dan kaki

Masa Bangunan : Atap Kepala, Dinding Badan, Lantai Kaki

137
Tata Letak : Area Utama diperuntukkan kegiatan yang
suci/berhubungan dengan Sang Hyang Widhi. Area Madya diperuntukkan
kegiatan yang berhubungan dengan manusia. Area Nista diperuntukkan
kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat kotor.

2. Keseimbangan Kosmologi atau Manik Ring Cucupu

Hubungan antara manusia dengan alam yang harmonis tergambarkan


secara arsitektural sebagai wujud penghormatan terhadap Sang Pencipta.

Ruang luar dan ruang dalam terintegrasi secara selaras, dengan pusat
dibiarkan terbuka tak ternaungi sebagai jalan langsung hubungan kepada
Tuhan.

3. Konsep open air

Masa bangunan cenderung terdiri dari unit-unit bangunan terpisah


dengan lahan terbuka sebagai elemen penghubung.

Masa bangunan memiliki kecenderungan menyatu dengan ruang luar


dengan membiarkan dinding-dingding terbuka. Tata letak unit bangunan
diatur dalam jarak-jarak tertentu yang dihubungkan oleh ruang-ruang
terbuka.

Tata letak tiap unit bangunan diatur dalam jarak-jarak tertentu yang
dihubungkan oleh ruang-ruang terbuka.

4. Kejujuran Material

Menampilkan material bangunan dengan semua karakter tekstur, pola,


dan warna secara gamblang.

138
Karakteristik material menjadi estetika tersendiri bagi arsitektur
tradisional Bali yang menampakkan kejujuran, kesederhanaan, apa adanya,
dan keharmonisan terhadap alam.

5.1.3. Arsitektur Modern

Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah


bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan
bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar
tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya
Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam
abad ke 20 ini.
Ruang pada rumah dengan gaya Arsitektur Modern umunya transparan, menerus,
ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi
interior yang tidak masiv.

Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah :


Suatu penolakan terhadap gaya lama
Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah
menentukan hasil dalam suatu bangunan.
Suatu yang menyangkut tentang mesin
Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan.
Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.

Beberapa pendapat tentang arsitektur Modern :


Bentuk mengikuti fungsi ( Form follows function ) yang dicetuskan oleh
pemahat Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis
Sullivan.
Sedikit adalah lebih (Less is more) di umumkan oleh Arsitek Mies van der
Rohe.

139
Sedikit adalah lebih dan lebih adalah terlalu banyak (Less is more only
when more is too much ) yang dikatakan oleh Frank Llyod Wright.
Sedikit itu membosankan (Less is a bore) yang dicetuskan oleh Robert
Venturi, pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya
Internasional yang tidak menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der
Rohe.

5.2. Ide Desain

Resort yang mengambil lokasi dengan lingkungan yang menenangkan,


menciptakan pengalaman yang menarik bagi para tamu, dan menawarkan gaya
modern yang dipadukan dengan tradisional Bali dalam fasilitas-fasilitas yang
ditawarkan. Kekhasan resort ini ditransformasikan menjadi konsep Memorable
Exotic View, sebuah perjalanan menuju tradisi lokal sebagai pengalaman
menarik bagi tamu-tamu hotel dari awal kedatangan.

Konsep ini secara arsitektural diwujudkan dengan menggabungkan konsep


desain Modern dengan arsitektur tradisional Bali. Kombinasi ini akan diwujudkan
dengan halus pada bangunan. Ubin terrazzo bertemu dengan batu kerikil atau batu
kali dan kayu bertemu dengan kaca yang memperlihatkan adanya permainan
material dan sistem konstruksi yang mengkombinasikan tradisional dan modern.
Hal ini akan memberikan pengalaman beraroma tradisional Bali namun tetap
dalan kemasan Modern.

Lokasi resort mengambil lahan di pinggir tebing pantai. Hal ini akan
menjadi potensi lokasi yang dimanfaatkan dalam mewujudkan view yang eksotis.
Penggunaan tangga-tangga dan dinding-dinding berbatu akan dihadirkan pada
setiap unsure spasial hotel, menjadi sebuah pengantar atau transisi yang
memberikan kejutan view lembah yang menarik pada bagian akhir.

