PROSES KELOMPOK
di SUATU WILAYAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
MOJOKERTO
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang
dilakukan bersamaan dengan masyarakat melalui pembentukan peer atau sosial
support berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat (Sthanhope & Lancaster,
2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Strategi proses kelompok meliputi Self
Help Group (Kelompok Swabantu), Support Group (kelompok pendukung) dan Peer
Group (Kelompok sebaya).
Kelompok dalam peer group mengalami penggolongan lagi dan kelompok ini bisa
beranggotakan besar maupun kecil sesuai dengan interaksi antar anggotanya.
Hurlock pun menggolongkannya sebagai berikut :
1. Teman Dekat
Terdiri dari dua atau tiga orang yang mempunyai jeis kelamin, minat dan
kemampuan yang hampir sama. Jarang sekali orang yang berbeda kelamin bisa
berteman dekat. Relative sedikit penelitian yang dilakukan pada hubungan
semacam ini, tetapi baru-baru ini dilaporkan bahwa laki-laki dan perempuan
berbeda dalam harapan mereka mengenai pertemanan awan jenis (Bleske-
Rechek & Brush, 2011). Contohnya laki-laki cenderung memulai pertemanan
semacam itu jika perempuannya menarik, dan mereka mengharapkan
tumbuhnya hubungan yang mengandung unsure seksual. Jika keintiman secara
fisik tidak ada, laki-laki mempersepsikan hal ini sebagai alsan untuk
menghentikan hubungan tersebut. Perempuan sebaliknya, cenderung memulai
hubungan semacamini untuk memperoleh perlindungan fisik, dan tanpa
adanya perlindungan semacam ini, meeka merasa berhak menghentikan
hubungan tersebut
2. Kelompok kecil
Terdiri dari beberapa kelompok teman dekat, pada mulanya mereka terdiri dari
jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian meliputi jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
3. Kelompok besar
Terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat, lalu
berkembang dengan meningkatnya minat dan interaksi antar mereka. Karena
kelompok ini besar, maka penyesuaian minat antar anggotanya berkurang
sehingga terdapat jarak social yang lebih besar di antara mereka.
4. Kelompok yang terorganisir
Kelompok ini mempunyai struktur organisasi atau susunan kepengurusan yang
jelas dan terwujud dalam organisasi sekolah atau masyarakat yang dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan social para remaja yang masih berada dibawah
bimbingan dan pengawasan orang dewasa sehingga remaja yang mengikuti
kelompok ini sering bosan karena selau diatur dan dibatasi ruang geraknya.
5. Kelompok geng
Kelompok ini biasanya terbentuk karena adanya penolakan atau perasaan tidak
puas dengan kelompok terorganisir. Terdiri dari anak-anak berjenis kelamin
sama dan minat terhadap penolakan melalui perilaku anti social.
Mutual help group atau self help group adalah grup komunitas baru dan
supportif yang berhubungan satu sama lain dalam jaringan sosial, memuaskan
oranglain yang membutuhkan yang berada dalam suatu lingkaran dan mereka belajar
bagaimana menghadapi pengalaman baru (Silverman, 1980 dalam Hunt, 2004).
Self help group bisanya berawal dan didirikan oleh orang-orang yang
mempunyai masalah yang sama, memberikan dukungan antar masing-masing anggota
dengan lingkungan yang saling mengerti dan aman.
2.2.1 Tujuan self help group
Tujuan self help group dalam kelompok adalah memberikan support terhadap sesama
anggota dan membuat penyelesaian masalah secara lebih baik dengan cara berbagi
perasaan dan pengalaman, belajar tentang penyakit dan memberikan asuhan,
memberikan kesempatan caregiver untuk berbicara tentang permasalahan dan
memilih apa yang akan dilakukan, saling mendengarkan satu sama lain, membantu
sesama anggota kelompok untuk berbagi ide-ide dan informasi serta memberikan
support, meningkatkan kepedulian antar sesama anggota sehingga tercapainya
perasaan aman dan sejahtera, mengetahui bahwa mereka tidak sendiri
1. Kooperatif,.
2. Menjaga keamanan dan keselamatan kelompok
3. Mengekspresikan perasaan dan keinginan berbagi pengalaman
4. Penggunaan waktu efektif dan efisien.
5. Menjaga kerahasiaan
6. Komitmen untuk berubah
7. Mempunyai rasa memiliki, berkontribusi,dapat menerima satu sama lain,
mendengarkan, saling ketergantungan, mempunyai kebebasan, loyalitas, dan
mempunyai kekuatan.
