PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak di obati atau pengobatannya tidak
semua kasus TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada
tahun 2011 dan 8,2 pada tahun 2012. Apabila dilihat data per provinsi,
menunjukkan variasi proporsi dari 1,8% sampai 15,9%. Hal ini menunjukkan
kualitas diagnosis TB anak masih sangat bervariasi pada level provinsi. Kasus
BTA positif pada TB anak tahun 2010 adalah 5,4% dari semua kasus TB
Anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 menjadi 6%.2
cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia..3
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu (1) diagnosis tidak tepat (2) pengobatan
tidak adekuat (3) program penangulangan tidak dilaksanakan dengan tepat (4)
1
infeksi endemik HIV (5) migrasi penduduk (6) mengobati sendiri (7)
karena jumlah anak berusia <15 tahun adalah 40-50% dari seluruh jumlah
populasi.4
Jumlah kasus TB anak dari tujuh Rumah Sakit (RS) Pusat Pendidikan di
Strategi utama dalam pencegahan dan kontrol TB adalah deteksi dini dan
yang lebih baik, sehingga mampu mempertahankan diri terhadap penyakit atau
dibeberapa negara5
Secara global pada tahun 2014 , diperkirakan 9,6 juta insiden kasus TB : 5,4
juta pria, 3,2 juta di antara perempuan dan 1,0 juta anak-anak. survei prevalensi
di Indonesia diperkirakan bahwa ada sekitar 1 juta kasus TB baru per tahun di
Indonesia.6
Selatan, jumlah TB paru klinis sebanyak 37.286 orang, tercatat BTA positif
2
sebanyak 5.76144 orang, diobati sebanyak 6.442 orang dan sembuh sebanyak
4.763 orang (73,94%). BTA positif pada kab/kota yang tertinggi masih di Kota
orang.7
Dari data yang telah dipaparkan di atas, penyakit TB pada anak merupakan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Makassar.
2. Tujuan Khusus
3
b. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu terhadap imunisasi BCG paru
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
pelayanan dilapangan.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
paru 8
2. Etiologi
kuman berbentuk batang dan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um.
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian
lebih tahan terhadap asam ( asam alkohol ) sehingga disebut bakteri tahan
asam (BTA) dan ia juga tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman
dapat tahan hidup dalam udara kering maupun dalam keadaan dingin ( dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini dapat terjadi karena kuman
berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkin
Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan kuman lebih
tekanan oksigen pada bagian apikal paru- paru lebih tinggi dari bagian lain,
5
sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit
tuberkulosis.9
3. Patogenesis TB
Infeksi primer terjadi pada anak yang sebelumnya belum pernah terpajan
dengan kuman TB. Droplet yang terhirup masuk kedalam paru, karena
Paru merupakan port dentre lebih dari 98% kasus infeksi TB. Kuman TB
yang masuk ke paru, pada sebahagian kasus akan dihancurkan oleh imunitas
membentuk lesi yang disebut fokus primer Ghon. Melalui aliran saluran
limfe, dari fokus Ghon, kuman TB akan dibawa ke kelenjar limfe regional.
kompleks primer terbentuk, saat itu imunitas seluler juga terbentuk yang
4. Faktor Resiko
6
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB
lebih muda. Selain itu, juga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh anak.
dengan penderita dewasa dengan BTA sputum positif.10,11 Selain itu juga
7
5. Diagnosis
tinggi.
3. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat
6. Penegakan Diagnosis
8
serebrospinal, cairan pleura, atau pada biopsi jaringan. Pada anak, kesulitan
kuman TB di sekret bronkus pasien anak lebih sedikit daripada dewasa karena
lokasi kerusakan parenkim paru tidak seberat pada dewasa. Kuman BTA baru
dapat dilihat dengan mikroskop bila jumlahnya paling sedikit 5.000 kuman
dalam 1 ml dahak.13
7. Komplikasi
jalan nafas.
dan sebagainya.
B. Imunisasi BCG
9
Strategi utama dalam pencegahan dan kontrol TB adalah deteksi dini dan
Vaksin BCG dikembangkan oleh Camille Calmett dan Albert Guerin sejak
tahun 1906, dan pada tahun 1921 vaksin BCG yang berasal dari strain M.