5.2.1. Unsur Spasial


140
Guest Room

Resort ini direncanakan memiliki 52 kamar dan 8 villa sebagai guest room.
Kesemua unit memiliki vista kearah pemandangan laut dari atas tebing yang
menarik. 52 unit kamar yang tersedia dibagi menjadi beberapa blok yang disusun
seperti perkampungan dengan dilengkapi jalan setapak sebagai area sirkulasi.
Setiap blok terdiri dari 4 unit kamar yang disusun bertingkat, 2 unit kamar di
bawah dan 2 unit kamar di atas. Unit-unit kamar dibawah dinamakan Deluxe
Room dan yang unit-unit yang menempati lantai atas dinamakan Superior Room.

Sedangkan 8 villa juga terbagi menjadi dua kategori area penempatan. 4


villa (Pool Villa) berada di area tengah keseluruhan masterplan resort dengan area
lahan lebih luas, sedangkan keempat villa lainnya (Valley Villa) berada di tepi
tebing dengan vista menghadap laut.

Tiap-tiap kategori unit memiliki fasilitas yang berbeda-beda.

a. Deluxe Room

b. Superior Room

c. Valley Villa

d. Pool Villa

Unit-unit yang ada di desain tetap dengan konsep memorable exotic view,
perpaduan modern dengan tradisional Bali. Permainan material kayu, batu, kaca
tetap menjadi pilihan utama dalam mewujudkan konsep. Unsur tradisional
terdapat pada bagian atap yang menggunakan material dan sistem konstruksi
tradisional Bali. Unit juga semaksimal mungkin didesain terbuka untuk
mendapatkan vista alam setempat yang juga maksimal.

Public Space

141
Area guest arrival and registration terintegrasi dengan lobby lounge
dengan konsep open-air yang memberikan kesempatan bagi tamu yang dating
langsung merasakan kesan alami sebagai kesan pertama. Latar pepohonan dan
kicauan burung hutan lereng sekitar akan terasa jelas dari lobby lounge. Kesan
tradisional juga diperlihatkan dari pemakaian material seperti terrazzo tile pada
lantainya, batang pohon kelapa pada tiang-tiang kolomnya, dan atap alang-alang
khas Bali. Tapi kesan modern tetap ditampilkan dengan desain furniture yang
minimalis memakai warna-warna alam, warna-warna kecokelatan, menyesuaikan
konsep.

Pada area lobby, tamu bisa menemukan area food and beverages dengan
tiang-tiang kolom batang pohon kelapa dan atap ilalang khas tradisional Bali.
Area ini terbuka dengan menampilkan vista pemandangan laut dan swimming
pool spot unggulan resort ini.

