Anda di halaman 1dari 38

BAB IV

STRATEGI PERENCANAAN

A. Analisa SWOT
1. M1- MAN

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


M1 1. Jenis ketenagaan 1. Beban kerja perawat 1. Adanya program 1. Adanya persaingan
a. S-I Kep., Ns 3 orang cukup tinggi pelatihan/seminar khusus global khususnya dalam
b. D-III Kep 10 orang 2. Sebagian perawat tentang manajemen pelayanan kesehatan
c. Magang 6 orang belum mengikuti keperawatan dari diklat. 2. Ada tuntutan tinggi dari
d. PNS 5 orang pelatihan MAKP 2. Adanya kesempatan masyarakat untuk
e. Mahasiswa profesi 19 orang 3. Jumlah tenaga yang melanjutkan pendidikan ke pelayanan yang lebih
f. Mahasiswa praktek 25 orang tidak seimbang dengan jenjang yang lebih tinggi professional
g. Dokter 7 orang jumlah tingkat 3. Adanya kerja sama yang 3. Makin tingginya
h. Administrasi 1 orang ketergantungan pasien baik antar mahasiswa kesadaran masyarakat
i. Ahli gizi 2 orang 4. Kurang disiplinnya praktek fakultas akan hukum
j. Cleaning Servic 1 orang pegawai keperawatan dengan 4. Makin tingginya
2. Masa kerja >2 tahun 9 orang, <1 perawat kesadaran masyarakat
tahun 1 orang, 1 tahun 2 orang, 4. Adanya kebijakan akan pentingnya
3. Tersedianya sarana dan prasarana pemerintah tentang kesehatan
untuk tenaga kesehatan seperti professionalisasi perawat. 5. Persaingan antar RS
tenaga administratif dan lembar 5. Adanya program akreditasi yang semakin kuat.
dokumentasi RS dari pemerintah dimana 6. Terbatasnya kuota
MAKP merupakan salah tenaga keperawatan yang
satu kriteria penilaian melanjutkan pendidikan
tiap tahun
2. M2- Money

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


M2 1. Adanya pendapatan tambahan 1. Administrasi pembayaran 24 1. Adanya kerja sama dengan 1. Adanya tuntutan dari
berupa jasa medik. jam perusahaan asuransi. pasien tentang administrasi
2. Pengelolaan RSUD Bangil 2. Ketika hari libur administrasi 2. Tersedianya dana untuk yang terperinci sesuai
Pasuruan di kelola oleh libur sehingga urusan pasien operasional ruangan. tindakan yang diberikan
pemerintah daerah Pasuruan. administrasi dirangkap oleh oleh perawat dan dokter
3. Pengadaan dana dan operasional perawat ruangan
ruangan di dapatkan dari RSUD 3. Daftar biaya perawatan dan
Bangil Pasuruan bekerjasama tarif diruangan Krissan belum
dengan asuransi (BPJS,SPM, tertera
UMUM).
3. M3- METHODE

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


M3 MAKP 1. Persaingan dengan
1. RS memiliki visi, misi, dan 1. Pelaksanaan model MAKP 1. Adanya mahasiswa S-1 Rumah Sakit yang
motto sebagai acuan sudah dilaksanakan tetapi keperawatan manajemen semakin ketat
melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada semua tim keperawatan. 2. Adanya tuntutan
pelayanan. masih kurang. 2. Adanya kebijakan masyarakat yang
2. Sudah ada model MAKP yang 2. Ada perawat yang tidak puas pemerintah tentang semakin tinggi
digunakan yaitu MAKP TIM dengan penerapan MAKP. profesionalisme perawat. terhadap peningkatan
3. Supervisi sudah dilakukan 3. Adanya kebijakan RS pelayanan keperawatan
kepala ruangan. tentang pelaksanaan yang lebih profesional.
4. Ada kemauan perawat untuk MAKP 3. Makin tinggi kesadaran
berubah. masyarakat akan
5. Mempunyai standar asuhan hokum
keperawatan. 4. Makin tinggi kesadaran
6. Mempunyai protap setiap masyarakat akan
tindakan pentingnya kesehatan.
7. Terlaksananya komunikasi 5. Persaingan dengan
yang adekuat perawat dan tim masuknya perawat
kesehatan lain. asing.
8. Ketenagaan keperawatan 6. Bebasnya pers yang
sudah memenuhi syarat untuk dapat langsung
MAKP (S-1 Keperawatan 3 menyebarkan informasi
orang). dengan cepat.
SENTRALISASI OBAT
1. Tersedianya sarana dan 1. Pelaksanaan sentralisasi obat 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Adanya tuntutan pasien
prasarana untuk pengelolahan menggunakan sistem unit keperawatan yang praktik untuk mendapatkan
sentralisasi obat. dose dispending (UDD) , manajemen keperawatan. pelayanan yang
2. Kepala ruangan mendukung namun pada praktiknya 2. Kerja sama yang baik antara profesional.
kegiatan sentralisasi obat. masih one day dose (ODD). perawat dan mahasiswa S-1 2. Makin tinngi kesadaran
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 2. Belum tersedianya Ruang keperawatan masyarakat akan
sentralisasi obat oleh perawat khusus sentralisasi obat hukum
berkolaborasi dengan depo
farmasi.
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi
obat.
5. Adanya buku injeksi dan obat
oral bekerja sama dengan depo
farmasi.
6. Ada lembar pendokumentasian
obat yang diterima disetiap
status pasien.

