Etika Politik
Etika Politik
DISUSUN OLEH :
NURUL FADHILAH
061440350757
TEKNIK TELEKOMUNIKASI DIV
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG. 1
2. RUMUSAN MASALAH. 2
3. TUJUAN MASALAH. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ETIKA DAN POLITIK.. 3
2. ETIKA POLITIK MENURUT NURCHOLIS MADJID. 3
3. SUDUT PANDANG NURCHOLISH MADJID
MELIHAT WACANA ETIKA POLITIK
DALAM ISLAM. 6
4. ANALISIS PEMIKIRAN ETIKA
POLITIK NURCHOLISH MADJID 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
ETIKA POLITIK
DALAM PANDANGAN NURCHOLIS MADJID
Menurut Nurcholish Madjid, atau yang lebih akrab disapa Cak Nur,
3
dalam kehidupan politik kita tidak boleh meninggalkan nilai-nilai
keagamaan. Kehidupan politik yang pada dasarnya bersifat duniawi, tidak
bisa lepas dari tuntunan moral yang tinggi. Berpolitik haruslah dengan
standar akhlak mulia, yang sekarang dikenal dengan etika politik. Persoalan
etika ini menggambarkan makna sentral semangat kepatuhan kepada hukum
atau aturan sebagai tiang pancang masyarakat berperadaban.
Menurut bahasa politik modern, ini adalah orientasi hukum dan
keadilan yang mendasari perkembangan suatu peradaban. Orientasi ini
sangat penting dalam menumbuhkan negara hukum dan mencegah
munculnya negara kekuasaan.
Tuntunan moral yang tinggi dalam etika politik, oleh Nurcholish
Madjid secara konsisten dijelaskan olehnya yaitu meliputi prinsip-prinsip
moral kemanusiaan dan keadilan. Permasalahan prinsip moral kemanusiaan
dan keadilan ini, dalam pandangan Nurcholis Madjid merupakan hal yang
mutlak penting adanya. Karena merupakan landasan ketahanan suatu bangsa
menghadapi perubahan kehidupan yang semakin kompleks.
Tanpa adanya prinsip moral atau akhlak yang baik, kehidupan suatu
bangsa dipastikan akan dibinasakan oleh Tuhan. Sebuah syair dalam bahasa
Arab menerangkan masalah ini: Sesungguhnya bangsa-bangsa itu tegak
selama (mereka berpegang) pada akhlaknya, bila akhlak mereka rusak,
maka rusak binasa pulalah mereka.
Prinsip moral kemanusiaan itu sendiri sangat terkait dengan agama,
terutama dengan rasa ketuhanan. Rasa kemanusiaan hanya terwujud jika
dilandasi rasa ketuhanan. Rasa kemanusiaan yang lepas dari rasa ketuhanan,
akan menyebabkan terjadinya praktek-praktek pemutlakan sesama manusia.
Karena itu kemanusiaan sejati harus bertujuan pada keridlaan Tuhan semata.
Orientasi keridlaan Tuhan ini merupakan landasan bagi peningkatan nilai-
nilai kemanusiaan seseorang.
Mengenai hal tersebut dijelaskan dalam Al Quran Surah Al Fathir
35: 10:
4
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah
kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang
baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang
merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat
mereka akan hancur..
Nilai kemanusiaan dalam iman seseorang merupakan keseluruhan
pandangan transendental yang menyangkut kesadaran akan asal dan tujuan
wujud serta hidupnya, yang harus berpusat pada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena manusia atau nilai kemanusiaan menjadi ukuran amal perbuatan.
Maka segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, dan tak bermanfaat bagi
manusia dan kemanusiaan akan sirna. Sedangkan yang bermanfaat akan
tetap bertahan.
Prinsip etika moral kemanusiaan ini pada hakikatnya meliputi pula
kewajiban menegakkan keadilan. Keadilan mempunyai kedudukan yang
penting karena merupakan bagian dari Sunatullah, dan merupakan fitrah
manusia dari Allah, perjanjian primordial antara manusia dengan Allah.
Sebagai sunatullah, kewajiban menegakkan prinsip keadilan merupakan
hukum obyektif, tidak bergantung pada kemauan pribadi manusia dan
bersifat immutable (tidak akan berubah). Masalah keadilan ini dalam Al
Quran merupakan bagian dari hukum kosmos, yaitu hukum keseimbangan
(Al Mizan) yang menjadi hukum bagi jagad raya.
Al Quran dalam Q. S. Muhammad 47: 38 menegaskan prinsip
keadilan ini, terutama masalah keadilan sosial, berupa usaha pemerataan dan
peringanan penderitaan kaum yang tak berpunya. Dalam ayat tersebut
5
dijelaskan bahwa Allah akan membinasakan umat itu untuk diganti
dengan umat lain yang secara moraldan etika tidak seperti mereka.
Sedangkan dalam Q. S. Al Isra 17: 16, didapati ancaman Allah
untukmembinasakan suatu negeri, jika negeri itu tidak lagi ada rasa keadilan
dengan indikasi leluasanya orang yang hidup mewah dan tidak peduli
dengan keadaan masyarakat sekelilingnya yang kurang beruntung.9
Melihat begitu besarnya peran etika, terutama prinsip moral kemanusiaan
dan keadilan dalam menentukan kelangsungan hidup manusia -termasuk
dalam kehidupan politik- maka sangatlah penting bagi bangsa Indonesia
untuk kembali bersandar pada kedua hal tersebut. Hal itu sebagai upaya
untuk keluar dari berbagai persoalan yang menghimpit kehidupan politik
bangsa saat ini.
Pandangan Nurcholish Madjid terhadap kedua hal tersebut
diharapkan mampu menjadi pemicu tumbuhnya kesadaran dan kebangkitan
sikap membangun prinsip moral kemanusiaan dan keadilan sebagai sebuah
landasan etis, dan dijadikan sebagai upaya bagi bangsa ini untuk keluar dari
persoalan politik yang berkepanjangan. Serta dalam rangka mewujudkan
kehidupan politik bangsa yang beretika di masa yang akan datang.
11
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa musyawarah merupakan sifat
terpuji bagi orang beriman, dalam ayat selanjutnya Allah memerintahkan
agar sebuah urusan diselesaikan dengan musyawarah.
c. Pluralisme
Menurut Cak Nur, pluralisme haruslah dipahami sebagai pertalian
sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban (genuine engagement of
diversities within the bonds of civility). Artinya pluralisme adalah suatu
tatanan masyarakat dimana kita harus bersedia untuk terlibat dalam
keanekaragaman dan menyelesaikan persoalan itu dengan suatu keadaban.
d. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat adalah inti dari partisipasi umum rakyat dalam
kehidupan bernegara. Dan adanya kesempatan melakukan partisipasi umum
secara efektif adalah wujud sebenarnya dari kebebasan dan kemerdekaan.
Oleh karena itu, seluruh cita-cita kemasyarakatan dan kenegaraan
sebagaimana dinyatakan dalam nilainilai kesepakatan luhur dalam
pembukaan UUD 1945, akan sirna tak bermakna tanpa adanya partisipasi
umum rakyat. Bahkan kedaulatan negara dalam hubungannya dengan
negara-negara lainpun adalah kelanjutan kedaulatan rakyat itu. Hal ini
terbukti dengan nyata sekali dalam saat-saat kritis negara menghadapi
ancaman. Nilai-nilai kedaulatan rakyat di atas sesuai dengan surat Ali Imran
159 yakni :
12
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada- Nya.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_politik
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20I.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtp
tiain-gdl-s1-2005-midiatulus-35
http://digilib.uin-
suka.ac.id/3186/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
15