berbahaya diganti dengan infeksi BCG yang tidak berbahaya dan timbul
dalam mekanisme mikrobisida dan telah dibuktikan bahwa sitokin ini mampu
Selama ini, lebih dari 3 milyar dosis vaksin BCG telah diberikan di seluruh
1975, telah banyak penelitian kasus kontrol yang dilakukan untuk mengetahui
Efek proteksi vaksin BCG pada anak maupun dewasa, tidak ditemukan lagi
lima tahun setelah penyuntikan.15 Hingga saat ini, pemberian imunisasi BCG
masih menjadi bagian dari strategi WHO dalam menanggulangi masalah TB,
10
terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Satgas imunisasi
BCG setelah usia 1 bulan lebih baik.3 Imunisasi BCG memiliki efek proteksi
terhadap penyakit TB, selain itu juga memiliki efek proteksi terhadap infeksi
TB alamiah. Suatu penelitian yang dilakukan pada anak yang terpapar dengan
Imunisasi BCG dapat mempengaruhi hasil uji tuberkulin, dan belum ada
metode yang reliable yang dapat membedakan hasil uji tuberkulin akibat
spesifitas yang lebih baik dibanding uji tuberkulin untuk mendeteksi infeksi
C. PENGETAHUAN
A. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seorang
karena adanya pengetahuan yang ada pada dirinya terbentuknya suatu perilaku
baru, terutama yang ada pada orang dewasa dimulai pada dominan kognitif.
11
Dalam arti seseorang terlebih dahulu diberi stimulus yang berupa informasi
bentuk sikap pada ibu tersebut terhadap informasi Imunisasi BCG dengan
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa
B. Tingkat Pengetahuan
yaitu :
a) Tahu (Know)
b) Memahami (comprehension)
12
c) Apliksi/penerapan (application)
d) Analisis (analysis)
organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat
mengelompokkan.
e) Sintesis (synthesis)
f) Evaluasi
13
Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2011) bahwa terdapat tujuh faktor yang
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
langsung.
c) Umur
fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar pertumbuhan fisik terdiri
dan dewasa.
d. Minat
14
Minat sebagai suastu kencendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap
e. Pengalaman
kehidupannya.
kebersihan lingkungan.
g. Informasi.
D. Sikap
15
A. Pengetian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat tetapi hanya
tersebut.
Sikap dalam hal ini merupakan sikap ibu dalam mencegah penyakit
tersebut menstimuus diri ibu untuk memberi respon, dapat berupa sikap
positif atau negatif, akhirnya akan iwujudkan dalam perilaku atau tidak.
a. Pengalaman pribadi
16
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang
c. Pengaruh kebudayaan
d. Media massa
mempengaruhi sikap.
f. Faktor emosional
17
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.(18)
lain. Sebagai contoh seorang tahu kesehatan itu sangat berharga jika
sikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak
di hadapinya.
18
Anak ( Penyebabnya, akibatnya pencegahannya, dan sebagainya ).
D. Fungsi Sikap
c. Fungsi nilai ekpresi, yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang ada
pada dirinya. Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang
19
E. Tingkatan Sikap
indikasi sikap, terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu
F. Ciri-Ciri Sikap
a. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui
sikap.
20
d. Sikap dapat dituju pada satu atau banyak objek.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dan sikap ibu terhadap Imunusasi BCG dengan kejadian TB Anak di Balai
21
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
2016.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
(Hifayat,2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang yang
ada di Makassar
2. Sampel
a) Kriteria Inklusi
Paru Makassar
b) Kriteria Eksklusi
22
Ibu yang sedang melakukan pemeriksaan
Keterangan
n : Besar sampel
Z : Kesalahan tipe I
Z : Kesalahan tipe II
Q2 :1 P2
peneliti = P2 + 0,2
Q1 :1 P1
Q :1P
Diketahui :
Z : 5% = 1.96
Z : 20% = 0.842
23
Q2 :1 0,02 = 0.98
Q1 :1 0,22 = 0.78
Q : 1 0.12 = 0.88
2
1.9602(0.12)(0,88) + 0.842(0,22)(0,78) + (0,02)(0,98)
=[ ]
0.22 0.02
= 40,13
Sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
F. Pengumpulan Data
24
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner.
penenlitian ini tidak memberi dampak buruk bagi responden dn tidak ada
sanksi bagi responden yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
1. Pengolahan Data
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah dengan
A. Editing
B. Coding
25
dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk
atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
lengkap.
2. Penyajian Data
H. Analisis Data
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
26
Adalah analisis yang dilakukan terhadap hubungan antara dua variabel
I. Etika Penelitian
consent.
DAFTAR PUSTAKA
2. Juknis TB anak:2013
27
7. Profil kesehatan provinsi sulawesi selatan : 2012
Pustaka, Jakarta.
9. IPD
11. Singh M, Mynak ML, Kumar L, Mathew JL, Kindal SK. Prevalence and
contact with adult having pulmonary tuberculosis. Arch Dis Child. 2005;
90:624-8
12. Rahajoe, N.N., Supriyanto, B., Setyanto, D.B., 2010. Buku Ajar
Jakarta: Depkes-IDAI.
Tuberkulosis. Jakarta
15. Pereira SM, Souza OM, Ximenes R, Barreto M. BCG vaccine against
http://www.sanofi Pasteur.ca.
28
17. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
EGC.
19. Laily isroin, sulistyo A. 2012. Konsep dan aplikasi dalam praktik
29