SUPERVISI
1. Supervisi telah dilakukan 1. Belum mempunyai format 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Tuntutan pasien sebagai
diruang krissan. yang baku dalam pelaksanaan keperawatan yang praktik konsumen untuk
2. Kepala ruangan mendukung supervisi. manajemen keperawatan. mendapatkan pelayanan
dan melakukan supervisi. 2. Supervisi belum terstruktur 2. Adanya timbal balik bagi yang profesional
dan tidak ada formulir yang melakukan pekerjaan
penilaian yang tetap. dengan baik.
3. Belum adanya dokumentasi 3. Adanya teguran dari kepala
supervisi yang jelas. ruangan bagi perawat yang
tidak melakukan tugas
dengan baik.
4. Hasil supervisi dapat
dilakukan sebagai pedoman
untuk Daftar Penilaian
Prestasi Pegawai ( DP3).
TIMBANG TERIMA
1. Kepala ruangan memimpin 1. Timbang terima sudah 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Adanya tuntutan yang
kegiatan timbang terima dilakukan dengan baik (PP Keperawatan yang praktik lebih tinggi, dari
2. Adanya laporan juga setiap melaporkan identitas pasien, manajemen keperawatan. masyarakat untuk
shift. keluhan utama, DS, DO< 2. Adanya kerja sama yang mendapatkan pelayanan
3. Timbang terima sudah MK, dan intervensi) tetapi baik antara mahasiswa S-1 keperawatan yang
merupakan kegiatan rutin yang intervensi masih bersifat keperawatan yang profesional.
telah dilaksanakan. umum tidak berdasarkan MK praktikdengan perawat 2. Meningkatnya
4. Adanya kemauan perawat dan evaluasi tidak lengkap. ruangan. kesadaran
untuk melakukan timbang 2. Format timbang terima sudah 3. Kebijakan RS ( bidang masyarakattentang
terima. mencakup nama dan paraf Perawatan ) tentang timbang tanggung jawab dan
5. Adanya buku khusus untuk perawat pada kedua sif terima. tanggung gugat perawat
pelaporan timbang terima. 3. Pelaksanaan timbang terima sebagai pemberi asuhan
masih belum optimal keperawatan.
4. Pelaksanaan timbang terima
tidak selalu tepat waktu

DISCHARGE PLANNING
1. Tersedianya sarana dan 1. Keterbatasan waktu dan 1. Adanya mahasiswa S-1 1. Adanya tuntutan yang
prasarana discharge planning tenaga perawat. keperawatan yang lebih tinggi, dari
di ruangan untuk pasien 2. Tersedianya leaflet pasien melakukan praktik masyarakat untuk
pulang ( format atau kartu pulang tetapi belum manajemen keperawatan. mendapatkan
DP). sepenuhnya terlaksana 2. Adanya kerja sama yang pelayanan keperawatan
2. Adanya kartu kontrol berobat diberikan ke pasien/keluarga. baik antara mahasiswa S-1 yang profesional.
3. Perawat memberikan keperawatan yang 2. Makin tingginya
pendidikan kesehatan secara praktikdengan perawat kesadaran masyarakat
informal kepada klinik akan pentingnya
pasien/keluarga selama kesehatan.
dirawat atau pulang. 3. Persaingan antar RS
yang semakin ketat