2. Anggota kelompok
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan self help
group sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota
kelompok juga harus berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung.
Memberikan masukan, umpan balik selama proses diskusi, dan melakukan
simulasi.
3. Fasilitator
Fasilitator dalam kelompok ini adalah terapis. . Tugas fasilitator mendampingi
leader, memberikan motivasi peserta untuk mengungkapkan pendapat dan
pikirannya tentang berbagai macam informasi. Memberikan penjelasan ,
masukan dan umpan balik positif jika diperlukan.
Tujuan Khusus:
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Metode:
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
4. Menanyakan perasaan peserta hari ini
5. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
1. Menjelaskan tentang konsep: pengertian, tujuan, prinsip, membuat beberapa
kesepakatan (nama kelompok, anggota kelompok) dan aturan
2. Menjelaskan 5 langkah kegiatan
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman anggota tentang SHG
2. Rencana Tindak lanjut
3. Kontrak untuk pertemuan berikutnya
4. Doa
5. Mengucap salam
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku kerja
masing-masing anggota
PERTEMUAN KEDUA DAN SETERUSNYA
Tujuan khusus:
a. Identifikasi masalah
b. Mengetahui cara penyelesaian maslah
c. Memilih cara penyelesaian masalah
d. Melakukan cara penyelesaian masalah
e. Mengetahui cara mencegah kambuh
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat / bahan:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Spidol
Metode:
Curah pendapat
Diskusi
Tanya jawab
Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Menanyakan perasaan anggota hari ini dan evaluasi rencana tindak lanjut pertemuan
sebelumnya.
4. Menyepakati topic permasalahan, tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
f. Memberikan pujian
c. Terminasi
Express feeling dan evaluasi tentang masalah yang dipilih
Rencana tindak lanjut
Kontrak pertemuan selanjutnya
Doa
Mengucap salam
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku kerja
masing-masing anggota
2.3 SUPPORTIF GROUP
Supportif group hampir mirip dengan self help group, pada support group
fasilitator kelompok merupakan orang professional yang terlatih dalam pekerjaan
sosial, psikologi, keperawatan dan lainnya yang dapat memberikan arti dan aturan
kepemimpinan yang benar dalam kelompok. Sedangkan self help group bisanya
berawal dan didirikan oleh orang-orang yang mempunyai masalah yang sama,
memberikan dukungan antar masing-masing anggota dengan lingkungan yang saling
mengerti dan aman.
Tabel 1. Perbedaan antara self help group dan support group serta orientasi proses
dalam kelompok (Striegel-Moore & Steiner-Adair, 1998 dalam Hunt, 2004).
Kelompok terbuka,
keanggotaan dapat
tidak stabil dan
kehadiran sukarela..
Anggota mempunyai
keragaman keinginan,
hidup dan sejarahnya
Tujuannya untuk
memberikan support,
validasi dan informasi
2.3.1 Tujuan
Maksud didirikannya supporift group adalah untuk memberikan support, focus untuk
pemulihan, aksi social termasuk kebijakan organisasi. Tujuan dan harapan dalam
group adalah pengalaman kelompok yang positif. Tujuan penting adalah resolusi
permasalahan dengan segera, memberikan motivasi dan perubahan prilaku individu
2.3.2 Indikasi
Memberikan dukungan pada pasien dengan :
Mental health, weight loss, addiction related recovery, bereavement, diabetes,
caregiver, elderly people, cancer dan chronic illness (Kyrouz & Humphreys, 2008).
