Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu
negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut
memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh
banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat di
suatu negara tersebut. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur
penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan
yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan
efisiensi kerja dan belajar.
Kesehatan lingkungan adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan didefinisi-kan oleh
World Health Organization sebagai: aspek-aspek kesehatan manusia dan
penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam lingkungan. Hal ini juga
mencakup pada teori dan praktek dalam menilai dan mengendalikan faktor-
faktor dalam lingkungan yang dapat berpotensi mempengaruhi kesehatan.
Kesehatan lingkungan mencakup efek patologis langsung bahan kimia,
radiasi dan beberapa agen biologis, dan dampak (sering tidak langsung) di
bidang kesehatan dan kesejahteraan fisik yang luas, psikologis, sosial dan
estetika lingkungan termasuk perumahan, pembangunan perkotaan,
penggunaan lahan dan transportasi. (Pirenaningtyas, 2007). Kontribusi
lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat. (Pirenaningtyas, 2007).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar-dasar Kesehatan Lingkungan?
2. Apa definisi dari Kesesehatan Lingkungan?
3. Bagaimana sejarah dari Kesehatan Lingkungan?
4. Apa saja perkembangan Kesehatan Lingkungan di Indonesia?
5. Apa saja ruang lingkup dari Kesehatan Lingkungan ?
6. Apa hubungan epidemiologi dengan Kesehatan Lingkungan?
7. Bagaimana usaha Kesehatan Lingkungan itu dilaksanakan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari dasar-dasar Kesehatan Lingkungan.
2. Mengetahui definisi dari Kesesehatan Lingkungan.
3. Mengetahui sejarah dari Kesehatan Lingkungan.
4. Mengetahui perkembangan Kesehatan Lingkungan di Indonesia.
5. Mengetahui apa saja ruang lingkup yang ada di Kesehatan
Lingkungan.
6. Mengetahui hubungan epidemiologi dengan kesehatan lingkungan.
7. Mengetahui usaha-usaha yang bisa dilakukan berkaitan dengan
Kesehatan Lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN


Ilmu kesehatan lingkungan adalah salah satu cabang ilmu kesehatan
masyarakat yang memberikan perhatian terhadap segala macam bentuk
kehidupan, bahan-bahan dan kondisi di sekitar manusia yang memiliki potensi
untuk menimbulkan gangguan yang bisa mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan serta melakukan analisis dan mencari upaya-upaya alternative
pemecahan masalah. (Nilna, 2008)
Menurut Achmadi dalam Kunnoputranto (2002), kesehatan
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif
antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan
komponen lingkungan hidup, seperti berbagai spesies kehidupan, bahan, zat,
atau kekuatan di sekitar manusia, yang menimbulkan ancaman, atau
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari
upaya-upaya pencegahannya. Sesungguhnya, prevalensi penyakit itu
disebabkan oleh faktor lingkungan antara lain geografi dan status ekonomi.
Penyakit di lingkungan negara berkembang melingkupi kanker paru-paru dan
kanker kulit yang disebabkan oleh radiasi sinar matahari dan reaksi alergi.
Status sosial ekonomi juga menentukan. Seseorang yang berkecukupan
biasanya kesehatan lingkungannya baik. Sedangkan penduduk miskin
umumnya memiliki tingkat kesehatan buruk karena kebanyakan mereka
tinggal di lingkungan tercemar.
Agen toksik secara tak langsung memperngaruhi kesehatan manusia
dengan cara merusak stabilitas ekosistem lewat penebangan hutan,
pembuangan air limbah ke sungai, danau, laut, dan lain-lain. Banjir dapat
menurunkan produktivitas hasil pertanian dan sebagian besar harta manusia
hilang. Banjir juga dapat merusak saluran pembuangan air limbah. Banjir juga

3
menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit menular. Dan perusakan hutan
dapat meningkatkan penyakit malaria.
Ada sebuah paradigma kesehatan lingkungan yang terdiri dari 4
simpul, yaitu : (Nilna, 2008)
- Simpul 1 : Berhubungan dengan sumber perubahan (pembangunan,
alam).
- Simpul 2 : Berhubungan dengan wahana transisi penyakit (udara,
tanah, air, makanan, manusia, binatang).
- Simpul 3 : Berhubungan dengan masyarakat (jenis kelamin, budaya,
perilaku, gizi, Hb).
- Simpul 4 : Berhubungan dengan sakit dan tidak sakit.

B. DEFINISI KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Menurut WHO (World Health Organization)
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia. (Kesehatan Lingkungan, 2011)
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. (Kesehatan Lingkungan, 2011)
3. Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan
interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakatdengan segala
macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti berbagai spesies
kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang
menimbulkan ancaman atau berpotensi menimbulkan ganggua terhadap
kesehatan masyarakat serta mencari upaya-upaya pencegahannya.
(Kesehatan Lingkungan, 2011)

4
4. Menurut dr. Azrul Azwar, MPH
Ilmu Kesehatan lingkungan merupakan bagian ilmu dari kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan perhatiannya pada perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan
penialaian dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang
diperkirakan ada hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik,
kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa
sehingga derajat kesehatan dapat lebih ditingkatkan. (Kesehatan
Lingkungan, 2011)
5. Menurut Slamet Riyadi
Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari ilmu kesehatan
masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia
dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan
membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat
yang optimal. (Kesehatan Lingkungan, 2011)
6. Menurut H.J. Mukono
Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan. (Kesehatan
Lingkungan, 2011)

C. SEJARAH KESEHATAN LINGKUNGAN


Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan
utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran
lingkungan akibat perkembangan teknologi dan pembangunan juga
mempengaruhi ragam dan kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi dasar,
pembuangan limbah rumah tangga, sampah domestik, dan penyediaan air
bersih, bergeser ke berbagai pencemaran partikel debu, bahan dan buangan
kimia, sampai radiasi dan gelombang elektro magnetic. (FKM UI)

5
Pemanasan Global atau global warming merupakan penyebab emisi
karbon, gas-gas rumah kaca dan bahan pencemar lainnya, yang pada
gilirannya mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas lingkungan serta
mempengaruhi kesehatan dan kesinambungan kehidupan manusia (Diseases
accurrences bounded to ecosystem and culture).
Posisi geografis Indonesia berada di persimpangan jalan lalu lintas
barang, jasa, teknologi dan manusia dari seluruh dunia yang semakin
meningkat memiliki potensi risiko kesehatan lingkungan yang harus di
antisipasi. Globalisasi yang ditandai dengan peningkatan dinamika lalu lintas
barang, jasa dan pergerakan manusia akan mempengaruhi globalisasi
penularan dan penyebaran penyakit dan new emerging infectious disease
(misalnya: SARS, Avian influenza, Legionnaire disease, serta potensi risiko
kesehatan lingkungan lainnya). Masalah perubahan lingkungan lokal seperti
pemukiman, urbanisasi, kepadatan hunian, perkembang biakan vektor,
binatang peliharaan, life style, perhotelan, pariwisata, transportasi, kecelakaan
lalu lintas, industri, kehidupan modern, dan lain sebagainya juga berimplikasi
terhadap kesehatan. Dilain pihak Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000
pulau, sebagian terpencil, pulau pulau kecil, memiliki permasalahan kesehatan
lingkungan tersendiri. (FKM UI)
Berbagai dinamika perubahan serta kondisi lingkungan baik lokal
maupun global perlu di antisipasi dengan pengembangan ilmu serta
aplikasinya oleh dunia pendidikan. Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari
hubungan interaktif antara komponen lingkungan yang memiliki potensi
bahaya kesehatan masyarakat dengan segala atributnya, dan mengidentifikasi,
mengukur, menganalisa serta mencari upaya pengendalian dan pencegahan
terjadinya gangguan kesehatan.
Penerapan ilmu kesehatan lingkungan akan memberikan daya ungkit
yang besar dan signifikan dalam konteks pembangunan nasional dan global
yang telah disepakati internasional dalam Millenium Development Goals
(MDGs), karena dari delapan indikator pencapaian MDGs, kesehatan

6
lingkungan berperan besar dalam pencapaian 6 indikatornya, yaitu:
kemiskinan, angka kematian bayi, angka kematian kasar, angka kematian ibu,
malaria dan TBC, dan sanitasi dasar. (FKM UI)
Berikut merupakan peristiwa (time line) yang berhubungan atau
dihubungkan dengan kesehatan lingkungan, di luar negeri maupun di dalam
negeri (Sugeng, 2010) :
Secara umum (di Dunia)
a. Tahun 3000 sm (Minoa & Kreta) dan 1500 sm (Mesir & Yahudi) : telah
ada pembuangan air limbah, pengaturan air minum, WC umum.
b. Zaman Romawi Kuno : ada semacam IMB, pencatatan hewan piaraan.
c. Abad I VII : mulai memperhatikan lingkungan dalam mengatasi
epidemi/endemi penyakit.
d. Abad XVII : beberapa negara di Eropa membuat UU Sanitary Legeslation
serta penerapan militery hygiene.
e. Abad XVII : Pada masa ini telah diterapkan lapangan hygiene dan social
medicine. Terjadi gerakan secara besar-besaran bidang kesehatan
masyarakat di Inggris yangdisebut Public hygiene.
f. Di Perancis lahir sebuah dewan yang bernama : Council of Publick
Hygiene (UU1789 1791).
g. Perhatian masyarakat yang luar biasa terhadap kasus-kasus pencemaran
lingkunganal. smog di Inggris (1952), Minamata, Jepang (1973), dll.
h. 4 Desember 2006, PBB menetapkan Tahun Sanitasi Internasional 2008.

Khusus (di Indonesia)


a. 1916. Di Bandung telah dibangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) yang kemudian dikembangkan melalui Proyek BUDP (Bandung
Urban Development Project).
b. 1920. Di Kota Cirebon pemerintah kolonial Belanda telah membangun
IPAL padatahun 1920 untuk melayani daerah komersial, kemudian pada
tahun 1978dilanjutkan pembangunan IPAL untuk melayani daerah Perumnas, dan

7
pada tahun1996 dengan bantuan Pemerintah Swiss dibangun pula IPAL
yang baru.
c. 1924. Dinas Higiene dibentuk oleh pemerintah Belanda. Kegiatan
berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten dengan cara
mendorong rakyat untuk membuat kakus / jamban sederhana.
d. 1933 di Banyumas dibentuk organisasi higiene tersendiri dengan nama
Percontohan Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto (Demonstratie
Regentschaps Gezondheid Dienst (DRGD)). Dinas ini terpisah dari Dinas
Kuratif yang telah ada sebelumnya.Kegiatan utamanya adalah
pemberantasan cacing tambang yang menekankan anjuran pembangunan
jamban dan perbaikan pelayanan air minum (Bodemen
water verontriniging). Proyek ini mendapat bantuan dari Rockoveller
foundation dengan Professor Hedrick sebagai menegernya.
e. Tahun 1950an Berdiri institusi pendidikan dibawah Departemen
Kesehatan RI yang bernama Pendidikan Kontrolir Kesehatan di Jakarta
dan Surabaya. Institusi ini mengajarkan materi tentang sanitasi dan
kesehatan lingkungan. Lulusannya langsung diangkat menjadi PNS yang
bertugas mengurusi masalah sanitasi/kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular dan penyuluhan kesehatan.
f. 1955 Percontohan Usaha Hygiene dan Pendidikan Kesehatan Rakyat
(PUH / PKR) menjadi bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
sebagai embrio Seksi Kesehatan Lingkungan.
g. 1968 : Program Kesehatan Lingkungan masuk dalam upaya pelayanan
PUSKESMAS
h. 1999 Visi Indonesia Sehat 2010 dicanangkan dan ditandatangani Presiden
BJ Habibie. Visi Indonesia sehat 2010 secara umum berisi keinginan agar
masyarakat Indonesia berperilaku hidup bersih dan sehat, berada di
lingkungan yang sehat dan memperoleh pelayanan kesehatan yang adil
dan merata.

8
D. PERKEMBANGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
Usaha kesehatan lingkungan di Indonesia telah mulai dirintis sejak
tahun 1882, yakni ketika pada tahun tersebut berhasil disusun undang-undang
tentang hygiene. Dalam undang-undang ini ditegaskan bahwa tanggung jawab
Pemerintah (Hindia Belanda) atas kesehatan penduduk. Namun banyak
program-program kesehatan lingkungan yang lebih banyak ditujukuan untuk
kepentingan bangsa Belanda sendiri, bukan untuk kepentingan masyarakat
banyak. (Sasud, 2009)
Pada tahun 1924, atas undangan Pemerintah Hindia Belanda dan
disponsori oleh Rockefeller Foundation, datanglah ke Indonesia seorang
konsultan bangsa Amerika yang bernama J.L. Hydrick. Olehnya kemudian
dirintis berbagai usaha kesehatan masyarakat terutama masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah pedesaan. Program hydrick ini kemudian dikenal
dengan nam rural hygiene work, dengan mengutamakan pendekatan berupa
pendidikan dan penerangan kesehatan kepada masyarakat. Hydrick tinggal di
Indonesia hanya sampai tahun 1939, sehingga program yang telah dirintisnya
diberbagai tempat di Indonesia seperti di Banyuwangi dan Kebumen, tidak
dapatditeruskan.
Setelah Indonesia merdeka khususnya setelah tahun 1956, usaha
kesehatan lingkungan digalakan kembali. Demikianlah untuk daerah pedesaan
mislanya diperkenalkan konsep integrasi antara usaha kesehatan lingkungan
dengan usaha pengobatan. Untuk ini sebuah model didirikan di daerah Bekasi
yang fungsinya sekaligus sebagai pusat pendidikan petugas-petugas kesehatan
yang didatangkan dari seluruh Indonesia. Untuk daerah perkotaan, usaha
kesehatan lingkungan dipelopori oleh Prof. Mochtar dengan melaksanakan
beberap proyek di daerah Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1956-1959, di
daerah Pasar Minggu didirikan sebuah proyek kesehatan lingkungan, untuk
mendapatkan gambaran lengkap pelaksanaan kesehatan lingkungan yang
sepatutnya diterapkan di Indonesia.

9
Pada tahun 1959 itu pula, discanangkan program pembasmian
penyakit malaria, sebagai titik tolak program kesehata lingkungan yang
dilaksankan secara nasional di tanah air. Hari dicanangkannya program
pembasmian penyakit malaria ini ialah tanggal 12 November, yang hingga
saat ini ditetapkan sebahai hari Kesehatan Nasional di Indonesia.
Selnjutnya ketika konsep PUSKESMAS pada tahun 1968 diperkenalkan,
usaha kesehatan lingkungan yang sebelumnya dilaksanakan oleh petugas-
petugas kesling secara terpisah, kini digabungkan kedalam beban tugas
Puskesmas, yang dijadikan salah satu peogram yang harus dijalankan oleh
Puskesmas. (Sasud, 2009)
Untuk lebih mensukseskan program kesehatan lingkungan ini, sejak
tahun 1974 pemerintah menyusun suatu program khusus yang dikenal dengn
nama INPRES Kesehatan No. 5 tahun 1974. Salahsatu aktivitas didalamnya
ialah tentang sarana air minum sirt jamban kemuarga ( SAMIJAGA). Program
ini dilaksanakan dengan tujuan merangsang penduduk agar menyediakan
sumber air minum serta pembuangan tinja yang sehat. Semua program ini
dimaksudkan agar kesehatan lingkungan masyarakat dapat terpelihara.

E. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN


Ruang lingkup kesehatan menurut WHO :

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan / pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Hygiene makanan
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja

10
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan tindakan sanitasi yang behubungan dengan epidemi (wabah),
bencana alam
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut pasal 22 ayat (3) UU no 23


tahun 1992

1. Penyehatan air dan udara


2. Pengamanan limbah padat dan sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vector penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana

F. HUBUNGAN EPIDEMIOLOGI DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Pada tahun 1832, terjadi wabah penyakit kolera yang dahsyat di
Inggris dan membawa banyak korban jiwa manusia, John Snow (1854)
melakukan penelitian epidemiologik terhadap wabah kolera yang terjadi di
Broad Street, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera
yang terjadi di Inggris pada saat itu disebabkan oleh sumber air bersih yang
dikonsumsi oleh masyarakat tercemar dengan bakteri Vibro-kolera. Mulai
sejak itu, konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup
eksternal manusia yang mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan

11
berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang disebut sebagai Ilmu Kesehatan
Lingkungan atau Environmental Health.
1. Pengertian Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
a. Ilmu yang menganalisa dan mengukur efek-efek kesehatan dari faktor-
faktorlingkungan dan menilai keefektifan strategi-strategi pengawasan
(WHO, 1989).
b. Ilmu dan seni yang mempelajari dan menilai (mengukur dan analisis)
kejadian penyakit atau ganggguan kesehatan dan potensi bahaya faktor
penyebab (bahan, kekuatan, kondisi) akibat perubahan keseimbangan
lingkungan serta menilai upaya-upaya pengendaliannya (Pentaloka
Epidemiologi Lingkungan, Ciloto, 28 Oktober dan 2 November 1991).
2. Interaksi Manusia dengan Lingkungannya
Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungan. Setiap
detiknya manusia bernapas dari udara disekitarnya. Makanan manusia
diambil dari sekitarnya, demikian pula minuman, pakaian, dan kebutuhan
lain. Tergantung taraf budayanya, manusi dapat sangat erat atau kurang
erat hubungannya dengan lingkungan hidupnya. Manusi yang primitif,
secara erat dan langsung berinteraksi dengan banyak elemen di
lingkungan. Mereka pun sangat terpengaruh oleh lingkungan hidupnya.
Makanan mereka sangat tergantung pada jumlah yang tersedia di alam.
Oleh karenanya manusia primitif berpindah-pindah tempat tinggal sesuai
dengan kebutuhan makanan di lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan
karena manusia secara langsung mendayagunakan energi matahari untuk
mensintesa energy yang diperlukan.
Ketersediaan sumber energy bagi manusia tergantung sekali pada
efisiensi konversi energy yang ada pada setiap tingkat trofis. Jumlah
anggota kelompok yang dapat bertahan hidup sesuai dengan pola
hidupnya harus disesuaikan pula dengan ketersediaan sumber energy serta
kekuatan musuh lawannya. Dengan kemajuan budaya manusia mulai
dapat melakukan modifikasi alam untuk memenuhi kebutuhannya yakni
mulai bercocok tanam dan berternak. Sebagai akibat pertambahan energi

12
terjadi pertumbuhan penduduk yang semakin lama semakin banyak. Hal
ini terutama terlaksana karena berkembangnya teknologi di berbagai
bidang termasuk teknologi di bidang kedokteran seperti ditemukannya
vaksin dan sebagainya. Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan
tantangan yang terus diatasi dengan cara industrialisasi. Namun
industrialisasi disamping mempercepat kesediaan segala kebutuhan hidup
manusia juga member dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya
pencemaran lingkungan.
Orang mulai mempelajari ekosistem dengan siklus-siklus
geobiokimianya. Semua unsur di alam ini mengalami siklus yang dapat
berjalan cepat atau lambat, tergantung dari sifat unsur masing-masing.
Pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan secara terpadu dan
multidisiplin. Dengan demikian berkembanglah ilmu lingkungan yang
diterapkan di berbagai bidang ilmu seperti ilmu rekayasa, kesehatan,
pertanian, perindustrian, dan lain sebagainya. Sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat, terdapat masalah kesehatan
lingkungan, angka penyakit, angka kematian, dan kesehatan yang setara
dengan budaya tersebut. Semuanya ini ditentukan oleh interaksi manusia
dengan lingkungannya.
3. Kesehatan Lingkungan dan Ekologi Manusia
Kemampuan manusia untuk mengubah atau memodifikasi kualitas
lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat
yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk
memberikan perlindungan pada masyarakat tersebut. Sebaliknya,
masyarakat yang sudah maju, social budayanya dapat mengubah
lingkungan hidup sampai ke taraf yang irreversible.
Modifikasi lingkungan hidup dengan tujuan memperbaiki nasib
manusia tidak selalu berhasil dengan baik bila tidak diperhatikan proses-
proses yang terjadi di dalam ekosistem yang mengikuti perubahan
tersebut. Apabila modifikasi lingkungan dilakukan sedemikian rupa

13
sehingga alam tidak dapat lagi mempertahankan keseimbangannya, maka
akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Manusia sebagai makhluk
hidup selain mendayagunakan unsur dari alam, ia juga membuang kembali
segala sesuatu yang tidak dipergunakannya lagi kembali ke alam.
Tindakan tersebut akan berakibat buruk terhadap manusia apabila
jumlah buangan sudah terlampaui banyak sehingga alam tidak dapat lagi
membersihkan keseluruhannya (proses self purification terlampaui).
Dengan demikian, terjadi pengotoran lingkungan dan sumber daya alam
yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Sebagai akibatnya
manusia akan mengalami gangguan kesehatan. Kelangsungan hidup
masyarakat sangat tergantung pada pengetahuan dan pengertian tentang
proses interaksi dalam ekosistem. Pengetahuan ekologi manusia perlu
diteliti dan dipahami dengan lebih mnedalam agar dapat dimanfaatkan
dalam proses pengendalian lingkungan hidup.
Banyak kejadian di masa lalu menunjukkan bahwa kurangnya
pengertian masyarakat akan hubungan interaksi antara manusia dengan
lingkungan ini dan kurangnya pengertian tentang sifat manusia sendiri
dapat menyebabkan berbagai bencana yang menimpa masyarakat sebagai
akibat tindakannya sendiri. Dalam konteks manusia sebagai makhluk
berbudaya, manusia akan merasakan kebutuhan akan kekuasaan,
kekayaan,pengetahuan,kepuasan yang berkembang secara indefinitif.
Sehingga bila kualitas lingkungan tidak diperhatikan akan meningkatkan
pencemaran lingkungan dan mengakibatkan turunnya kesehatan
masyarakat.
Hubungan ekologi manusia dengan kesehatan lingkungan dapat
dianalogkan dengan hubungan antara ekologi dengan pertanian,
kehutanan, dan sebagainya. Contohnya :
a. Dalam ilmu kedokteran pencegahan, meningkatkan daya tahan
manusia terhadap faktor disgenik.

14
b. Dalam ilmu kedokteran pengobatan membantu meningkatkan
kekuatan manusia dalam melawan faktor disgenik.
4. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan
Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran
lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Orang memperkirakan
bahwa lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya penyakit sudah sejak
lama. Sebagai contoh nama Malaria yang berarti udara jelek. Nama ini
diberikan pada penyakit yang mempunyai gejalaseperti demam,
menggigil, berkeringat, demam lagi, menggigil lagi, dan seterusnya serta
didapatkan diantara masyarakat yang bertempat tinggal disekitar rawa.
Udara disekitar rawa-rawa memang tidak segar dan orang saat itu
beranggapan bahwa udara itulah yang menyebabkan penyakit tersebut.
Sekarang diketahui bahwa nyamuk- nyamuk yang bersarang di rawa-rawa
itulah yang menyebarkan penyakit malaria. Namun demikian, pendapat
seperti itu merupakan suatu kemajuan pada jamannya, karena penyakit
saat itu diasosiasikan dengan dosa dan kekuatan supranatural. Seorang
tokoh di dunia kedokteran, Hipocrates (460-377 SM), adalah tokoh yang
pertama kaliberpendapat bahwa penyakit itu ada hubungannya dengan
fenomena alam dan lingkungan. Dilihat dari ilmu kesehatan lingkungan,
penyakit yang terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan
hidupnya.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu
proses yang wajar dan terlaksana sejak manusi itu lahir sampai meninggal
dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung
unsure-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air,
makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil
dari lingkungan hidupnya. Akan tetapi dalam proses interaksi manusia
dengan lingkungannya tidak selalu mendapatkan keuntungan. Terkadang
manusia bahkan mendapatkan kerugian, misalnya seseorang makan
minum untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga tetapi ia dapat

15
menjadi sakit karenanya. Jumlah makanan dan minuman yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit dapat menimbulkan kelainan nutrisi. Begitu
juga apabila makanan dan minuman mengandung zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan. Zat-zat tersebut berupa racun asli atau berasal dari
makanan itu sendiri atau akibat kontaminasi makanan tersebut dengan
mikroba pathogen.
Hal tersebut merupakan akibat hubungan timbale balik antara aktivitas
manusia dengan lingkungannya. Jadi di dalam lingkungan terdapat
beberapa faktor yang dapat menguntungkan manusia atau eugenic adapula
yang merugikan manusia atau disgenik. Usaha di bidang kesehatan
lingkungan ditunjukkan untuk meningkatkan daya guna faktor eugenik
dan mengurangi peran atau mengendalikan faktor disgenik. Secara
naluriah manusia selalu berusaha untuk memperbaiki keadaan sekitarnya
sesuai dengan kemampuan.

G. USAHA KESEHATAN LINGKUNGAN


Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan dari masa
ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat lain berfariasi dan
bertingkat-tingkat, dari usaha yang paling sederhana (premitif) sampai pada
yang paling mutakhir (modern). Dengan kata lain bahwa terknologi di bidang
kesehatan lingkungan sangat berfariasi, dari terkologi premitif, terknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan terknologi mutakhir.
(Soekidjo, 2011)
Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam
usaha dasar kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat
bahwa kesehatan lingkunganpun erat sekali hubungannya dengan usaha
kesehatan lainnya. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli
rekayasa secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Di
antara banyak kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan
program/kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah

16
cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah
penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan
kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya.
Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel,
motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi
pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan kerja.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah salah satu cabang ilmu kesehatan
masyarakat yang memberikan perhatian terhadap segala macam bentuk
kehidupan, bahan-bahan dan kondisi di sekitar manusia yang memiliki potensi
untuk menimbulkan gangguan yang bisa mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan serta melakukan analisis dan mencari upaya-upaya alternative
pemecahan masalah. Kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
Pada tahun 1832, terjadi wabah penyakit kolera yang dahsyat di
Inggris dan membawa banyak korban jiwa manusia, John Snow (1854)
melakukan penelitian epidemiologik terhadap wabah kolera yang terjadi di
Broad Street, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera
yang terjadi di Inggris pada saat itu disebabkan oleh sumber air bersih yang
dikonsumsi oleh masyarakat tercemar dengan bakteri Vibro-kolera. Mulai
sejak itu, konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup
eksternal manusia yang mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan
berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang disebut sebagai Ilmu Kesehatan
Lingkungan atau Environmental Health.
Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam
usaha dasar kesehatan masyarakat. Di antara banyak kegiatan kesehatan
lingkungan dapat disebutkan program/kegiatan penyediaan air minum,
pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah
kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan
air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara,
makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan
sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan

18
umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada
bencana alam, dan pengelolaan lingkungan kerja.

B. SARAN
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Perlu partisipasi dari semua
pihak terkait terwujudnya lingkungan yang baik dan bersih, mulai dari diri
sendiri sampai pemerintah yang bisa menjalankan program-program
terwujudnya kesehatan lingkungan itu sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hardjono,Johanes.2005.Kesehatan Lingkungan.Jakarta:Graha Ilmu.

Notoatmodjo,Soekidjo.2011.Kesehatan Masyarakat:Ilmu dan


Seni.Jakarta:Rineka Cipta.

Satzud.2009.Perkembangan
Kesling,(online),(http://satzud.blogspot.com/2009/11/perkembangan-
kesling.html),diakses pada tanggal 22 Agustus 2014.

Abdullah,Sugeng.2010.Sejarah Kesehatan
Lingkungan,(online),(http://www.scribd.com/doc/131385873/Sejarah-
Kesehatan-Lingkungan),diakses pada tanggal 21 Agustus 2014.

R Isna,Nilna.2008.Pengenalan Ilmu Kesehatan


Lingkungan,(online),(http://catatankuliahnya.wordpress.com/2008/09/28/peng
enalan-ilmu-kesehatan-lingkungan),diakses pada tanggal 21 Agustus 2014.

Kesehatan Lingkungan.2011. Definisi Kesehatan Lingkungan/ Ilmu


Kesehatan
Lingkungan,(online),(http://kesehatanlingkungan88.blogspot.com/2011/11/def
inisi-kesehatan-lingkungan-ilmu.html),diakses pada tanggal 21 Agustus 2014.

FKM UI.Kesehatan Lingkungan. http://www.fkm.ui.ac.id/content/kesehatan-


lingkungan,(online),(http://www.fkm.ui.ac.id/content/kesehatan-lingkungan),
diakses pada tanggal 21 Agustus 2014.

20

Anda mungkin juga menyukai