RONDE KEPERAWATAN
1. Adanya Penyuluhan diruangan 1. Ronde keperawatan adalah 1. Adanya pelatihan dan 1. Adanya tuntutan yang
2. Adanya morning report kegiatan yang belum pernah seminar tentang manajemen lebih tinggi dari
3. Adanya pelatihan. dilaksanakn diruang krissan keperawatan. masyarakat untuk
4. Banyaknya khasus yang 2. Karakteristik tenaga yang 2. Adanya kesempatan dari mendapatkan
memerlukan perhatian khusus. memenuhi kualifikasi belum kepala ruangan untuk pelayanan yang
5. SDM banyak mempunyai merata. mengadakan ronde professional.
pengalaman dalam bidang 3. Jumlah tenaga yang tidak keperawatan pada 2. Persaingan antar ruang
keperawatan medis. seimbang dengan jumlah mahasiswa praktik. semakin kuat dalam
6. Sertifikat perawat sesuai tingkat ketergantungan pemberian pelayanan.
keahliannya. pasien.

DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
1. Tersedianya sarana dan 1. Dari observasi respon pasien 1. Adanya program pelatihan. 1. Tingkat kesadaran
prasarana dokumentasi untuk pasca tindakan kurang 2. Peluang perawat untuk masyarakat ( pasien
tenaga kesehatan ( sarana terpantau. meningkatkan pendidikan ( dan keluarga) akan
administrasi penunjang). 2. SAK dan SOP belum pengembangan SDM). tanggung jawab dan
2. Sudah ada sistem maksimal digunakan. 3. Mahasiswa S-1 tanggung gugat.
pendokumentasian SOR. 3. pendokumentasian belum Keperawatan praktik 2. Persaingan RS dalam
3. Format asuhan keperawatan dilakukan secara optimal. manajemen untuk memberikan pelayanan
sudah ada. mengembangkan sitem keperawatan.
4. Adanya kesadaran perawat dokumentasi PIE.
tentang tanggung jawab dan 4. Kerja sama yang baik antara
tanggung gugat. mahasiswa dan perawat.
5. Sistem MAKP yang
diterapkan mahasiswa S-1
keperawatan.
4. M4- MATERIAL

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

M4 1. Mempunyai sarana 1. Sarana prasarana ada 1. Adanya pengadaan 1. Tidak Kesenjangan antara
dan prasana yang yang belum di gunakan sarana dan prasarana jumlah pasien dengan
memadai untuk dengan optimal yang rusak dari peralatan yang ada.
pasien, tenaga 2. Prasarana ruang an bagian pengadaan 2. Makin tinggi kesadaran
kesehatan, dan masih sebagian ada alat. masyarakat akan pentingnya
keluarga pasien yang belum optimal. 2. Adanya protap kesehatan.
2. Memiliki protap tindakan dapat 3. Kurangnya
tindakan. menjadi suatu acuan Sarana dan prasarana dalam
3. Tersedianya Nurse untuk menentukan asuhan keperawatan
Station. alat dan bahan yang
dibutuhkan oleh
ruangan.
5. M4- MATERIAL

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

M5 1. Kepuasan pasien terhadap 1. Los yang memanjang karena 1. Mahasiswa S1 keperawatan 1. Adanya peningkatan
pelayanan kesehatan di RS perawatan yang sama praktek manajemen standar masyarakat
sudah terealisasi 2. Pantauan petugas tidak 2. Kerjasama yang baik antara yang harus dipenuhi
2. Rata-rata BOR cukup baik maksimal karena terhalang perawat dan mahasiswa 2. Persaingan RS dalam
3. Adanya variasi karakteristik dinding pembatas memberikan pelayanan
dari pasien (UMUM, BPJS) 3. Tidak menggunakan bedsite keperawatan
4. Sebagai tempat praktek monitor
mahasiswa keperawatan DIII 4. Standar untuk personal
maupun S1 higiene blum maksimal
1. M1- MAN