Dukungan dapat juga diberikan pada pasien dengan:
1. Potensial pertumbuhan dan perkembangan
2. Masalah keperawatan resiko
3. Masalah kesehatan fisik dan psikologis
2.3.3 Jumlah peserta
Grup kecil 5-8 anggota untuk grup yang berpengalaman
2.3.4 Waktu
Lama waktu yang digunakan dalam terapi disesuaikan dengan kesepakatan anggota
kelompok
2.3.5 Kegiatan
Kegiatan dipimpin oleh perawat, dapat terstruktur atau tidak struktur bervariasi sesuai
kebutuhan, seperti alternatif meeting dimana waktu dibagi menjadi kegiatan yang
terstruktur dan tidak terstuktur, atau semua pertemuan memiliki alokasi waktu untuk
sharing cerita atau setengah pertemuan untuk pembicara tamu atau kegiatan
lain.Kegiatan dapat berupa:
a) Reading dalam tentang topic masalah kesehatan
b) Art dan drawing
c) Game dan latihan
d) Menulis
e) Mendatangkan pembicara / tamu yang berkompeten untuk memberikan materi
yang sesuai dengan topik yang disepakati
f) Role Play
g) Imaginatif tehnik
h) Sharing stories personal dan pengalama
2.3.6 Aktivitas
Menurut Dombec & Moran (2000), aktivitas yang dapat dilakukan adalah
a. Memahami masalah, tiap anggota harus memahami isu, gejala atau masalah
yang dialami, langkah pertama ke self help, selanjutnya memahami issue dan
sifat masalah. Perhatikan kecenderungan yang mungkin terjadi terhadap
masalah. Pertanggungjawaban ketika membuat atau mempertahankan suatu
masalah
b. Memecahkan masalah kedalam bagian-bagian kecil ketika sudah memahami
masalah, kemungkinan masalah dirasakan terlalu besar untuk digambarkan
yang dapat dilakukan adalah mencoba menangkap semua masalah, membagi
kedalam bagian-bagian selanjutnya buat rencana bagaimana memperbaiki
bagian demi bagian
c. Menentukan tujuan, pada sesi ini setiap masalah sudah dibagi menjadi bagian-
bagian kecil, selanjutnya membuat tujuan, dimana, berapa lama akan
diselesaikan
d. Menentukan bagaimana mengukur pencapaian tujuan. Beberapa cara untuk
mengukur pencapaian tujuan adalah apa permasalahan utama yang terlihat,
berapa lama waktu untuk mencapai tujuan, apa yang telah dilakukan untuk
mencapai tujuan
Sesi 5-7 merencanakan suatu solusi
Tujuan Khusus:
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Metode:
Diskusi dan tanya jawab
Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
6. Menanyakan perasaan peserta hari ini
7. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
1. Menjelaskan tentang konsep: pengertian, tujuan, prinsip, membuat beberapa
kesepakatan (nama kelompok, anggota kelompok) dan aturan
2. Menjelaskan 7 langkah kegiatan
1) Identifikasi permasalahan yang ingin diubah
2) Mengetahui cara penyelesaian masalah
3) Menetapkan tujuan dan sasaran dari permasalahan
4) Menentukan cara mengukur kemajuan (kriteria standar, waktu)
5) Memilih pemecahan masalah
6) Menentukan metode yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi.
7) Melakukan tindakan sesuai rencana
c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman tentang permasalahan
2. Kontrak
3. Doa
4. Mengucap salam
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku kerja
masing-masing anggota
PERTEMUAN KEDUA DAN SETERUSNYA
Tujuan khusus:
Setting:
Terapis dan peserta duduk bersama setengah lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
Alat / bahan:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Spidol
Metode:
Curah pendapat
Diskusi
Tanya jawab
Role Play
Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Menanyakan perasaan peserta hari ini dan evaluasi rencana tindak lanjut pertemuan
sebelumnya
3. Menyepakati topic ( permasalahan ), tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
Melakukan role play:
1. Identifikasi permasalahan yang ingin diubah
2. Mengetahui cara penyelesaian masalah
3. Menetapkan tujuan dan sasaran dari permasalahan
4. Menentukan cara mengukur kemajuan (kriteria standar, waktu)
5. Memilih pemecahan masalah
6. Menentukan metode yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi.
7. Melakukan tindakan sesuai rencana
c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman anggota tentang topik yang diangkat
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak
4. Doa
5. Mengucap salam
Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku kerja
masing-masing anggota
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan