Anda di halaman 1dari 2

Judul : Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi dan Serat Nanas pada Pembuatan

Paving-Block / Beton

Sekam padi banyak ditemukan di negara-negara penghasil padi seperti


Indonesia, Malaysia, Thailand dll. Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran
kulit padi. Warna abu sekam padi dari putih keabu-abuan sampai hitam, warna
ini tergantung dari sumber sekam padi dan suhu pembakaran. Jumlah sekam
padi yang dihasilkan sekitar 20% - 33% dari berat padi dan tiap tahunnya
dihasilkan sekitar 137 juta ton (Lim, et al., 2012). Abu sekam padi dapat
digunakan sebagai bahan penganti semen yaitu bahan tambah untuk
konstruksi dengan tujuan meningkatkan nilai tambah dalam pembuatan beton
yang mempunyai sifat-sifat yang lebih bagus (Xu, et al., 2012). Produksi bahan
semen dari abu sekam padi sudah direkomendasikan untuk negara-negara
berkembang karena hal ini dapat mengurangi masalah yang diakibatkan oleh
sekam padi sebagai bahan sisa dari lahan pertanian (Ajiwe, et al., 2000 ; Xu, et
al., 2012).

Abu Sekam padi atau RHA merupakan bahan berlignoselulosa seperti biomassa
lainnya namun mengandung silika yang tinggi. Kandungan kimia sekam padi
terdiri atas 50 % selulosa, 25 30 % lignin, dan 15 20 % silika (Ismail and
Waliuddin, 1996). Sekam padi saat ini telah dikembangkan sebagai bahan baku
untuk menghasilkan abu yang dikenal di dunia sebagai RHA (rice husk ask).
Penggunaan abu sekam padi dengan kombinasi campuran yang sesuai pada
semenakan menghasilkan semen yang lebih baik (Singh et al., 2002).
Cara kerja :

Dalam pembuatan beton busa ringan, pertama-tama pasir, semen dan abu
sekam padi, serat nanas diaduk hingga tercampur rata dan homogen
menggunakan mixer beton. Kemudian air dimasukkan secara perlahan-lahan
dalam campuram dan diaduk hingga menjadi adukan yang homogen.

Komposit serat nanas dan ijuk ini masih diproduksi dengan cara manual. Tahap
pertama yaitu proses alkalisasi daun nanas; yakni dengan merendam daun
nanas dengan NaOH kemudian dijemur dan diurai menjadi serat nanas. Serat
nanas kemudian disusun pada cetakan sesuai bentuk yang diinginkan.
Penyusunan harus dilakukan secara padat dan merata sehingga bisa tercipta
komposit yang kuat dan tidak mudah pecah. Setelah yakin penyusunan serat
dilakukan dengan sempurna. Proses selanjutnya yaitu pemberian resin. Sesaat
setelah resin dituangkan ke dalam cetakan, bakal komposit ini ditempa dengan
tekanan yang kuat sehingga serat dan resin menyatu dengan sempurna.

Bahan alat :

semen Portland , abu sekam padi, air dan serat nanas . Abu sekam padi yang
digunakan adalah sebesar 0%, 10%, 20% dan 30% sebagai pengganti semen
Portland. Abu sekam padi merupakan hasil pembakaran sekam padi yang pada
umumnya mempunyai kadar silika lebih dari 90% (Antioho s, 2014).

Anda mungkin juga menyukai