I.F.A.S STRENGTH Bobot Rating Bobot x Rating


M1 1. Jenis ketenagaan O,4 3 1,2
S-I Kep., Ns 3 orang
D-III Kep 10 orang
Magang 6 orang
PNS 5 orang
Mahasiswa profesi 19 orang
Mahasiswa praktek 25 orang
Dokter 7 orang
SW
Administrasi 1 orang
(2,7 2,3)
Ahli gizi 2 orang
= 0,4
Cleaning Servic 1 orang
2. Masa kerja >2 tahun 9 orang, <1 tahun 1 orang, 1
0,3 2 0,6
tahun 2 orang,
3. Tersedianya sarana dan prasarana untuk tenaga
0,3 3 0,9
kesehatan seperti tenaga administratif dan lembar
dokumentasi
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
1. Beban kerja perawat cukup tinggi 0,3 3 0,9
2. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan MAKP 0,2 2 0,4
3. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan jumlah tingkat 0,2 2 0,4
ketergantungan pasien
4. Kurang disiplinnya pegawai 0,3 2 0,6

TOTAL 1 2,3
2. M2- Money

M2 (MONEY) Bobot Rating Bobot X Rating


a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya pendapatan tambahan berupa jasa medik. 0.2 2 0,4
2. Pengelolaan RSUD Bangil Pasuruan di kelola oleh
pemerintah daerah Pasuruan. 0.4 3 1.2
3. Pengadaan dana dan operasional ruangan di dapatkan dari
0.4 3 1.2
RSUD Bangil Pasuruan bekerjasama dengan asuransi
(BPJS,SPM, UMUM).

S-W
Total
1 2.8 2,8-4 = 1.2

WEAKNESS
1. Administrasi pembayaran 24 jam 0,5 2 1
2. Ketika hari libur administrasi libur sehingga urusan pasien
0,5 3 1,5
administrasi dirangkap oleh perawat ruangan.
0,5 3 1.5
3. Daftar biaya perawatan dan tarif diruangan Krissan belum
tertera

Total 1.5 4
b. Eksternal factor (EFAS)
Opportunity
3. Adanya kerja sama dengan perusahaan asuransi. 0.5 3 1,5
4. Tersedianya dana untuk operasional ruangan
Total 0.5 3 1,5

1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari pasien tentang administrasi yang 1 2 2
terperinci sesuai tindakan yang diberikan oleh perawat
dan dokter

Total 1 2 O-T
3-2 = 1
3. M3 - METHODE

1. MAKP
2. Internal Faktor (IFAS)

STRENGTH
0,2 3 0,6
3. RS memiliki visi, misi, dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan.
0,1 3 0,3
4. Sudah ada model MAKP yang digunakan yaitu
MAKP TIM
0,1 2 0,2
5. Supervisi sudah dilakukan kepala ruangan.
0,1 2 0,2
6. Ada kemauan perawat untuk berubah.
0,1 3 0,3
7. Mempunyai standar asuhan keperawatan.
0,2 3 0,6
8. Mempunyai protap setiap tindakan
0,2 3 0,6
9. Terlaksananya komunikasi yang adekuat perawat
dan tim kesehatan lain.
0,2 3 0,6
10. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi
syarat untuk MAKP (S-1 Keperawatan 3 orang).
1 2,8

TOTAL ( S-W )
3,4-1,2
WEAKNESS 0,5 2 1 = 2,2
11. Pelaksanaan model MAKP sudah dilaksanakan
tetapi sosialisasi kepada semua tim masih
kurang. 0,5 2 1
12. Ada perawat yang tidak puas dengan penerapan
MAKP.
1 2
TOTAL

Eksternal Faktor (EFAS) 0,33 3 0,99


OPPORTUNITY
13. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan manajemen 0,33 4 1,32
keperawatan.
14. Adanya kebijakan pemerintah tentang 0,33 4 1,32
profesionalisme perawat.
15. Adanya kebijakan RS tentang pelaksanaan ( O-T )
MAKP 1 3,63 3,63-2,2
= 1,43
TOTAL
0,2 3 0,6
TREATHENED
16. Persaingan dengan Rumah Sakit yang semakin 0,2 2 0,4
ketat
17. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan pelayanan 0,1 2 0,2
keperawatan yang lebih profesional. 0,5 2 1
18. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum
19. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0,0 3 0
pentingnya kesehatan. 0,0 4 0
20. Persaingan dengan masuknya perawat asing.
21. Bebasnya pers yang dapat langsung
menyebarkan informasi dengan cepat. 1 2,2

