PENDAHULUAN
yang mengolah dan mengelola sumber daya alam, bendungan, jalan raya dan
hasil kerja keras dalam proses yang panjang antara pemerintah dan perusahaan
hal ini jasa konstruksi mempunyai peran penting dan strategis. Untuk jenis
a. Infrastruktur transportasi
b. Infrastruktur jalan
1
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Pasal 4 angka (2), (3), dan (4)
1
c. Infrastruktur pengairan
d. Infrastruktur air minum dan sanitasi
e. Infrastruktur telematika
f. Infrastruktur ketenagalistrikan dan
g. Infrastruktur pengangkutan minyak dan gas bumi2
tidak berulang. Proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang
pada proyek lainnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi
proses suatu proyek konstruksi berbeda satu sama lain. Seperti perbedaan letak
geografis, hujan, gempa dan keadaan tanah merupakan faktor yang turut
tersebut juga melibatkan banyak pihak dan disiplin ilmu lain tidak hanya
dibidangnya.
2
Lihat Peraturan Presiden Republik Indonesia (Pepres) No. 42 Tahun 2005 Pasal 5 tentang
Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur yang Telah Dirubah dengan Pepres No. 12
Tahun 2010 tentang Perubahan Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
3
Wulfram I Ervianto, Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset, Yogyakarta,
2004, hlm. 1
2
Keikutsertaan kontraktor asing pada proyek infrastruktur dalam negeri
dalam bentuk penanaman modal dengan sistem joint venture telah diberikan
perizinan khusus. 4
titik pertemuan antara hukum asing dan hukum Indonesia. Hal tersebut
penafsiran dalam kontrak kerja. Namun, kekhasan lain dari kontrak jika
4
Lihat Peraturan Presiden Republik Indonesia (Pepres) No. 36 Tahun 2010 Pasal 2 ayat 1 Tentang
Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan Dibidang
Penanaman Modal
5
Lihat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2011 Pasal 12 ayat 2c tentang
Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing
3
kalahpentingnya, yaitu unsur kebebasan para pihak untuk melakukan pilihan
daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang
terjadi dalam rangkaian kegiatan yang melibatkan banyak pihak yang terkait
satu sama lain. Pihak-pihak yang sangat berperan dalam kegiatan konstruksi
saling membutuhkan dengan penyedia jasa dalam hal ini adalah perusahaan
mengenai kegiatan industri jasa konstruksi inilah yang dikenal dengan istilah
kewajiban dari masing-masing pihak, baik dari aspek teknis pekerjaan maupun
konstruksi.
6
Bayu Seto Harjowahono, Dasar-dasar Hukum Perdata Internasional Buku Kesatu, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm. 270
7
Undang-undang No. 18 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 14
8
Nazarkhan Yasin, Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003, hlm. 1
4
Hukum perjanjian memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak
membuatnya. 10
yang bersepakat untuk saling terikat satu sama lain sehingga kedua belah
berlakunya asas pakta sun servanda bahwa kontrak itu mengikat para pihak
value) yang telah disepakati bersama.Adapun dua aspek utama agar suatu
saling menyetujui (mutual consent) antara kedua belah pihak dan kedua,
yang diatur dalam buku III bab kedua KUHPerdata (BW) Indonesia, sama saja
9
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, 1990, hlm. 13.
10
Ibid, hlm. 14.
5
dengan pengertian perjanjian. 11Disana dijelaskan bahwa yang melakukan
proyek konstruksi untuk mengakomodir para pihak dan dalam hal ini
menjadi beban resiko dikemudian hari karena salah penafsiran pada kontrak
Klaim terjadi karena adanya wansprestasi dari salah satu pihak yang
melakukan apa yang dijanjikan, alpa atau lalai atau ingkar janji, atau juga
melanggar perjanjian bila ia melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh
dilakukannya. 13
Klaim pada hakikatnya merupakan suatu hal yang biasa muncul dalam
biaya, kompensasi dan lain sebagainya, yang dapat timbul dari mana saja
11
Syahmin AK, Hukum Kontrak Internasional, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm. 1.
12
Lihat Pasal 1320 KUHPerdata
13
Subekti,Op.Cit, hlm. 45.
6
sehingga menyebabkan adanya penundaan (delay) terhadap pekerjaan
tersebut.
disebutkan dalam kontrak kerjasama yang telah disepakati. Ganti rugi dalam
jumlah tertentu (liquidated damaged), adalah jumlah ganti rugi yang telah
ganti rugi tersebut tidak melebihi dari yang telah diperjanjikan oleh para pihak
dalam kontraknya.15
suatu kebutuhan akan adanya standar pembuatan kontrak konstruksi yang jelas
pelaksanaan proyek dapat lebih ditingkatkan. Namun pada saat industri jasa
14
Loc. cit, Wulfram I. Ervianto, hlm. 15.
15
Agus Yudha Hernako, Hukum Perjanjian Asas Proposionalitas Dalam Kontrak Komersial,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hlm. 268.
7
reformasi, justru Undang-undang Jasa Konstruksi baru lahir pada tahun 1999
Undang-undang Jasa Konstruksi baru lahir dan mulai berlaku pada tahun
2000, dengan proses pembentukan dimulai dari amanat presiden pada Februari
Undang-undang Jasa Konstruksi baru berlaku pada tahun 2000, maka kontrak-
menggunakan dana pinjaman luar negeri (loan) yang biasanya mengacu pada
dokumen standar FIDIC sudah lama dipakai secara luas, karena dikenal
sebagai dokumen yang menganut asas balanced risk sharing antara pihak
pemberi tugas dan pihak kontraktor, yaitu membebankan risiko pada pihak
disesuaikan dengan proyek yang akan dilaksanakan. Hal itu dimaksudkan agar
16
Lihat Proses Pembahasan Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Jasa
Konstruksi
17
Nazarkhan Yasin,Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia,Op. Cit, hlm. 9.
8
kontrak konstruksi tersebut dapat menjadi penghubung antara kepentingan
owner dengan kontraktor serta dapat menjadi penyeimbang hak dan kewajiban
kedua belah pihak walaupun dalam praktek belum tentu terwujud yang
yang dibiayai oleh dana luar negeri atau yang bekerja sama dengan kontraktor
asing.
konstruksi di Indonesia.
9
Penulis berusaha untuk memaparkan klausula klausula dalam
dikarenakan prestasi yang harus dipenuhi tidak sesuai dengan kontrak yang
B. Perumusan Masalah
10
and Construction(EPC) dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap
C. Tujuan Penelitian
Konstruksi.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih sudah sesuai dengan
EPC/Turnkey.
D.Manfaat Penelitian
a.Manfaat Teoritis
11
3. Untuk mengetahui keserasian antara ilmu secara teoritis dengan
b. Manfaat Praktis
Conseil(FIDIC)
a. Kerangka Teoritis
hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
12
menimbulkan akibat hukum.Akibat hukum yaitu timbulnya hak dan
kewajiban. 18
penting dipositifkan. 19
Salah satu teori hukum kontrak adalah teori hukum kontrak klasik
yang lahir pada abad kesembilan belas yang secara mendasar telah
terbentuk dan merupakan reaksi terhadap tradisi abad pertengahan. Pada
abad sembilan belas tersebut, para sarjana hukum kontrak memiliki
kecenderungan untuk memperlakukan atau menempatkan pilihan
individual (individual choise) tidak hanya sebagai suatu elemen kontrak,
tetapi seperti yang dinyatakan oleh ahli hukum Perancis adalah kontrak itu
sendiri. Mereka memiliki kecenderungan mengidentifikasi pilihan tersebut
dengan kebebasan, kebebasan menjadi tujuan tertinggi keberadaan
individu.20
bahwa kontrak adalah hasil dari pilihan bebas (free choise). Dengan
terikat kepada kontrak sepanjang tidal dilakukan atas dasar adanya pilihan
18
Salim HS dkk, Perancangan Kontrak & Memorandum of Understanding (MOU), Sinar Grafika,
Jakarta, 2008, hlm. 1.
19
Salim HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, Rajawali Pers, 2010, hlm. 2.
20
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan (Bagian
Pertama), FH UII Press, Yogyakarta, 2013, hlm. 102.
21
Ibid, hlm, 103.
13
setiap orang untuk mengadakan suatu perjanjian dengan siapapun,
serta menentukan bentuk perjanjian apakah tertulis atau tidak tertulis. Hal
menegaskan fungsi dari kontrak itu sendiri dalam setiap tranksaksi yang
berkontrak yang menekankan para pihak sebagai penentu dari kontrak itu
sendiri. Menurut pandangan teori klasik kontrak ini para pihak yang
membuat kontrak ini adalah equal, para pihak juga memiliki kemampuan
22
H. R Daeng Naja, Pengantar Hukum Bisnis Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2009, hlm.
84.
14
kebebasan untuk menentukan) dan juga sesuai dengan semangat pasar
para pihak.24
pasal 1338 ayat (1) yang menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat
2. Asas konsensualitas
suatu hal tertentu; (4) suatu sebab yang halal. Dalam hal asas
23
Ridwan Khairandy, Op. Cit, hlm. 104
24
Salim HS dkk,Op. Cit, hlm. 2-3.
15
KUHPerdata dimana perjanjian itu telah lahir semenjak adanya kata
sepakat.
3. Asas Kepribadian
pihak yang membuat perjanjian. Asas ini dikenal juga dengan nama
consent (persetujuan bebas), prinsip good faith (itikad baik), dan prinsip
25
H. R Daeng Naja,Op. Cit, hlm. 92.
26
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Diluar KUHPerdata Buku Dua, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2008, hlm. 2.
16
pacta sunservanda. Dalam konsideran tersebut secara tegas dinyatakan
sebagai berikut: Noting that the principles of free consent, good faith, and
ini harus dilandasi oleh kebebasan para pihak menyatakan apa yang
merupakan kehendaknya. 28
parapihak atau salah satu pihak menunjukan itikad baiknya, akan diuji
27
I Wayan Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional Bagian I, Mandar Maju, Bandung, 2002,
hlm. 52.
28
I Wayan Parthiana, Hukum Perjanjian Internasional Bagian 2, Mandar Maju, Bandung, 2005,
hlm. 262.
29
Ibid, hlm. 262.
17
Prinsip ini menekankan kewajiban para pihak untuk menaati
yang terikat pada perjanjian itu, atau dengan kata lain, suatu
pihak ketiga.
b. Kerangka Konseptual
sebagai berikut:
30
Ibid, hlm. 262.
31
Ibid, hlm. 262.
32
http://kamusbahasaindonesia.org/aplikasi
18
2. Federation Internasionale Des Ingenieurs-Conseils (FIDIC) atau
ataulebih.34
33
Nazarkhan Yasin, Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa Konstruksi, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 18.
34
Pasal 1313 KUHPerdata
35
Asiyanto, Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, Pradnya Paramita, Jakarta, 2010,
hlm. 4.
36
Undang- undang No. 18 Tahun 1999, Op. Cit, Pasal 1 Angka 5
19
7. EPC ialah singkatan dariEngineering, Procurement,
Construction.
F. Metode Penelitian
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
1. Pendekatan Masalah
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau
37
Michael Hutagalung, EPC?Engineering, Procurement, Construction, Majari Magazine, 13
Maret 2008
38
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara,
Jakarta, 2003, hlm. 42.
20
atau kepustakaan tersebut mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,
data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari penelitian
yangbersumber dari:
39
Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 13-14.
21
2. Peraturan Perundang-undangan yang terkait, seperti : Kitab
22
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2011 Tentang
Tahun 2010
yang dipakai40.
40
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,
hlm. 114.
41
Ibid, hlm.114.
23
3. Teknik Pengumpulan Data
24
25