5.3. Hasil Konsep Desain

Pada bagian lanskap yang difokuskan adalah pada bagian area publik yang
intensitas penggunaannya setiap harinya. Lanskap ini akan menjadi bagian yang
yang sangat luar biasa dan dramatik. Dengan proses pembangunan konsep ini
akan mengubah semua keadaannya, namun desain yang tawarkan tetap akan
melihat keunikan topograpi dan karakter dari tapak, bagian utamanya adalah
pemandangan yang mengarah ke laut, vegetasi yang sesuai, dan batu karang yang
unik dan menarik.
Konsep yang dituangkan pada Resort ini yaitu menciptakan sebuah resort
yang menyatu dengan alam dan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya yang
ada. Konsep dibagi menjadi tiga bagian yaitu konsep ruang, konsep sirkulasi, dan
konsep vegetasi. Konsep ruang yang dimaksud disini adalah konsep lanskap yang
dibagi menjadi beberapa ruang, pada pengembagannya, konsep ruang dibagi
menjadi lima ruang yaitu area masuk (Entrance area), area lembah (Valley floor),
area sungai (River Area), dan area hutan (Forest Area).
142
Konsep sirkulasi pada tapak dibedakan menjadi dua, yaitu sirkulasi primer
dan sekunder. Selain itu terdapat jalur akses masuk ke dalam tapak yang dibuat
dua jalur kendaraan menuju jalan raya utama. Sedangkan untuk konsep vegetasi,
berupa konsep indigenous (tanaman asli asia) yang akan dibedakan menjadi
pohon eksisting, pohon peneduh, pohon estetika, tanaman pantai, dan semak.
Desain Resort ini tidak melepaskan nilai-nilai budaya yang sangat lekat
bagi masyarakat Bali. Hal ini dituangkan pada bentuk atap dari gedung reception,
restoran, dan spa dengan bentukan atap tradisional Bali yang menggunakan bahan
ijuk. Sedangkan untuk bangunan resortnya sendiri yang mencirikan nilai budaya
Bali adalah dari penggunaan warna pada bagian interior bangunan tersebut.
Dalam interior Design terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Deluxe Room dan superior room, menggunakan warna dan material alami yang
menjadi cirri khas bali seperti warna merah yang dominan di setiap hasil kerajinan
budaya Bali salah satunya pada kain Bali, warna dari batuan yang ada di kuil.
2. Valley villa, menggunakan dominan warna biru yang menggambarkan
keindahan laut Bali, karena Bali memiliki garis pantai yang panjang dan pantai
yang indah. Material yang digunakan berupa batuanbatuan alami yang ada di Bali.
3. Pool villa, menggunakan dominan warna hijau yang menggambarkan hamparan
sawah Bali yang masih banyak dijumpai disepanjang jalan, salah satunya
hamparan sawah yang berada di Ubud.
Nilai budaya Bali juga diaplikasikan pada penggunaan vegetasinya, yaitu
dengan banyak menggunakan tanaman berbunga salah satunya adalah Plumeria
rubra karena masyarakat Bali tidak lepas dari penggunaan bunga-bunga untuk
peribadatannya. Oleh karena itu penggunaan tanaman berbunga menjadi salah
satu aplikasi desain berdasarkan nilai budaya Bali.
Material yang digunakan diusahakan dapat menyatu dengan alam, yang
dimaksudkan disini adalah dalam pemilihan material yaitu yang menggunakan
batuan-batuan alami yang ada di Bali dan yang ada ditapak salah satunya adalah
penggunaan batu kapur pada dinding pembatas, batu kapur sebagai paving atau
menggunakan batu cobbles sebagai paving. Selain itu dalam pemilihan warna juga

143
diperhatikan dengan cara memilih warna-warna yang ada di alam seperti warna
hitam, putih, cokelat, hijau, merah, biru, dan lain-lainya.

5.4. Site Plan


Konsep Ruang
Area masuk (Entrance area)
Pada bagian ini, desain yang dihadirkan menawarkan pengalaman dan
kesan pertama saat memasuki resort. Pada area ini terdiri dari jalur kendaraan,
area parkir kendaraan dan area kedatangan (welcome area) berupa gedung
reception, termasuk pula pemandangan pertama yang mengarah ke laut dari teras
bagian selatan pada gedung reception.
Pengunjung akan merasakan kesan pertama yang ditangkap dari Resort ini,
namun tetap akan mendapatkan kejutan lebih lagi dari villa mereka. Jalur
kendaraan dari jalur utama merupakan jalur dua arah dengan deretan vegetasi
yang cukup rimbun, sehingga pada jalur ini para pengemudi akan merasa nyaman
dan dapat lebih santai dan menikmati pemandangan yang ditawarkan pada sisi-sisi
jalan. Memasuki area kedatangan (welcome area), jalur yang ditawarkan berupa
jalur yang melingkar sehingga dapat memudahkan dalam penerimaan para
pengunjung.
Pada gedung reception selain sebagai tempat pemesanan villa, terdapat
pula buggy car center dimana para pengunjung akan dihantarkan ke villa yang
dituju dengan menggunakan buggy car namun dapat ditempuh juga dengan
berjalan kaki. Saat keluar dari gedung reception diharapkan para pengunjung akan
mendapatkan pemandangan yang mengarah ke laut. Kemiringan lahan dan level
yang digunakan tetap memperhatikan keamanan dari para pengguna dan
kemampuan buggy car.

Area Hutan (Forest Area)


Area hutan terdapat pada daerah sebelah barat dan timur tapak yang
berdekatan dengan batas tapak. Konsep yang dituangkan pada area ini adalah
sebagai pembatas atau barier antara bagian tapak dengan lahan sekitarnya
144
sehingga timbul suatu kesatuan antara kondisi diluar tapak yang dipenuhi oleh
vegetasi dengan dinding batas tapak yang digunakan adalah dinding dari batu
kapur sehingga dapat terlihat lebih menyatu dengan kondisi sekitar tanpa merasa
dibatasi dengan bangunan pembatas.

145

Anda mungkin juga menyukai