TOTAL
SENTRALISASI OBAT
Internal Faktor ( IFAS)
STRENGTH
22. Tersedianya sarana dan prasarana untuk 0,1 4 0,4
pengelolahan sentralisasi obat.
23. Kepala ruangan mendukung kegiatan 0,1 3 0,3
sentralisasi obat.
24. Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat 0,1 2 0,2
oleh perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi.
25. Adanya kemauan perawat untuk melakukan 0,1 2 0,2
sentralisasi obat.
26. Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja sama 0,1 2 0,2
dengan depo farmasi.
27. Ada lembar pendokumentasian obat yang 0,2 4 0,8
diterima disetiap status pasien.
28. Pelaksanaan sentralisasi obat menggunakan 0,2 4 0,8
sistem one day dose (ODD).
TOTAL 1 2,9
WEAKNESS 0,1 3 3,1 (S-W)
29. Belum tersedianya Ruang khusus sentralisasi 2,9-3,1
obat = 0,2

1 3
TOTAL

Eksternal Faktor ( EFAS) 0,5 3 1,5


OPPORTUNITY
30. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang
praktik manajemen keperawatan.
31. Kerja sama yang baik antara perawat dan 0,5 3 1,5
mahasiswa S-1 keperawatan

TOTAL 0,5 2 1 (O-T)


2,5-2,5
1 2,5 =0
THREATENED
32.Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang professional. 0,5 3 1,5
33.Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum.
0,5 2 1
TOTAL
1
2,5
SUPERVISI
1. Internal Faktor
STRENGTH
2. Supervisi telah dilaksanakan. 0,5 2 1
3. Kepala ruangan mendukung dan melakukan (S-W)
supervisi. 0,5 3 1,5 2,5-2= 0,5

TOTAL 1 2,5

WEAKNESS
4. Supervisi belum optimal 0, 2 3 0,6
5. Belum mempunyai format yang baku dalam 0,3 1 0,3
pelaksanaan supervisi.
6. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada 0,2 2 0,4
formulir penilaian yang tetap.
7. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas. 0,2 2 0,4

TOTAL 1 1.7

Eksternal Faktor ( EFAS )


OPPORTUNITY
8. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang 0,25 3 0,75
praktik manajemen keperawatan.
9. Adanya timbal balik bagi yang melakukan 0,25 2 0,5
pekerjaan dengan baik.

10. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi 0,25 2 0,5


perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan
baik.
11. Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai 0,25 2 0,5
pedoman untuk Daftar Penilaian Prestasi (O-T)
Pegawai ( DP3). 2,25-2=
0,25

TOTAL 1 2,25
Threatened
12. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional. 1 2 2

TOTAL
1 2

TIMBANG TERIMA
Internal Faktor ( IFAS )
STRENGTH
34.Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang 0,1 2 0,2
terima
35.Adanya laporan jaga setiap shift. 0,3 2 0,6
36.Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin 0,2 3 0,6
yang telah dilaksanakan.
37.Adanya kemauan perawat untuk melakukan 0,2 2 0,4
timbang terima.
38.Adanya buku khusus untuk pelaporan timbang 0,3 3 0,6
terima.

TOTAL 1 2,4
WEAKNESS
39. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik 0,3 3 0,9 (S-W)
(PP melaporkan identitas pasien, keluhan utama, 2,4-2,5= -
DS, DO< MK, dan intervensi) tetapi intervensi 0,1
masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan
evaluasi tidak lengkap.
40. Format timbang terima sudah mencakup nama 0,2 3 0,6
dan paraf perawat pada kedua sift
41. Pelaksanaan timbang terima masih belum 0,2 2 0,4
optimal
42. Pelaksanaan timbang terima tidak selalu tepat 0,3 2 0,6
waktu

TOTAL 1 2,5

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
43.Adanya mahasiswa S-1 Keperawatan yang 0,3 3 0,9
praktik manajemen keperawatan.
44.Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa 0,4 2 0,8
S-1 keperawatan yang praktik dengan perawat
ruangan.
45.Kebijakan RS ( bidang Perawatan ) tentang 0,3 3 0,9
timbang terima.

TOTAL 1 2,6

THREATENED
46.Adanya tuntutan yang lebih tinggi, dari 0,5 2 1
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan (O-T)
keperawatan yang profesional. 2,6-2= 0,6
47.Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,5 2 1
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan.

TOTAL 1 2

DISCHARGE PLANNING
Internal Faktor ( IFAS)
STRENGHT
48. Tersedianya sarana dan prasarana discharge 0,3 3 0,9
planning di ruangan untuk pasien pulang (
format atau kartu DP).
49. Adanya kartu kontrol berobat 0,2 3 0,6
50. Perawat memberikan pendidikan kesehatan 0,3 3 0,9
secara informal kepada pasien/keluarga selama
dirawat atau pulang.
TOTAL 1 3

WEAKNESS (S-W)
51. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat. 0,5 3 1,5 3-3=0
52. Tersedianya leaflet pasien pulang tetapi belum
sepenuhnya terlaksana diberikan ke 0,5 3 1,5
pasien/keluarga

TOTAL 1 3

Eksternal Faktor ( EFAS)


OPPORTUNITY
53. Adanya mahasiswa S-1 keperawatan yang 0,5 3 1,5
melakukan praktik manajemen keperawatan.
54. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa 0,5 2 1
S-1 keperawatan yang praktik dengan perawat
klinik (O-T)
TOTAL 1 2,5 2,5-3= -0,5

THREATENED
55.Adanya tuntutan yang lebih tinggi, dari 0,4 3 1.2
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
56.Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0,3 3 0,9
pentingnya kesehatan.
57.Persaingan antar RS yang semakin ketat 0,3 3 0,9

TOTAL 1 3

RONDE KEPERAWATAN
58.Internal Faktor ( IFAS )
STRENGHT
59. Bidang perawatan dan ruangan mendukung 0,4
3 1,2
adanya kegiatan ronde keperawatan
60. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian 0,3
2 0,6
khusus.
61. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam 0,2
3 0,6
bidang keperawatan bedah medis.
62. Sertifikat perawat sesuai keahliannya. 0,1
3 0,3

TOTAL 1
2,7

Weakness
63. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum 0,4
1 0,4
pernah dilaksanakn diruang krissan (S-W)
64. Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi 0,3 2,7-1,6=
2 0,6
belum merata. 1,1
65. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan 0,3
2 0,6
jumlah tingkat ketergantungan pasien.

TOTAL
66.Eksternal Faktor ( Efas) 1
1,6
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang
manajemen keperawatan. 0,5
1 0,5
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk
mengadakan ronde keperawatan pada mahasiswa
praktik. 0,5
2 1
TOTAL
1 1,5
THREATENED
67. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang (O-T)
profesional. 1,5-2,5= -1
2 1
68. Persaingan antar ruang semakin kuat dalam 0,5
pemberian pelayanan.

2,5
1
TOTAL

DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Internal Faktor ( IFAS)
STRENGHT
69. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi 0,3 3 0,9
untuk tenaga kesehatan ( sarana administrasi
penunjang).
70. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR. 0,3 2 0,6
71. Format asuhan keperawatan sudah ada. 0,2 3 0,6
72. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung 0,2 3 0,6
jawab dan tanggung gugat.

TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
73. Dari observasi respon pasien pasca tindakan 0,4 1 0,4
kurang terpantau. (S-W)
74. SAK dan SOP belum maksimal digunakan. 0,3 2 0,6 2,7-1,9=
75. Pendokumentasian belum dilakukan secara 0,8
optimal. 0,3 3 0,9

TOTAL 1 1,9

76. Eksternal Faktor ( EFAS)


OPPORTUNITY
77. Adanya program pelatihan. 0,3 1 0,3
78. Peluang perawat untuk meningkatkan 0,3 2 0,6
pendidikan ( pengembangan SDM).
79. Mahasiswa S-1 Keperawatan praktik 0,1 1 0,1
manajemen untuk mengembangkan sitem
dokumentasi PIE.
80. Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan 0,2 2 0,4
perawat.
81. Sistem MAKP yang diterapkan mahasiswa S-1 0,1 2 0,2
keperawatan.
(O-T)
TOTAL 1 1,6 1,6-2,5=
0,9
THREATENED
82. Tingkat kesadaran masyarakat ( pasien dan
keluarga) akan tanggung jawab dan tanggung 0,5 2 1
gugat.
83. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan
keperawatan. 0,5 3 1,5

TOTAL
1 2,5

PENERIMAAN PASIEN BARU


a. Internal Faktor ( IFAS)
STRENGHT
84. Pasien di ruangan bisa melalui poli, IGD dan 0,3
3 0,9
rujukan RS lain
85. Melakukan pengkajian oleh perawat ruangan 0,4
yaitu : keluhan utama, identitas pasien, TTV 2 0,8
86. Adanya pendokumentasian pada PPB 0,3
2 0,6 (S-W)
TOTAL 1 2,3-1,5=
WEAKNESS 2,3 0,8
1. Perawat terkadang tidak menjelaskan fasilitas 0,5
yang tersedia diruangan 2 1
2. Tidak adanya pembagian tugas untuk penerimaan 0,5
pasien baru 2 1
TOTAL 1
2
b.Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan dari rumah sakit untuk 0,5
profesionalisme dalam pelayanan terhadap pasien 3 1,5
2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktek 0,5
manajemen 3 1,5
TOTAL 1
3 (O-T)
THREATENED 3-2,5= 0,5
1. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap 0,5
pentingnya kesehatan dan menuntut pelayanan 3 1,5
kesehatan professional
2. Meningkatnya kejadian masyarakat tentang 0,5
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat 2 1
sebagai pemberi asuhan keperawatan

TOTAL 1
2,5
4.M4- MATERIAL
M2 (SARANA PRASARANA) Skala Prioritas K SP x K BOBOT

a. Internal Factor (IFAS)


STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasana yang memadai untuk
pasien, tenaga kesehatan, dan keluarga pasien. 3 3 9 9/18=0,5
2. Memiliki protap tindakan
3. Tersedianya Nurse Station.

2
3 6 6/18=0,33
1
3 3 3/18=0,17

Jumlah 18 1

WEAKNESS

1. Sarana prasarana ada yang belum di gunakan 1 2 2 2/8=0,25


dengan optimal
2. Prasarana ruangan masih sebagian ada yang
belum optimal.

3 2 6 6/8=0,75
Jumlah 8 1

OPPORTUNITY
1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana
2 2 4 4/6=0,7
yang rusak dari bagian pengadaan alat.
2. Adanya protap tindakan dapat menjadi
suatu acuan untuk menentukan alat dan
bahan yang dibutuhkan oleh ruangan
1 2 2 2/6=0,3

Jumlah 6 1

THREATENED
1. Tidak Kesenjangan antara jumlah pasien
3 1 3 3/3 = 1
dengan peralatan yang ada

Jumlah 3 1
Semua hasil diatas dimasukkan dalam tabel berikut:

Faktor strategi internal bobot Rating Bobot x rating

a. Internal Factor (IFAS)


STRENGTH

1. Mempunyai sarana dan prasana yang memadai untuk pasien, tenaga


0,5 3 1,5
kesehatan, dan keluarga pasien.
2. Memiliki protap tindakan
3. Tersedianya Nurse Station.

0,33 3 0,99

0,17 3 0,51 S-W

Jumlah 1 3 3,0-2,5=
0,5
WEAKNESS

1. Sarana prasarana ada yang belum di gunakan dengan optimal 0,5 2 1


2. Prasarana ruang an masih sebagian ada yang belum optimal.
0,75 2 1,5

Jumlah 1,25 2,5

Faktor strategi external bobot Rating Bobot x rating

b. External Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang rusak dari bagian
pengadaan alat. 0,7 2 1
,
2. Adanya protap tindakan dapat menjadi suatu acuan untuk menentukan alat
4
dan bahan yang dibutuhkan oleh ruangan

0,3 2

O-T
0
, 2,0-1,0= 1
6

Jumlah 1 2

THREATENED
1. Tidak Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang ada 1 1 1

Jumlah 1 3

5.M5 MUTU

No M5 (MUTU) Bobot Rating Bobot x Rating

a. Internal Faktor (IFAS)


STRENGTH
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan
S W
kesehatan di RS sudah terealisasi 2,8 2
0,3 3 0,9 = 0,8
2. Rata-rata BOR cukup baik
3. Adanya variasi karakteristik dari
0,3 3 0,9
pasien (UMUM, BPJS)
4. Sebagai tempat praktek mahasiswa 0,2 3 0,6
keperawatan DIII maupun S1
0,2 2 0,4
TOTAL

1 2,8
WEAKNESS
1. LOS yang memanjang karena
perawatan yang lama

1 2 2
TOTAL

b. Eksternal Faktor (EFAS) 1 2


OPPORTUNITY
1. Mahasiswa S1 keperawatan praktek
manajemen
2. Kerjasama yang baik antara perawat
0,5 3 1,5 OT
dan mahasiswa
2 2,5 =
TOTAL -0,5
0,5 1 0,5

1 2

THREATHENED
1. Adanya peningkatan standar
masyarakat yang harus dipenuhi
0,5 2 1
2. Persaingan RS dalam memberikan
pelayanan keperawatan
0,5 3 1,5
TOTAL

1 2,5

Anda mungkin juga menyukai